cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Andalas
Published by Universitas Andalas
ISSN : 23017406     EISSN : 26151138     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Andalas merupakan Jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Arjuna Subject : -
Articles 47 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 3 (2014)" : 47 Documents clear
Pengaruh Timbal (Pb) Terhadap Kadar MDA Serum Tikus Putih Jantan Endrinaldi Endrinaldi; Asterina Asterina
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.197

Abstract

AbstrakTimbal (Pb) merupakan logam berat bersifat toksik yang konsentrasinya di lingkungan saat ini dipandang sebagai zat berbahaya. Pb dalam bentuk senyawa berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, emisi industry dan dari penggunaan cat bangunan yang mengandung Pb. Toksisitas Pb menghambat enzim yang berperan sebagai antioksidan dan merusak sel hati.Tujuan studi ini adalah untuk melihat pengaruh timbal (Pb) terhadap kadar malondialdehid (MDA) tikus putih jantan. Desain penelitian ini adalah eksperimental menggunakan 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan dengan pemberian Pb asetat dengan dosis konsentrasi 5, 10, 20 dan 40 mg/kg BB selama 26 hari.Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan rerata kadar MDA serum secara bermakna (p < 0,05), setelah pemberian Pb asetat selama 26 hari. Peningkatan kadar MDA secara bermakna terjadi antara kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok tikus yang diberi dosis 5, 10, 20 dan 40 mg/kg BB.Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah bahwa pemberian Pb asetat meningkatkan kadar MDA serum tikus.Kata kunci: Pb asetat, MDAAbstractLead (Pb) is atoxi cheavy metal concentrationsin the environment are now seenas a dangerous substance. Pb in the form of compounds derived from burningmotor vehicle fuel. Pb toxicityinhibitsan enzyme that acts as an antioxidant and liver cell damage.The purpose of this study was to observe the effect of lead (Pb) on levels of malondialdehyde (MDA) male whiterats. Experimental research design was used 25 white male rats were divided into five groups, namely the control group and the group treated with the administration of Pb acetate at a dose concentration of 5, 10, 20, and 40 mg / kg body weight for 26 days.The results showed an average increase in level of MDA, after administration of Pb acetate for 26 days were significantly (p <0.05). Increase in level of MDA of serum were significantly (p <0.05) occurred between the control group compared with the group of mice given a dose of 5, 10, 20 and 40 mg / kg bw.The conclusion from this study is that the administration of Pb acetate can increase the level of MDA serum mice.Keywords: Pb acetate, MDA
Hubungan Asupan Energi Sarapan terhadap Tingkat Konsentrasi pada Siswa-Siswi Kelas XII SMA Negeri 1 Padang Tahun Ajaran 2013/2014 Kurnia Maidarmi Handayani; Masrul Masrul; Adrial Adrial
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.156

Abstract

AbstrakIndonesia menduduki peringkat terakhir dalam cognitive skills dan pencapaian pendidikan menurut penelitian yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit. Cognitive skills memerlukan fungsi otak yang adekuat yang dipertahankan oleh nutrisi berupa konsumsi pangan yang baik dan beragam, terutama sarapan. Penelitian di Amerika Serikat pada anak usia sekolah remaja (15-18 tahun) menunjukkan bahwa sebesar 30% remaja tidak biasa sarapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi sarapan dan tingkat konsentrasi pada siswa SMAN 1 Padang. Studi dilakukan di SMAN 1 Padang pada bulan November 2013 terhadap 116 siswa kelas XII. Desain penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengolahan data dilakukan dengan uji chi-square menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat konsentrasi menggunakan digit symbol test antara siswa dengan asupan energi sarapan baik, kurang, dan sangat kurang (p=0,001) dan tidak terdapat perbedaan tingkat konsentrasi menggunakan digit span test antara siswa dengan asupan energi sarapan baik, kurang, dan sangat kurang (p=0,345). Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi sarapan dengan tingkat konsentrasi menggunakan digit symbol test (p<0,05).Kata kunci: sarapan, asupan energi, konsentrasi, digit symbol test, digit span testAbstractIndonesia was ranked last in the cognitive skills and educational attainment according to research conducted by the Economist Intelligence Unit.Cognitive skills require brain function is maintained by adequate intake of nutrients such as good and varied food, especially breakfast. Research in the United States in children of school age youth (15-18 years) showed that 30% of teenagers are not usually did breakfast.This study aimed to determine the relationship between energy intake at breakfast and the level of concentration of students of SMAN 1 Padang. The study was conducted at SMAN 1 Padang in November 2013 to 116 students of class XII. The research was an analytical study with cross-sectional design.Data processing is performed by the chi-square test using a computerized system. The results showed there were differences in the level of concentration using the digit symbol test between students with a good breakfast energy intake,less,and much less (p = 0.001) and there was no difference in the level of concentration using the digit span test between students with a good breakfast energy intake, less, and very less (p = 0.345). There is a significant relationship between breakfast energy intake with the level of concentration using digit symbol test (p < 0.05).Keywords: breakfast, energy intake, concentration, digit symbol test, digit span test
Hubungan Nilai Hematokrit Terhadap Jumlah Trombosit pada Penderita Demam Berdarah Dengue Amrina Rasyada; Ellyza Nasrul; Zulkarnain Edward
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.115

