cover
Contact Name
Yulianna Puspitasari
Contact Email
yulianna-puspitasari@fkh.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
medvetj@journal.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Media Kedokteran Hewan
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 02158930     EISSN : 2775975X     DOI : 10.20473/mkh.v32i1.2021.1-11
Core Subject : Health,
Media Kedokteran Hewan (p-ISSN: 0215-8930) (e-ISSN: 2775-975X) (established 1985) publishes all aspects of veterinary science and its related subjects. Media Kedokteran Hewan publishes periodically three times a year (January, May, and September). Media Kedokteran Hewan publishes original articles, review articles, and case studies in Indonesian or English, with an emphasis on novel information of excellent scientific and/or clinical quality, relevant to domestic animal species and biotechnology of veterinary medicine from researchers, lecturers, students, and other practitioners around Indonesia and worldwide.
Arjuna Subject : -
Articles 71 Documents
Case Report Infestasi Psitocobrossus sp pada Macaw (Ara macao) Reza Yesica
Media Kedokteran Hewan Vol. 31 No. 1 (2020): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v31i1.2020.11-22

Abstract

ABSTRAKMacaw termasuk jenis burung yang berukuran besar dan bersuara keras. Dengan nama latin Ara macao, burung ini mempunyai sifat yang lincah, cerdas, dan sangat ramah. Di dunia terdapat 18 spesies macaw, beberapa di antaranya termasuk spesies yang dilindungi. Ektoparasit merupakan salah satu parasit yang banyak ditemukan pada hewan peliharaan dan satwa liar. Salah satu ektoparasit yang sering menyerang burung adalah infestasi kutu. Kutu (lice) memakan bulu dan kulit. Spesies kutu eksklusif dalam kelompok burung beo adalah Psittacobrosus. Kutu ini termasuk dalam keluarga menoponidae. Dalam penelitian ini diambil sampel dari macaw betina berumur 3 tahun yang dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Brawijaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ektoparit yang diduga tergolong Psittacobrosus sp. Pengobatan yang digunakan pada kasus ini adalah dengan Carbaryl 5%, Tetraclorvinphos spray 0,5% serta menjaga kebersihan kandang.
Efisiensi Biaya Produksi Usaha Itik Petelur di Candi Sidoarjo Dian Ayu Permatasari
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.79-89

Abstract

Peran sub sektor peternakan terhadap pembangunan pertanian cukup signifikan, dimana industri perunggasan merupakan pemicu utama perkembangan usaha di sub sektor peternakan. Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan. Terdapat dua cara pengelolaan produksi telur, yakni produksi telur olahan dan tanpa olahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan dan tanpa olahan dan analisis efisiensi biaya produksi telur itik olahan dan tanpa olahan. Indikator analisis kelayakan usaha yaitu BEP unit, BEP harga, B/C ratio, ROI dan Payback Period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan di Candi Sidoarjo merupakan usaha yang dapat dikategorikan layak untuk dilaksanakan dengan nilai rata-rata BEP unit 123.056 butir, rata-rata nilai BEP harga Rp 1.505,-, rata-rata nilai B/C Ratio 0,78, rata-rata nilai Return On Investment 73%, rata-rata nilai Payback Period1,90. Hasil perhitungan nilai efisiensi biaya produksi telur itik olahan menunjukkan bahwa yang paling efisien adalah responden dengan populasi 500 ekor, produksi telur 350 butir per hari atau 105.000 butir per periode dengan efisiensi biaya produksi 49%.
Pyometra pada Kucing Domestic Short Hair Ninik Fitri Rahayu
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i1.2021.1-11

