Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Kajian Toksisitas Ekstrak Tumbuhan Talinum triangulare (Jacq) Willd. Rustam, Erlina; Masri, Machdawaty; Arifin, Helmi
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol 16 No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toxicity studies have been conducted from plant extracts of Talinum triangulare (Jacq) Willd. on male white mice. Toxic effects were observed in the form of liver dysfunction and renal dysfunction of experimental animals that were given orally by the variation extract dose of 150, 300 and 600 mg / kg once daily for 15, 30 and 45 days. As a control group used male white mice which were given only 2.5% Tween 80. Parameters to be measured are the activity of SGPT and SGOT, creatinine clearance, renal function and percentage ratio of kidney weight. From the results of studies it appears that administration of plant extract Talinum triangulare (Jacq) Willd. with a given dose affects liver function and kidney function were significantly (P <0.05)
Pengaruh Hiperglikemia terhadap Gambaran Histopatologis Glomerulus Mencit (Mus musculus Linn) yang Diinduksi Aloksan Melati Setia Ningsih; Eryati Darwin; Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.217

Abstract

AbstrakHiperglikemia menjadi ancaman serius karena berdampak buruk terhadap keluaran klinis karena dapat menyebabkan gangguan fungsi imun serta lebih rentan terkena infeksi, perburukan sistem kardiovaskuler, trombosis, peningkatan inflamasi, disfungsi endotel dan kerusakan otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hiperglikemia terhadap gambaran histopatologis glomerulus ginjal pada mencit yang diinduksi aloksan. Ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only with control group. Subjek penelitian adalah 12 mencit yang dibagi dalam dua kelompok: kontrol (K) dan perlakuan (P). Kelompok perlakuan diinduksi menjadi hiperglikemia melalui pemberian aloksan intraperitoneal dengan dosis 150 mg/Kg BB. Pada hari ke-14 dilakukan terminasi. Diameter, keliling dan luas glomerulus pada kelompok perlakuan (P1) meningkat dibanding kelompok kontrol K (p< 0,05). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah induksi hiperglikemia yang dilakukan lewat pemberian aloksan secara intraperitoneal dengan dosis 150 mg/kg BB selama 14 hari menyebabkan perubahan yang signifikan pada gambaran histopatologis glomerulus mencit.Kata kunci: hiperglikemia, glomerulus, gambaran histopatologisAbstractHyperglycemia become a serious health threat because have the bad impact to clinical output because immune functin disruption and more susceptible get infection, decay of cardiovascular systim, thrombosis, increase of inflamation, endotel disfunction dan decay of brain. The objective of this study was to determine the effect of hyperglycemia on histopathological features of glomerulus of mice induced by alloxan. Twelve (12) male mice divided into two groups: control group (K) and treated group (P). The treated groups received 150 mg/ kg BB doses of alloxan. After 14 days of induction, mice kidney were excised and fixed in Formalin solution. The tissues were processed by paraffin embedding to obtain histopathological sections and stained with haematoxylin-eosine. Morphometric analysis of glomerulus showed that the glomerulus area, circumference and diameter were increased in group P (p<0.05).The result suggest that hyperglycemia induced by alloxan for 14 days caused significant changes in histopathological features of mice glomerulus.Keywords: hyperglycemia, glomerulus, histopathologic features
Perbandingan Efektivitas Berbagai Media Ovitrap terhadap Jumlah Telur Aedes Spp yang Terperangkap di Kelurahan Jati Kota Padang Gusti Rati; Hasmiwati Hasmiwati; Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.527

