cover
Contact Name
Dr. Masturin, M.Ag
Contact Email
masturin@stainkudus.ac.id
Phone
+628122532397
Journal Mail Official
konselingreligi@stainkudus.ac.id
Editorial Address
Jl. Conge Ngembalrejo Bae Kudus Po Box. 51
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
KONSELING RELIGI
ISSN : 19077238     EISSN : 24772100     DOI : http://dx.doi.org/10.21043/kr
KONSELING RELIGI Jurnal Bimbingan Konseling Islam(ISSN 1907-7238; E-ISSN 2477-2100) accredited B Ministry of Research, Technology and Higher Education No. 36a / E / KPT / 2016 dated 23 May 2016, is an academic journal that emphasizes on actual issues related to Islamic guidance and counseling. Journal of Counseling Religi Journal of Islamic Counseling Guidance is published twice a year (once every six months, issued in June and December) by the Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus. SK ISSN was published on July 31, 2006 and is valid since the first Journal of Vol.1, No 1, June 2010. The editors receive contributions from experts to submit their thoughts related to da'wah, guidance, counseling.
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI" : 19 Documents clear
TERAPI QUR’ANI BAGI PENYEMBUHAN GANGGUAN KEJIWAAN (Analisis Pemikiran Muhammad Utsman Najati tentang Spiritualitas al-Qur’an bagi Penyembuhan Gangguan Kejiwaan) Istiqomah, Mas'udi
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2489

Abstract

Kemajuan material yang dikonsumsi manusia dewasa ini pada realitanya memunculkan kegersangan jiwa karena sebagian besar kemajuannya yang ada tidak diiringi dengan perkembangan religiusitas. Kegersangan jiwa membuat manusia berkepribadian abnormal sehingga rentan sekali mengalami gangguan kejiwaan. Menganalisis keadaan ini Muhammad Utsman Najati menghadirkan al-Qur’an sebagai media dalam rangka penyembuhan gangguan kejiwaan manusia di masa modern. Analisis yang akan dikaji atas pemikiran Muhammad Utsman Najati adalah kajian kepustakaan (library research) terhadap karyanya Al-Qur’an wa ‘Ilm al-Nafs. Kajian terhadap pemikirannya dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ayat-ayat dalam al-Qur’an menjadi penerapis guna mengubah pemikiran, kepribadian pasien dengan metode afektif, yaitu motivasi, pengulangan, perhatian, pembagian belajar, dan perubahan secara bertahap. Di samping itu secara kontekstual al-Qur’an mampu menerapi jiwa manusia dengan mengamalkan ajaran Islam yang dimuat al-Qur’an melalui takwa, ibadah, sabar, zikir, dan taubat. Sedangkan implikasi terapi qur’ani menurut Muhammad Utsman Najati adalah pembentukan mental positif manusia, seperti penyabar, penyayang sesama, rendah hati, dan percaya diri
KETERAMPILAN KOMUNIKASI KONSELING BERBASIS AYAT ALQUR’AN DALAM LAYANAN KONSELING SUFISTIK Rachman, Ali; Setiawan, Muhammad Andri
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2236

Abstract

Tulisan ini akan membahas tentang keterampilan komunikasi konseling berbasis ayat Alqur’an sebagai solusi alternatif praktis dalam konseling sufistik. Selama ini dalam proses konseling terjadi hambatan komunikasi karena adanya kecemasan komunikasi disebabkan moral judgment antara konselor dengan konseli yang ditengarai karena adanya konseli menghindari memberi informasi yang bisa menimbulkan kritik, atau penilaian buruk terhadap pribadinya. Khusus tentang pelaksanaan konseling melalui pendekatan Islam dapat dilakukan dengan menggunakan ayat Alqur’an sebagai dasar pelaksanaan komunikasi konseling sufistik. Hasil dari pembahasan ini adalah sebagai berikut: 1) Gambaran dimensi ‘al-maqamat’ dan ‘al-ahwal’ dalam proses konseling merupakan dimensi manusia mencapai fitrah yang terdiri dari taubat, wara,’zuhud, sabar, qana’ah, ridha, tawakal, ikhlas, muqarabah, muraqabah, khawf dan rajā,’maḥabbah dan ma’rifah. Melalui pisau bedah analisis menggunakan model Skilled Helper yang digagas oleh Gerad Egan pada tataran tertentu dapat digunakan sebagai proses keterampilan komunikasi konseling berdimensi ‘al-maqamat’ dan ‘al-ahwal.’ 2) Keterampilan komunikasi konseling yang digunakan berdasarkan ayat Alqur’an  keterampilan komunikasi konseling sufistik untuk mencapai ‘al-maqamat’ dan ‘al-ahwal’ adalah surah Al-Furqaan ayat 63, An-Nisa ayat 46, Al-Baqarah ayat 155, An-Nahl ayat 125 dan Ali Imran ayat 159.
PENDEKATAN PSIKOTERAPI ISLAM DAN KONSELING SUFISTIK DALAM MENANGANI MASALAH KEJIWAAN Mubasyaroh, Mubasyaroh
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2597