Abstract

AbstrakDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia.Pemeriksaan nilai hematokrit dan jumlah trombosit menjadi indikator diagnosis DBD. Nilai hematokrit akan meningkat (hemokonsentrasi) karena penurunan volume plasma darah, sedangkan jumlah trombosit akan menurun (trombositopenia) akibat supresi sum-sum tulang dan munculnya antibodi terhadap trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai hematokrit terhadap jumlah trombosit pada penderita demam berdarah dengue. Telah dilakukan penelitian retrospektif terhadap 112 pasien DBD di RSUP DR. M. Djamil Padang periode Juli 2012-Juni 2013. Data yang diambil dari Instalasi Rekam Medis adalah nilai hematokrit dan jumlah trombosit yang diperiksa dengan menggunakan alat otomatis Pentra-60. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil dari penelitian ini didapatkan rata-rata jumlah trombosit saat masuk rumah sakit adalah 49.627±38.141 sel/mm3, sedangkan rata-rata nilai hematokrit saat masuk rumah sakit adalah 45,1±6,1%. Analisis data untuk mencari hubungan nilai hematokrit terhadap jumlah trombosit saat masuk rumah sakit, didapatkan nilai koefisien korelasi Spearman (r) sebesar -0,115 dan nilai signifikasi p>0,05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan nilai hematokrit dan penurunan jumlah trombosit.Kata kunci: demam berdarah dengue, nilai hematokrit, jumlah trombositAbstractDengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a major public health problem in Indonesia. Examination of hematocrit values and platelet counts as indicators of dengue diagnosis. Hematocrit value will increase (hemoconcentration) due to a decrease in volume of blood plasma, while the platelet count will decrease (thrombocytopenia) due to bone marrow suppression and the appearance of antibodies against platelets. The objective of this study was to determine the relationship of hematocrit value on platelet counts in patients with dengue hemorrhagic fever. A retrospective study of 112 patients of dengue in the RSUP Dr. M. Djamil Padang period July 2012-June 2013. Data was taken from the Installation of Medical Record is the value of hematocrit and platelet, then data were examined using automated tools Pentra-60. Then the data were analyzed using the Spearman correlation test. The results of this study found the average platelet count on admission was 49.627±38.141 cells/mm3, while the average hematocrit value on admission was 45,1±6,1%. Data analysis was then performed to find the relationship of hematocrit value of the platelet count on admission, obtained Spearman correlation coefficient (r) of -0,115 and a significance value of p>0,05. It can be concluded that there is an increase in hematocrit and decrease of platelet counts.Keywords: dengue hemorrhagic fever, hematocrit value, platelet counts
Pola Sensitivitas Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Napas Bawah Non Tuberkulosis Terhadap Kotrimoksazol di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012 Inez Amelinda; Aziz Djamal; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.147