Abstract

AbstrakAedes spp adalah vektor pembawa virus dengue yang dapat menimbulkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD merupakan penyakit menular yang cenderung mengalami peningkatan dan penyebarannya semakin luas. Cara mengurangi penyebaran penyakit DBD dengan mengendalikan vektor, salah satunya dengan memutus siklus hidup vektor dengan  menggunakan perangkap telur/pemasangan ovitrap. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas berbagai media ovitrap terhadap jumlah telur Aedes spp yang terperangkap. Jenis penelitian ini adalah eksperimental quasi dengan rancangan post test only design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua telur Aedes spp yang terperangkap pada ovitrap, sampel diambil dari sepuluh rumah dengan ulangan enam kali. Lokasi penelitian adalah RW I, III, V, VII, IX Kelurahan Jati. Variabel bebas adalah berbagai media (air sumur, air jerami, air kolam, air mineral) ovitrap. Variabel terikat adalah jumlah telur Aedes spp yang terperangkap. Uji normalitas data menggunakan uji kolmogorov smirnov, data terdistribusi normal (p>0,05) dan uji varian data tidak homogen (p<0,05), maka dgunakan uji Kruskal Walls dan Mann Withney. Hasil penelitian diperoleh telur nyamuk Aedes spp yang terperangkap selama penelitian adalah 3.090 butir dengan sebaran 1.563 butir di luar rumah dan 1.527 butir di dalam rumah. Berdasarkan media ovitrap, telur yg terperangkap pada media air jerami 1.758 butir, air mineral 576 butir, air kolam 523 butir, air sumur 233 butir. Uji statistik mendapatkan p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah telur Aedes spp yang terdapat pada masing-masing media ovitrap.  Disimpulkan bahwa air jerami lebih efektif sebagai media ovitrap daripada  air mineral air kolam, air sumur.    Kata kunci: telur Aedes spp, ovitrap, media ovitrap AbstractAedes spp are vectors of dengue viruses that can cause Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Dengue is one of the infectious diseases that the number of sufferers tend to increase and has wider dissemination.The solution to decrease the spread of dengue is by control the vector by using Ovitrap.The objective of this study was to compare the effectiveness of various media ovitrap on the number of Aedes spp eggs trapped.This research was a quasi experimental with post test only design. Population were all Aedes spp eggs trapped in ovitrap , samples were taken from 10 homes with  6 times repeatation. Location of the study were RW I,III,V,VII,IX in Jati .The independent variable is the type of media (wells water, straw water , pool water , mineral water) ovitrap .The dependent variable is the number of Aedes spp eggs trapped. The result of Kolmogorov Smirnov test were normally distributed (p >0.05) , a variant of the test data is not homogeneous (p< 0.05), so analyzed using the Mann Whitney and Kruskal Walls.The  Aedes spp mosquitoes that trapped during the study were 3,090 eggs. The distribution of 1,563 eggs outside the home and 1,527 eggs in the house. According to media ovitra; straw water had 1758 eggs, mineral water had 576 eggs, pools water had 523 eggs, well water  had 233 eggs (p = 0.000). There is a diference from the four ovitrap media on the eggs Aedes spp.The conclution is the straw water media is more effective than water of mineral, pools and well.Keywords: eggs of Aedes spp , ovitrap , ovitrap media
Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri Terhadap Nyeri Haid (Dismenore) dan Cara Penanggulangannya Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.236

