cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 20887396     EISSN : 26140039     DOI : 10.12928
Core Subject : Social,
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan [e-ISSN: 2614-0039] publishes articles containing ideas, research results, literature review, and other innovative creations on citizenship, Pancasila and Civic Education learning, Pancasila and Civic Education learning models, Pancasila and Civic Education learning media, assessment and evaluation of Pancasila and Civic Education learning, Pancasila and Civic Education research and development, moral/ethical philosophy, state law education, socio-political education of the state, socio-cultural education.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2019)" : 7 Documents clear
Kampus sebagai miniatur keindonesiaan Asep Wawan Jatnika; Epin Saepudin; Chairil Nur Siregar
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.835 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.15937

Abstract

Keberhasilan “identitas” sebagai komoditas dalam kontestasi politik tanah air terjadi karena rendahnya pemahaman, penghargaan, dan pengakuan akan keberagaman. Implikasi dari rendahnya kompetensi dalam menyikapi keberagaman bangsa Indonesia berpangkal pada cara pandang terhadap perbedaan yang ada dalam masyarakat. Gejala rendahnya penghargaan akan keberbedaan belakangan ini sudah mulai memasuki dunia kampus dan ditengarai menjadi cikal bakal tumbuh kembangnya paham radikal di perguruan tinggi. Terlepas dari berbagai fenomena dan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa radikalisme tumbuh subur di perguruan tinggi, tulisan ini mencoba memberikan perspektif lain dalam melihat kampus dengan cara pandang yang lebih positif. Lebih spesifik, bahasan akan difokuskan pada posisi strategis kampus sebagai miniatur keindonesiaan dan sebagai wahana pembudayaan nilai-nilai kebangsaan. Selain itu, akan diulas pula mengenai cara pandang, pola sikap, dan pola tindak terhadap keberagaman budaya, etnisitas, adat-istiadat, dan agama yang hadir berdampingan di lingkungan kampus.----------------------------------The success of "identity" as a commodity in political contestation in Indonesia due miss understanding, appreciation, and recognition of diversity. The implication of low competence in responding to the diversity of the Indonesian nation stems from the perspective of differences in society. Symptoms of low appreciation for diversity lately have started to enter the campus world and are suspected to be the forerunner to the growth of radical understanding in higher education. Apart from various phenomena and research results that show that radicalism thrives in universities, this paper tries to provide another perspective in viewing the campus with a more positive perspective. More specifically, the discussion will focus on the strategic position of the campus as a miniature of Indonesians and as a vehicle for the culture of national values. Besides, it will also review the perspective, attitude patterns, and patterns of action towards the diversity of cultures, ethnicities, customs, and religions that exist side by side in the campus environment.
Reorientasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada sekolah dasar dalam wacana kewarganegaraan smart and good citizen Yayuk Hidayah
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.959 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.12938

Abstract

Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk reorientasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Sekolah Dasar dalam wacana kewarganegaraan smart and good citizen, mengkaji mengenai wacana kewarganegaraan. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah library research. Tekhnik pengumpulan data di lakukan dengan coding data. Analisis data yang di  lakukan dalam penelitian ini adalah secara induktif, yaitu dengan dua tahapan berupa reduksi data dan penyajian datadokumen. Hasil analisis menunjukan bahwa reorientasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Sekolah Dasar dalam wacana kewarganegaraan merupakan penegasan bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan bagian dari pendidikan karakter. Melalui artikel ini peneliti merekomendasikan peneliti selanjutnya  agar melakukan kajian yang meluas dan mendalam mengenai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar-----------------------------------------------The purpose of this article is to reorient Pancasila and Citizenship Education in Elementary  (PPKn) Schools in smart and good citizen citizenship discourse, examining the discourse of citizenship. The method used in this article is library research. Data collection techniques are done by coding data. The data analysis carried out in this study is inductively, with two stages in the form of data reduction and document presentation. The results of the analysis show that the reorientation of Pancasila and Citizenship Education in Primary Schools in the discourse of citizenship is an affirmation that Pancasila and Citizenship Education is part of character education. Through this article the researcher recommends further researchers to conduct a broad and in-depth study of Pancasila and Citizenship Education in Primary Schools (PPKn).
Apakah model discovery learning berhasil meningkatkan pemahaman nilai-nilai komitmen integrasi nasional? Sae’an Sae’an
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.393 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.15938

