cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 20887396     EISSN : 26140039     DOI : 10.12928
Core Subject : Social,
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan [e-ISSN: 2614-0039] publishes articles containing ideas, research results, literature review, and other innovative creations on citizenship, Pancasila and Civic Education learning, Pancasila and Civic Education learning models, Pancasila and Civic Education learning media, assessment and evaluation of Pancasila and Civic Education learning, Pancasila and Civic Education research and development, moral/ethical philosophy, state law education, socio-political education of the state, socio-cultural education.
Arjuna Subject : -
Articles 155 Documents
Improvisasi pembelajaran pendidikan Pancasila pada era pandemi Covid-19 Kosasih Adi Saputra
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v4i1.20189

Abstract

Pandemi Covid 19 sangat berdampak pada beberapa sektor penting salah satunya dalam bidang pendidikan. Pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi agar pembelajaran tetap bisa dilaksanakan walaupun dalam jarak dan waktu yang terbatas. Sehingga para pendidik melakukan upaya untuk melukakan inovasi dan improvisasi pembelajaran. Pada mata kuliah Pendidikan Pancasila, dosen dituntut untuk tetap melakukan upaya pencapaian tujuan pembelajaran sebagai pembentukan karakter bangsa di tengah kondisi yang banyak mengalami hambatan. Artikel ini menyampaikan beberapa rumusan di antaranya: 1) bagaimana dampak pandemi covid terhadap pendidikan tinggi? 2) bagaimana dosen memberikan layanan pendidikan? 3) bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran pendidikan Pancasila? Penelitian ini melalui pendekatan deskriptif kualitatif, menitik beratkan pada pengalaman selama proses pembelajaran yang dilakukan dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila ditambah dengan literatur hasil penelitian yang relevan. Penelitian dilaksanakan di Jurusan Gizi, Kesehatan Masyarakat, Akuntansi, serta Keuangan dan Perbankan. Semuanya di Universitas Siliwangi. Waktu penelitian dimulai dari Oktober 2020 sampai dengan Desember 2021. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Improvisasi Pembelajaran Pendidikan Pancasila pada Era Pandemi Covid-19 dilakukan melalui media pembelajaran dalam jaringan. Melakukan berbagai upaya peningkatan layanan pendidikan yang baik di antaranya dengan memilih media pembelajaran dapat mempermudah komunikasi dosen dengan mahasiswa, serta melakukan cara-cara yang kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran online. Improvisasi bukan berarti mengabaikan esensi, karena dilakukan dengan persiapan yang baik, improvisasi yang dimaksud lebih kepada melihat situasi pada saat proses berlangsung sehingga dapat memperbaiki hal-hal yang menjadi kelemahan.
Peran organisasi kemahasiswaan dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter peduli sosial mahasiswa Muhtar Galuh Ardian; Aris Riswandi Sanusi; Tridays Repelita
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.18221

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran organisasi dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter peduli sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini ialah Dosen Pendamping Mahasiswa, Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengurus badan eksekutif mahasiswa dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter peduli berhasil, tetapi keberhasilan tersebut hanya dapat dilakukan di dalam internalisasi kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tidak secara menyeluruh terhadap mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Rekomendasi penelitian ini, bagi universitas buana perjuangan selaku penyelenggara pendidikan harus menekankan pembelajaran didalam kelas bukan hanya mengutamakan nilai intelektualitas saja tetapi aspek afektif dalam membentuk karakter mahasiswa harus dilakukan secara optimal, bagi organisasi badan eksekutif mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan harus mengintensifkan kegiatan pembentukan karakter yang diselenggarakan dengan berpedoman dengan silabus dan kurikulum organisasi, bagi mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan sudah seharusnya memanfaat organisasi sebagai wadah pengembangan segala bentuk potensi yang ada didalam diri pribadinya.Kata kunci: Organisasi, Pembentukan karakter peduli sosial, Mahasiswa
Generasi milenial dan Pancasila Bambang Arianto
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.18963

Abstract

Artikel ini bertujuan mengelaborasi pandangan generasi milenial terhadap nilai-nilai Pancasila di media sosial. Dikarenakan konten yang bermaterikan nilai-nilai Pancasila di media sosial sangat jarang ditemui. Padahal konten Pancasila berperan sebagai sarana efektif untuk memperkenalkan dan memperkuat pemahaman generasi milenial terhadap nilai-nilai Pancasila. Minimnya konten Pancasila di media sosial, berdampak pada semakin jauhnya generasi milenial dalam pengamalan nilai luhur Pancasila sebagai pegangan hidup bersama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan berbasis pada data percakapan warganet di platform Twitter. Artikel ini berpendapat bahwa generasi milenial sangat membutuhkan konten Pancasila di media sosial. Artikel ini juga berpendapat bahwa dibutuhkan peran para aktor warganet dalam ikut memproduksi dan memperkuat konten berbasis Pancasila di media sosial.
Nilai moral Pancasila untuk membangun bangsa di era globalisasi Anisa Nur Padilah; Dinie Anggraeni Dewi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.20536