Abstract

AbstrakDismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering terjadi pada remaja putri. Untuk mengobatinya penderita cendrung menggunakan tindakan Farmakologi dan non Farmakologi. Telah dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan cara menanggulangi dismenore pada remaja putri mahasiswi STIFARM Padang angkatan 2013 dengan jumlah responden 56 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan disajikan dalam bentuk tabel. Parameter yang digunakan adalah pengetahuan tentang menstruasi, dismenore dan tindakan yang dilakukan ketika mengalami dismenore. Dari penelitian didapat hasil yang tinggi dari pengetahuan remaja putri mengenai pengertian, lama dan penyebab menstruasi, pengetahuan yang rendah tentang siklus dan hormon yang berperan dalam menstruasi. Mempunyai pengetahuan yang tinggi terhadap dismenore seperti pengertian dismenore, usia yang sering mengalami dismenore, derajat dan penyebab dismenore. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi dismenore adalah tindakan non farmakologi (17,86%). Secara Farmakologi remaja putri menggunakan obat tradisional daun sirih (67,00%), Sedangkan yang memilih obat jadi adalah OJ-2 (40,00%). Efek samping obat yang dirasakan adalah mengantuk (56,52%). Alasan pemilihan obat adalah karena cepat menghilangkan nyeri (97,83%). Disarankan untuk melakukan penyuluhan tentang cara pengobatan dismenore baik secara Farmakologi maupun nonfarmakologi.Kata kunci: Dismenore, pengetahuan, pengobatanAbstractDysmenorrhea is the most common gynecologic health problem presented among female adolescents. To treat this condition, patients tend to either use pharmacologic or non farmacologic treatments available. A research had been done on the description of knowledge and how to over come a dysmenorrhea in female students of STIFARM Padang with sample 56 students. This is a descriptive study with data collection is done by using a questionnaire and presented in tabular form. The parameters used are knowledge about menstruation, dysmenorrhea and action taken when having dysmenorrhea. From the research concludet knowledge of the understanding, the time and the cause of menstruation, low knowledge about the cycle and hormones involved in menstruation. Have a good knowledge of the dysmenorrhea like deffenition of dysmenorrhea, the age who often get dysmenorrhea, the degree and cause of dysmenorrhea. The main action taken is non-pharmacological measures (17.86%). In Pharmacology female adolescents using traditional medicine is a betel leaf (67.00%). While choosing a drug is OJ-2 (40.00%). Side effects are felt sleepy (56.52%). The reason is because the choosen drugs can relief pain faster (97.83%). It is suggested that educating people on the proper way to treat dysmenorrhea by Pharmacologic or nonpharmacologic treatment.Keywords: Dysmenorrhea, knowledge,therapy
Hubungan Depresi, Ansietas, dan Stres dengan Kejadian Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sebelum dan Sesudah Ujian Blok Muhammad Husnul Ikhsan; Arina Widya Murni; Erlina Rustam Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1158

Abstract

Sindrom dispepsia merupakan keluhan gastrointestinal yang sangat umum di semua kalangan termasuk mahasiswa. Banyak penyebab yang memicu sindrom dispepsia, salah satunya adalah pengaruh psikologis khususnya depresi, ansietas, dan stres. Banyaknya ujian kompetensi yang dilalui mahasiswa kedokteran, sering menimbulkan masalah psikologis. Tujuan: Mengetahui hubungan depresi, ansietas, dan stres dengan kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebelum dan sesudah ujian blok. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan one group pre dan post design. Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan metode simple random sampling dari populasi lima puluh mahasiswa tahun pertama. Penelitian menggunakan Kuesioner DASS 21 dan Kriteria Roma IV. Hasil: Insidensi yang paling tinggi adalah depresi ringan (12,0%), ansietas sedang (34,0%), dan stres ringan (28,0%), serta sindrom dispepsia pada dua puluh tiga mahasiswa (46,0%). Depresi dan ansietas mengalami peningkatan secara signifikan setelah ujian blok. Nilai signifikansi depresi 0,183, ansietas 0,046 dan stres 0,021. Simpulan: Ansietas dan stres berhubungan secara signifikan dengan kejadian sindrom dispepsia karena p<0,05. Diharapkan adanya perhatian khusus oleh Bagian Pendidikan Kedokteran untuk kondisi biologis dan psikologis mahasiswa yang lebih baik.
Gambaran Klinis dan Histolopatologis Pasien Karsinoma Kavum Nasal dan Sinus Paranasal di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016 – 2018 Melita Husna; Sukri Rahman; Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 3 (2019): Online September 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i3.1030