Abstract

Penelitian ini diterapkan untuk melihat peningkatan nilai-nilai komitmen yang terintegrasi secara nasional menggunakan model discovery learning. Subjek penelitian adalah kelas X sebanyak 35 siswa dengan kategori usia ± 16-17 tahun. Tujuan nyata dalam penelitian ini yaitu mengetahui sejauh mana model Discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi integrasi nasional dalam Bhineka Tunggal Ika yang kurang diperhatikan secara langsung. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Data primer diperoleh dari kegiatan pembelajaran peserta didik yang dilakukan melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa siklus I diperoleh ketuntasan klasikal dan nilai rerata kelas sebesar 77% (81) mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 91%(89). Faktor peningkatan terjadi disebabkan: (1) pengumpulan informasi secara terbimbing dalam sumber media online; (2) rasa ingin tahu, kreativitas, dan merumuskan pertanyaan kritis; (3) keberhasilan dalam mengkomunikasikan informasi.--------------------------------------This research is applied to see the increase in commitment values that are integrated nationally using the Discovery learning model. The subjects of the study were 35 students in class X with the age category ± 16-17 years. The real objective in this research is to know the extent to which the Discovery learning model is able to improve student learning outcomes on national integration material in Unity in Diversity which is not directly addressed. This type of research uses classroom action research with a qualitative approach carried out in two cycles. Primary data obtained from the learning activities of students conducted through observation, tests, and documentation. The results of the study prove that the first cycle obtained classical completeness and the average grade of 77% (81) has increased in the second cycle of 91% (89). The increase factor occurred due to: (1) guided collection of information in online media sources; (2) curiosity, creativity, and formulating critical questions; (3) success in communicating information.
Revitalisasi peran perguruan tinggi dalam menangani gerak radikalisme dan fenomena melemahnya bela negara di kalangan mahasiswa Leni Anggraeni; Cecep Darmawan; Sri Wahyuni Tanshzil
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.391 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.15957

Abstract

Paham radikal semakin merisaukan karena berkembang pada kelompok strategis yaitu pemuda. Penyebaran melalui media sosial dengan kemunculan hoax serta beberapa situs web radikal menjadi tren baru serta andalan kaum teroris dalam menyebarkan pahamnya. Gerakan radikalisme sangat masif, terorganisir dan berbahaya. Hal ini diperparah dengan lemahnya semangat bela negara dikalangan mahasiswa. Oleh karenanya penanganannya pun harus dilaksanakan secara komprehensif yang salah satunya melalui revitalisasi peran perguruan tinggi di Jawa Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Responden dalam penelitian adalah dosen, pimpinan bidang kemahasiswaan dan mahasiswa pada beberapa Universitas di Jawa Barat (UPI, Unpad, UIN Bandung, ITB, dan IPB).  Tujuan penelitian adalah mengetahui peran Perguruan Tinggi di Jawa Barat dalam menangani gerak radikalisme dan fenomena melemahnya bela negara dikalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa peran perguruan tinggi dalam menangani gerak radikalisme dan fenomena melemahnya bela negara dapat dilaksanakan melalui tiga jalur utama, yaitu melalui pembelajaran Mata Kuliah Umum (MKU), lembaga kemahasiswaan, dan organisasi kemahasiswaan.Kata kunci: perguruan tinggi, penanganan gerak radikalisme, mahasiswa ABSTRACTRadicalism is increasingly troubling because it develops in strategic groups, namely youth. Spreading through social media with the emergence of hoaxes and several radical websites has become a new trend and a mainstay of terrorists in spreading their understanding. The radicalism movement is very massive, organized, and dangerous. It compounded by the weak spirit of defending the country among students. Therefore, the handling must carried out comprehensively, one of which is through revitalizing the role of universities in West Java. The approach used in this research is qualitative with descriptive methods. Respondents in the study were lecturers, student leaders, and students at several universities in West Java (UPI, Unpad, UIN Bandung, ITB, and IPB). The purpose of the study to determine role of universities in West Java in dealing with the movement of radicalism and the phenomenon of weakening the national defense among students. Based on the results of the study, it can seen that the role of Higher Education in dealing with the movement of radicalism and the phenomenon of weakening state defense can carried out through three main channels, namely through General Courses (MKU), Student Institutions, and Student Organizations.
Islam dan Indonesia Ruslan Ruslan; Fandy Adpen Lazzavietamsi; Nanda Winar Sagita
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.526 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.15936