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan peran, implementasi serta aktualisasi nilai-nilai yang terkandung dalam setiap butir Pancasila di era globalisasi dalam rangka memperkuat moral untuk membangun dan memajukan bangsa. Dalam penulisannya, penelitian ini dikaji menggunakan metode kualitatif atau pendekatan deskriptif sehingga diperoleh pembahasan melalui studi kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber. Setelah di analisis, maka diperoleh bahwa globalisasi merupakan hal yang membawa dampak perubahan bagi tatanan kehidupan masyarakat. Dalam hal ini Pancasila memiliki peran untuk menerima dan menyaring informasi baru yang masuk agar bangsa Indonesia khususnya generasi muda tidak kehilangan jati dirinya, karena generasi muda sangat diharapkan untuk dapat meneruskan perjuangan dalam membangun dan memajukan bangsa. Dengan adanya hal tersebut diperlukan penanaman nilai-nilai Pancasila untuk kembali membangun dan memajukan bangsa. 
Haji Abdul Malik Karim Amrullah thoughts about inter-religious tolerance Farhan Erlangga Ramadhan; M Japar; Achmad Husen
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.21573

Abstract

This study aims to analyze of Hamka's thoughts about inter-religious tolerance and its relevance to clause 29 verse (2) of the 1945 Constitution. The research used in this study is a qualitative descriptive method with the type of literature study. Data sources use primary data sources and secondary data sources. The data calibration technique in this research uses data triangulation and expert opinion. The data analysis technique uses reduction, data presentation, and conclusion. The results of the study show that in Hamka's thoughts about inter-religious tolerance, it can be seen using the conception in understanding tolerance according to Rainer Forst, including: (1) Tolerance as an attitude of mutual respect includes no compulsion on someone in embracing religion; and not tarnish the purity of other religions. (2) Tolerance as an attitude of mutual esteem includes doing justice and being kind; equality of human rights; tolerance. In addition, its relevance to clause 29 verse (2) of the 1945 Constitution lies in the use of the concept of tolerance, such as equality of human rights, no compulsion on a person to embrace religion, justice, and tolerance as an instrument that can be used by the state to provide protection and guarantees for the people in the freedom to embrace religion and worship according to their beliefs. The conclusion from this research is Hamka's thoughts about inter-religious tolerance are only limited to social interactions such as in social and humanitarian activities.
Eksistensi budaya erturtur atau tradisi santun bertegur sapa pada Komunitas Persadaan Batak Karo Kota cimahi Lili Halimah; Heni Heryani; Mada Kencana Barus
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v4i2.21587

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk menganalisis budaya ertutur atau suatu tradisi bertegur sapa adat Batak Karo yang semakin hari semakin mulai ditinggalkan para generasi mudanya. Mereka umumnya tidak mengenal kembali silsilah atau keturunan terdahulunya. Di Kota Cimahi sendiri sebagian besar di Komunitas Batak Karo sebagian besar tidak mengenal budaya erturtur. Metode penelitan yamh digunakan adalah kualitatif dengan teknik wawancara kepada anggota Komunitas Batak Karo. Hasil penelitian meunjukkan bahwa budaya erturtur sudah mulai dipahami oleh komunitas tersebut. Hal ini menjadi tugas para tokoh adat, para pemimpin keagaan untuk membumikan kembali budaya erturtur di kalangan generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman.
Membangun keadaban digital warganet Indonesia dalam perspektif kewarganegaraan digital Erwin Susanto; Dasim Budimansyah
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v5i1.23347

Abstract

ABSTRAKLaporan Civil, Safety, and Interactions Online pada tahun 2020 oleh Microsoft yang memuat hasil survey dari Digital Civility Index (DCI). Survey tersebut bertujuan untuk menakar bagaimana tingkat keberadaban digital dari pengguna internet di dunia saat mereka berkomunikasi secara online dan menempatkan indeks keberadaban warganet Indonesia berada di posisi yang terburuk pada Kawasan Asia Tenggara. Yang lebih mengejutkan adalah respon negatif yang ditunjukkan oleh warganet Indonesia itu sendiri, mereka menyerang akun Microsoft dan seakan melakukan self-fulfilling prophecy yang membenarkan bahwa laporan DCI itu adalah nyata adanya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait urgensi keadaban digital dalam berinteraksi secara daring agar terbentuk interaksi yang sehat dan konstruktif di kalangan warganet Indonesia dilihat dari perspektif kewarganegaraan digital. Artikel ini disusun dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil studi menunjukkan bahwa keadaban digital warganet Indonesia rendah dikarenakan mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup dan dibutuhkan untuk berinteraksi secara daring dalam perspektif kewarganegaraan digital. Warganet yang kompeten setidaknya harus mampu menangani tantangan yang baru dan tantangan sehari-hari yang berkaitan dengan pekerjaan, kemampuan kerja, inklusi dan partisipasi dalam masyarakat, menghormati hak asasi manusia (HAM), dan perbedaan antar budaya. Dalam usaha pengembangan keadaban digital tersebut juga dibutuhkan kompetensi kecerdasan digital yaitu empati digital dan literasi media dan informasi..
Strategi pendidikan antikorupsi kepada keluarga di Kelurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta Dedek Helida Pitra
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v5i2.22410

