cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
m.syahrir7406@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
nurkhasanah@pharm.uad.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta, Indonesia Kode pos 55164
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Pharmaciana: Jurnal Kefarmasian
ISSN : 20884559     EISSN : 24770256     DOI : 10.12928
Core Subject : Health,
Pharmaciana is a scientific journal published by the University of Ahmad Dahlan worked closely with Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Pharmaciana published three times a year, namely March, July and November. with ISSN 2088-4559 and e-ISSN 2477-0256. The article published in the Journal Pharmaciana selected by editors and reviewed by the reviewer. Articles published in Pharmaciana must not be published in other journals or have been previously published. Pharmaciana is indexed in google scholar, ACI (Asean Citation Index), Dimension (Crossreff), Garuda, Sinta, Sherpa Romeo, Index Copernicus International, DOAJ, and BASE. Pharmaciana is accredited by DIKTI (DGHE) of Indonesia No. 105/E/KPT/2022 April 07, 2022
Articles 9 Documents
Search results for , issue " Vol 1, No 2: November 2011" : 9 Documents clear
AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BATANG BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) TERHADAP Candida albicans SERTA SKRINING FITOKIMIA Kumalasari, Eka; Sulistyani, Nanik
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) merupakan tanaman yang secara empiris telah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit yang disebabkan jamur.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak etanol batang Binahong terhadap C. albicans dan mengetahui kandungan kimia dalam ekstrak etanol batang Binahong. Serbuk batang Binahong diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%.Uji antifungi dilakukan dengan metode dilusi cair dengan berbagai konsentrasi ekstrak (85; 86; 87; 88; 89; 90% b/v). Ekstrak dicampur dengan suspensi jamur dalam media CYG dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24 jam untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM). Cairan kultur hasil inkubasi digoreskan pada media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) untuk menentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Uji tabung dan kromatografi lapis tipis dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol batang Binahong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KHM tidak dapat ditentukan karena ekstrak etanol keruh dan berwarna hijau pekat, sedangkan KBM ekstrak etanol batang Binahong terhadap C. albicans adalah 86% b/v. Hasil uji skrining fitokimia dengan uji tabung dan uji kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa batang Binahong mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.
UJI SITOTOKSISITAS DAN ANTIPROLIFERATIF FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa, Lour) TERHADAP SEL MIELOMA Hayu Nurani, Laela
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Kanker merupakan penyakit karena sel yang berproliferasi secara pesat dan terus-menerus (proliferasi). Jinten hitam (Nigella sativa, L.) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksisitas dan antiproliferasi ekstrak etanol dari biji jinten hitam (Nigella sativa, L.) terhadap sel Mieloma. Ekstrak etanol diperoleh dari serbuk biji jinten hitam dengan metode penyarian maserasi yang selanjutnya dilakukan fraksinasi dengan etil asetat. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan menginkubasi sel Mieloma dengan perlakuan ekstrak etanol biji jinten hitam (Nigella Sativa, L.) dengan beberapa seri kadar yaitu 2000; 1000; 500; 250 dan 62,5 ?g/ml. Pengujian dilakukan dengan metode MTT kemudian dihitung persen kematiannya. Nilai LC50 dihitung dengan menggunakan analisis probit. Penelitian dilanjutkan dengan uji antiproliferasi dengan menentukan doubling time pada perlakuan sampel kadar 125 ?g/ml dan 62,5 ?g/ml dengan kontrol sel pada jam ke-24, 48, dan 72. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji jinten hitam bersifat sitotoksik terhadap sel Mieloma dengan harga LC50 sebesar 177,01 ?g/ml. Hasil uji antiproliferasi menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan. Nilai doubling time sebesar 253 jam pada kadar 62,5 ?g/ml, 298,4 jam pada kadar 125 ?g/ml sedangkan pada kontrol sel adalah 54,52 jam,
OPTIMASI KOMPOSISI TEPUNG BERAS DAN FRAKSI ETANOL DAUN SENDOK (Plantago major, L) DALAM FORMULASI TABIR SURYA DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Sugihartini, Nining
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Oktil metoksisinamat (OMS) merupakan bahan aktif tabir surya yang akan mengalami degradasi setelah mendapat paparan sinar matahari. Di lain pihak, antioksidan memiliki potensi sebagai fotoprotektor sehingga dalam penelitian ini digunakan fraksi etanol daun Plantago major, L untuk mendukung potensi OMS. Selain itu ditambahkan juga tepung beras karena memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi optimum keduanya berdasarkan efektifitas OMS. Pada penelitian ini digunakan tiga formula berdasarkan metode simplex lattice design dengan perbandingan fraksi etanol daun Plantago major, L dan tepung beras sbb: FI (100%:0%), formula II (50%:50%), formula III (0%:100%). Ketiga formula dipaparkan cahaya matahari selama 5 jam (pukul 09.00-14.00 WIB) dengan setiap interval satu jam sampel diambil untuk ditetapkan nilai % transmisi eritema (%Te) dan pigmentasi (%Tp). Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk ditetapkan komposisi optimum yaitu yang memberikan nilai respon tertinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 100% tepung beras merupakan penambahan yang paling optimum untuk mendukung aktivitas OMS sebagai tabir surya dengan penurunan % transmsisi eritema sebesar 200% dan pigmentasi sebesar 75%.