Abstract

Kucing Domestic Short Hair bernama Siti berusia ± 8 bulan dengan berat badan 2,35 kg dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Brawijaya dengan keluhan adanya vaginal discharge mucopurulent. Pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa kucing Siti memiliki BCS 4/9, CRT 3 detik, mukosa pink rose, tenperatur rektal 38.3 °C, abdomen bagian hipogastrium mengalami kesakitan saat dipalpasi dan teraba adanya distensi bagian uterus. Hasil pemeriksaan swab vagina menunjukkan adanya sel epitel dan sel neutrofil serta pemeriksaan USG menunjukkan adanya penebalan pada dinding uterus (endometrium) yang ditandai dengan warna putih (hyperechoic). Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan laboratoris kucing Siti didiagnosa mengalami pyometra dengan prognosis dubius. Pyometra merupakan kondisi abnormal ditandai dengan adanya akumulasi nanah di dalam uterus. Terapi yang dilakukan pada kucing Siti berupa tindakan Ovariohisterectomy. Kucing mengalami perbaikan secara klinis lima hari setelah operasi dan dinyatakan sembuh pada hari ke-7 setelah operasi.
Efek Preventif Isolat Kasein Yoghurt Susu Kambing Terhadap Kadar Malondialdehida (MDA) Tikus Putih (Rattus Norvegicus) dan Histopatologi Lambung yang Dipapar 2,3,7,8-Tetrachloro-Dibenzo-P-Dioxin (TCDD) Muhammad Habibie Robbie
Media Kedokteran Hewan Vol. 31 No. 2 (2020): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v31i2.2020.64-73

Abstract

Dioksin merupakan senyawa toksik yang termasuk dalam senyawa organoklorin bersifat sangat reaktif dan menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel lambung. 2,3,7,8-Tetrachlorinedibenzo-p-dioksin (TCDD) merupakan jenis dioksin yang memiliki toksisitas paling tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek preventif pemberian yoghurt susu kambing terhadap paparan dioksin yang diamati kadar malondialdehida (MDA) dan gambaran histopatologi lambung. Penelitian bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Tikus putih (Rattus norvegicus) dibagi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, kontrol kasein, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2, dan perlakuan 3. Kadar MDA lambung  diukur menggunakan metode uji Thiobarbituric Acid (TBA) dengan pengukuran spektrofotometri UV-Vis panjang gelombang 530 nm dan gambaran histopatologi lambung  menggunakan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) diamati berupa kerusakan sel mukosa lambung. Kadar MDA lambung dianalisismenggunakan uji statistik one way ANOVA, α=5% dan analisis histopatologi lambung diolah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kasein yoghurt susu kambing dengan dosis 600 dan 900 mg/kgBB merupakan dosis terbaik dalam mencegah kenaikan kadar MDA lambung dari tikus putih (Rattus norvegicus) terpapar TCDD secara signifikan (p<0,01), dan dosis 900mg/kgBB mencegah terjadi erosi sel mukosa lambung. Kesimpulan penelitian yaitu pemberian kasein yoghurt susu kambing mampu mencegah kenaikan kadar MDA dan terjadi erosi sel mukosa lambung akibat TCDD. 
Laporan Kasus: Keratitis pada Kucing Lokal Aditya Fernando; Ajeng Aeka Nurmaningdyah; Sabrina Doloksaribu; Tiara Novita; Vici Yulita Lestari
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.52-59

Abstract

Keratitis merupakan kelainan mata akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga menyebabkan terganggunya penglihatan hewan. Seekor kucing domestik betina diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dengan keluhan mata kucing terlihat tidak jernih atau keruh. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan refleks mata menunjukkan hasil normal. Pemeriksaan mata dengan ophthalmoscope menunjukkan kornea mata yang keruh. Fluorescein test menunjukkan tidak ada kelainan pada mata, sedangkan Schirmer Tear Test menunjukkan penurunan produksi air mata pada mata kanan. Hasil hematologi menunjukkan adanya leukositosis. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kucing tersebut mengalami non-ulceratif keratitis atau keratitis superficial. Pengobatan yang diberikan pada kucing tersebut diantaranya adalah antibiotik amoxicillin, vitamin A, dan Cendo Tobroson Eye Drop®. Kondisi mata Caramel tampak membaik setelah dilaksanakan terapi selama 14 hari.
LAPORAN KASUS: Investasi Parasit Ancylostoma caninum, Trichuris vulpis dan Ctenocephalides canis Pada Anjing Atma Hiyal Ulya Ahada
Media Kedokteran Hewan Vol. 31 No. 3 (2020): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v31i3.2020.120-129

