cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
E-Journal Graduate
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Economy,
Jurnal elektronik pada Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan media bagi mahasiswa untuk mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian maupun karya pemikiran lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 85 Documents
INKONSISTENSI HUKUM PEMBERIAN FASILITAS KERINGANAN PAJAK BAGI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) MELALUI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 Yanto, Hari
E-Journal Graduate Vol 1, No 2 (2014): Part B - Legal Science
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.405 KB)

Abstract

12 Juni 2013, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor: 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (selanjutnya disingkat PP Nomor 46 Tahun 2013). Peraturan Pemerintah ini berlaku mulai 1 Juli 2013 dan dikenal kalangan masyarakat sebagai peraturan Pajak Penghasilan Final 1% untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).Kehadiran PP Nomor 46 Tahun 2013 ini banyak mengundang pro dan kontra dari kalangan masyarakat. Kalangan pro berasal dari Pemerintah selaku pembuat PP Nomor 46 Tahun 2013. Mereka mengklaim bahwa kemunculan PP Nomor 46 Tahun 2013 adalah untuk memberikan fasilitas perpajakan kepada pengusaha usaha Mikro Kecil, dan Menengah sedangkan kalangan kontra adalah masyarakat pada umumnya yang terkena dampak pengenaan PP Nomor 46 tahun 2013, para praktisi perpajakan, konsultan pajak dan pemerhati perpajakan. Kalangan kontra menganggap bahwa kemunculan PP Nomor 46 Tahun 2013 tidak sejalan dengan tujuannya untuk memudahkan dan memberikan fasilitas perpajakan melainkan menambah besarnya beban pajak. Melihat pada fakta yang terjadi, penulis tidak membahas mengenai pro-kontra kemunculan PP Nomor 46 Tahun 2013, melainkan lebih mengajak pembaca untuk memahami kedudukan hukum PP Nomor 46 Tahun 2013 dimata peraturan perundang-undangan perpajakan yang telah ada.Kata Kunci: Fasilitas pajak, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Pro dan Kontra
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Serta Citra Perusahaan Dalam Membangun Loyalitas Konsumen PT. KAI Putri, Wury Indahsari
E-Journal Graduate Vol 1, No 2 (2014): Part A - Economics
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.621 KB)