Abstract

Karsinoma kavum nasal dan sinus paranasal merupakan keganasan yang jarang terjadi namun bersifat agresif. Kelangkaan kasus keganasan ini menyebabkan sebagian besar pasien datang pada stadium lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran klinis dan histopatologis karsinoma kavum nasal dan sinus paranasal di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medis dengan teknik total sampling. Sampel penelitian sebanyak 51 pasien yang didiagnosis karsinoma kavum nasal dan sinus paranasal di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016 – 2018. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien adalah pria (60,78%), kelompok usia 41 – 50 tahun (35,29%), dan bekerja sebagai petani (37,25%). Keluhan utama dan gejala klinis terbanyak adalah hidung tersumbat yaitu sebanyak (45,09%) dan (86,27%). Lokasi tersering ditemukan pada kavum nasal (62,74%). Pasien datang pada stadium III dan IV, dengan tipe histopatologi terbanyak adalah squamous cell carcinoma (58,82%). Kesimpulan penelitian ini bahwa pasien paling banyak ditemukan jenis kelamin laki-laki dengan keluhan utama dan gejala klinis terbanyak yang dialami adalah hidung tersumbat berlokasi di kavum nasal datang pada stadium III dan IV dengan tipe histopatologi squamous cell carcinoma.
Hubungan Jumlah Trombosit, Hematokrit dan Hemoglobin dengan Derajat Klinik Demam Berdarah Dengue pada Pasien Dewasa di RSUP. M. Djamil Padang Yobi Syumarta; Akmal M. Hanif; Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.187

Abstract

AbstrakDiagnosis yang tepat terhadap stadium dan kondisi penderita DBD penting untuk menentukan prognosisnya. Pemeriksaan trombosit, hematokrit, dan hemoglobin untuk setiap derajat klinik DBD diharapkan membantu dalam mengelompokkan dan mengelola pasien berdasarkan derajat kliniknya. Penelitan ini bertujuan untuk melihat hubungan hasil pemeriksaan trombosit, hematokrit, dan hemoglobin dengan derajat klinik DBD berdasarkan kriteria WHO.Penelitian dilakukan secara retrospektif terhadap 84 sampel dari rekam medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam di RSUP. M. Djamil Padang dari januari 2011 sampai 30 April 2013. Trombosit diperiksaan menggunakan metode Rees Ecker, hematokrit dengan metode langsung cara mikro, dan hemoglobin menggunakan metode Sahli. Uji hipotesis menggunakan analisis bivariat dengan uji hipotesis nonparametrik Kendal’s Tau dengan software SPSS.Hasil penelitian ditemukan rerata umur 25.49±10.09 tahun. Laki-laki 46 orang (54.8%) lebih banyak dari wanita 38 orang (45.2%). Hasil analisis dengan uji korelasi Kendal’s Tau didapatkan trombosit berhubungan dengan derajat klinik DBD, semakin rendah trombosit semakin berat derajat kliniknya (p < 0.05, r = 0.336). Hematokrit tidak berhubungan dengan derajat klinik DBD (p > 0.05, r = 0.059). Hemoglobin tidak berhubungan dengan derajat klinik DBD (p > 0.05, r = - 0.036).Semakin rendah jumlah trombosit semakin berat derajat klinik DBD, hematokrit dan hemoglobin tidak berhubungan dengan derajat klinik DBD.Kata kunci: jumlah trombosit, nilai hematokrit, kadar hemoglobin, derajat klinik DBD.AbstractPrompt diagnosis and as an accurate assessment of the stage and condition of DHF cases is a very important factor for determining patient prognosis. The existence of an exact value of the results of platelets, hematocrit, and hemoglobin for each grade of DHF are expected to greatly assist in classify and manage patients based on the clinical degree. This research was aimed to determine the relationship between the results of the hemoglobin, hematocrit and platelets count with the degree of clinical DHF according to WHO criteria. This research with retrospective design in 84 samples were taken from the medical records of adult patients in RSUP. M. Djamil Padang from 1 January 2011 until 30 April 2013. Platelets used direct method Rees Ecker, hematocrit’s used direct method micro method, and hemoglobin’s used Sahli method. Data processed by Kendal Tau tests using SPSS software. Results found average ages of 25.49 ± 10,09 years. The number of male patients 46 (54.8%) higher than female patients 38 (45.2%). Analysis by hypotetic test showed that there is a relationship between the platelet with clinical degree of DHF, where the lower the number, the more severe the clinical degree of DHF (p < 0.05, r = - 0336). There is no relation between hematocrit with clinical degree of DHF (p > 0.05, r = 0.059). There is no relation between hemoglobin with clinical degree of DHF (p > 0.05, r = - 0.036). More lower the number of trombosit, the more severe the clinical degree of DHF, and there is no relation between hematocrit and hemoglobin with clinical degree of DHF.Keywords: platelet count, hematocrit, hemoglobin levels, clinical degree of DHF.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Asma dengan Tingkat Kontrol Asma Katerine Katerine; Irvan Medison; Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i1.27