EFEK LIKOPEN TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR SD (Sprague Dawley) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DENGAN MELIHAT AKTIVITAS SGPT DALAM DARAH Maysara, Risha; Yuliani, Sapto
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Hepar adalah salah satu organ terpenting yang menjadi tempat utama metabolisme obat di dalam tubuh. Adanya kerusakan pada hepar dapat ditandai dengan kenaikan aktivitas enzim Glutamat Piruvat Transaminase Serum (SGPT) dalam darah. Likopen adalah antioksidan yang mempunyai kemampuan mengeliminasi radikal bebas serta mendetoksifikasi senyawa elektrofilik sehingga kerusakan dapat dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah likopen dapat mencegah kerusakan hepar oleh parasetamol dengan mengukur aktivitas SGPT pada tikus putih galur Sprague Dawley. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley. Hewan uji dibagi dalam 4 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai control sehat (baseline) hanya diberi aquabidest, kelompok II sebagai kontrol sakit diberi parasetamol, kelompok III dan IV sebagai kelompok perlakuan yang masing-masing diberi likopen dengan dosis 15 ?g/kgBB dan 30 ?g/kgBB selama 21 hari. Pada hari ke-19 kelompok II, serta semua kelompok perlakuan diinduksi parasetamol. Pengambilan sampel darah dilakukan di sinus orbitalis pada hari ke-18 (sebelum diinduksi parasetamol) dan pada hari ke-21 atau dua hari setelah diinduksi parasetamol untuk mengetahui perbedaan aktivitas SGPT. Data yang didapat dianalisis menggunakan metode statistik non parametrik dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa likopen dosis 15 ?g/kgBB yang diberikan pada tikus yang diinduksi parasetamol memiliki aktivitas SGPT sebesar 130,10 ± 11,83 U/I dan likopen dosis 30 ?g/kgBB memiliki aktivitas SGPT sebesar 106,46 ± 2,36 U/I. Hasil tersebut tidak berbeda bermakna dengan kelompok yang diberi parasetamol saja yang memiliki aktivitas SGPT sebesar 92,53 ± 2,57 U/I. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa likopen dosis 15?g/kgBB dan 30 ?g/kgBB tidak dapat menurunkan nilai aktivitas SGPT pada tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi parasetamol.
EVALUASI IMPLEMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT YOGYAKARTA Baroroh, Faridah
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Upaya untuk menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi di rumah sakit, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Yogyakarta perlu melakukan evaluasi implementasi pelayanan informasi obat pasien rawat jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi implementasi pelayanan informasi obat pasien rawat jalan di instalasi farmasi Rumah Sakit Yogyakarta jika dibandingkan dengan target yang diinginkan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melihat dokumentasi data sekunder tentang program kerja instalasi farmasi, wawancara dengan apoteker yang bertugas melayani pasien rawat jalan sebagai subyek penelitian, serta pengamatan langsung terhadap pelayanan informasi obat pasien rawat jalan. Untuk mengetahui perbandingan realisasi dengan target yang diinginkan digunakan analisis kesenjangan. Hasil penelitian evaluasi implementasi pelayanan informasi obat pasien rawat jalan terlaksana dengan realisasi terjadi kesenjangan negatif sebesar (-0,67%). Komponen informasi obat yang disampaikan meliputi khasiat, cara penggunaan, aturan pakai, lama penggunaan obat, efek samping obat, sedangkan komponen informasi obat yang tidak disampaikan di instalasi farmasi Rumah Sakit Yogyakarta yaitu informasi jadwal pengobatan, dan tanda-tanda toksisitas.
EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI CCl4 Saiful Bachri, Moch.
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Ekstrak MeOH jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) telah diteliti efek hepatoprotektif pada dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB dengan menggunakan metode induksi CCl4. Mencit jantan galur Swiss (25±1,5 g) diberi perlakuan dengan jahe merah (100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB) dan Sillymarin (100 mg/kgBB) selama dua minggu sebelum diinduksi CCl4, 0,5 ml/kgBB secara intraperitonial. Setelah 24 jam mencit dibunuh dan diambil darah melalui vena porta untuk diuji aktivitas SGPT dan SGOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas SGPT dari ekstrak MeOH jahe merah dengan dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB, Sillymarin, kontrol, dan normal berturut turut, (34,51±5,3427) (38±4,28) (27,26±1,06) (36,61±1,87) dan 25,37±2,01 IU/L. Sedangkan aktivitas SGOT dari Ekstrak MeOH jahe merah dengan dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB, Sillymarin, kontrol dan kelompok Normal berturut turut, (88,88±0,94) (83,88±3,91) (83,99±7,24) (92,97±8,16) (82,99±3,97)U/L. Ekstrak MeOH jahe merah dosis 200 mg/kgBB dan Sillymarin secara signifikan (p < 0,05) dapat menurunkan aktivitas SGPT dan SGOT. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak MeOH jahe merah mempunyai efek hepatoprotektif.
ANALISIS COST-EFFECTIVENESS PENGGUNAAN SEFTRIAKSON DAN SEFOTAKSIM PADA TERAPI PROFILAKSIS APENDEKTOMI DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2006- 2007 Aisyah Muhartati, Sri; MuMuhlis, Muhammad; Supadmi, Woro
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian analisis cost-effectiveness penggunaan seftriakson dan sefotaksim pada terapi profilaksis apendektomi di RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta periode Januari 2006-Desember 2007. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui direct medical cost, cost-effectiveness ratio, dan untuk mengetahui obat yang lebih cost-effective seftriakson atau sefotaksim ditinjau dari perspektif rumah sakit.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif. Populasi penelitian ini adalah semua pasien rawat inap apendektomi yang memperoleh terapi profilaksis dengan seftriakson atau sefotaksim di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Populasi target penelitian ini adalah pasien rawat inap apendektomi yang memperoleh terapi profilaksis dengan seftriakson atau sefotaksim di kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari 2006-Desember 2007. Hasil dari penelitian ini menunjukkan direct medical cost pada pasien yang memperoleh terapi seftriakson adalah Rp.422.257, sedangkan yang memperoleh terapi sefotaksim adalah Rp.487.680. Cost-effectiveness ratio pada pasien yang memperoleh terapi seftriakson adalah Rp.105.564 per hari, sedangkan yang memperoleh terapi sefotaksim adalah Rp.162.560 per hari. Belum dapat menentukan obat mana yang lebih cost-effective.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ZAT AKTIF EKSTRAK METANOL RIMPANG KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) FRAKSI ETIL ASETAT Kusmiyati, .; Aznam, Nurfina; Handayani, Sri
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Kunyit putih banyak mengandung zat aktif yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan menentukan jenis zat aktif dari ekstrak metanol rimpang Kunyit Putih (Curcuma mangga Val) fraksi etil asetat serta menentukan kadar zat aktifnya. Sebanyak 1000 g kunyit putih halus dimaserasi dengan pelarut metanol pada suhu kamar selama 24 jam, disaring dan diulangi sebanyak 7x. Ekstrak metanol tersebut dipekatkan kemudian difraksinasi menggunakan etil asetat. Ekstrak etil asetat kental yang didapat sebanyak 39,05 g dipisahkan dengan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Senyawa hasil isolasi menggunakan KKG sebanyak 0,035g. Berdasarkan kesamaan dalam spektra UV-Vis dan GC-MS maka diduga senyawa zat aktif yang ada dalam ekstrak metanol kunyit putih fraksi etil asetat adalah senyawa Labda-8(17),12-dien-15,16-dial dengan kadar sebanyak 0,00149%.