Abstract

Transportasi merupakan kebutuhan yang sudah menjadi bagian penting dalam keseharian masyarakat dan sangat dibutuhkan sebagai media untuk mengefisiensikan waktu perjalanan. Transportasi massal memiliki peranan penting bagi Indonesia khususnya di Jakarta yang merupakan salah satu kota tersibuk di Indonesia, hampir seluruh kegiatan perputaran uang, lapangan pekerjaan dan pemerintahaan terpusat di Kota tersebut. Padatnya volume kendaraan dan jauhnya jarak tempuh memaksa masyarakat untuk menggunakan moda transportasi masal berupa busway dan kereta api. Lebih lanjut, cukup banyak pekerja di Jakarta yang memiliki rumah serta keluarga di Bandung yang merupakan kota besar terdekat. Tak hanya pekerja, para pebisnis lokal Bandung pun banyak yang pulang pergi ke beberapa daerah bisnis di Jakarta untuk melakukan bisnis. Salah satu pilihan moda transportasi masal yang sering digunakan oleh masyaratkat untuk menempuh Jakarta-Bandung adalah Kereta Api. Di Indonesia bisnis jasa kereta api diatur oleh satu perusahaan yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI).Penelitian ini bertujuan  mengukur kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, citra perusahaan dan loyalitas konsumen Kelas Eksekutif Argo Parahyangan PT. Kereta Api Indonesia. Kereta Api Argo Parahyangan adalah kereta api yang dioperasikan PT. Kereta Api Indonesia di Pulau Jawa dengan jurusan Bandung – Jakarta dan sebaliknya. Penelitian ini juga mencoba mengetahui tingkat dan pengaruh kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan citra perusahaan dan loyalitas konsumen Kelas Eksekutif Argo Parahyangan PT. Kereta Api Indonesia.Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada 200 responden. Sedangkan data sekunder diperoleh langsung dari pihak PT. KAI berupa data jumlah konsumen. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu penumpang kereta api kelas eksekutif Argo Parahyangan yang minimal sudah 2x menggunakan jasa PT. KAI dalam satu tahun terakhir. Dalam mengukur kualitas pelayanan, kepuasan konsumen, citra perusahaan dan loyalitas konsumen, penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling dengan alat bantu LISREL. Penelitian ini terdiri dari 34 atribut pernyataan.Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa tingkat kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, citra perusahaan dalam kategori tinggi dan loyalitas konsumen berada pada kategori cukup. Di dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap citra perusahaan dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Citra perusahaan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap loyalitas konsumen. Citra perusahaan memiliki pengaruh terhadap loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas konsumen. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan Konsumen, Citra Perusahaan, Loyalitas Konsumen
Usulan Alternatif Strategi PT. X Menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Venny Febrianti, Oei; Susan K, Marcellia
E-Journal Graduate Vol 1, No 1 (2014): Part A - Economics
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.651 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi apa saja yang dapat digunakan PT. X, yakni sebuah perusahaan manufaktur antena, untuk meningkatkan kembali penjualan perusahaan yang menurun drastis selama sepuluh tahun terakhir dengan menganalisis terlebih dahulu lingkungan eksternal dan internal perusahaan guna mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Hasil analisis tersebut kemudian diolah menggunakan matrik SWOT, IE, SPACE, dan QSPM guna mengetahui strategi yang tepat bagi PT. X untuk meningkatkan penjualannya kembali.Kata kunci : Strategi, Eksternal, Internal,Metode Deskriptif, Kuesioner,Matrik IE, Matrik SPACE, QSPM.
Relasi Karakteristik Anak Tunagrahita Dengan Pola Tata Ruang Belajar di Sekolah Luar Biasa Yosiani, Novita
E-Journal Graduate Vol 1, No 2 (2014): Part D - Architectur
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.857 KB)

Abstract

Abstrak Pada diri tiap anak ada kemampuan atau potensi yang unik bagi dirinya. Dan hak-hak anak (child right) yang menyatakan bahwa semua anak memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk hidup dan berkembang secara penuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pada anak berkebutuhan khusus adalah yang termasuk anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan perilakunya. Perilaku anak-anak ini yang antara lain terdiri dari wicara dan okupasi, tidak berkembang seperti pada anak yang normal. Pada umumnya anak berkebutuhan khusus ini biasa disebut anak tunagrahita.  Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan mental dan intelektual sehingga berdampak pada perkembangan kognitif dan perilaku adaptifnya, seperti tidak mampu memusatkan pikiran, emosi tidak stabil, suka menyendiri dan pendiam, peka terhadap cahaya, dan lain-lain.Hingga saat ini penanganan anak tunagrahita tidak dipahami secara mendalam oleh orangtua dan lembaga atau sekolah khusus anak tunagrahita. Salah satunya adalah penyediaan sarana dan prasarana ruang belajar sebagai proses belajar-mengajar sekaligus terapi bagi anak tunagrahita yang masih belum sesuai dengan kebutuhan mereka. Ruang belajar ini penting dan perlu diperhatikan demi perkembangan anak tunagrahita. Seberapa jauh pola penataan dan perwujudan fisik interior ruang belajar yang dihadirkan telah memenuhi persyaratan kebutuhan bagi anak tunagrahita pada Sekolah Luar Biasa (SLB). Pola tata ruang dan elemen pembentuk ruang yang cocok bagi ruang belajar agar sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita dan dapat membantu proses pembelajaran dan pemandirian diri secara maksimal. Kata Kunci: anak tunagrahita, ruang belajar, SLB  RELATIONS CHARACTERISTIC OF MENTAL RETARDATION CHILDREN WITH SPATIAL PATTERN OF CLASSROOM IN SPECIAL NEEDS SCHOOL AbstractIn each child there is a unique ability or potential for him. And childrens rights (child rights) which states that all children have the same rights and obligations to live and thrive in full compliance with its potential. A child with special needs is included children experiencing barriers in the development of behavior. The behavior of these children which is comprised of speech and occupational, did not develop as a normal child. In general, children with special needs is commonly referred to child mental retardation. Mental retardation child is a child who experience barriers to mental and intellectual development that have an impact on cognitive development and adaptive behavior, such as not being able to concentrate, mood changes, aloof and reserved, sensitive to light, etc.Until now the handling of child mental retardation is not understood in depth by parents and institutions or special schools for mental retardation child. One is the provision of facilities and infrastructure space learning as well as teaching and learning process of mental retardation therapy for children who are still not fit their needs. Learning space is important and should be noted for the sake of the childs development mental retardation. How far the pattern of arrangement of interior space and the physical embodiment of learning that meets the requirements presented by the need for mental retardation in Special Needs School, called it SLB. The spatial pattern and forming elements such as whether a suitable space for classrooms to fit the needs of children and mental retardation can help the learning process and the independence of self to the fullest .Keywords: mental retardation children, classrooms, Special Needs School, SLB
VOLUME LALU LINTAS RUAS JALAN PANGALENGAN – RANCABUAYA Sukma Anshari, Agung
E-Journal Graduate Vol 1, No 1 (2014): Part C - Civil Engineering
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.917 KB)

