Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KONSUMSIPISANG EMAS (MUSA Sp ) UNTUK PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS Elly Usman
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 3, No 1 (2008): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v3i1.52

Abstract

Osteoporosis merupakan akibat dari kombinasi berkurangnya masa puncak tulang dan meningkatnya masa otot yang hilang. Masa puncak tulang hiasanya dicapai pada usia 20 -an dan tergantung pada faktor masa kanak-kanak dan remaja. Tingkat masa tulang yang hilang ketika dewasa juga tergantung pada pemasukan kalsoium dan olah raga. Sekarang untuk mencegah osteoporosis dibutuhkan pemasukan kalsium dan vitamin D yang memadai dengan mengkonsumsipisang emas (Musa Sp) terutama untuk wanita pasca menaupause disamping olah raga teratur, Disain penelitian ini bersifat experimental dan sampel diambil secara acak di pasar di kota Padang. Sampel yang telah dikeringkan kemudian diserbuk dan didestruksi basah dengan pelarut asam nitrat dan hidrogen peroksida. Serapan larutan diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 232,0 nm Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar calsium dalam pisang emas ( Musa Sp) ini sebesar 28,06 ug
Profil Kasus Tuberkulosis Paru di Instalasi Rawat Inap Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2010 - 31 Desember 2011 Muhammad Gamal Eddin; Oea Khairsyaf; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.382

Abstract

Abstrak Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang masih merupakan masalah kesehatan di dunia dan Indonesia sampai sekarang ini.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan data sekunder, yaitu rekam medik penderita TB paru. Populasi adalah semuakasus TB paru di Instalasi Rawat Inap Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang selama 1 Januari 2010-31 Desember 2011 yang mempunyai data rekam medik lengkap. Perhitungan analitik menggunakan Chi Square dengan α= 0,05. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kasus tuberkulosis paru di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang dari 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2011, yaitu karakteristik, temuan klinis dan laboratorium klinis, komorbid, dan farmakologi TB paru. Jumlah kasus TB paru dari penelitian ini adalah 65 buah. TB paru dengan BTA sputum negatif (60%) adalah klasifikasi TB  paru terbanyak. Laki - laki (72%), usia 20- 29 tahun (27%), pendidikan tamat sekolah lanjut tingkat atas (SLTA)(47%), pekerjaan rumah tangga (33%) merupakan karakteristik terbanyak diikuti merokok pada laki- laki (64%) dan status gizi kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat (53%). Hasil data analisis berdasarkan Chi Square, didapatkan X 2= 2,5 dengan α= 0,05, sehingga tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan hasil pemeriksaan BTA sputum. Terdapat hubungan bermakna antara merokok dengan jenis kelamin (X 2 = 41,6; p ≤ 0,05). Sesak nafas (56%) merupakan klinis terbanyak dan anemia (66%), laju endap darah (LED) meningkat (95%),  kadar gula darah sewaktu (GDS) normal (89%), serum glutamic oxsaloasetic transaminase (SGOT) normal (72%), dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) normal (84%)merupakan temuan laboratorium klinis terbanyak. Sebanyak 32% dari 65 buah kasus tidak mempunyai komorbid. Enam komorbid terbanyak adalah efusi pleura (22%), pneumonia (18%), diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) (12%), pneumotoraks (10%), hiponatremia (9%), dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)(7%) dan spondilitis (1%) dan peritonitis TB (1%) merupakan TB ekstraparu yang ditemukan dari penelitian ini. RHZE (86%) dan RH (6%) merupakan regimen obat antituberkulosis (OAT) yang digunakan pada kategori 1 dan RHZES (7%) pada kategori  2 sehingga kategori 1 (92%) merupakan klasifikasi kasus TB paru berdasarkan definisi klinis terbanyak. Kata kunci: mycobacterium tuberkulosis, tuberkulosis, tuberkulosis paruAbstract Pulmonary tuberculosis (PTB) is an infection transmitted diseases caused by Mycobaterium tuberculosis which is still be one of the health problems in the world and Indonesia until now. This research is a analytic descriptive that use secondary datas, which is medical records of PTB patients. The populations are all cases of pulmonary TB in Pulmonary Instalations Dr. M. Djamil Padang from 1 January 2010- 31 Desember 2011 which have complete medical record datas. Analytic using Chi Square with α= 0,05. The aim of this research is to know the profile of pulmonarytuberculosis cases in Pulmonary Instalations Dr. M. Djamil Padang from 1 January 2010 until 31 December 2011, which are characteristic, clinical findings, clinical laboratorium findings, comorbid, and pharmacology of PTB. The amount of cases from this research is 65 cases. PTB with negatif acid-fast bacilii (AFB) (60%) is the most calassification of PTB. Male (72%), age 20- 29 years old (27%), senior high school graduated (47%), unemployed (33%) are the most characteristic followed by smoke on male (64%) and severe low body weigh of nutritional status (53%). Data analyzed resultswith Chi Square results on X 2  is 2,5  and suggested that statistically there is no relationship between gender and acid- fast bacilii examination (p > 0,05). There is significant relationship betweensmoking history and gender (X 2 = 41,6; p ≤ 0,05). Shortbreathness (56%) is the most clinical finding and anemia (66%), high eritrocytes sedimen rate (ESR) (95%), normal random blood glucose (89%), normal serum glutamic oxsaloasetic transaminase (SGOT) (72%), and normal serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) (84%) are the most clinicallaboratorium findings. A 32% of 65 cases dont have comorbid. The six most of comorbid are pleural effusion (22%), pneumonia (18%), diabetes melitus type 2 (12%), pneumothorax (10%), hyponatremia (9%), and chronic obstructive pulmonary disease (7%) and spondilits (1%) and peritonitis TB (1%) are the extrapulmonary TB found on this research.RHZE (86%) and RH (6%) are the regiment of antiTB drugs which is given on 1st category and RHZES (7%) is given on 2nd category and then 1st category is the most classification of PTB based on clinical definitions.  Keywords: Mycobacterium tuberculosis, tuberculosis, pulmonary tuberculosis
Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Kabupaten Ogan Komering Ulu Nency Agustia; Rizanda Machmud; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 3 (2019): Online September 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i3.1044

