cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian" : 6 Documents clear
Improving the Eggs Quality to Maintain on Tea Solution. Hasrianti Silondae; Amaliah Ulpah
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.124-128

Abstract

The main problem of chicken egg is its weaknesses, such as perishable, therefore it has a short storage life. Some natural preservative among others tea leaf can maintain the quality of egg. This study aimed to determine the concentration of tea solution to maintain the quality of egg. The materials used in this research were eggs, local tea (bandulan brand), and hot water. Eggs are soaked for 2 days with concentration of tea solution consists of 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, and 50% and stored for 21 days. Parameters observed were egg weight shrinkage, yolk index, albumen index and pH. The experiment designed by Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatments and 4 replications. Parameters observed were egg weight shrinkage, yolk index, eggwhite index and pH. The data were analyzed by ANOVA continued by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The research results showed that the decline in interior quality of eggs was higher in the control treatment (without the tea solution). It is found that there is significant different between the two treatment of 10% and 50% with parameter of albumen indeks. PENINGKATAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN TEHMasalah utama dari telur ayam adalah sifatnya yang mudah rusak, sehingga waktu simpannya relatif pendek. Beberapa bahan pengawet alami diantaranya daun teh dapat mempertahankan kualitas telur ayam ras. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perendaman telur dalam larutan teh konsumsi terhadap kualitas interior telur ayam ras. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu telur ayam ras, teh bandulan dan air panas. Telur direndam selama 2 hari dengan konsentrasi larutan teh terdiri dari 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% dan disimpan selama 21 hari. Pengamatan dilakukan terhadap penyusutan berat telur, indeks kuning telur, indeks putih telur, dan pH telur. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusutan berat telur lebih tinggi pada perlakuan kontrol (tanpa larutan teh). Diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata antar perlakuan konsentrasi larutan teh 10% dan 50% dengan parameter indeks putih telur.
Introductory Study On Processing Of Fermented Jack Bean (Canavalia Ensiformis) nFN Widaningrum; Ermi Sukasih; Endang Yuli Purwani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.129-136

Abstract

Tempe is a traditional fermented food in Indonesia and it is mainly made from soybean. There is imbalance between demand and supply of soybean for tempe production. Consequently, it has forced Indonesia to import large quantity of soybean to meet the local demand. In term of reducing soybean import, efforts must be done to substitute soybean with other local beans. Of one among many beans, jack bean (Canavalia ensiformis) had potency to be developed as material for making tempe. The objective of this research was to study physicochemical characteristics of jackbean tempe and did sensory evaluation. Soaking, drying, dehulling and splitting were applied prior to fermentation. Treatment done was fermentation time (12, 24, 36 and 48 hours). Value of pH, total count, and soluble protein were measured during fermentation process. The fungus grew well and jackbean cake tempe with dense mycelial growth was completely formed after 36 hrs of fermentation period. Soluble protein increased significantly from 0,24-0,26 mg/g during fermention period, indicating that highly active proteolytic enzyme might exist. Sensory evaluation results showed that in the form of fried tempe, sensory properties of jackbean tempe was equivalent to soybean tempe, especially/particulary in terms of color, flavor, acidity, texture and overall acceptability. The results were significant to reduce dependency on soybean import by substituting it in the tempe production in Indonesia KAJIAN AWAL PENGOLAHAN KACANG KORO PEDANG (CANAVALIA ENSIFORMIS) TERFERMENTASITempe merupakan makanan fermentasi tradisional di Indonesia yang utamanya terbuat dari kedelai. Ada ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan kedelai untuk produksi tempe. Akibatnya, Indonesia terpaksa mengimpor kedelai dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan lokal. Dalam rangka mengurangi impor kedelai, perlu dilakukan upaya untuk mengganti kedelai dengan kacangkacangan lokal. Kacang yang memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku tempe yaitu kacang koro pedang (Canavalia ensiformis). Tujuan penelitian ini yaitu mempelajari sifat fisik, kimia dan sensori tempe yang dibuat dari kacang koro pedang. Perlakuan yang diterapkan yaitu waktu fermentasi (12, 24, 36 dan 48 jam). Parameter pengamatan yang diukur yaitu pH, total mikroba dan protein terlarut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang koro pedang cocok untuk produksi tempe. Ragi tumbuh dengan baik dengan pertumbuhan miselium padat terbentuk setelah 36 jam periode fermentasi pada tempe koro pedang. Protein terlarut meningkat secara signifikan dari 0,24 sampai 2,60 mg/g selama periode fermentasi, menunjukkan bahwa terdapat aktivitas aktif enzim proteolitik. Hasil analisis sensori memperlihatkan bahwa tempe koro pedang setara dengan tempe kedelai, terutama dalam hal warna, aroma, keasaman, tekstur, dan daya terima khususnya pada tempe yang disajikan setelah digoreng. Penggunaan koro pedang sebagai bahan baku tempe cukup signifikan untuk mengurangi ketergantungan pada impor kedelai dengan menggantikannya dalam produksi tempe di Indonesia.
Alteration of coconut sap quality due to the addition of natural preservatives Anna Sulistyaningrum; Tri Yanto; Rifda Naufalin
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.137-146