Abstract

Dalam mengembangkan Jawa Barat Selatan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan peningkatan ruas jalan Pangalengan – Rancabuaya. Kegiatan peningkatan jalan pada ruas jalan Pangalengan – Rancabuaya dapat memperlancar transportasi dan memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan. Tujuan studi ini adalah mendeskripsikan volume lalu lintas ruas jalan Pangalengan – Rancabuaya dan membangun model volume lalu lintas yang sesuai untuk ruas jalan Pangalengan – Rancabuaya. Ruas jalan Pangalengan – Rancabuaya adalah jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut. Hasil studi ini menunjukkan bahwa volume lalu lintas ruas jalan Pangalengan – Rancabuaya mengalami kenaikan yang cukup besar setiap tahunnya, terutama pada kendaraan penumpang dan sepeda motor. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan PDRB per kapita berpotensi meningkatkan volume lalu lintas harian (LHR).Kata kunci: Pemodelan, Volume Lalulintas, Jalan Provinsi
Penerapan Konsep Kontekstual Paul Rudolph pada Arsitektur Perkantoran Bertingkat Banyak di Indonesia Dulantrinawawi, Krisentia Giodivani
E-Journal Graduate Vol 1, No 2 (2014): Part D - Architectur
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.082 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri "konsep kontekstual" Paul Rudolph yang diterapkan pada bangunan Intiland Tower Jakarta dan Intiland Tower Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, merekam dan menggambar ulang secara tiga dimensi bangunan Intiland Tower Jakarta dan bangunan Intiland Tower Surabaya secara rinci. Hasil penggambaran kasus studi dijabarkan berdasarkan bentuk, struktur, pelingkup dan elemen-elemen bangunan. Kedua, melakukan analisis terhadap kedua kasus studi berdasarkan "konsep kontekstual" Paul Rudolph sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan kedua bangunan tersebut. Analisis dilakukan berdasarkan interpretasi konsep kontekstual perancangan perkantoran Paul Rudolph dan teori mengenai iklim mikro George Lippsmeier. Berdasarkan hasil analisis disusun pedoman perancangan perkantoran bertingkat banyak yang sesuai dengan konteks alam dan budaya Indonesia. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perancangan perkantoran bertingkat banyak di Indonesia dapat dilakukan dengan merotasi bentuk bangunan, penggunaan teras dan sirip horisontal, serta penambahan ruang publik agar terjadi kesatuan antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KONSUMEN BENGKEL MOBIL SUZUKI NUSANTARA JAYA SENTOSA SOEKARNO-HATTA BANDUNG Budiono, Agung
E-Journal Graduate Vol 1, No 1 (2014): Part A - Economics
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.068 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gap kualitas pelayanan konsumen Bengkel Mobil Suzuki Nusantara Jaya Sentosa Soekarno-Hatta Bandung serta strategi-strategi yang dapat dilakukan perusahaan berdasarkan tingkat kepentingan dan performansinya.Dalam mengukur gap kualitas pelayanan antara harapan dan persepsi konsumen, penelitian ini menggunakan metode SERVQUAL yang dikemukakan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985), yang mana terdiri dari lima dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Penelitian ini terdiri dari 23 atribut pernyataan. Selanjutnya metode yang digunakan dalam menentukan atribut-atribut pernyataan kualitas pelayanan yang perlu diprioritaskan untuk dioptimalkan dengan menggunakan Importance-Performance Analysis melalui diagram kartesius yang dibagi pada empat kuadran.Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai rata-rata Total SERVQUAL () menunjukkan angka -0,41, yang mana terdapat gap antara persepsi dengan harapan konsumen Bengkel Mobil Suzuki Nusantara Jaya Sentosa Soekarno-Hatta Bandung. Sedangkan Metode Importance-Performance Analysis menunjukkan bahwa terdapat satu atribut berada di Kuadran A, sembilan atribut berada di Kuadran B, sembilan atribut berada di Kuadran C dan empat atribut berada di Kuadran D. Kata kunci: Kualitas Pelayanan, SERVQUAL, Importance-Performance Analysis
PEMODELAN ESTIMASI BIAYA PARAMETRIK PADA AWAL BANGUNAN GEDUNG AKIBAT GEMPA Afrizal, Afrizal
E-Journal Graduate Vol 1, No 2 (2014): Part C - Civil Engineering
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.655 KB)

