cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
The Indonesian Green Technology Journal
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Indonesian Green Technology Journal (IGTJ) merupakan jurnal interdisipliner yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian dalam aspek-aspek teoritis dan eksperimental tentang green science, engineering, technology, dan medicine" IGTJ mempromosikan bidang-bidang kajian interdisipliner seperti: 1. The "Naturally occuring materials, biomaterials, new eco-friendly and safer chemicals, methode and techniques in green-material, wastes treatment, food safety 2. green water management, water use efficiency, water conservation 3. green energy development, energy diversity, energy localization, energy security, renewable energy, solar energy, wind energy, hydropower energy, geothermal, bio-energy, sustainable energy management 4. sustainable wastes treatment, biodryng, composting, storage and transport 5. green biotechnology 6. green building and architecture 7. Ecocity and ecovillage, green open space, biopore, rainwater harvesting 8. green ICT, electromagnetic,radiation and human health, cell phones, computers 9. clean production technology, nano technology, global-warming technology
Arjuna Subject : -
Articles 107 Documents
Evaluasi Tingkat Keberlanjutan Fisik Kampung Kota Kecamatan Klojen, Kota Malang dengan Pendekatan Fuzzy Logic Miftahul Ridhoni; Surjono Surjono; I Nyoman Suluh Wijaya
The Indonesian Green Technology Journal Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1440.179 KB)

Abstract

Ruang dan kehidupan perkotaan saat ini menampung dan menyatukan semua aspek yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Proses penilaian keberlanjutan selama ini tidak menjawab mengapa nilai keberlanjutan antar kampung sangat beragam, hal ini terutama disebabkan karena hubungan antar teori dan praktek penilaian keberlanjutan kampung belum terbentuk secara utuh. Penelitian berfokus pada identifikasi faktor-faktor keberlanjutan fisik pada kampung Arab, Kampung Pecinan, dan Kampung Kebalen di Kecamatan Klojen, Kota Malang. Kemudian, dilakukan evaluasi menggunakan metode Fuzzy Logic untuk mengetahui tingkat keberlanjutan kampung-kampung kota tersebut. Wilayah studi secara umum memiliki ciri-ciri bukan merupakan wilayah kumuh, bukan merupakan permukiman formal, memiliki fasilitas pendukung minimal, dan memiliki nilai-nilai kelokalan. Nilai faktor-faktor keberlanjutan fisik Kampung Arab yaitu: compactness: 0,73 (Baik); connectivity: 0,63 (Sedang); density: 0,63 (Sedang); mix land use: 0,76 (Baik). Nilai faktor-faktor keberlanjutan fisik Kampung Pecinan yaitu: compactness: 0,63; connectivity: 0,34 (Sedang); density: 0,58 (Sedang); mix land use: 0,17 (Buruk). Nilai faktor-faktor keberlanjutan Kampung Kebalen yaitu: compactness: 0,58; connectivity: 0,36 (Sedang); density: 0,1 (Buruk); mix land use: 0,26 (Buruk). Tingkat keberlanjutan Kampung Arab (Medium-High) lebih tinggi daripada tingkat keberlanjutan Kampung Pecinan (Medium) dan Kampung Kebalen (Medium-Low).Kata kunci: kampung, faktor keberlanjutan, tingkat keberlanjutan, fuzzy logic
Analisis Distribusi Temperatur Koefesien Perpindahan Panas pada Sistem Pendingin (Simulasi) Menggunakan Porous Media dengan Variasi Porositas Ahmad Hamim Su'udy; Eko Siswanto; Rudy Soenoko
The Indonesian Green Technology Journal Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.igtj.2018.007.02.04

Abstract

The internal combustion engine is a fairly old machine and currently has many alternative energy which apparently has not been able to shift the role of the internal combustion engine, for the cooling system in the internal combustion engine greatly affect the performance and if not handled properly will cause something fatal, ie when the engine is too hot it can cause over heating and the machine can not work anymore. For Cooling system has been using fin and radiator. Research continues to grow in terms of heat transfer, ie by using porous media. Presence of porous media cooling system is expected to replace the role of fin and radiator easier maintenance and able to transfer heat well. In this case the research is assisted by simulation to see the temperature distribution that occurs in porous media with variation of 10%, 15%, 20% 25%, 30% The result of research by using simulation shows that the porosity value of porous media, the temperature distribution value also greater than. then the higher the porosity value the value (h) the heat transfer coefficient will be low.Keywords: Heat Transport, Porosity, Temperature
Faktor Penghambat Penyusunan RTRW Kabupaten Pasca Ditetapkannya UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang Rini Afridayanti; Agus Dwi Wijaksono; Turniningtyas Ayu Rachmawati
The Indonesian Green Technology Journal Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.137 KB)