Abstract

AbstrakPenyakit infeksi saluran napas, terutama Infeksi Saluran Napas Bagian Bawah (ISPB) non tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi. Penegakan diagnosis secara tepat dan tepat serta pemilihan antibiotika berdasarkan uji sensitivitas akan sangat membantu dalam tatalaksana penyakit. Kotrimoksazol merupakan antibiotika lini pertama dan banyak digunakan dibeberapa puskesmas sebagai salah satu pengobatan infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis.Tujuannya untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi saluran napas bawah serta sensitivitasnya terhadap kotrimoksazol. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang bersifat cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 671 permintaan pemeriksaan mikrobiologis yang mencantumkan diagnosis klinis sebagai infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis, sebagian besar ditegakkan diagnosis pneumonia (87,78%), diikuti oleh bronkiektasis (5,96%), bronkitis kronis (4,32%), dan bronkitis akut (1,94%). Selain itu, dari hasil penelitian ditemukan bakteri penyebab terbanyak infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis yang utama adalah Klebsiella pneumoniae (51,92%), Streptococcus α hemolyticus (17,78%), dan Pseudomonas sp. (9,25%). Persentase sensitivitas bakteri penyebab infeksi saluran napas bawah terhadap kotrimoksazol sebesar 18,78%.Kata kunci: infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis, bakteri penyebab, sensitivitas, kotrimoksazolAbstractRespiratory tract infections diseases, especially lower respiratory tract infections non tuberculosis is a health problem that is often encountered. Proper diagnosis and appropriate antibiotic selection based on testing and sensitivity will be helpful in the treatment of disease. Co-trimoxazole is a first-line antibiotic and widely used in several health centers as one of the treatment of lower respiratory tract infections non tuberculosis.The goal of this research was to discover which bacterium causes lower respiratory tract infection and its sensitivity to Cotrimoxazole. This research was a cross-sectional descriptive study. The results of research showed that there were 671 requests for microbiological examination which included a clinical diagnosis of lower respiratory tract infectionas non-tuberculosis, most revealed clinical sign as pneumonia (87,78%), followed by bronchiectasis (5,96%), chronicbronchitis (4,32%), and acutebronchitis (1,94%). Besides that, according to the research result, bacteria that cause lower respiratory tract infection are Klebsiella pneumoniae (51,92%), Streptococcus α hemolyticus (17,78%), and Pseudomonas sp. (9,25%). All the bacteria has 18,78% sensitivity to cotrimoxazole.Keywords:lower respiratory tract infection, bacteria, sensitivity, cotrimoxazole.
Strabismus A-V Pattern Sri Handayani Mega Putri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.202

Abstract

AbstrakStrabismus A-V pattern merupakan bagian dari bentuk strabismus horizontal inkomitan yang menggambarkan adanya perbedaan signifikan pada deviasi horizontal antara upgaze dan downgaze dari posisi midline.Terdapat berbagai teori yang menjelaskan etiologi strabismus AV pattern, yaitu disfungsi otot obliq, overaksi dan underaksi otot rektus horizontal, kelemahan otot rektus vertikal, dan sagitalisasi otot obliq. Terapi bedah diperuntukkan bagi A-V pattern yang signifikan secara klinis, atau terdapat head posture chin up dan chin down yang signifikan untuk mendapatkan fusi. Terdapat berbagai pilihan terapi strabismus A-V pattern yaitu pelemahan otot obliq, transposisi otot rektus horizontal atau rektus vertikal.Kata kunci: A-V pattern, strabismus, otot obliq, tenektomi, transposisiAbstractA-V pattern strabismus was a part of horizontal form of incomitant strabismus which described a significantly different in horizontal deviation between upgaze and downgaze from midline position. There were several theories which explained the etiology of A-V pattern strabismus include oblique muscles dysfunction, Ooveraction and underaction of horizontal rectus muscles, weakness of vertical rectus muscles, dan oblique muscles sagitalizaton. Surgical treatment was indicated for clinically significant A-V pattern, or if there were significantly chin up and chin down of head posture to obtain fusion. There were several surgical procedure include oblique muscles weakening, horizontal rectus or vertical rectus muscles transpotition.Keywords: A-V pattern, strabismus, oblique muscle, tenectomy, transpotition
Prevalensi Kuman Multi Drug Resistance (MDR) di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 - Desember 2012 Novilla Rezka Sjahjadi; Roslaili Rasyid; Erlina Rustam; Lily Restusari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.169