Abstract

Ogan Komering Ulu (OKU) memiliki angkatan kerja sebanyak 65.917 dari 97.628 Wanita Usia Subur. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu cakupan ASI eksklusif masih belum memenuhi target yaitu 48,5% dari 80%. Kebijakan mengenai ASI eksklusif di tempat kerja telah ada, namun masih banyak tempat kerja yang belum melaksanakan kebijakan tersebut.Tujuan penelitian adalahmenganalisis faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kabupaten OKU. Studi mixed method desain sequential explanatory. Sampel kuantitatif diambil menggunakan multistage sampling pada Sembilan puluh dua ibu bekerja menyusui yang memiliki anak usia 0-2 tahun di OKU antara November 2018-Maret 2019. Responden Penelitian kualitatif dengan Indept Interview kepada pengelola program gizi dinas kesehatan, kabid hubungan indsutrial dinas tenaga kerja dan transmigrasi, kasie pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pemegang program gizi puskesmas sukaraya dan puskesmas tanjung agung, pimpinan tempat kerja, dan Responden Focus Group Discussion (FGD) yaitu ibu-ibu bekerja yang menyusui. Hasil Kuantitatif didapatkan pengetahuan (p= 0,245), Sikap (p= 0,423), fasilitas laktasi (p= 0,233), dukungan suami (p= 0,958), dukungan atasan kerja (p= 0,641). Hasil penelitian kualitatif menjelaskan bahwa kebijakan ASI Ekslusif di tempat kerja masih banyak ditemukan kendala berupa kurangnya sosialisasi, belum ada alokasi dana, tenaga dan sarana khusus untuk pelaksanaan. Disimpulkan bahwa pelaksanaan kebijakan ASI Eksklusif pada ibu bekerja di OKU belum terlaksana dengan baik karena belum adanya Perda Khusus tentang ASI Eksklusif di tempat kerja.
Hubungan Pengetahuan Ibu Pasangan Usia Subur dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Nagari Andalas Baruh Bukit Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar Iis Rahayu; Mohamad Reza; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 4
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.945