Abstract

AbstrakKontrol gejala asma yang baik merupakan tujuan pengobatan bagi pasien asma. Pengobatan medikamentosa dan self management dibutuhkan untuk mencapai kontrol asma. Pengobatan medikamentosa dan self management yang baik akan tercapai jika pasien asma memiliki pengetahuan mengenai asma . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan asma dengan tingkat kontrol asma. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April hingga September 2013 di RSUP Dr. M.Djamil Padang dan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi akan diwawancara menggunakan lembar kuesioner data dasar, kuesioner AGKQ dan kuesioner ACT. Penelitian ini dilakukan pada 65 orang pasien asma yang datang ke Poliklinik Asma di RSUP Dr.M.Djamil Padang and RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi selama bulan April hingga September 2013. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square dan pengolahan data menggunakan software SPSS 15. Hasil penelitian menunjukkan dari 65 subjek penelitian, 19 (29,2%) orang dengan asma tidak terkontrol memiliki pengetahuan yang rendah, 1 (1,5%) orang dengan asma terkontrol sebagian dengan tingkat pengetahuan yang rendah dan 1 (1,5%) orang pasien asma terkontrol total memiliki pengetahuan asma yang rendah. Pasien dengan pengetahuan asma rendah didapatkan 21 (32,3%) orang dan pengetahuan asma tinggi 44 (67,7%) orang. Berdasarkan uji chi square, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan asma dengan tingkat kontrol asma dengan nilai p = < 0,01 (p < 0,05).Kata kunci: Asthma Control Test (ACT), Asthma General Knowledge Questionnaire (AGKQ), kontrol asma, pengetahuan asma.AbstractGood control of asthma symptomps is a goal for asthmatic patient. Medical treatment and self-management are needed to reach control of asthma. Good medical treatment and a good self-management will be achieved if the asthma patient have knowledge of asthma. The aim of this study is to find relation between asthma knowledge and asthma control. This study is a cross sectional that was conducted in April – September 2013 at asthma clinic Dr.M.Djamil Hospital, Padang and Dr.Achmad Mochtar Hospital, Bukittinggi. Subject who fulfilled the inclusion criteria was interviewed by using basic data information, asthma general knowledge questionnaire (AGKQ) and asthma control test (ACT). Used 65 asthmatic patients as sample that come to Ashma Polyclinic in RSUP Dr.M.Djamil Padang and RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi during April until September 2013. The statistical analysis used chi square test and SPSS 15 for data processing. The results showed that from 65 subjects, 19 (29,2%) subjects with uncontrolled asthma showed low level of asthma knowledge, 1 (1,5%) subjects with partially controlled asthma showed low level of asthma knowledge, and 1 (1,5%) subjects with controlled asthma showed low level of asthma knowledge. Patients with low level of asthma general knowledge was 21 samples (32,3%) and high level of asthma general knowledge was 44 samples (67,7%). Based on chi square test, there is significant association between asthma general knowledge with asthma control p < 0.01 (<0.05).Keywords: asthma control test(ACT), asthma general knowledge questionnaire(AGKQ), asthma control, asthma knowledge
Prevalensi Kuman Multi Drug Resistance (MDR) di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 - Desember 2012 Novilla Rezka Sjahjadi; Roslaili Rasyid; Erlina Rustam; Lily Restusari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.169