Abstract

AbstrakKuman Multi Drug Resistance (MDR) menyebabkan semakin sulit dalam memilih antibiotika untuk pasien yang mengalami infeksi. Akibat sulitnya pemilihan antibiotika, bisa terjadi perpanjangan masa rawat di Rumah Sakit dan menyebabkan kemunduran dalam dunia medis, sosial dan ekonomi secara tidak terduga. Telah dilakukan penelitian deskriptif-retrospektif dengan mengambil data kuman penyebab infeksi yang mengalami Multi Drug Resistance (MDR) di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2010 - Desember 2012 untuk mengetahui kuman Multi Drug Resistance (MDR) dan prevalensi kuman Multi Drug Resistance (MDR) di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2010 - Desember 2012.Hasil Penelitian menunjukkan dari 6.387 jumlah spesimen yang diambil dan dilakukan uji sensitifitas, ditemukan 3.689 kuman yang telah mengalami Multi Drug Resistance (MDR) diantaranya kuman Klebsiella sp, Staphylococcus aureus, Enterobacter sp, E.coli sp, Pseudomonas sp, dan Proteus sp. Dari 3.689 kuman yang mengalami Multi Drug Resistance (MDR) di RSUP Dr. M. Djamil Padang, peningkatan resistensi paling tinggi ditemukan pada tahun 2010 dan meningkat kembali ditahun 2012. Hasil ini menunjukkan bahwa, kasus Multi Drug Resistance (MDR) sudah ditemukan pada hasil kuman yang dikultur di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang dan kasus tertinggi ditemukan ditahun 2010 (62%), kemudian menurun ditahun 2011 (55%) dan kembali meningkat ditahun 2012 (58%).Kata kunci: kuman multi drug resistance, prevalensi, kumanAbstractMulti Drug Resistance (MDR) bacteria, makes harder to choose the right antibiotics to use for the treatment and can cause the longer of hospitality days and the sudden decrease of medic, social and economics. It had been conducted a descriptive-retrospective study by taking the data of bacteria that cause infections experienced Multi Drug Resistance (MDR) in RSUP Dr. M.Djamil Padang from January 2010 - December 2012 to find out the Multi Drug Resistance (MDR) bacteria in RSUP Dr. M. Djamil Padang from January 2010 - December 2012. The result from the research from 6.387 study that shows the number of specimens taken and get sensitivity test, found 3.689 bacterias that have experienced the Multi Drug Resistance (MDR) including Klebsiella sp, Staphylococcus aureus, Enterobacter sp, E.coli sp, Pseudomonas sp, dan Proteus sp. The highest resistance from 3.689 Multi Drug Resistance (MDR) bacteria was in 2010 and increased again in 2012.These result indicate that, Multi Drug Resistance (MDR) case has been found in bacteria from specimen in Laboratory of Microbiology RSUP Dr. M. Djamil Padang and the highest was discovered in 2010 (62%), than decreased in 2011 (55%) and increased again in 2012 (58%).Keywords:Multi Drug Resistance bacteria, prevalention, bacteria
Efek Pemberian Suntikan Subkutan Vitamin C Terhadap Luka Insisi Dermal Surya Darma; Menker Manjas; Deddy Saputra; Salmiah Agus; Erkadius Erkadius
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.161