Abstract

Intra Uterine Devices (IUD) merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi wanita. Namun demikian jumlah akseptor kontrasepsi IUD di Nagari Sungayang masih sangat rendah, yaitu 14,97 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Pasangan Usia Subur dengan Penggunaan Kontrasepsi IUD di Nagari Andalas Baruh Bukit Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Kontrasepsi adalah cara untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel telur wanita (fertilisasi), atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang dalam rahim. Kontrasepsi yang reversibel adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk memiliki anak. Metode penelitian deskriptif corelasi dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Nagari Andalas Baruh Bukit. Populasi adalah seluruh ibu PUS, sebanyak 788 orang, dan sampel berjumlah 89 orang, dengan pengambilan sampel secara sistematic sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara, diolah dan dianalisa secara komputerisasi. Hasil analisa univariat diketahui bahwa 66,3 % responden memiliki pengetahuan tinggi tentang kontrasepsi IUD, (52,8 %) dan 86,5 % tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil analisa bivariat ada hubungan pengetahuan ibu Pasangan Usia Subur dengan penggunaan kontrasepsi IUD (p = 0,050). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan sikap ibu dengan penggunaan kontrasepsi IUD.
Identifikasi Carrier Bakteri Streptococcus β hemolyticus Group A pada Murid SD Negeri 13 Padang Berdasarkan Perbedaan Umur dan Jenis Kelamin Fadhila Aini; Aziz Djamal; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.459

Abstract

AbstrakStreptococcus β hemolyticus Grup A atau yang disebut juga Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak menginfeksi manusia.Bakteri ini dapat ditemukan sebagai carrier di saluran pernafasan terutama pada anak-anak, tidak menimbulkan penyakit tetapi berisiko untuk menyebarkan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jumlah carrier  bakteri Streptococcus β hemolyticus Grup A pada murid berdasarkan perbedaan umur dan jenis kelamin. Jenis penelitian ini adalah deskriptif cross-sectional dengan menggunakan sampel seluruh murid SD Negeri 13 Padang. Hasil penelitian adalah didapatkan 2 orang murid yang menderita carrier, yaitu pada kelompok usia>8-9 tahun dan >11 tahun. Berdasarkan jenis kelamin yang terdiri dari 54 orang laki-laki dan 50 orang perempuan, didapatkan 2 orang carrier yaitu hanya pada anak laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa carrier bakteri Streptococcus β hemolyticus Group  A terdapat pada anak usia tersebut karena masih kurangnya pengetahuan tentang kebersihan. Carrier yang ditemukan hanya pada anak laki-laki kemungkinan disebabkan mereka lebih sering bermain di luar rumah dan terpapar dengan berbagai bakteri patogen dan kurang memperhatikan kebersihan diri.Kata kunci: carrier, streptococcus β hemolyticus grup A, umur, jenis kelamin AbstractGroup A Streptococcus β hemolyticus or also called Streptococcus pyogenes is one of many pathogenic bacteria that infect humans. These bacteria can be found as a carrier in the respiratory tract especially in children, do not cause disease but can be a risk for spreading the disease. This objective of this study was to determine the amount of the carrier of bacteria group A Streptococcus β hemolyticus based on age and gender differences. This research is a descriptive cross - sectional study using a sample of all students of SD Negeri 13 Padang. Based on the age of 104 students found that students who suffer 2 carrier, which is in the age group>8-9 years and>11 years. Based on gender which consisted of 54 boys and 50 girls, found that only 2 people carrier on boys. The results of this study indicate that the carrier of bacteria Group A Streptococcus β hemolyticus in the childhood because of the lack of knowledge about hygiene. Carrier found only in boys probably becaused of often play outdoors and were exposed to a wide variety of pathogenic bacteria and usually pay less attention to his personal hygiene.Keywords: carrier, group A streptococcus β hemolyticus, ages, gender
Hubungan Kejadian Internet Addiction dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa FK Unand Rizky Erizka; Nadjmir Nadjmir; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.588