Abstract

AbstrakKuman Multi Drug Resistance (MDR) menyebabkan semakin sulit dalam memilih antibiotika untuk pasien yang mengalami infeksi. Akibat sulitnya pemilihan antibiotika, bisa terjadi perpanjangan masa rawat di Rumah Sakit dan menyebabkan kemunduran dalam dunia medis, sosial dan ekonomi secara tidak terduga. Telah dilakukan penelitian deskriptif-retrospektif dengan mengambil data kuman penyebab infeksi yang mengalami Multi Drug Resistance (MDR) di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2010 - Desember 2012 untuk mengetahui kuman Multi Drug Resistance (MDR) dan prevalensi kuman Multi Drug Resistance (MDR) di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2010 - Desember 2012.Hasil Penelitian menunjukkan dari 6.387 jumlah spesimen yang diambil dan dilakukan uji sensitifitas, ditemukan 3.689 kuman yang telah mengalami Multi Drug Resistance (MDR) diantaranya kuman Klebsiella sp, Staphylococcus aureus, Enterobacter sp, E.coli sp, Pseudomonas sp, dan Proteus sp. Dari 3.689 kuman yang mengalami Multi Drug Resistance (MDR) di RSUP Dr. M. Djamil Padang, peningkatan resistensi paling tinggi ditemukan pada tahun 2010 dan meningkat kembali ditahun 2012. Hasil ini menunjukkan bahwa, kasus Multi Drug Resistance (MDR) sudah ditemukan pada hasil kuman yang dikultur di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang dan kasus tertinggi ditemukan ditahun 2010 (62%), kemudian menurun ditahun 2011 (55%) dan kembali meningkat ditahun 2012 (58%).Kata kunci: kuman multi drug resistance, prevalensi, kumanAbstractMulti Drug Resistance (MDR) bacteria, makes harder to choose the right antibiotics to use for the treatment and can cause the longer of hospitality days and the sudden decrease of medic, social and economics. It had been conducted a descriptive-retrospective study by taking the data of bacteria that cause infections experienced Multi Drug Resistance (MDR) in RSUP Dr. M.Djamil Padang from January 2010 - December 2012 to find out the Multi Drug Resistance (MDR) bacteria in RSUP Dr. M. Djamil Padang from January 2010 - December 2012. The result from the research from 6.387 study that shows the number of specimens taken and get sensitivity test, found 3.689 bacterias that have experienced the Multi Drug Resistance (MDR) including Klebsiella sp, Staphylococcus aureus, Enterobacter sp, E.coli sp, Pseudomonas sp, dan Proteus sp. The highest resistance from 3.689 Multi Drug Resistance (MDR) bacteria was in 2010 and increased again in 2012.These result indicate that, Multi Drug Resistance (MDR) case has been found in bacteria from specimen in Laboratory of Microbiology RSUP Dr. M. Djamil Padang and the highest was discovered in 2010 (62%), than decreased in 2011 (55%) and increased again in 2012 (58%).Keywords:Multi Drug Resistance bacteria, prevalention, bacteria
Median Ekskresi Yodium Urin pada Anak Usia 6-12 Tahun di SD Negeri 27 Olo Ladang Kecamatan Padang Barat Kota Padang Mia Puspita; Fadil Oenzil; Erlina Rustam
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.649

Abstract

Seseorang bisa mengalami Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) apabila asupan yodium tidak mencukupi.  GAKY biasanya ditemukan di daerah pegunungan, namun sekarang GAKY juga ditemukan di dataran rendah bahkan di daerah pantai, seperti yang terjadi di gugus pulau Halmahera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran ekskresi yodium urin pada siswa usia 6-12 tahun di SD Negeri 27 Olo Ladang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang berada di sekitar pantai di kota Padang. Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan desain cross sectional yang dilaksanakan dari November 2012 sampai Juli 2013 di SD Negeri 27 Olo Ladang Padang. Subjek penelitian adalah 62 siswa sekolah dasar yang telah memenuhi kriteria inklusi, kemudian diambil urinnya untuk dilakukan pemeriksaan kadar yodium. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 62 subjek penelitian, 22 (35,5%) diantaranya memiliki nilai ekskresi yodium urin tidak mencukupi, 38 (61,3%) memiliki ekskresi yodium urin cukup, 1 (1,6%) memiliki ekskresi yodium urin lebih dari cukup, dan 1 (1,6%) memiliki ekskresi yodium urin berlebihan. Hasil yodium tersebut, nilai median dari ekskresi yodium urin para responden adalah 118,5µg/L. Hal ini berarti bahwa intake yodium para siswa di SD Negeri 27 Olo Ladang telah mencukupi kebutuhan.