Abstract

Penyusunan RTRW Kabupaten merupakan amanah dari UU 26/2007 tentang Penataan Ruang. Dalam pasal 78 ayat (4) huruf (c) menyatakan bahwa semua peraturan daerah (perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten disusun atau disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan. Dalam perkembangan penyusunan RTRW kabupaten pada tahun 2010 hanya terdapat 7 atau 1,75% RTRW kabupaten yang sudah diperdakan dan hingga tahun 2015 terdapat 329 atau 82,5% perda tentang RTRW kabupaten. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa amanah UU 26/2007 belum dapat dicapai hingga saat ini. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam menghambat penyusunan RTRW kabupaten. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis Regresi Linier Berganda. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen yaitu biaya penyusunan (X1), luas wilayah (X2), jumlah tenaga ahli (X3), sumber biaya (X4), jenis bantuan (X5), jarak ke ibukota provinsi (X6) dan jarak ke ibukota negara (X7) memberikan pengaruh paling besar dalam menghambat penyusunan RTRW (Y). Hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat 85% kabupaten yang diperdakan lebih dari rentang waktu 3 tahun pasca UU 26/2007 ditetapkan. Variabel yang paling berpengaruh dalam menghambat proses penyusunan RTRW adalah variabel biaya sebesar 43,6% dan variabel luas wilayah sebesar 43,7% dengan nilai signifikan lebih kecil dari tarif  nyata 5% (0,05). Kata Kunci : Faktor penghambat, Kabupaten, Penyusunan RTRW , UU 26/2007.
Memori Kolektif Kota Bima Dalam Bangunan Kuno Pada Masa Kesultanan Bima Hidayatul Akbar; Antariksa Antariksa; Christia Meidiana
The Indonesian Green Technology Journal Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1719.983 KB)

Abstract

Ungkapan “a city without old buildings is just like a man without memory” sangat relevan untuk mengungkapkan betapa pentingnya makna sejarah pada bangunan kuno di suatu tempat, terlebih bangunan kuno itu selain mempunyai sejarah, juga mempunyai locus, makna ataupun nilai yang tinggi. Akan tetapi, perkembangan kota secara ekonomi dan dinamika sosial yang semakin modern akan menenggelamkan makna sejarah sebuah kota jika tidak ada momentum untuk menjaga dan melestarikannya yang akan mengakibatkan sebuah proses pelupaan terhadap sejarah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kawasan sejarah dan bangunan kuno, mengidentifikasi memori-memori masyarakat terhadap bangunan kuno dan mengetahui tipologi memori kolektif yang terbentuk dari keberadaan bangunan kuno sehingga dapat dimaknai proses pembentukan sejarah di Kota Bima di masa kesultanan Bima. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil yang ditemukan adalah bahwa terbentuknya tiga memori kolektif Kota Bima dalam bangunan kuno yaitu memasarkan memori, penaklukan memori dan memisahkan memori.Kata Kunci: Bangunan Kuno, Kawasan Sejarah, Tipologi Memori Kolektif
Pengaruh Variasi Persentase Minyak Kelapa Pada Bahan Bakar Solar Terhadap Intermittensi Api Pembakaran Jemmy Charles K.
The Indonesian Green Technology Journal Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.582 KB)

Abstract

Beberapa dekade terakhir, dunia dilanda krisis energi, hal ini memicu pemerintah membuat kebijakan untuk mengembangkan sumber energi terbarukan dan dapat diaplikasikan didalam permesinan, salah satunya adalah bahan bakar nabati dari minyak kelapa. Ketika minyak kelapa dicampur dengan solar, maka struktur fisik dan kimia bahan bakar ini akan berubah, dan tentunya akan merubah juga prilaku dari dinamika pembakaran campuran bahan bakar ini, yakni intermittensi apinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh komposisi minyak kelapa pada solar terhadap intermittensi api pembakaran. Penelitian ini dilakukan dengan mencampur minyak kelapa pada solar, dari komposisi solar murni 100% : minyak kelapa 0% sampai 0% solar : 100% minyak kelapa, diuji dengan menggunakan mesin pertanian merk Yanmar dengan pompa injector 10,5 bar, nosel 7,5 bar dengan diameter 1 mm, menggunakan motor listrik dengan 2572,2 rpm sebagai penggerak nok untuk memompa injection pump. Intermittensi api dan dinamikanya diamati menggunakan video kamera resolusi tinggi. Hasil menunjukkan bahwa jumlah intermittensi api sebanyak 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali paling banyak terjadi pada campuran minyak kelapa antara 40%-60%. Sedangkan jarak dan periode intermittensi api paling tinggi terjadi pada minyak kelapa 50% yakni masing-masing 119,294 cm dan 0.04646. Frekuensi intermittensi api paling besar terjadi pada minyak kelapa 40%, yaitu 37,74 Hz. Pada komposisi minyak kelapa 80% - 100 % api padam dimana tidak terjadi reaksi pembakaran. Kata kunci: Bahan bakar solar, Intermittensi api,  Minyak kelapa, Viskositas.
Sifat Mekanik Kulit Batang Sagu Pada Berbagai Kondisi Idawati Supu; Eka Pratiwi Tenriawaru; Sunarti Cambaba
The Indonesian Green Technology Journal Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.413 KB)

