cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Bioleuser
ISSN : 25976753     EISSN : 25976753     DOI : -
Core Subject : Science,
The Journal of BIOLEUSER is a scientific journal owned and managed by Department of Biology, Faculty of Science, University of Syiah Kuala.
Arjuna Subject : -
Articles 67 Documents
Perilaku Bersarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Stasiun Reintroduksi Orangutan Jantho, Aceh Besar Dalil Sutekad; Iqbar Iqbar; Masykur Masykur; Ilham Fonna
Jurnal Bioleuser Vol 3, No 3 (2019): Desember 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v3i3.21008

Abstract

Penelitian tentang perilaku bersarang orangutan sumatera (Pongo abelii) telah dilakukan di Stasiun Reintroduksi orangutan Jantho, Kabupaten Aceh Besar pada April hingga Desember 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang perilaku bersarang orangutan sumatera reintroduksi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Focal Animal Sampling. Parameter yang diukur adalah posisi sarang, tinggi pohon sarang dan tinggi sarang, lama waktu pembuatan sarang dan status sarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi sarang orangutan sumatera reintroduksi yang ditemukan selama penelitian adalah posisi 2 (38,67%), posisi 3 (36%), posisi 1 (24%) dan posisi 4 (1,33%). Tinggi pohon sarang yang sering digunakan adalah kategori 10+ hingga 25+ meter, dengan tinggi sarang kategori 5+ hingga 20+ meter. Waktu yang digunakan orangutan sumatera reintroduksi untuk menyelesaikan pembuatan satu sarang baru berkisar antara 1 hingga 6 menit, sedangkan waktu yang digunakan untuk perbaikan sarang lama berkisar antara 1 hingga 4 menit. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan perilaku bersarang antara orangutan sumatera reintroduksi dan orangutan sumatera liar.
Efektivitas gel madu lokal Aceh terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih (Rattus norvegicus) Vera Dewi Mulia; Muhammad Jailani; Syamsul Rizal; Ghina Raudathul Jannah
Jurnal Bioleuser Vol 3, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v3i2.18819

Abstract

Luka bakar memerlukan terapi yang dapat mengurangi nyeri, melindungi dari infeksi dan mempercepat kontraksi pada wilayah luka. Madu berpotensi sebagai agen terapetik alami untuk penanganan luka bakar karena mengandung metabolit sekunder dan H2O2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas madu Trumon dalam memperkecil ukuran luka bakar pada tikus. Sebanyak 30 ekor tikus dengan luka bakar derajat IIb dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol (tidak mendapat terapi) dan kelompok terapi gel madu dengan variasi konsentrasi yaitu 20%, 40%, 60%, dan 80%. Besarnya penutupan luka diukur pada hari ke-5, 10 dan 15.  Hasil studi menunjukkan bahwa pemberian madu secara topikal pada luka bakar derajat IIb dapat mempercepat penutupan luka dengan hasil optimal terlihat pada konsentrasi gel 60%
Pteridophyta di Kawasan Hutan Lindung Desa Lam Badeuk, Aceh Besar Masykur Masykur; Andi Rama Syahputra; Amalia Amalia; Saida Rasnovi; Irvianty Irvianty
Jurnal Bioleuser Vol 3, No 3 (2019): Desember 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v3i3.20945

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman jenis/spesies serta sebaran tumbuhan paku di Kawasan Hutan Lindung Desa Lam Badeuk. Pengamatan meliputi jumlah individu tiap jenis pada setiap plot sampel dan faktor fisik lingkungan berupa suhu udara, kelembaban dan intensitas cahaya. Diperoleh 15 spesies tumbuhan paku yang terdiri dari 11 genus, 7 famili, 2 ordo, dan 1 kelas. Dari jumlah tersebut, 9 spesies merupakan pakis terestrial dan 6 spesies paku epifit. Indeks keanekaragaman menunjukkan tingkat keanekaragaman yang tergolong sedang yaitu 1,79 di perbukitan dan 1,12 di bagian pantai.
Deskripsi Kepadatan Lalat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Gampong Jawa Kota Banda Aceh Tahun 2019 Yuni Nindia; Hamdani Hamdani; Teuku Asrin; Mardiati Mardiati
Jurnal Bioleuser VOL 3, NO 1 (2019): April 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v0i0.18811

Abstract

Lalat merupakan spesies yang mempunyai peran penting bagi masalah kesehatan. Keberadaan lalat dapat menimbulkan kesan negatif terutama dari segi estetika dan dapat menjadi penular penyakit. Pada tempat pembuangan akhir (TPA) sampah keberadaan lalat berhubungan dengan kepadatan sampah dan pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan lalat pada tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Gampong Jawa Kota Banda Aceh. Penelitian ini bersifat deskriptif, pengukuran kepadatan lalat dilakukan pada 5 titik area sesuai dengan arah mata angin dengan menggunakan fly grill. Hasil penelitian dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di TPA Gampong Jawa berada pada kategori baik, namun pengukuran kepadatan lalat jarang dilakukan. Rerata 5 kepadatan tertinggi lalat pada TPA Gampong Jawa berkisar pada rentang 8,2 – 13,4 per blok fly grill. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan lalat di TPA Gampong Jawa berada pada kisaran kepadatan lalat tinggi (6 – 20 lalat per blok fly grill). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengendalian tempat-tempat berkembangbiakan lalat di TPA Gampong Jawa agar dapat mengurangi kepadatan lalat.
Aktivitas Antibakteri Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.) terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Yunita Yunita; Risa Nursanty
Jurnal Bioleuser Vol 3, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v3i2.18821