Abstract

Abstrak Vitamin C berfungsi sebagai kofaktor enzyme prolil dan lysil hydroxilase. Enzym tersebut berfungsi dalam proses hidroksilasi yang membentuk ikatan hidroksiprolin dan hidroksilisin pada fibroblast dalam membentuk kolagen. Selain itu Vitaimin C juga berfungsi meregulasi dan menstabilkan trankripsi gen mRNA prokolagen pada proses pembentukan kolagen di dermis. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk membuktikan apakah pemberian vitamin C subkutan disekitar luka insisi dermal berefek pada pembentukan kolagen yang lebih padat dalam proses penyembuhan luka. Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan tikus Wistar sebanyak 32 ekor, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 16 ekor sebagai kontrol dan 16 ekor lagi sebagai perlakuan. Pada kedua kelompok dilakukan insisi di punggung sepanjang 2 cm. Kelompok perlakuan diberi suntikan vitamin C subkutan disekitar luka insisi dermal sebanyak 9 mg (0,09ml), sedangkan kelompokkontrol tidak diberikan.Pada hari kelima dilakukan pengambilan jaringan luka pada kedua sampel untuk pemeriksaan kepadatan kolagen secara mikroskopik. Hasil:Kepadatan kolagen pada hari kelimamenunjukkan perbedaan yang bermakna dari efek penyuntikan vitamin C subkutan terhadap kepadatan kolagen (χ2 = 5,833; P<0,05). Kesimpulan: Penyuntikan vitamin C subkutan disekitar luka insisi dermal efektif dalam meeningkatan kepadatan kolagen. Kata kunci: suntikan vitamin C subkutan, kepadatan kolagen.Abstract Vitamin C functions as enzyme co-factor for prolyl and hidroxylase lysil. The enzyme functions in hydroxylase process that builds hydroxyproline and hydroxylysine bondsin fibroblast in the synthesis of collagen. Besides that, vitamin C also functions in regulating and stabilizing procollagen mRNA gen transcription in dermal collagen synthesis. Based on the facts above, researchers are interested to prove whether subcutaneous injection of vitamin C around dermal insisional wound would result in more compact collagen synthesis in wound healing. Method:This experimental study used32 Wistar rats, divided into two group that is 16 rats as control and 16rats as experimental group. All groups underwent 2 cm long incision at the back. Experimental group were given 9mg (0.09ml) subcutaneous injection of vitamin c around the wound, while the control group were not. On the fifth day, wound tissue are taken on both sample to check the collagen density microscopically. Result:Collagen density on the fifth day showed significant difference between the two groups(χ2 = 5,833; P<0,05). Discussion:Subcutaneous vitamin C injection around the dermal incision wound is effective in increasing collagen density. Keywords: subcutaneous vitamin C injection,collagen density
Pengaruh Senam Nifas terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Post Partum di RSUP DR. M. Djamil Padang Nurniati Tianastia Rullynil; Ermawati Ermawati; Lisma Evareny
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.111

Abstract

AbstrakPerdarahan merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian ibu pada masa nifas, dimana 50%-60% karena kegagalan miometrium berkontraksi secara sempurna. Salah satu asuhan untuk memaksimalkan kontraksi uterus pada masa nifas adalah dengan melaksanakan senam nifas, guna mempercepat proses involusi uteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri (TFU) pada ibu post partum. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Alat yang digunakan dalam penelitian berupa kaliper pelvimetri. Diberikan perlakuan senam nifas pada kelompok intervensi dan tidak senam nifas pada kelompok kontrol, kemudian dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-6. Data dianalisa menggunakan Uji General Linier Model (GLM). Rerata TFU hari ke-1 pada kelompok intervensi 12,37±0,72 dan 12,42±0,54 pada kelompok kontrol. Rerata TFU hari ke-3 pada kelompok intervensi 9,00±0,94 dan 9,87±0,75 pada kelompok kontrol. Sedangkan rerata TFU hari ke-6 pada kelompok intervensi 5,72±0,88 dan 7,37±0,68 pada kelompok kontrol. Terdapat perbedaan yang signifikan penurunan tinggi fundus uteri antara kedua kelompok pada hari ke-3 (p=0,00) dan hari ke 6 (p=0,00). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa senam nifas berpengaruh terhadap penurunan tinggi fundus uteri. Penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok intervensi lebih turun dibanding kelompok kontrol.Kata kunci: senam nifas, tinggi fundus uteri, post partumAbstractHemorrhage is a major cause of maternal morbidity and mortality in the puerperium, about 50%-60% of hemorrhage occurs due to failure of myometrium to contract completely. One care to maximaze uterine contraction during the puerperium is by implementing parturition gymnastics in order to accelarate the process of uterine involution. The purpose of this study was to determine the effect of parturition gymnastics on a decreasing of fundal height of maternal postpartum.This was experimental study with Post Test Only Control Group Design. The tool used in this study was pelvimetry caliper. Parturition gymnastics was given to intervention group but the control group did not treated with parturition gymnastics, then fundal height was measured on the first day, third day, and sixth day. Data were analyzed by using General Linear Model (GLM) test. Mean of fundal height on the first day on the intervention group was 12.37±0.72 and 12.42±0.54 on the control group. Mean of fundal height on the third day was 9.00±0.94 on the intervention group and 9.87±0.75 on the control group. Meanwhile, mean of fundal height on the sixth day on the intervention group was 5.72±0.88 and 7.37±0.68 on the control group. There was significant decrease of fundal height between the two groups on the third day 3 at (p=0.00) and the sixth day at (p=0.00). From the research results, it can be concluded that parturition gymnastic has an effect on the decreasing of fundal height. The decline of fundal height on the intervention group is more decreasing than that of on the control
Identifikasi dan Penentuan Kadar Boraks dalam Lontong yang Dijual di Pasar Raya Padang Rizki Amelia; Endrinaldi Endrinaldi; Zulkarnain Edward
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.175