Abstract

Kehidupan modern yang materialistis dan hedonistik hanya menekankan aspek-aspek lahiriyah semata, yang mengakibatkan kehidupan manusia mengalami kegersangan spiritual dan dekadensi moral serta stres menjadi fenomena yang lumrah. Pada titik jenuhnya, manusia akan kembali mencari kesegaran rohaniah untuk memenuhi dahaga spiritualnya dan yang menarik bagi mereka adalah kehidupan yang memberikan ketentraman hati dan kebahagiaan rohani. Oleh karena itu banyak diantara mereka yang melirik ke dunia mistisisme. Maka William James, seorang filosuf dan ahli jiwa dari Amerika Serikat, mengemukakan tentang pentingnya terapi keagamaan atau keimanan, ia mengatakan bahwa tidak diragukan lagi terapi terbaik bagi kesehatan adalah keimanan kepada Tuhan, sebab individu yang benar-benar religius akan selalu siap menghadapi malapetaka yang akan terjadi. Sedangkan Carl Gustav Jung (Tokoh Psikologi Analistik), sebagaimana dikutip Amir, menyatakan bahwa gangguan psikis pada dasarnya bersumber dari masalah religius. Hal ini juga dapat dilihat dari ungkapan “psikoneurosis” harus dipahami sebagai penderitaan yang belum menemukan artinya, penyebab dari penderitaan ini adalah Stagnasi (penghentian) sepiritual atau Sterisas psikis”. Psikoterapi merupakan pengobatan alam pikiran atau lebih tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi berbagai gangguan emosinya, dengan cara memodifikasi prilaku, pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam masalah psikis. Dalam psikoterapi Islami, terdapat 3 metode inti, yaitu sentuhan tangan, penggunaan lisan, dan ajakan kepada hati. Dalam tulisan ini akan diungkap tentang pendekatan psikoterapi Islam dan konseling sufistik dalam menangani masalah kejiwaan.
PROBLEM SOLVING BERBSIS KONSELING AL-QUR’AN Mansyur, Ahmad dan Ahmad Yasser
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2224

Abstract

Studi ini meneliti tentang Problem Solving Berbasis Konseling al Qur’an. Subjek penelitian ini terdiri atas 3 orang subjek masing-masing adalah ibu rumah tangga dari latar belakang yang berbeda. Ketiga Subjek mempunyai permasalahan dan bersedia mengikuti konseling al-Qur’an. Pemilihan subjek menggunakan teknik aksidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Data kemudian diolah dengan menggunakan kaedah-kaedah penelitian kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga subjek memberikan respon positif terhadap konseling al-Qur’an. Ketiga subjek mengakui bahwa konseling al-Qur’an memberikan solusi atas permasalahan yang mereka alami. Ini menunjukkan bahwa konseling al-Qur’an memberikan pengaruh terhadap pemecahan masalah.
TERAPI SUFISTIK UNTUK PENYEMBUHAN GANGGUAN MENTAL DAN MEWUJUDKAN PRIBADI YANG SEHAT Zaini, Ahmad
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2598