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi. Banyak di antara tumbuhan tersebut memiliki khasiat sebagai obat, misalnya belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Secara tradisional, belimbing manis telah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Kemampuan ini diduga karena belimbing mengandung senyawa yang berpotensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol daun dan kulit batang belimbing terhadap pertumbuhan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Ekstraksi tumbuhan dilakukan dengan metode maserasi sementara aktivitas anti bakteri dilakukan dengan metode Kirby-Bauer. Pada uji aktivitas antibakteri menggunakan tiga (3) konsentrasi ekstrak yang berbeda, yaitu: 25, 50, dan 70%. Sebagai negatif control digunakan metanol dan sebagai positif control digunakan linezoid. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstraksi batang pada konsentrasi 75% memiliki kemampuan daya hambat yang terbesar terhadap pertumbuhan MRSA
Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Malaka (Phyllanthus emblica) Terhadap Differensial Leukosit Pada Mencit Jantan Nuzul Asmilia; Amalia Sutriana; Mentari Azhari L
Jurnal Bioleuser Vol 3, No 3 (2019): Desember 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v3i3.20951

Abstract

Tanaman malaka adalah salah satu tanaman obat yang mempunyai khasiat sebagai antiinflamasi. Aktivitas antiinflamasi dalam tubuh hewan dapat dinilai berdasarkan beberapa parameter salah satunya adalah menghitung jumlah differensial sel leukosit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek ekstrak etanol daun malaka (Phyllanthus emblica) terhadap differensial leukosit pada mencit jantan yang diinduksi karagenan. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan dengan 4 ekor mencit perkelompok perlakuan. Semua mencit diinduksi inflamasi dengan menggunakan karagenan dengan dosis 1%. Mencit pada kelompok 1 (kontrol negatif) tidak diberi ekstrak etanol daun malaka dan suspensi piroxicam. Kelompok 2 (kontrol positif) diberikan piroxicam 20 mg. Kelompok 3, 4, dan 5 diberikan ekstrak etanol daun malaka masing-masing dengan dosis 100 mg/kgbb, 200 mg/kgbb dan 300 mg/kgbb. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-5 setelah perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) pola satu arah menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan (±SD) jumlah granulosit pada K1, K2, K3, K4, dan K5 adalah 40,00±13,29%; 44,74±7,32%; 35,5±11,9%; 50,00±10,09% dan 38,75±20,53%. Rata-rata sel monosit pada K1, K2, K3, K4 dan K5 adalah 14,25±6,44%; 14,50±9,71%; 5,25±3,30%;5,25±2,5% dan 12,75±4,34%. Sementara rata-rata sel limfosit pada K1, K2, K3, K4 dan K5 adalah 45,75±17,68%; 40,75±12,03%; 59,25±10,11%; 44,75±9,94% dan 48,5±16,8%. Analisis statistik menunjukkan bahwa differensial sel leukosit diantara semua kelompok tidak berbeda nyata (P0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun malaka pada mencit yang diinduksikan inflamasi dengan karagenan tidak mempengaruhi jumlah differensial leukosit.
Identifikasi Tumbuhan di Sempadan Sungai Krueng Lamnyong Provinsi Aceh Eka Puspita Sari; Iqbar Iqbar; Dahlan Dahlan
Jurnal Bioleuser VOL 3, NO 1 (2019): April 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v0i0.18813

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tumbuhan, mengetahui jumlah dan jenis tumbuhan, Indeks Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Jenis (H ) tumbuhan di sempadan Sungai Krueng Lamnyong. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengambilan data analisis vegetasi dilakukan pada tiga stasiun, yaitu stasiun I di bagian hulu, stasiun II di bagian tangah dan stasiun III di bagian hilir. Identifikasi jenis tumbuhan dilakukan di Laboratorium Herbarium Acehense Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Hasil Penelitian analisis vegetasi di sempadan Sungai Krueng Lamnyong diperoleh sebanyak 4326 individu/0.72 Ha atau setara 6008,3 individu/Ha yang terdiri dari 50 jenis dan 23 suku. Indeks keanekaragaman jenis (H ) vegetasi di sempadan Sungai Krueng Lamnyong berdasarkan tingkat pertumbuhan pada setiap stasiun menunjukan tingkat keanekaragaman jenis yang berbeda.
Uji daya hambat beberapa ekstrak bahan alami terhadap pertumbuhan cendawan Pyricularia grisea Zuraidah Zuraidah; Sri Wahyuni
Jurnal Bioleuser Vol 3, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v3i2.18822

