cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam
ISSN : 23388544     EISSN : 24772046     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 365 Documents
PERAYAAN GREBEG BESAR DEMAK SEBAGAI SARANA RELIGI DALAM KOMUNIKASI DAKWAH Ahmad, Nur
AT-TABSYIR Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v1i2.437

Abstract

KARAKTERISTIK DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MAKKAH syaroh, Muba
AT-TABSYIR Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v3i2.1653

Abstract

Islam adalah agama dakwah, artinya Islam merupakan agama yang menyuruh umatnya untuk senantiasa menyerukan kepada kebaikan dan mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemunkaran. Sebagai agama yang terakhir diturunkan oleh Allah, Islam pertama kali disampaikan oleh Rasulullah kepada umatnya sejak tahun 611  M. Setelah menerima wahyu pertama kali di gua hira. Sejak itulah Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul, sehingga kehadirannya diharapkan akan membawa perubahan pada kehidupan bangsa Arab dari zaman jahiliyah menuju ke arah kehidupan yang penuh dengan cahaya Islam.Pada sisi lain, kebudayaan bangsa Arab memiliki keunikan dibanding budaya bangsa lain dengan karakteristiknya yang menunjukkan bahwa bangsa Arab bukanlah bangsa yang terbelakang, tetapi menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa  yang sebenarnya sudah memiliki peradaban yang maju, dengan beberapa budaya yang penulis kelompokkan menjadi beberapa bidang ; keagamaan, sosial budaya dan ekonomi.Dakwah rasulullah SAW selama kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari atau ada yang membulatkan selama 23 tahun dan terbagi dalam dua periode yaitu periode Makkah dan Madinah. Sebelum diangkat sebagai rasul, Muhammad sering menyendiri (berkhalwat) di Gua Hira’ sampai suatu ketika memperoleh wahyu pertama berupa surat al-’alaq ayat 1-5. Lima ayat tersebut diyakini sebagai pembukaan dari risalah penutup yang abadi.Dakwah rasulullah di Makkah berlangsung sekitar 13 tahun, dimana wilayah Makkah kurang kondusif  untuk mengembangkan dakwahnya, karena selama 10 tahun pertama dari dakwahnya belum memperoleh kemajuan yang berarti terutama dalam jumlah umat Islam. Pada sisi lain dakwah di Makkah lebih menekankan pada eskatologis atau ketuhanan karena masyarakat Arab pada saat itu belum mengesakan Tuhan (Allah). Hal ini dibuktikan dengan penyembahan terhadap berhala yang berjumlah sekitar 360 berhala yang mengelilingi ka’bah.Di samping itu dakwah di Makkah selain lebih menekankan pada bidang ketuhanan, juga memiliki karakteristik di antaranya; dalam bidang pengetahuan, pembinaan dan perencanaan.
STRATEGI KOMUNIKASI PONDOK PESANTREN KYAI AGENG SELO DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Sumadi, Eko; Masykur, Ali
AT-TABSYIR Vol 5, No 1 (2017): Juni 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i1.3374

Abstract

Artikel ini membahas tentang strategi komunikasi oleh pihak pengelola pondok pesantren dengan masyarakat sekitar dalam upaya pemberdayaan ekonomi. Dalam hal ini, pondok pesantran Kyai Ageng Selo Dukuh Selogringging Desa Tulung Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten yang dijadikan fokus kajiannya. Selain sebagai lembaga tafaquh fiddin, pesantran tersebut juga memiliki kepedulian pada sektor yang lain terhadap masyarakat di sekitarnya, misalnya soal perekonomian. Dengan keragaman latar belakang masyarakat disekitar pondok pesantren tersebut maka strategi komunikasi dinilai sangat penting agar pesan, baik pesan agama maupun pesan-pesan yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi dapat tersampaikan secara efektif dan efisien. Penelitian ini dikaji dengan metode diskriptif kualitatif. Dengan menjadikan pengasuh dan pengurus pondok pesantren Kyai Ageng Selo selaku pelaksanan program pemberdayaan masyarakat sebagai Subjek dalam penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun teknik keabsahan data menggunakan Triangulasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah pesantren Kyai Ageng Selo dalam mengkomunikasikan upaya pemberdayaan masyarakat menerapkan strategi komunikasi melalui perencanaan dan manajemen komunikasi. Selain itu, sangat diperhatikan pula unsur-unsur komunikasi yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Untuk mematangkan perencanaan komunikasi, empat elemen utama perencanaan yaitu target, aksi, sumber daya dan implementasi juga sangat diperhatikan. Adapun manajemen komunikasi, pesantren melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengarahan kepada pelaku dan sasaran program melalui komunikasi. Proses perencanaan dan manajemen komunikasi dilakukan dari tahap persiapan dan pelaksanaan program pemberdayaan.
FENOMENA DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI PERSPEKTIF TEORI MODELING Yuliyatun, Yuliyatun
AT-TABSYIR Vol 4, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i1.2913