Abstract

Produksi sagu menghasilkan limbah kulit batang sagu yang berpotensi sebagai alternatif bahan baku pengganti kayu. Untuk pemanfaatan tersebut, sifat mekanik kulit batang sagu pada berbagai kondisi perlu diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kuat tekan dan Modulus of Rupture (MOR) kulit batang sagu pada berbagai kondisi dengan standar JIS A 5908-2003 dan SNI 01-0608-89 serta untuk mengetahui perlakuan terbaik untuk kulit batang sagu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan, yaitu kondisi basah, kering angin, dan kering oven. Setiap perlakuan diuji kuat tekan dan MOR. Hasil uji kuat tekan kulit batang sagu dengan pengujian sejajar serat pada kondisi basah, kering angin, dan kering oven berturut-turut adalah 143,28 N/mm2, 64,09 N/mm2, dan 42,59 N/mm2. Sedangkan untuk MOR berturut-turut adalah 81,96 N/mm2, 87,29 N/mm2, dan 59,72 N/mm2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuat tekan dan MOR kulit batang sagu pada berbagai kondisi memenuhi standar JIS A 5908-2003 dan SNI 01-0608-89. Perlakuan terbaik terhadap kuat tekan adalah pada kondisi basah, sedangkan untuk MOR adalah pada kondisi kering angin.Kata kunci: kulit batang sagu, kuat tekan, modulus of rupture, kondisi kulit batang sagu
Rancangan Wadah Buah Tomat Untuk Menahan Getaran Selama Transportasi Berbahan Eceng Gondok dan Pelepah Pisang Ida Ayu Widhiantari; Sandra Malin Sutan; Gunomo Djoyowasito
The Indonesian Green Technology Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.458 KB)

Abstract

Faktor kerusakan buah tomat selama kegiatan transportasi antara lain dipengaruhi oleh besar kecilnya frekuensii getaran, dan lama waktu selama transportasi, sehingga dibutuhkan penanganan untuk dapat mengurangi kerusakan yang terjadi. Penggunaan bahan pengisi dari kombinasi serat eceng gondok dan pelepah pisang sebagai peredam getaran pada kotak kayu sebagai wadah tomat digunakan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari dua faktor dan tiga level yaitu frekuensi getaran (3, 6, dan 9 Hz) dan lama waktu (120,150,180 menit). Penggunaan bahan peredam tersebut mampu mengurangi kerusakan mekanis selama simulasi transportasi dengan nilai persentase kerusakan sebesar 16,1566% pada frekuensi getaran 3 Hz. Begitu pula nilai susut bobot, tekstur, kecerahan, warna merah (a), dan warna kuning (b) buah tomat terbaik juga diperoleh pada frekuensi getaran 3 Hz masing-masing sebesar 3,5993%; 0,1287 kg/mm²; 31,77; 17,71; 18,75.Kata kunci:  kerusakan mekanis, peredam getaran, tomat
Rendemen dan Fisiko-kimia Keripik Nangka (Arthocarpus sp) Berdasar Masa Masak Optimal Buah Ribut Suryanto
The Indonesian Green Technology Journal Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.703 KB) | DOI: 10.21776/ub.igtj.2018.007.01.01