Abstract

Coconut sap is easily fermented during storage, so it is necessary to add preservative. Farmers usually use a solution of lime with mangosteen rind to preserve the sap. The availability of these preservatives are limited, so many farmers used synthetic preservatives like sodium metabisulfite. Some natural preservatives that can be used as an alternative to extend the shelf life of coconut sap were betel leaves, clove leaves, guava leaves, secang wood, and tea leaves. These materials have bioactive components that possess antimicrobial activity.This research was aimed to 1) determine the effect of types and concentration of natural preservatives to preserve freshness of coconut sap and brown sugar qualities, 2) determine the effect of the storage time on the quality of coconut sap. The research consisted of two stages and used experimental method with Randomized Block Design. The treatment of first stage included the type of natural preservative (M), consentration of preservative (K), and storage duration (L), while the second stage consisted of the best three natural preservatives from first stage (S) and concentration of preservatives (R). The results of this research showed that the coconut sap that was added with clove leaves (M4) with concentration of 4.5% (K1) gave highest pH value, levels of sucrose, sensory value, and inhibition of both the storage of 4 and 8 hours, followed by guava leaves (M5) and mangosteen rind (M1). Brown sugar is added three types of preservatives showed that no difference on water content, ash content, reduction sugar and total sugar content. These parameters meet SNI standard, except ash content only mangosteen rind and clove leaf that meets SNI standard. PERUBAHAN KUALITAS NIRA KELAPA AKIBAT PENAMBAHAN PENGAWET ALAMINira kelapa mudah terfermentasi selama penyimpanan, oleh karena itu diperlukan proses pengawetan. Petani biasanya menggunakan larutan kapur dengan kulit manggis untuk mengawetkan nira. Ketersediaan dari pengawet tersebut terbatas, sehingga banyak petani yang menggunakan bahan pengawet sintetis seperti natrium metabisulfit. Beberapa pengawet alami yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memperpanjang umur simpan nira antara lain daun sirih, daun cengkeh, daun jambu biji, kayu secang, dan daun teh. Bahan-bahan tersebut memiliki komponen bioaktif yang mempunyai aktivitas antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengawet alami dalam mempertahankan kesegaran nira dan kualitas gula merah, 2) mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas nira kelapa. Penelitian ini terdiri dari dua tahap dan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan pada tahap pertama meliputi jenis pengawet alami (M), konsentrasi pengawet (K) dan lama simpan (L), sedangkan pada tahap kedua meliputi tiga jenis pengawet alami terbaik dari tahap pertama (S) dan konsentrasi pengawet (R). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nira yang ditambah pengawet daun cengkeh (M4) dengan konsentrasi 4,5% (K1) memberikan nilai pH, kadar sukrosa, nilai sensori dan mempunyai daya hambat tertinggi baik pada penyimpanan 4 dan 8 jam, diikuti oleh pengawet daun jambu biji (M5) dan kulit manggis (M1). Gula merah yang ditambahkan dengan ketiga jenis pengawet terbaik tidak menunjukkan perbedaan terhadap kadar air, kadar abu, kadar gula reduksi dan kadar gula total. Ketiga parameter memenuhi standar SNI, kecuali kadar abu hanya pengawet kulit manggis dan daun cengkeh yang memenuhi standar SNI.
Designing Packed Palm Cooking Oil Distribution at Traditional Market in Jakarta Using Fuzzy Clustering Teja Primawati Utami; Syamsul Ma’arif; Yandra Arkeman; Liesbetini Hartoto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.105-114