Abstract

Kajian ini bertujuan mengurai perdebatan yang terjadi antara agama dan negara, dimana setiap agama mempunyai sikap yang berbeda dalam hubungan antara agama dan negara tersebut. Metode kajian dilakukan melalui studi pustaka atas penelitian yang berkaitan dengan persoalan tersebut. Melalui perspektif politik David Easton dan politik Islam kontemporer, secara garis besar terdapat dua arah dalam memandang agama Islam dan Negara Indonesia. Pertama, Islam merupakan agama yang monoteistik dan mencakup segala aspek kehidupan dan dalam rangka mengimplementasikan ajaran tersebut secara utuh, maka berdirinya negara Islam merupakan suatu keharusan. Kedua, Islam dan Indonesia sudah berkait dalam suatu prinsip dasar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, bahkan jika dicermati sila satu Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa”, sila tersebut mengisyaratkan monoteistik. Dan apabila dibandingkan dengan agama lain konsep ketuhanan dalam agama Islam menganut kepercayaan kepada satu Tuhan (monoteis).---------------------------------This study aims to parse debate between religion and state, where each religion has a different attitude in the relationship between religion and the state. The method of the study carried out through a literature study on research related to the issue. Through David Easton's political perspective and contemporary Islamic politics, there are broadly two directions in viewing Islam and the Indonesian State. First, Islam is a monotheistic religion and encompasses all aspects of life, and in order to implement the teachings in full, the establishment of an Islamic state is a must. Secondly, Islam and Indonesia have been linked in a fundamental principle of nationhood and state, namely Pancasila, even if observed by the precepts of one Pancasila "Godhead of the Almighty", the precepts imply monotheism. And when compared to other religions, the concept of God in Islam embraces the belief in one God (monotheist).
Praktik demokrasi dan kapitalisme di Indonesia dewasa ini Supriyadi Supriyadi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.55 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.15310

Abstract

Pada sistem demokrasi, pemerintah sebagai penyelenggara negara harus memperhatikan kepentingan rakyat. Kekuasaan politik di negara berpaham demokrasi tidak boleh dilaksanakan demi kepentingan penguasa, karena di dalam kekuasaan itu terkandung kepercayaan untuk melindungi kepentingan rakyat. Kapitalisme dapat hidup beriringan dengan demokrasi, karena keduanya berbasis kebebasan warga negara. Kapitalisme sebagai paham ekonomi yang berazaskan pemilikan individu, pasar, persaingan, dan profit memberikan keleluasaan gerak usaha. Indonesia adalah negara yang menganut paham demokrasi, tetapi secara konstitusional menolak kapitalisme. Dalam praktiknya, kemajuan demokrasi di Indonesia tak terhindar dari kapitalisme yang berimbas pada berbagai segi kehidupan yang dapat merusak demokrasi itu sendiri, akibat dari kepentingan sempit penguasa.
SAMPUL JURNAL Baehaqi Arif, Dikdik
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019): Vol 2. No. 1 2019
Publisher : Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.081 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.16927

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 7