Abstract

Setiap individu berharap memiliki kesehatan mental dan pribadi yang sehat. Ia ingin jasmani dan rohani dalam keadaan seimbang, tidak mengalami masalah yang berarti. Di era yang serba modern ini, muncul beragam masalah yang menghantui masing-masing individu, sehingga ia membutuhkan solusi atas masalah yang menimpanya. Terapi/konseling sufistik merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk membantu seseorang yang mengalami gangguan mental dan pribadi yang sakit. Terapi sufistik meliputi tiga hal, yaitu: takhalli (mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji) dan tajalli (kenyataan Tuhan). Ketiga tahapan terapi apabila dilalui dengan berkesinambungan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap individu yang mengalami gangguan mental. 
GESTALT PROFETIK (G-PRO) BEST PRACTICE PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING SUFISTIK Rahman, Imas Kania
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2216

Abstract

Gestalt Profetik (G-Pro) lahir dari hasil evaluasi dan pengembangan  terhadap konsep dan praktik Terapi Gestalt Frederik S. Perls. Pendekatan bimbingan dan konseling G-Pro merupakan best practice pendekatan bimbingan dan konseling sufistik dengan  merekonstruksi konsep, praktik, dan media layanan bimbingan dan konseling sehingga sejalan dengan tujuan pendidikan Islam. Konsep G-Pro dikenal dengan istilah kesadaran penuh (full awareness), kontak penuh (full contact), dan dukungan penuh (full support). Praktik G-Pro menggunakan strategi bimbingan kelompok dan konseling  individual. Strategi bimbingan  kelompok dilakukan dalam bentuk small group  untuk memberikan layanan dasar pada semua konseli sebagai awal terapi dengan menggunakan pendekatan  permainan kartu SDBHSM. Permainan kartu SDBHSM adalah permainan  interaktif antara konselor dan konseli yang bertujuan mendorong konseli mengalami situasi dalam kontinum kesadaran yang melemah kemudian bergeser pada kesadaran penuh dengan prinsip di sini dan sekarang. Kartu SDBHSM merupakan media G-Pro yang berisi enam slogan, yaitu: (S) siapakah anda?; (D) dari mana anda berasal?; (B) berada di mana anda saat ini?; (H) hendak kemana tujuan anda?; (S) sedang apa anda saat ini?; dan (M) manfaat apa yang anda peroleh?. Strategi konseling individual dilakukan dengan permainan dialog internal meliputi berbagai permainan dialog internal yang diadaptasi dari Terapi Gestalt Frederik S. Perls yaitu permainan dialog internal (empty chair) untuk menghadapi urusan yang belum selesai; teknik “Saya  memikul tanggung jawab“; teknik ”saya memiliki suatu rahasia” dan  “Bolehkah saya memberimu sebuah kalimat”; teknik bermain proyeksi; teknik pembalikan; teknik pengulangan; teknik melebih-lebihkan; teknik “bisakah anda tetap dengan perasaan ini”. Melalui pendekatan G-Pro, konseli dapat dibantu dan dibangun  untuk mampu: meningkatkan kesadaran diri akan eksistensinya sebagai makhluk Allah; secara bertahap dapat mengambil hikmah dari pengalaman dan bersyukur/bersabar atas pengalaman yang telah dilalui; mengembangkan kemampuan secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus melanggar syariat agama Islam dan atau melanggar  hak-hak orang lain; lebih sadar akan gerak hati, kecenderungan dan perasaannya; belajar bertanggung jawab pada apa yang mereka lakukan termasuk di dalamnya menerima konsekuensi dari pilihan dan perbuatannya; beralih dari dukungan dari luar meningkat menjadi didukung oleh diri sendiri dan dukungan Allah; menyadari membutuhkan orang lain dan dapat menerima pertolongan orang lain  dan mampu  menolong orang lain dengan berharap mendapat ridlaNya. AbstractGESTALT PROFETIK (G-PRO) BEST PRACTICE  GUIDANCE AND COUNCELLING SUFISTIK APPROACH Gestalt[LD1]  of Prophetic (G-Pro) was born from the results of the evaluation and development concept and practice of  Frederik S. Perls Gestalt Therapy . Approach G-Pro guidance and counseling  is a best practice of  approach sufistik guidance and counseling  by reconstruct concept, practice, and media of guidance and counseling so that it aligns with the objective of Islamic education. The concept of G-Pro is known as full awareness, full contact, and full support. G-Pro Practice uses the strategy of group guidance and individual counseling. Strategy of group guidance is in the form of a small group to provide basic service to all counselees as first therapy by using an approach SDBHSM card game. SDBHSM card game is interactive game between counselor and counselee that aims to encourage the counselee experiencing a situation in a continuum of consciousness that weakens then shifts in full awareness of the principle here and now. SDBHSM card is a G-Pro medium that contains six slogans, those are: (S) who are you ?;  (D) where are you from ?;  (B) where are you now ?;  (H) where do you want to go ?;  (S) what are  you doing now?; and (M) what benefit do you get ? Individual counseling strategy used by the internal dialogue game that consists many kinds of internal dialogue games adapted from Frederik S. Perls Gestalt Therapy is a game of internal dialogue (empty chair) to deal with unfinished business; technique "I take responsibility";  technique "I have a secret" and "Can I give you a sentence"; technique of playing projections; reversal technique; technique of repetition; exaggerating technique ; technique "Can you stay with this feeling". Through the G-Pro approach, counselee can be helped and built to be able to: increase the self-awareness of the existence as a creature of God; gradually able to take lessons from the experience and grateful / patient on the experience that has been passed; develop the ability independently to meet needs without violating Islamic law or violating the rights of others; more aware of the impulse, tendency and feeling; learn to be responsible in what they do which includes accepting the consequences of their choice and action; switch from external support to be supported by themselves and the support of God; aware of the need of others and can receive help others and able to help others expecting to get His pleasure.
Nilai-Nilai Sufistik dalam Pelayanan Kesehatan : Studi tehadap Husnul Khatimah Care (Hu Care) Di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul Yogyakarta Hidayanti, Ema
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2256