Abstract

Estimasi biaya pada tahap perencanaan adalah hal yang penting dalam proyek konstruksi karena akan menentukan kinerja proyek pada tahap selanjutnya. Gempa 30 September 2009 di Sumatera Barat diguncang oleh gempa dengan kekuatan besar. Pada struktur bangunan gedung analisis pembebanan sangat besar pengaruhnya dalam pemilihan dimensi struktur, jenis struktur dan pemilihan pemakaian mutu dan jenis bahan untuk kekuatan struktur bangunan. Sehubungan dengan analisa pembebanan struktur salah satu beban yang cukup besar pengaruh nya adalah beban gempa. Hal ini sangat erat kaitannya dengan Estimasi biaya yang akan dianggarkan pada tahap awal atau konseptual oleh pemilik proyek. Total Luas Lantai (TLL) dan Total Jumlah Lantai (TJL) adalah parameter yang telah dibuktikan memiliki pengaruh yang cukup baik dalam mengestimasi biaya bangunan gedung, tetapi kedua parameter tersebut hanya memperlihatkan scale of project. Oleh karena itu perlu kiranya suatu model estimasi biaya pada tahap perencanaan yang melibatkan parameter lainnya, seperti beban gempa (BG) sebagai cost driver dalam estimasi biaya parametrik bangunan gedung pada tahap perencanaan. Dari hasil analisis regresi model matematis untuk estimasi biaya bangunan gedung meter persegi (BM) pada tahap perencanaan dihasilkan model yang terbaik adalah : BM_3 = -22230000.00 -682.85 * TLL + 146400000.00 * √TJL_mod + 8060586.14 * Log_BG. Model BM_3 mempunyai deviasi rata-rata adalah -13.94%Kata Kunci : estimasi biaya parametrik, beban gempa, analisa regresi
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Brand Equity Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Di Kota Bandung Soebianto, Albert
E-Journal Graduate Vol 1, No 1 (2014): Part A - Economics
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.089 KB)