Abstract

AbstrakTeknologi internet berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan berbagai manfaat positif dan negatifnya. Internet addiction merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan. Dalam beberapa penelitian disebutkan pengaruh internet addiction terhadap beberapa aspek termasuk pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui angka kejadian internet addiction dan mempelajari hubungannya dengan prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unand. Metode studi cross sectional dilakukan terhadap mahasiswa FK Unand angkatan 2011. Hasil penelitian diolah dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan kejadian internet addiction mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa FK Unand. Sebanyak 1,1% subjek mengalami internet addiction berat, 34,4% sedang dan 37,7% ringan. Berdasarkan jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami internet addiction daripada laki laki karena  perempuan yang lebih banyak. Klasifikasi yang terbanyak adalah cyber-relationship dan metode paling banyak yang digunakan untuk mengakses internet adalah dengan menggunakan smartphone. Hasil lain yang didapatkan adalah kebutuhan dasar dan ibadah adalah kegiatan paling dominan yang dapat menghentikan responden dari mengakses internet. Disimpulkan bahwa kejadian internet addiction mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa FK Unand.Kata kunci: cyber-relationship, internet, internet addiction, prestasi belajar AbstractThe internet technology grow very fast in recent years bringing many positive and negative effects. Internet addiction is one of the negative effect. Several research confirm some negative effect of internet addiction including  academic problem. The objective of this study was to know frequency and it’s relation with academic achievement in Medical Faculty of Andalas university’s students. This was a cross-sectional study on Medical Faculty of Andalas University’s students. The result were analyzed by chi-square test. Based on the analyzed result, it confirm that the internet addiction cause problems in academic achievement. 1.1% samples suffer the severe internet addiction, intermediate 34.4% and mild 37.7%. By gender, more females suffer the internet addiction than males because there were more female than male. Based on classification, samples tends to suffer the Cyber-Relationship types of Internet addiction and most of them use smartphone to gain access to the internet. Basic needs and religion needs were the most activities that can stop the internet access. It can be conclude that internet addiction can cause problem in academic. Keywords: academic achievement, cyber-relationship, internet, internet addiction
Pola Sensitivitas Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Napas Bawah Non Tuberkulosis Terhadap Kotrimoksazol di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012 Inez Amelinda; Aziz Djamal; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.147