Abstract

Pasien rawat inap merupakan mad’u berkebutuhan karena menderita penyakit tertentu yang membutuhkan perhatian tersendiri. Pasien tidak hanya membutuhkan terapi farmasi, tetapi juga terapi psikospiritual. Penelitian kualitatif deskripstif ini mencoba menguraikan tentang Hu Care (Husnul Khatimah Care) bagi pasien rawat inap di  rumah sakit Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Hasil riset menunjukkan bahwa Hu Care merupakan Islamic Palliative Care yang dikembangkan berdasarkan teori pallitive care yaitu perawatan bagi pasien terminal yang tidak hanya mengatasi problem fisik, tetapi juga problem psikologis, sosial, spiritual dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Hu Care adalah perawatan yang menggabungkan teori keperawatan medis dengan ajaran Islam terutama nilai-nilai sufistik. Nilai-nilai tersebut antara lain dua kalimat syahadat, Salat, konsep sakit dalam Islam, menerima takdir, dan ruqyah. Berbagai nilai-nilai sufistik tersebut merupakan faktor yang membentuk psikologis positif pada pasien, yang pada gilirannya mampu meningkatkan imun alami dan berpengaruh mempercepat kesembuhan.
PENGUATAN KONSELING ISLAMI MELALUI PERJALANAN TASAWUF DALAM MERAIH KEBAHAGIAAN INDIVIDU Rozikan, Muhamad; Fitriana, Siti
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2058

Abstract

Konseling Islami merupakan suatu istilah yang sering didengar dalam kancah kehidupan modern. Pijakan dari konsep Bimbingan dan Konseling Islam berangkat dari asumsi bahwa agama itu merupakan kebutuhan fitrah dari setiap manusia. Allah telah menciptakan manusia dan telah meniupkan ruh-Nya, sehingga iman kepada Allah merupakan sumber ketenteraman, keamanan dan kebahagiaan manusia. Sebaliknya dalam paradigma ini, maka ketiadaan iman kepada Allah menjadi sumber kegalauan, kegelisahan dan kesengsaraan bagi manusia. Proses konseling dalam bimbingan konseling tentunya mampu memberi makna terhadap konseli untuk keluar dari permasalahan yang dihadapinya, salah satu ikhtiar pendekatan dalam konseling Islami adalah menggunakan pendekatan tasawuf (sufisme) yang mana pendekatan ini mampu menggerakkan konseli kembali pada fitrahnya, dengan perjalanan tasawuf, ditempuh dengan tingkatan syari’ah, thariqat, hakikat dan ma’rifat, maka ada proses yang perlu ditempuh dalam pencapaiannya. Takhalli, tahalli, dan tajalli merupakan suatu proses untuk menuju tujuan akhir yaitu kedekatan dengan Tuhan. Proses tersebut dilalui dengan latihan-latihan ruhani yang titik puncaknya adalah mencari keridhaan Allah SWT, diharapkan konseli mampu meraih kebahagiaan dunia dan akhirat sehingga. 
MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING SUFISTIK UNTUK MENGEMBANGKAN PRIBADI YANG ‘ALIM DAN SALEH Anwar, Sutoyo
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2267

Abstract

Banyak orang tua berharap agar anak turunnnya menjadi orang yang ‘alim dan saleh, untuk itu mereka memasukkan putra-putrinya ke sekolah-sekolah yang diyakini bisa memenuhi harapan tersebut. Namun dalam kenyataannya upaya itu  tidak selalu sukses, ada yang sekedar menghabiskan waktu dan biaya untuk sekolah tetapi ilmunya tidak didapat dan perilakunya pun tidak bagus (tidak alim dan tidak saleh), ada yang mendapatkan ilmunya  (alim) tetapi belum diaktualisasikan dalam perilaku (alim tetapi belum saleh), ada pula yang sudah memiliki ilmunya dan sudah bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dalam perjalanan waktu tiba-tiba tergelincir dalam perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan agama,  akibatnya ia menjadi orang yang tidak saleh. Pertanyaannya adalah apa yang salah dalam membimbing anak sehingga individu tidak bisa berkembang menjadi alim dan saleh. Tulisan ini difokuskan untuk mencari jawaban pertanyaan tentang apa yang bisa dilakukan orang tua dan atau guru dalam membimbing anak,   agar menjadi cerdas dan sekaligus berkelakuan baik (alim dan saleh) sesuai kehendak Penciptanya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka ditelusuri cara-cara hidup kaum sufistik yang lebih sesuai dengan ajaran Islam, untuk selanjutnya dijadikan model konseling sufistik untuk pengembangan pribadi yang ‘alim dan saleh, yang disusun mendasarkan kelaziman model konseling, yaitu; latar belakang pentingnya model, pengertian, tujuan, prinsip-prinsip bimbingan, materi bimbingan, kualifikasi konselor, evaluasi dan tindak lanjut. . Dengan model ini diharapkan bisa dijadikan pegangan bagi guru dan atau orang tua dalam membimbing individu agar menjadi ‘alim dan saleh.
Nilai-Nilai Sufistik dalam Pelayanan Kesehatan : Studi tehadap Husnul Khatimah Care (Hu Care) Di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul Yogyakarta
KONSELING RELIGI Vol 8, No 1 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i1.2256

Abstract

Pasien rawat inap merupakan mad’u berkebutuhan karena menderita penyakit tertentu yang membutuhkan perhatian tersendiri. Pasien tidak hanya membutuhkan terapi farmasi, tetapi juga terapi psikospiritual. Penelitian kualitatif deskripstif ini mencoba menguraikan tentang Hu Care (Husnul Khatimah Care) bagi pasien rawat inap di  rumah sakit Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Hasil riset menunjukkan bahwa Hu Care merupakan Islamic Palliative Care yang dikembangkan berdasarkan teori pallitive care yaitu perawatan bagi pasien terminal yang tidak hanya mengatasi problem fisik, tetapi juga problem psikologis, sosial, spiritual dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Hu Care adalah perawatan yang menggabungkan teori keperawatan medis dengan ajaran Islam terutama nilai-nilai sufistik. Nilai-nilai tersebut antara lain dua kalimat syahadat, Salat, konsep sakit dalam Islam, menerima takdir, dan ruqyah. Berbagai nilai-nilai sufistik tersebut merupakan faktor yang membentuk psikologis positif pada pasien, yang pada gilirannya mampu meningkatkan imun alami dan berpengaruh mempercepat kesembuhan.

Page 1 of 2 | Total Record : 19