Abstract

Tulisan ini memaparkan fenomena dakwah melalui media televisidalam perspektif teori peneladanan (modeling). Mengingat tujuandakwah adalah mengajak dan menyeru masyarakat pada jalankebaikan dan keutamaan prinsip-prinsip ajaran Islam, makaperan da’i sangat strategis memposisikan diri sebagai model atauteladan bagi sasaran dakwah. Disinilah pentingnya seorang da’iuntuk tidak hanya pandai berceramah tetapi mampu menjadi modelatau teladan yang baik (uswah hasanah) dalam mengejawantahpesan dakwah di kehidupan sehari-hari. Tulisan ini sebagai refleksianalisis penulis terhadap fenomena maraknya aktivitas dakwah melalui media televisi dan respon masyarakat secara umum terhadap bermunculannya figure-figur da’i di televisi. Sebagai kegiatan dakwah,tentunya pnting bagi para pelaku dakwah di televisi untuk tetapmemperhatikan prinsip uswah hasanah agar masyarakat menerimapesan dakwahnya tidak sekedar karena popularitas da’i, tetapi jugakarena terkesan dengan uswah hasanah yang tercermin dalam diri da’i.
PARADIGMA BARU KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (Sebuah Upaya dalam Merekonstruksi Realitas Media Massa ) Karim, Abdul
AT-TABSYIR Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v2i2.498

Abstract

TANTANGAN PENERAPAN NILAI-NILAI ETIKA DAKWAH PADA PROGRAM DAKWAHTAINMENT DI TELEVISI Widiana, Nur Huda
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2922

Abstract

Dakwahtainment sebagai upaya untuk mencari format yang sesuai diera informasi merupakan suatu keniscayaan. Dengan memperhatikankebutuhan masyarakat modern, maka pola-pola dakwah yang memilikiunsur intertainment mendapatkan perhatian dari para pelaku dakwahdan media televisi.Namun keberadaan da’i sebagai orang yang memilikipengetahuan, pemahaman yang luas di bidang agama ketika berhadapandengan media sungguh “tidak berdaya”. “ketidak berdayaan” inidipengaruhi oleh pemilik media yang memiliki tujuan berbeda dariidealisme da’i, sehingga rentan terjadi problem-problem etika dakwahdidalam pelaksanaannya.Mengemas dakwah dengan pola dan bahasayang menghibur merupakan hal yang harus dipertimbangkan sepanjangtidak menghilangkan esensi dan substansi dari dakwah itu sendiri.Sebab bila kemasan-kemasan dakwah itu dipandang sebagai strategi danmetode dakwah, maka sesungguhnya hal itu dapat berkembang sejauhyang diinginkan sesuai konteks ruang dan waktu yang melingkupinya.
KERAGAMAN MEDIA DAKWAH SEBAGAI PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM (Pemahaman terhadap Etika Komunikasi) Farida, Farida
AT-TABSYIR Vol 4, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i1.2904

Abstract

Membahas kepribadian manusia selalu menarik karena terdapat keunikan dari kekhasannya dalam aktualisasi di lingkungan, sehingga terdapat perbedaan dari masing-masing individu. Namun kepribadian muslim telah jelas dibahas dalam al-Qur’an, kategori bagi perilaku terpuji dan perilaku tercela. Namun kepribadian muslim perlu untuk dibentuk dan dilatihkan oleh orang-orang dewasa dengan dukungan dari lingkungan dengan berpedoman pada nilainilai Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Karena manusia memiliki kelebihan komunikasi, maka manusia dapat di  didik dengan komunikasi verbal maupun non verbal secara langsung maupun memanfaatkan keragaman media di era modern dengan tetap menggunakan etika komunikasi. Hal tersebut diupayakan dalam aktivitas dakwah karena setiap muslim memiliki kewajiban untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar sehingga terwujudlah kepribadian muslim dalam bingkai dakwah yang rahmatan lil alamin.  
BERDAKWAH DENGAN PUISI (KAJIAN INTERTEKSTUAL PUISI-PUISI RELIGIUS TAUFIQ ISMAIL) Shirazy, Habiburrahman El
AT-TABSYIR Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v2i1.462

Abstract

Membangun Komunikasi Edukatif Muchith, M. Saekan
AT-TABSYIR Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v3i1.1657

Abstract

Komunikasi merupakan alat yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Tanpa komunikasi yang baik, manusia akan kesulitan membangun peradabannya, atau bahkan tidak akan bias. Karena dalam kehidupan social, komunikasi menjadi bagian dari rukunya. Oleh karenanya komunikasi menjadi kebutuhan pokok dalam kelangsungan hidup manusia sekaligus dalam membangun peradabannya. Dalam membangun peradaban diperlukan sebuah komunikasi edukatif, bukan sekedar komunikasi biasa. Komunikasi edukatif adalah pola komunikasi yang dilakukan kepada pihak pihak lain yang didasarkan atas semangat untuk meraih kemanfaatan secara individual dan sosial dengan tetap memperhatikan asas kepantasan, ketepatan dan kearifan. Dalam banyak ayat al-qur’an maupun Hadits Nabi menunjukkan betapa pentingnya komunikasi, maka komunikasi edukatif  sangat tepat dijadikan metode dakwah khususnya di era teknologi dan semakin berkembangnya dinamika masyarakat yang menyebabkan banyaknya problem kehidupan masyarakat
DILEMA DAKWAHTAINMENT Laili, Fatma
AT-TABSYIR Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v1i1.451

Abstract

Page 6 of 37 | Total Record : 365