ANALISIS SGPT-SGOT EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH PARE (Momordica Charantia L.) PADA TIKUS JANTAN PUTIH GALUR WISTAR Ari Nugrahani, Dwi; Sofia, Vivi
PHARMACIANA Vol 1, No 2: November 2011
Publisher : PHARMACIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.03 KB)

Abstract

Obat tradisional di Indonesia yang merupakan warisan budaya dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan bangsa Indonesia, diinginkan untuk dapat dipakai dalam sistem pelayanan kesehatan formal. Sebagaimana syarat peredaran obat pada umumnya, obat tradisional seharusnya memenuhi persyaratan kualitas, aman, dan berkhasiat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar SGPT-SGOT dari pemberian suspensi ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) yang diberikan secara peroral. Penelitian dilakukan menggunakan tikus jantan putih galur Wistar berjumlah 36 ekor, dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus jantan putih. Kelompok I (kontrol) diberi larutan CMC 0,5% 2,5 ml/200 g BB. Kelompok II diberi sediaan suspensi ekstrak etanol buah pare dosis 0,5 g/kg BB, kemudian berturut-turut kelompok III dengan dosis sediaan uji 1 g/kg BB, kelompok IV diberi sediaan uji dosis 2 g/kg BB, kelompok V diberi sediaan uji dosis 4 g/kg BB, dan kelompok VI diberi sediaan uji dosis tertinggi 8 g/kg BB. Hasil uji ketoksikan akut pada tikus putih jantan galur Wistar menunjukkan bahwa dari pemberian peroral sediaan suspensi ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.) dosis tunggal pada tikus jantan putih galur Wistar mulai dari dosis 0,5 g/kg BB sampai dengan dosis 8 g/kg BB tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai SGPT-SGOT.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2024): Pharmaciana Vol 13, No 3 (2023): Pharmaciana Vol 13, No 2 (2023): Pharmaciana Vol 13, No 1 (2023): Pharmaciana Vol 12, No 3 (2022): Pharmaciana Vol 12, No 2 (2022): Pharmaciana Vol 12, No 1 (2022): Pharmaciana Vol 11, No 3 (2021): Pharmaciana Vol 11, No 2 (2021): Pharmaciana Vol 11, No 1 (2021): Pharmaciana Vol 10, No 3 (2020): Pharmaciana Vol 10, No 2 (2020): Pharmaciana Vol 10, No 1 (2020): Pharmaciana Vol 9, No 2 (2019): Pharmaciana Vol 9, No 1 (2019): Pharmaciana Vol 8, No 2 (2018): Pharmaciana Vol 8, No 2 (2018): Pharmaciana Vol 8, No 1 (2018): Pharmaciana Vol 8, No 1 (2018): Pharmaciana Vol 7, No 2 (2017): Pharmaciana Vol 7, No 2 (2017): Pharmaciana Vol 7, No 1 (2017): Pharmaciana Vol 7, No 1 (2017): Pharmaciana Vol 6, No 2 (2016): Pharmaciana Vol 6, No 2 (2016): Pharmaciana Vol 6, No 1 (2016): Pharmaciana Vol 6, No 1 (2016): Pharmaciana Vol 5, No 1 (2015): Pharmaciana Vol 5 No 1, 2015 Vol 5, No 2 (2015): Pharmaciana Vol 5, No 2 (2015): Pharmaciana Vol 5, No 1 (2015): Pharmaciana Vol 5, No 1 (2015): Pharmaciana Vol 4, No 2 (2014): Pharmaciana Vol 4, No 2 (2014): Pharmaciana Vol 4, No 1 (2014): Pharmaciana Vol 4, No 1 (2014): Pharmaciana Vol 3, No 2 (2013): Pharmaciana Vol 3, No 2 (2013): Pharmaciana Vol 3, No 1 (2013): Pharmaciana Vol 3, No 1: Mei 2013 Vol 3, No 1 (2013): Pharmaciana Vol 2, No 2 (2012): Pharmaciana Vol 2, No 2: November 2012 Vol 2, No 2 (2012): Pharmaciana Vol 2, No 1: Mei 2012 Vol 2, No 1 (2012): Pharmaciana Vol 2, No 1 (2012): Pharmaciana Vol 1, No 2: November 2011 Vol 1, No 2 (2011): Pharmaciana Vol 1, No 2 (2011): Pharmaciana Vol 1, No 1 (2011): Pharmaciana Vol 1, No 1 (2011): Pharmaciana Vol 1, No 1: Mei 2011 More Issue