Abstract

Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan manusia yang sering terkena infeksi parasit, baik endoparasit (helminth dan protozoa) maupun ektoparasit (kutu, caplak, pinjal dan tungau). Endoparasit yang sering dilaporkan adalah kasus helminth yaitu Ancylostomiasis, Toxocariasis, Dipylidiasis, Trichuriasis dan Nekatoriasis. Sedangkan ektoparasit khusunya pinjal yang sering ditemui adalah Ctenocephalides canis. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya cacing adalah pemeriksaan feses secara natif dan apung serta perhitungan Mc Master Chamber untuk mengetahui derajat keparahan infeksi cacing. Pemeriksaan pinjal dilakukan dengan mengidentifikasi preparat basah ektoparasit. Hasil pemeriksaan feses secara apung didapatkan telur cacing Ancylostoma caninum dan Trichuris vulpis. Ektoparasit yang didapat setelah pemeriksaan laboratorik adalah pinjal Ctenocephalides canis. Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit helminth adalah dengan pemberian obat cacing sedangkan untuk penyakit pinjal dapat dilakukan dengan pemberian obat tetes pinjal. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing secara rutin dan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan anjing.
Efektifitas Propolis Pada Perbaikan Histopatologi Hepar Mencit Betina yang Dipapar Logam Berat Pb Asetat Sartika Dewi Rachmani
Media Kedokteran Hewan Vol. 31 No. 1 (2020): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v31i1.2020.23-32

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh propolis terhadap gambaran histopatologi hati pada mencit (Mus musculus) betina yang terpapar timbal asetat. Subjek penelitian adalah 25 ekor mencit galur BALB / C dengan berat rata-rata 25-35 gram berumur 8 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dan terdiri dari 5 ekor per kelompok. Kelompok K diberi larutan Tween 80 dengan dosis 0,5 mg / kg BB selama 20 hari berturut-turut. Kelompok K + yang hanya diberi timbal asetat dengan dosis 10 mg / kg BB secara oral selama 10 hari. P1, P2, P3 diberikan larutan timbal asetat 10 mg / kg BB secara oral selama 10 hari. 10 hari berikutnya diberikan propolis dengan dosis P1 200 mf / kg BB, P2 400 mg / kg BB, P3 800 mg / kg BB. Pada hari ke 21 mencit dibedah untuk mengamati tingkat kerusakan yang terjadi. Semua data dilakukan menggunakan uji statistik dengan uji Kruskal Wallis dan jika terdapat perbedaan yang nyata antar kelompok perlakuan (p <0,05) maka dilanjutkan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian diperoleh bahwa propolis lebah dapat memperbaiki kerusakan sel hati mencit betina yang terpapar timbal asetat. Peningkatan dosis propolis tidak efektif dalam memperbaiki kerusakan sel hati mencit betina yang terpapar timbal asetat.
Descementocoles Corneal Ulcer pada Kucing Domestic Short Hair Davinci Oswald Siahaan
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i1.2021.12-18