Abstract

Referring to the Indonesian National Standard number 7709 year 2012 that palm cooking oil should be fortified with vitamin A, so that the distribution process required packaging to protect Vitamin A. Besides packaging palm cooking oil can make the content hygiene. Packaged cooking oil was distributed from the factory to the traditional market directly. In accordance with Regulation of the Minister of Industry of the Republic of Indonesia Number 87 year 2013 on the application of ISO palm olein is mandatory and Trade Minister Regulation number 80 year 2013 on compulsory packaging cooking oil, so need a mechanism to bulk cooking oil distribution.Simple packaging in the traditional market of producers to effective and efficient consumer. The purpose of this paper is to design a system of distribution of cooking oil from producers to consumers in traditional markets by creating a central cluster calls distribution center. Design models created using fuzzy clustering method. The results of this study create 15 clusters of traditional markets in Jakarta.Merujuk pada Standar Nasional Indonesia nomor 7709 tahun 2012 bahwa minyak goreng sawit perlu ditambahkan vitamin A, sehingga dalam proses distribusinya diperlukan pengemasan untuk melindungi Vitamin A tersebut. Tujuan pengemasan minyak goreng curah ke kemasan sederhana juga dilakukan untuk menjaga higienitas dan melindungi konsumen dari praktek pengoplosan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia nomor 87 tahun 2013 tentang pemberlakuan SNI minyak goreng sawit secara wajib dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 80 tahun 2013 tentang minyak goreng wajib kemasan, maka diperlukan suatu mekanis pendisribusian minyak goreng curah ke kemasan sederhana di pasar tradisional dari produsen ke konsumen yang efektif dan efisien. Tujuan dari makalah ini adalah mendesain sistem distribusi minyak goreng dari produsen ke konsumen di pasar tradisional dengan cara membuat klaster yang otomatis ditentukan sentral distribusinya. Desain model dibuat dengan menggunakan metode Fuzzy clustering. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 15 klaster pasar tradisional di Jakarta dengan masing-masing satu sentra distribusi.
Production Of Malto-Oligosaccharides From Cassava Cultivar Kuning Nanik Rahmani; Ade Andriani; nFN Yopi; Sri Hartati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.147-155

Abstract

Characteristic the physic-chemical of Indonesia cassava starch from four cultivated varieties has been conducted for maltooligosaccharide production. Result of proximate analysis of the extracted starch indicated that the extracted starch was quite pure. The purity of the extracted starch was visually confirmed by microscopic analysis by using SEM micrographs at 2500X magnifications show that the integrity of the granules starch as intact. Based on the amylopectin and amylase content showed that one of cultivated variety of cassava, cultivated variety Kuning contain the amylopectin higher than amylase was compared with the other cultivated variety. The next focus research was analysis potential of starch from cultivated variety Kuning for maltooligosaccharide production by enzymatic hydrolysis by ?-amylase from marine bacterium Brevibacterium sp. The optimum hydrolysis condition for cultivated variety Kuning was obtained substrate concentration 4.5% (b/v), comparison of substrate: enzyme 1:2, temperature reaction 30oC with reducing sugars concentration of 13.359 ppm. The hydrolysis products of cassava starch cultivated variety Kuning were maltooligosaccharides mixture, yielding maltose, maltotriose, maltotetraose, maltopentaose. This result showed that cassava starch of cultivated varieties Kuning potential for maltooligosaccharides production. PRODUKSI MALTOOLIGOSAKARIDA DARI UBI KAYU VARIETAS KUNINGKarakteristik fisiko kimia karbohidrat dari empat varietas kultivar asal Indonesia dilakukan untuk melihat potensinya sebagai bahan baku untuk produksi maltooligosakarida. Analisa proksimat karbohidrat hasil ekstraksi dari keempat varietas kultivar ubi kayu mengindikasikan bahwa karbohidrat yang dihasilkan cukup murni. Kemurnian dari karbohidrat tersebut terlihat setelah dikonfirmasi dengan analisa mikrokospis dengan menggunakan mikroskop electron SEM dengan pembesaran 2500X yang menunjukkan bahwa granulanya utuh. Berdasarkan kadar amilopektin dan amilosa menunjukkan bahwa salah satu varietas kultivar ubi kayu yaitu varietas Kuning mengandung amilopektin lebih tinggi dibandingkan kadar amilosanya jika dibandingkan dengan tiga varietas kultivar lainnya. Fokus penelitian selanjutnya adalah analisa potensi karbohidrat varietas kultivar Kuning tersebut untuk produksi maltooligosakarida dengan hidrolisis enzimatis oleh ?-amylase dari Brevibacterium sp. Kondisi optimum hidrolisis dari varietas kultivar Kuning diperoleh pada konsentrasi substrat 4.5% (b/v), perbandingan substrat dan enzim 1:2, suhu reaksi 30oC dengan kadar gula reduksi yang diperoleh 13.359 ppm. Produk hidrolisis dari ubi kayu varietas kultivar Kuning adalah berupa campuran maltooligosakarida yang terdiri atas maltose, maltotriose, maltotetraose, maltopentaose. Hasil ini menunjukkan bahwa karbohidrat ubi kayu dari varietas kultivar Kuning mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan baku untuk produksi maltooligosakarida.
Influences of Curd Concentrations Towards Milk Snack Quality Dodik Suprapto; nFN Nurliyani; Yudi Pranoto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n3.2015.115-123