Abstract

Perkembangan dunia otomotif serta pemasarannya pada era globalisasi sekarang ini telah berkembang menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para pelakunya. Khususnya pada perkembangan industri sepeda motor di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dengan hadirnya berbagai macam merek yang digunakan oleh perusahaan yang merupakan produsen. PT. Astra Honda Motor selaku produsen sepeda motor Honda terus berupaya memperkuat brand equitynya untuk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan memproduksi sepeda motor yang mempunyai kualitas, mempunyai pertimbangan ekonomis, dan citra yang ditimbulkan dari produk tersebut yang dinilai dapat menjadikannya berbeda dengan merek para pesaing.Kota Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki masyarakat dengan mobilitas tinggi, adanya mobilitas yang tinggi tersebut mengakibatkan kemacetan di kota Bandung. Untuk menghindari kemacetan masyarakat mencari alternatif kendaraan yang memiliki tingkat kenyamanan dan mampu melewati  kemacetan, kendaraan alternatif yang dipilih masyarakat yaitu sepeda motor. Dengan adanya pilihan sepeda motor yang menjadi kendaraan alternatif oleh masyarakat di kota Bandung menjadi pasar potensial bagi industri sepeda motor dalam memasarkan produk mereka, Honda salah satu dari perusahaan yang ikut andil memasarkan produknya di kota Bandung. Dalam menunjang pemasaran produknya Honda memberikan kualitas produk yang baik pada konsumen untuk meningkatkan ekuitas merek (brand equity) dari merek mereka, untuk memenuhi permintaan konsumen Honda mendirikan dealer – dealer resmi yang ada di kota Bandung.Masalah dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis apakah faktor-faktor brand equity yang terdiri dari kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek dan preferensi merek berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode survei dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada konsumen sepeda motor merek Honda di kota Bandung dan metode analisis data dilakukan dengan SEM (Structural Equation Model)  menggunakan software Lisrel 8.70.Hasil pengujian menunjukkan bahwa kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan pereferensi merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di kota Bandung. Akan tetapi simultan kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan pereferensi merek tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di kota Bandung.Kata Kunci : Brand Equity, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Assosiation, Brand Preference,  Keputusan Pembelian.
KELELUASAAN RUANG PADA UNIT APARTEMEN Harianto, Gabriela
E-Journal Graduate Vol 1, No 2 (2014): Part D - Architectur
Publisher : E-Journal Graduate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1466.153 KB)

Abstract

AbstrakSemakin tinggi tingkat ekonomi seseorang, semakin tinggi pula keinginan yang menjadi kebutuhan. Setelah terpenuhinya kebutuhan dasar hunian dalam unit apartemen sebagai hunian, masyarakat yang memiliki kemampuan lebih akan menuntut ruang yang lebih mengakomodasi “kebutuhan” -nya. Apartemen adalah hunian yang sangat mementingkan efisiensi spasial. Perancangan unit apartemen yang mengakomodasi seluruh aktivitas hunian dan memiliki keleluasaan ruang adalah unit apartemen dengan perancangan yang memenuhi luas ruang gerak minimal per jiwa dan memiliki luas toleransi yang juga memperhitungkan aktivitas dan juga dimensi perabot yang ada di dalamnya. Unit hunian dibuat dengan partisi seminimal mungkin di dalam unit apartemen. Sehingga dapat memanfaatkan ruang semaksimal mungkin. Menghubungkan ruang dalam dan ruang luar sehingga memungkinkan penghuni untuk berinteraksi dengan ruang luar meskipun di dalam unit hunian masing-masing. Penataan perabot yang tepat, sesuai dengan zona dan kebutuhannya. Penciptaan kesan spasial baik secara horisontal maupun vertikal dengan dimensi yang proporsional.Dengan menerapkan pedoman perancangan yang telah dirumuskan, diharapkan keleluasaan pada unit apartemen dapat tercapai.Kata kunci: keleluasaan, ruang, unit apartemen AbstractThe higher someone’s economic level, the higher wants that become needs as well. After fulfill the basic needs of shelter in an apartment unit as residential, people who hasbetterfinancial capabilities will require more space to accommodate their "needs". Apartment is strictly concern about spatial efficiency. Apartmentunit, which designed to accommodate all of residential activities and having a spacious impression,is unit apartment with spacious design that meets the minimum space per capita and has a space of tolerance that also includes the activity and the furniture dimensions in it. Minimizing the interior partition. Then the space can be functionalized as much as possible. Connecting interior and exterior spaces that allow occupants to interact with the outside space though in each unit. Design and order the right furniture that fits to the zone and its needs. Creating spatial impression both horizontally and vertically with good proportion of dimensions.By applying the design guidelines that have been formulated, the expected spaciousness of the apartment units can be achieved.Keywords: spacious, space, apartment unit