Abstract

Cendawan Pyricularia grisea merupakan cendawan patogen pada tanaman padi yang menyebabkan penyakit Blas menyerang daun, batang, dan malai padi. Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam membasmi penyakit Blas pada tanaman padi adalah dengan penggunaan ekstrak bahan alami dari beberapa tumbuhan untuk menghambat pertumbuhan cendawan Pyricularia grisea. Ekstrak bahan alami yang digunakan adalah: daun salam, daun ketapang, dan daun jeruk purut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun salam, jeruk purut, dan ketapang dalam menghambat cendawan patogen Pyricularia grisea. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan  tiga  ulangan dan 4 perlakuan. Prosedur kerja dimulai dari penyiapan ekstrak daun, peremajaan cendawan patogen, pembuatan media pertumbuhan, penanaman isolat pada media PDA. Parameter dalam penelitian ini adalah mengukur luas zona hambat pertumbuhan cendawan Pyricularia grisea. Tekhnik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis ragam pada taraf  kepercayaan 95% (ANOVA), jika menunjukkan pengaruh nyata maka selanjutnya dilakukan uji perbandingan nilai tengah dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (α=0.05) dengan menggunakan SPSS 16.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak daun dengan kosentrasi tertinggi mampu menghambat pertumbuhan cendawan patogen Pyricularia grisea. Ekstrak daun salam 100% menunjukkan zona hambat sebesar 1,77 mm, ekstrak daun ketapang 100% dengan zona hambat yang terbentuk 2,33 mm, dan ekstrak daun jeruk purut 100% sebesar 1,52 mm zona hambat yang terbentuk. ekstrak yang paling besar diameter zona beningnya terdapat pada ekstrak daun ketapang. Sedangkan perlakuan dengan mankozeb tidak menghambat pertumbuhan cendawan patogen tersebut.
Pengaruh Lahan Kering dan Basah Terhadap Jumlah Pati dan Kadar Glukosa pada Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) Tahap Berbunga Yunita Yunita; Mukhlisah Mukhlisah
Jurnal Bioleuser Vol 3, No 3 (2019): Desember 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v3i3.21005

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh lahan kering dan lahan basah terhadap jumlah pati dan kadar glukosa pada sagu (Metroxylon sagu Rottb.) tahap berbunga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah pati dan kadar glukosa sagu pada lahan kering dan lahan basah serta perbedaan akumulasi jumlah pati sagu pada tiap bagian batang (bagian bawah, tengah, dan atas). Untuk mengetahui perbedaan jumlah pati dan kadar glukosa pada tiap bagian batang digunakan Rancangan Acak Kelompok dan dianalisis dengan Sidik Ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pati dan kadar glukosa pada sagu yang tumbuh di lahan basah lebih tinggi dari yang tumbuh di lahan kering, tetapi tidak berbeda nyata. Akumulasi jumlah pati terbanyak terdapat pada bagian tengah batang sagu baik yang di lahan kering maupun di lahan basah, tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara ketiga bagian batang tersebut.
Initial study of vinegar production made from low quality rice using a Batch type fermenter Andri Pohan; Noer Octaviana Maliza; Muhammad Ikhsan Sulaiman; Dewi Yunita
Jurnal Bioleuser VOL 3, NO 1 (2019): April 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v0i0.18814

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditi beras lokal turun mutu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan fermentor tipe batch. Proses pembuatan cuka dilakukan dengan metode fermentasi dua tahap yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam asetat. Pada fermentasi alkohol, Saccharomyces cerevisiae ditambahkan sebanyak 10% dari volume bubur beras (beras:air = 1:2, b/v) dan fermentasi berlangsung secara anaerob selama 7 hari. Pada fermentasi asam asetat, Acetobacter aceti ditambahkan sebanyak 10% dari volume bubur beras setelah fermentasi alkohol dan fermentasi berlangsung secara aerob selama 16 hari. Analisis terhadap perubahan komposisi di dalam substrat dilakukan secara triplo. Hasil penelitian menunjukkan fermentasi selama 23 hari pada formulasi yang dilakukan hanya mampu mengkonversi 50% kadar gula.  Produk akhir cuka beras yang dihasilkan memiliki kadar gula 2.62%, kadar alkohol 0.040%, dan kadar asam asetat 2.64%. Optimasi sistem aerator pada fermentor perlu dilakukan untuk mengoptimalkan kondisi anaerob.This research aimed to increase the added value of the low quality of local rice commodity. The study was conducted using a batch type fermenter. The production of rice vinegar was conducted by two-stage fermentation methods; namely, alcohol fermentation and acetic acid fermentation. In alcoholic fermentation, Saccharomyces cerevisiae was added 10% of the volume of rice porridge (rice: water = 1: 2, w/v) and it was fermented anaerobically for 7 days. In acetic acid fermentation, Acetobacter aceti was added 10% of the volume of rice porridge after alcoholic fermentation and it was fermented aerobically for 16 days. Analysis of changes in composition in the substrate was carried out in triple. The results showed that fermentation for 23 days in the formulation carried out was only able to convert 50% of the sugar content. The final product of rice vinegar produced a sugar content of 2.62%, alcohol content of 0.040% and acetic acid content of 2.64%. Optimization of the aerator system in the fermenter should be done to optimize the anaerobic conditions.