Abstract

AbstrakKeamanan makanan merupakan salah satu masalah yang harus mendapatkan perhatian terutama di negara berkembang seperti Indonesia, karena bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Penyebabnya adalah masih rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan tanggung jawab produsen pangan terhadap mutu dan keamanan makanan terutama pada industri kecil atau industri rumah tangga. Hal ini menyebabkan produsen sering menambahkan bahan kimia ke dalam produk makanan, salah satunya boraks. Konsumsi boraks dapat menyebabkan mual, muntah, kanker bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan penentuan kadar boraks pada lontong yang dijual di Pasar Raya Padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di Laboratorium FMIPA Universitas Andalas Padang dari bulan Januari sampai bulan Desember 2013. Identifikasi dan penentuan kadar boraks dilakukan terhadap 10 sampel lontong yang diambil secara random. Metoda yang digunakan adalah metoda titrasi dan menggunakan larutan standar NaOH. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10 sampel, didapatkan tidak ada satupun sampel lontong yang mengandung boraks.Kata kunci: boraks, lontong, titrasiAbstractThe food safety is one of problems that should get attention, especially in developing countries like Indonesia, because it can gives a negative impact for health. The cause is lack of knowledge, skill, and responsibility for the quality and safety of food, especially in small industries or home industry. It causes producers often add chemicals to food products, one of which borax. Consumption of borax can cause nausea, vomiting, cancer and even death. This research was to identify and determination of borax in lontong which sold at Pasar Raya Padang. This was a descriptive study at The Chemistry Laboratory, Andalas University Padang from January to December 2013. The identification and determination of borax on 10 samples of lontong taken by random. The method used is titration method using a standard solution of NaOH. The results of the research showed that 10 samples of lontong didn’t contain borax.Keywords: borax, lontong, titration
Ekstraksi Benda Asing Lampu Led di Bronkus dengan Bronkoskop Kaku Fachzi Fitri; Tuti Nelvia
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.198

Abstract

AbstrakAspirasi benda asing adalah masalah yang relatif sering ditemukan pada anak dan merupakan masalah serius yang bisa berakibat fatal. Benda asing di traktus respiratorius harus segera dikeluarkan dalam kondisi dan peralatan optimal dan dengan trauma yang seminimal mungkin untuk mencegah komplikasi. Instrumen yang digunakan untuk tindakan ekstraksi benda asing dapat mempengaruhi morbiditas akibat komplikasi ekstraksi benda asing di traktus respiratorius. Dilaporkan satu kasus aspirasi lampu LED (Light Emitting Diode) di bronkus utama kanan pada anak perempuan berumur 5 tahun, yang dua kali gagal dikeluarkan dengan bronkoskop fleksibel dan berhasil dikeluarkan dengan menggunakan bronkoskop kaku tanpa komplikasi.Kata kunci: aspirasi benda asing, lampu LED, bronkoskop kakuAbstractForeign body aspiration is a relative commonly problem in children and still a serious and sometimes fatal condition. Foreign body in respiratory tract must be removed in optimal conditions and equipment with minimal trauma to prevent complications. Instruments which being used for foreign body extraction can affect morbidity due to complications of extraction of foreign body in respiratory tract. There was reported one case of aspiration of LED (Light Emitting Diode) lamp in the right main bronchus of 5 year old girl, who failed two times by flexible bronchoscope and successfully extracted by a rigid bronchoscope, without complication.Keywords: foreign body aspiration, LED lamp, rigid bronchoscope