Abstract

AbstrakPenyakit infeksi saluran napas, terutama Infeksi Saluran Napas Bagian Bawah (ISPB) non tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi. Penegakan diagnosis secara tepat dan tepat serta pemilihan antibiotika berdasarkan uji sensitivitas akan sangat membantu dalam tatalaksana penyakit. Kotrimoksazol merupakan antibiotika lini pertama dan banyak digunakan dibeberapa puskesmas sebagai salah satu pengobatan infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis.Tujuannya untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi saluran napas bawah serta sensitivitasnya terhadap kotrimoksazol. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang bersifat cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 671 permintaan pemeriksaan mikrobiologis yang mencantumkan diagnosis klinis sebagai infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis, sebagian besar ditegakkan diagnosis pneumonia (87,78%), diikuti oleh bronkiektasis (5,96%), bronkitis kronis (4,32%), dan bronkitis akut (1,94%). Selain itu, dari hasil penelitian ditemukan bakteri penyebab terbanyak infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis yang utama adalah Klebsiella pneumoniae (51,92%), Streptococcus α hemolyticus (17,78%), dan Pseudomonas sp. (9,25%). Persentase sensitivitas bakteri penyebab infeksi saluran napas bawah terhadap kotrimoksazol sebesar 18,78%.Kata kunci: infeksi saluran napas bawah non tuberkulosis, bakteri penyebab, sensitivitas, kotrimoksazolAbstractRespiratory tract infections diseases, especially lower respiratory tract infections non tuberculosis is a health problem that is often encountered. Proper diagnosis and appropriate antibiotic selection based on testing and sensitivity will be helpful in the treatment of disease. Co-trimoxazole is a first-line antibiotic and widely used in several health centers as one of the treatment of lower respiratory tract infections non tuberculosis.The goal of this research was to discover which bacterium causes lower respiratory tract infection and its sensitivity to Cotrimoxazole. This research was a cross-sectional descriptive study. The results of research showed that there were 671 requests for microbiological examination which included a clinical diagnosis of lower respiratory tract infectionas non-tuberculosis, most revealed clinical sign as pneumonia (87,78%), followed by bronchiectasis (5,96%), chronicbronchitis (4,32%), and acutebronchitis (1,94%). Besides that, according to the research result, bacteria that cause lower respiratory tract infection are Klebsiella pneumoniae (51,92%), Streptococcus α hemolyticus (17,78%), and Pseudomonas sp. (9,25%). All the bacteria has 18,78% sensitivity to cotrimoxazole.Keywords:lower respiratory tract infection, bacteria, sensitivity, cotrimoxazole.
Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang Ivan Putra Siswanto; Yanwirasti Yanwirasti; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.354

Abstract

Abstrak Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan dunia terutama di negara yang dikelompokkan dalam high burden countries termasuk Indonesia. Pada tahun 2012, Indonesia berada di posisi empat dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2010, kesembuhan di Puskesmas Andalas sebesar 75,9%. Angka ini masih dibawah target pencapaian nasional sebesar 85%. Pada tahun 2011, angka kesembuhan di Puskesmas Andalas naik cukup signifikan yaitu mencapai 88,24% yang melebihi target nasional. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara pengetahuan pasien TB paru dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat  anti-tuberkulosis di puskesmas Andalas Kota Padang. Desain penelitian yang digunakan cross sectional study  dengan jumlah subjek sebanyak 26 orang penderita TB paru yang melakukanpengobatan di Puskesmas Andalas. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada responden menggunakan kuisioner yang kemudian di analisis melalui uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Pada penelitian didapatkan hubungan antara pengetahuan pasien TB paru (p=0,000) dan dukungan keluarga (p=0,04)  dengan kepatuhan minum obat anti-tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang.Kata kunci: tuberkulosis paru, kepatuhan, pengetahuan, dukungan keluarga Abstract Tuberculosis is a global health problem, especially in countries that are grouped in high-burden countries,including Indonesia. In 2012, Indonesia was in fourth position with the highest number of TB patients in the world.Based on the annual report of Padang City Health Department in 2010, succeed rate in Andalas Health Centre inPadang was 75.9% and this was below natonal target (85%). In 2011, succeed rate in Andalas Health Centre inPadang increased significantly, 88.24% which exceed national target. The objective of this study was to determine the relationship between knowledge of pulmonary TB patients and family support to adherence of anti-tuberculosis drugs at the health center patients Andalas Padang. The design of this study was cross sectional study. There were 26 subjects of pulmonary TB patient on treatment in Andalas Health Centre which were taken by total sampling. Data were collected through interview using questionnaire and analyzed by chi square test with 95% confidence interval.The results showed an association between patients knowledge (p-value: 0.000) and family support (p-value: 0.04) with medication adherence in Andalas Health Center, Padang City.Keywords: pulmonary tuberculosis, adherence, knowledge, family support
Perbedaan Efek Antibakteri Kapsul Minyak Bawang Putih (Garlic Oil) dan Kapsul Bubuk Bawang Putih (Garlic Powder) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro Ismail Fajri; Erly Erly; Elly Usman
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.535