Abstract

Lingkungan keluarga merupakan yang paling utama untuk menentukan masa depan anak, demikian pula karakter anak yang baik dimulai dari keluarga. Dilihat dari tren usia koruptor yang terjerat kasus korupsi masih tergolong muda, yaitu di bawah 40 tahun. Uniknya lagi, tindakan korupsi mulai melibatkan hubungan kekeluargaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pendidikan antikorupsi kepada kelurga. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif menjadi subjek penelitian adalah keluarga di Kelurahan Prenggan Kotagede Yogyakarta dan yang objek adalah Sukarelawan Pendidikan Antikorupsi di Kelurahan Prenggan dengan metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil yang diperoleh dalam studi ini menunjukkan bahwa strategi pendidikan antikorupsi yang dilakukan sukarelawan kepada keluarga adalah memberikan pendidikan antikorupsi secara langsung melalui kegiatan keluarga, baik secara individu maupun kelompok dengan media-media yang menyasar orang tua dan anak-anak. Upaya yang dilakukan oleh sukarelawan adalah menanamkan nilai kejujuran melalui ikatan antara suamu-istri, orangtua anak, maupun antartetangga. Penelitian ini dapat memperkaya pengalaman empiris strategi penanaman antikorupsi di dalam lingkungan keluarga.
Peran Pendidikan Pancasila dalam pembentukan karakter Silvia Oktaviana Lestari; Heri Kurnia
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v5i2.23179

Abstract

This article was prepared with the aim of knowing how Pancasila as the basis of the state also has a role in shaping the nation's character. Indonesia can be said to be experiencing a moral and moral crisis, because cases often happen to the community and many of the perpetrators of these cases are still underage. This is certainly something that cannot be underestimated because if it is allowed to continue it will cause the loss of good character in the nation's generation. This article conveys several formulations including: 1) How important is Pancasila Education? 2) What are the values contained in Pancasila? 3) How are Pancasila values applied in shaping character? This study uses a qualitative approach, the method used in compiling this article is a literature study. Sources of data are taken by searching and then reading reference journals. The results of the study show that the application of Pancasila values has a role in shaping character, because in each value of the Pancasila precepts there are goals and ideals of the Indonesian nation. With this Pancasila education, it is hoped that the generation of the Indonesian nation has a character in accordance with the values contained in each item of the Pancasila precepts. The decline in the value of Pancasila as a result of the development of globalization and the development of science can threaten the nation's ideology. Strengthening the values of Pancasila must be carried out to maintain the existing values of Pancasila.
Kajian pendidikan kewarganegaraan abad 21 untuk membentuk kecerdasan kewargaan yang berkeadaban publik Rianda Usmi; Anggriani Puspitaningrum
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v5i2.23345

Abstract

Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran strategis untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan kemampuan dasar sebagai bagian dalam mempersiapkan warga negara yang cerdas, bertanggung jawab dan beradab. Salah satu hal yang harus dikembangkan dalam pendidikan kewarganegaraan adalah kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence). Kecerdasan kewargaan menjadi penting untuk dikembangkan pada generasi muda agar memiliki keadaban publik. Penelitian ini bertujuan mengkaji kajian filosofis dan konseptual Pendidikan Kewarganegaraan di abad 21 untuk membentuk kecerdasan kewargaan yang berkeadaban publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi literatur/kepustakaan. Sumber data penelitian diperoleh dari buku maupun jurnal yang berkaitan dengan studi pendididkan kewarganegaraan, kecerdasan kewargaan, dan keadaban kewargaan. Prosedur meta analisis dalam penelitian ini dengan mengumpulkan data pustaka, membuat catatan, dan mereview sumber data. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan mengumpulkan dan menyusun suatu data yang kemudian dianalisis. Hasil yang diperoleh dalam studi ini menunjukkan bahwa arah filosofis, tujuan, dan kultur Pendidikan Kewarganegaraan abad 21 harus sejalan atau diorientasikan untuk menumbuh-kembangkan kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence) melalui koridor “value-based education” demi terciptanya generasi muda yang cerdas, berkualitas, unggul dan berdaya saing, serta berkarakter (berkeadaban publik). Terdapat tujuh kecakapan yang harus dibangun dalam menumbuh-kembangkan kecerdasan kewarganegaraan, yaitu (1) civic knowledge; (2) civic skill; (3) civic disposition; (4) civic confidence; (5) civic commitment; (6) civic competence; dan (7) civic culture