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Kornea Ulcer yang mencapai membran Descementocole pada kucing ras Domestik. Kornea Ulcer adalah kerusakan yang terjadi pada permukaan kornea di bagian epitel. Kornea Ulcer dibagi menjadi dua tipe menurut kedalamannya, yaituSuperficial corneal ulcerdan Deep corneal ulcer. Kucing Nancy diambil dari Pasar Karangploso Malang dengan gejala klinis mata kiri tampak berwarna keputihan. Gejala klinis yang terlihat adalah mata pada kucing Nancy terdapat selaput putih sehingga anterior chamber, iris dan pupil tidak terlihat. Mata kirikucing Nancy terdiagnosa Descementocoles corneal ulcer karena pada pemeriksaan fluorescent test mata bagian tengah sudah tidak dapat terwarnai oleh fluorescein. Kucing Nancy diberikan perlakuan berupa pemberian Cendo Genta 1%® (Gentamycin), Cendo Mydriatil 0,5%® (Tropicamide), Cendo Protagenta® (Polyvinylpyrrolidone), dan Cendo Noncort® (Natrium Diclofenac).
PENGARUH PREVENTIF EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora. L) TERHADAP KADAR Malondialdehyde (MDA) DAN HISTOPATOLOGI DUODENUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL GASTROENTERITIS INDUKSI Escherichia coli Aidia Latifatul Fajeria
Media Kedokteran Hewan Vol. 31 No. 2 (2020): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v31i2.2020.74-84

Abstract

Daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) memiliki kandungan utama tannin, flavonoid dan saponin. Kandungan zat yang bersifat antibakteri dan antioksidan pada dewandaru mampu mengurangi penggunaan antibiotik dalam mengobati penyakit gastroenteritis. Gastroenteritis merupakan suatu inflamasi yang terjadi pada saluran pencernaan melibatkan lambung dan usus yang ditandai dengan muntah, diare. Gastroenteritis disebabkan oleh Escherichia coli yang memiliki endotoksin berupa Lipopolisakarida (LPS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh preventif ekstrak daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) dalam menurunkan kadar Malondialdehyde (MDA) dan perbaikan histopatologi duodenum pada tikus putih (Rattus norvegicus) model gastroenteritis hasil infeksi Escherichia coli. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan terdiri dari lima kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif (diinjeksi Escherichia coli) dan tiga kelompok preventif (diinjeksi Escherichia coli dan preventif dengan dosis ekstrak daun dewandaru yang berbeda yaitu 300, 400, dan 500 mg/kg BB). Induksi Escherichia coli dengan dosis 1 x 106 cfu/mL peroral sebanyak 1 mL pada hari kedelapan penelitian, yang sebelumnya telah diberi preventif ekstrak daun dewandaru selama 7 hari. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah histopatologi duodenum dan kadar Malondialdehyde (MDA). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan dianalisis secara statistik menggunakan one-way ANOVA (α=0,05). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun dewandaru tidak dapat menghambat adanya kerusakan pada duodenum dan kenaikan kadar MDA. Kesimpulan penelitian ini ekstrak daun dewandaru tidak berpengaruh mencegah gastroenteritis hasil induksi Escherichia coli berdasarkan kerusakan duodenum dan kenaikan kadar MDA.
Efektivitas Kitosan dari Limbah Kulit Udang terhadap Angiogenesis dalam Penyembuhan Luka Eksisi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Efin Windi Dayanti; Arimbi Arimbi; Maya Nurwartanti Yunita; Hani Plumeriastuti; Muhammad Thohawi Elziyad Purnama; Prima Ayu Wibawati
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 2 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i2.2021.60-69

Abstract

Luka eksisi adalah luka yang disebabkan akibat terpotongnya jaringan oleh benda yang tajam (Partogi, 2008). Kitosan mampu sebagai zat dalam penyembuhan luka salah satunya dalam proses angiogenesis. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas salep kitosan dari limbah kulit udang terhadap angiogenesis dalam penyembuhan luka eksisi pada tikus putih jantan. Sebanyak dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan yaitu K+ luka eksisi dengan pemberian povidone iodine, K- luka eksisi dengan pemberian salep tanpa kitosan, P1 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan 1,5%, P2 luka eksisi dengan pemberian salep 2,5% dan P3 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan. Terapi diberikan sehari sekali selama tujuh hari. Hasil data rata-rata jumlah pembuluh darah baru dianalisis dengan uji Anova yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Differences). Kelompok P1 dan P2 tidak memiliki perbedaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan kelompok K+, K- dan P3. Kesimpulan dari penelitian ini kitosan efektif dalam meningkatkan jumlah pembuluh darah baru pada proses penyembuhan luka eksisi.