Abstract

Abstrak   Bawang putih  telah diekstrak berupa kapsul garlic oil dan kapsul garlic powder sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terapi dalam pengobatan penyakit akibat infeksi bakteri. Kandungan kapsul bawang putih yang memiliki efek anti bakteri adalah allicin. Bawang putih mempunyai efek anti mikroba dalam melawan bakteri Gram positif dan Gram negatif, diantaranya Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Di pasaran terdapat dua jenis kapsul bawang putih, yaitu kapsul bubuk bawang putih dan kapsul minyak bawang putih.  Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan efek antara antibakteri kapsul minyak bawang putih dan kapsul bubuk bawang putih terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.  Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang dari Mei sampai Juni 2014. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian didapatkan kapsul minyak bawang putih dan kapsul bubuk bawang putih tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan zona hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Walaupun tiga kali pengulangan,  tidak terdapat efek antibakteri pada kapsul minyak bawang putih dan kapsul bubuk bawang putih.Kesimpulan penelitian ini adalah kapsul minyak bawang putih dan kapsul bubuk bawang putih tidak memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.Kata kunci: minyak bawang putih, kapsul bubuk bawang putih, Staphylococcus aureus, Escherichia coli AbstractGarlic extract in garlic oil capsules and garlic powder capsules can be used as alternative therapy in the treatment of diseases caused by bacterial infection. The content of garlic capsules which have anti-bacterial effect is allicin. Garlic has anti-microbial effect against Gram positive and Gram negative, including Staphylococcus aureus and Escherichia coli. In the market there are two types of garlic capsules, the capsules of garlic powder and garlic oil capsules. The objective of this study was to determine the differences of antibacterial effect between garlic oil capsules and garlic powder capsules on the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli. This research was done in the laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, Andalas University, Padang in Mei to Juny 2014. The type of research is experimental by using the disc diffusion method. The results of this study, garlic oil capsules and garlic powder capsules do not have the ability to produce a zone of inhibition against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Although 3 (three) time  repetitions, there were no antibacterial effect from garlic oil capsules and garlic powder capsules. The conclusion of this study is garlic oil capsules and garlic powder capsules do not have antibacterial effects against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.         Keywords: garlic oil capsule, garlic powder capsule, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
PENGARUH PEMBERIAN KOPI TERHADAP WAKTU PERDARAHAN (BLEEDING TIME) PADA MENCIT (Mus musculus) Ahmad Muhtar; Elly Usman; Rauza Sukma Rita
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i1.772

Abstract

Salah satu efek kopi yang masih menjadi kontroversi adalah pengaruh terhadap penurunan agregasi trombosit dengan cara meningkatkan jumlah cAMP trombosit. Tujuan penelitian ini adalah menentukan potensi kopi dalam menghambat agregasi trombosit melalui pengamatan waktu perdarahan. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 35 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi lima kelompok. Perlakuan diberikan pada hari ke-9 sampai hari ke-22 ,yaitu kelompok P1 (kontrol negatif), kelompok P2 (kopi dosis14 mg/20 g BB), kelompok P3 (kopi dosis kopi 28 mg/20 g BB), kelompok P4 (kopi dosis kopi 70 mg/20 g BB), dan kelompok P5 (kopi 140 mg/20 g BB). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-8 dan ke-23. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan One-Way Anova. Hasil penelitian dengan uji berpasangan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan rerata waktu perdarahan yang bermakna pada kelompok P1 (0,095) dan P2 (p=0,143), sedangkan kelompok P3, P4, dan P5 menunjukkan perubahan rerata waktu perdarahan yang bermakna denganmasing-masing nilai signifikansi 0,002, 0,000, dan 0,010. Hasil uji One-Way Anova setelah perlakuan dan Post-Hoc menunjukkan hanya terdapat perbedaan bermakna antara kelompok P1 dengan kelompok P2, P3, P4, dan P5 (p<0,05), sedangkan antar kelompok yang diberi kopi yaitu P2, P3, P4, dan P5, tidak terdapat perbedaan yang bermakna.