Abstract

Masa panen buah nangka yang bersamaan seringkali menimbulkan masalah dalam penanganan pasca panen dan penentuan saat pengolahannya. Sesaat setelah dipanen buah nangka cepat mengalami penurunan mutu karena respirasi. Buah nangka dapat diolah menjadi keripik-nangka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan masa penggunaan bahan baku dari masak optimal menjadi keripik buah nangka terhadap rendemen dan fisikokimia keripik nangkanya. Buah nangka jenis salak masak optimal 0 hari dan masak 1, 2 dan 3 hari digunakan dan diolah menjadi keripik dengan penggoreng vakum. Parameter yang diamati pada keripik nangka adalah rendemen, warna, pengkerutan, dan tingkat kerapuhan. Warna keripik ditentukan berdasar nilai dE* , pengkerutan diukur berdasar rasio kehilangan kandungan air bahan, dan tingkat kerapuhan dengan texture analyzer. Data yang didapat dianalisis keragaman satu arah dan selang kepercayaan yang digunakan 5%. Hasil menunjukkan bahwa rendemen, warna, pengkerutan, dan kerapuhan keripik nangka yang didapat hanya diperoleh dari bahan baku buah nangka masak 1 hari dari masak optimal yang tidak berbeda nyata dengan bahan baku nangka masak optimal 0 hari. Kesimpulan bahwa masa penggunaan buah nangka masak 1 hari dari masak optimal untuk diolah menjadi keripik nangka memiliki rendemen, warna, pengkerutan dan kerapuhan yang serupa dengan masak optimal 0 hari.Kata kunci: fisikokimia, keripik nangka, masak optimal, penggoreng rendemen, vakum
Pemodelan Dinamis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Muhammad Rizky Pratama; Arief Rachmansyah; Fadly Usman
The Indonesian Green Technology Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1801.307 KB)

Abstract

Saat ini proporsi ruang terbuka hijau (RTH) semakin berkurang seiring peningkatan populasi dan kepadatan. Dalam pemenuhan pembangunan kawasan-kawasan pendukung sebagai akibat jumlah penduduk yang terus meningkat, alih fungsi lahan di Kota Malang tidak dapat dihindari. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa proporsi RTH  minimal 30% dari luas kota.  Namun proporsi kebutuhan RTH suatu kota berbeda dengan kota lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan luasan RTH tahun 2000 hingga 2015 serta menghitung dan memodelkan luas RTH  yang dibutuhkan Kota Malang kedepannya secara dinamis untuk dapat mencukupi kebutuhan berdasarkan standar beraktivitas dan kebutuhan oksigen. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui perubahan RTH menggunakan peta hasil interpretasi citra satelit yang di overlay sehingga diketahui perubahan luasan RTH dan pengembangan model proyeksi kebutuhan RTH dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik. Temuan dari pembahasan menunjukan bahwa luas RTH Kota Malang dari tahun 2000 hingga 2015 terus mengalami penurunan  hingga 30% dan kebutuhan akan RTH terus meningkat setiap tahunnya berbanding lurus dengan penambahan jumlah penduduk sedangkan ketersediaan RTH terus berkurang. Skenario untuk memenuhi kebutuhan RTH Kota Malang dengan menekan laju imigrasi, menekan tingkat kelahiran, menekan pertumbuhan kawasan terbangun, pengurangan jumlah sepeda motor dan mobil, penambahan RTH privat dan publikKata Kunci: Kebutuhan Oksigen, Ruang Terbuka Hijau (RTH), Standar Beraktivitas
Dampak Pertambangan Batubara terhadap Laju Deforestasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur Retna Kartikasari; Arief Rachmansyah; Amin Setyo Leksono
The Indonesian Green Technology Journal Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.217 KB) | DOI: 10.21776/ub.igtj.2018.007.01.03

Abstract

Pertambangan batubara di Kalimantan Timur merupakan salah satu kegiatan yang menyebabkan perubahan penutupan lahan hutan menjadi non hutan. Perubahan penutupan lahan tersebut mengakibatkan terjadinya deforestasi baik didalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan. Artikel ini akan membahas laju deforestasi berdasarkan perubahan tutupan lahan pada areal pertambangan batubara yang berada di kawasan hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian dilakukan dengan menginterpretasikan pola penutupan lahan pada citra Landsat 5 TM dan Landsat 7 ETM+ tahun 2010 serta Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2016. Hasil analisis berupa perubahan tutupan lahan tahun 2010 dan tahun 2016. Berdasarkan perubahan tutupan lahan tersebut, dilakukan pencermatan pada areal hutan yang berubah menjadi areal non hutan sehingga didapatkan laju deforestasi.  Hasil penelitian menunujukkan, bahwa pada kurun waktu antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2016, laju deforestasi yang terjadi pada areal pertambangan batubara dalam kawasan hutan sebesar 223,83 Ha/tahun. Luas laju deforestasi tersebut ± 0,46 % dari luas total izin pertambangan batubara dalam kawasan hutan yang berarti bahwa kontribusi kegiatan pertambangan batubara pada deforestasi didalam kawasan hutan sangat kecil.Kata kunci: pertambangan batubara, kawasan hutan, citra landsat, perubahan tutupan lahan, laju deforestasi

Page 5 of 11 | Total Record : 107