Abstract

Curdis a white mass precipitate as milk solids (rich of casein protein) obtained by adding acids or enzymes in milk. Addition curd in the snack production is expected to improve the nutritional product. The study aims to determine the effect of different concentrations of curd against physico chemical characteristics, sensory evaluation, and microstructure of milk snack that fried using deep fat frying at atmospheric pressure (70 cmHg). Percentage between curd : mix flours are 0% : 100%; 20% : 80%; 30% : 70% and 40% : 60%. Variables measured include physico chemical characteristics and sensory evaluation that analyzed by one-way anova with four replications, while microstructure analyzed by description. The results showed that the addition of curd are significant (P<0.05) against milk snack physico chemical characteristics and sensory evaluation. The microstructure of milk snack that fried at atmospheric pressure showed not complete starch gelatinization with the air cavities are unevenly formed in the product. Milk snack with proportion of curd: mix flours, 40%: 60% as the best treatmentof physico chemical characteristics, sensory evaluation and microstructure with average of physical characteristics (crispness 15.60 N/m2, expand volume 106.03%, moisture 7.88%), chemical characteristics (crude protein 9.94%, fat 25.78 %), and sensory evaluation (scale 1-9) such as color 6.71, flavor 6.24, crispness 5.81, oily after taste 6.10.PENGARUH KONSENTRASI CURD TERHADAP MUTU SNACK SUSUCurd adalah endapan massa berwarna putih berupa bahan padatan susu (kaya protein kasein) yang diperoleh dengan cara menambahkan asam atau enzim ke dalam susu. Penambahan curd dalam pembuatan snack diharapkan dapat meningkatkan gizi produk yang dihasilkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi curd terhadap karakteristik fisiko kimia, evaluasi sensori, dan mikrostruktur snack susu yang digoreng secara deep fat frying pada tekanan atmosfer (70 cmHg). Imbangan persentase curd : campuran tepung yaitu 0% : 100%, 20% : 80%, 30% : 70% dan 40% : 60%. Variabel yang diuji meliputi karakteristik fisiko kimia dan evaluasi sensori yang dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan, sedangkan mikrostruktur dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan curd memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap karakteristik fisiko kimia dan evaluasi sensori snack susu yang dihasilkan. Mikrostruktur snack susu yang digoreng pada tekanan atmosfer menunjukkan profil gelatinisasi pati yang belum sempurna dengan rongga udara yang tidak meratadi dalam produk. Snack susu dengan imbangan curd : campuran tepung sebesar 40% : 60% mempunyai kualitas terbaik ditinjau dari karakteristik fisiko kimia, evaluasi sensori dan mikrostrukturnya dengan rata-rata karakteristik fisik (kerenyahan 15,60 N/m2, daya kembang 106,03%, kadar air 7,88%), karakteristik kimia (protein kasar 9,94%, lemak 25,78%), dan evaluasi sensori (skala 1 – 9) antara lain warna 6,71; rasa 6,24; kerenyahan 5,81 dan oily after taste 6,10.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue