cover
Contact Name
Zaqlul Iqbal, STP, M.Si
Contact Email
zaqluliqbal@ub.ac.id
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 2656243X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jkptb
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (JKPTB) (ISSN: 2656-243X) has published the state-of-art articles which focus on both fundamental studies and applied engineering including Power and Agricultural Machinery, Mechatronics and Agro-industrial Machinery, Food and Post-Harvest Technology and Soil and Water Engineering. By providing an update issue and current topic in agricultural technology field, JKPTB becomes the reference for many scientist and stakeholders who work on Agricultural Engineering
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2020)" : 9 Documents clear
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Menilai Kesiapan Implementasi Modernisasi Irigasi Antara Daerah Irigasi Kewenangan Pusat dan Daerah Heru Sulistiawan; Asna Mustofa; Afik Hardanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.07

Abstract

Modernisasi irigasi merupakan proses adaptasi sistem irigasi terhadap perubahan dengan tujuan meningkatkan kinerja sistem irigasi dari aspek manajemen, metodologi, dan komponen sistem. Modernisasi irigasi di Indonesia dilakukan dengan pendekatan lima pilar irigasi yaitu ketersediaan air, sarana prasarana irigasi, institusi/kelembagaan, sistem pengelola, dan sumber daya manusia. Modernisasi dapat diimplementasikan apabila nilai Indeks Kinerja Modernisasi Irigasi (IKMI) pada suatu Daerah irigasi (DI) minimal 80. Nilai IKMI merupakan nilai kesiapan suatu Daerah Irigasi (DI) berdasarkan pada lima pilar modernisasi irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesiapan modernisasi irigasi pada dua kewenangan DI yang berbeda dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian dilaksanakan di dua DI, yaitu DI Serayu (luas 20.795 ha; kewenangan pemerintah pusat) dan DI Karangnangka (390,8 ha; kewenangan pemerintah Kabupaten Banyumas). Pengambilan data dilakukan selama 4 bulan (April-Juli 2019). Berdasarkan nilai IKMI dari dua kewenangan DI, didapatkan bahwa DI Serayu memiliki kesiapan implementasi modernisasi irigasi lebih baik (rerata ~ 79.2) daripada DI Karangnangka (rerata ~49.2). Perhatian pada aspek sistem pengelolaan (0,221) perlu diperhatikan sebelum implementasi modernisasi di DI Serayu sedangkan aspek peningkatan sarana prasarana menjadi faktor penting di DI Karangnangka (0,261). Perbedaan tingkat kesiapan tersebut dimungkinkan karena aspek faktor sumberdaya manusia, luas areal dan kekuatan institusi. Tantangan modernisasi irigasi pada perbedaan sistem pengelolaan adalah fleksibilitas dan adaptasi terhadap keragaman suatu DI.
Kajian Kualitas Air Hujan dan NPK Budidaya Tomat (Mill. var. pyriforme) Apel dengan Cocopeat dan Kompos Sarah Fitri Soerya; Nurpilihan Bafdal; Dwi Rustam Kendarto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.03

Abstract

Fertigasi merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan di dalam dunia pertanian. Fertigasi adalah salah satu sistem irigasi dikombinasikan dengan unsur hara. Fertigasi biasa digunakan di dalam hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu teknologi penananamn tanpa menggunakan tanah. Tanaman yang digunakan adalah Tomat Apel (Solanum lycopersicum Lycopersicum esculentum Mill, var.pyriforme). Air hujan dapat digunakan untuk pengairan untuk pertanian. Air hujan dapat menjadi solusi untuk kebutuhan air di musim kemarau sebagai sumber irigasi.  Sumber air hujan yang digunakan berasal dari daerah Jatinangor, Sumedang, kampus Universitas Padjadjaran. Air hujan memiliki beberapa masalah yaitu nilai kuaitas air pH yang terlalu tinggi dan nilai DHL yang terlalu rendah. Air irigasi ditambahkan nutrisi sebagai penambahan unsur hara untuk kebutuhan tanaman. Pengamatan kulitas air hujan dilakukan berdasarkan nilai pH, TDS, TSS, DO dan kekeruhan. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman Tomat Apel, digunakan nutiri. Nutrisi yang digunakan adalah NPK, yang dicampurkan pada irigasi dengan menggunakan media tanam cocopeat dan kompos. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mengetahui hasil panen tanaman secara kuantitatif. Tomat Apel dengan penggunaan nutrisi NPK dan penggunaan media tanam cocopeat:kompos menghasilkan bobot prediksi sebesar 2.450 gram/pohon dengan total penggunaan air 19,01 liter/tanaman selama 78 hari dan total konsumsi NPK dalam bentuk granular sebanyak 2,296 kg. Efisiensi penggunaan air tanaman Tomat Apel pada greenhouse adalah sebesar 94,07 kg/m3. Prediksi bobot hasil panen sebesar 2,45 kg/pohon.
Skrining Kualitatif Fitokimia Senyawa Antibakteri pada Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidiium guajava L.) Debora Handarni; Selly Harnesa Putri; Tensiska Tensiska
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.08

Abstract

Jambu biji merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak khasiat terutama pada bagian daunnya. Daun jambu biji dikenal memiliki kandungan senyawa yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah didalam daun jambu biji yang telah melewati proses ekstraksi maserasi mengandung senyawa antibakteri seperti saponin, tanin, dan flavonoid. Ekstraksi dilakukan selama 24 jam dan hasil maserasi dievaporasi menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan hasil ekstrak yang pekat. Rendemen ekstrak yang didapatkan dengan tiga kali pengulangan tanpa adanya pembeda adalah sebesar 4.57%, 4.52% dan 3.99%. Hasil pengujian fitokimia pada ekstrak daun jambu biji menunjukan bahwa ekstrak tersebut memiliki kandungan senyawa antibakteri yaitu saponin, tanin, dan flavonoid.
Variasi Bentuk Penampang Saluran yang Sesuai untuk Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) pada Hidroponik Sistem NFT Ansar, Ansar; Sukmawaty, Sukmawaty; Putra, Guyup Mahardian Dwi; Mawarni, Baiq Desy Eka
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.04

Abstract

Agricultural land is always reduced due to the transfer of functions that continue to occur at any time. The solution to overcome this problem is to apply hydroponic agricultural cultivation. The purpose of this study was to examine the effect of variations of cross-sectional shape that to suitable for the growth of red spinach (Amarantus tricolor L.) on the hydroponic NFT (Nutrient Film Technique) system. The research parameters observed were cross-sectional area, velocity and flowrate, plant height, and number of leaves. The research data were analyzed using analysis of variance at a significance level of 5%. The results showed that the cross section of the channel that was most suitable for the growth of red spinach plants was trapezium because it had the best plant growth results compared to the semicircular and rectangular cross section. The results of this study need to be disseminated so that farmers can apply the hydroponic method of the NFT system to produce red spinach that is suitable for consumption.
Pengaruh Kombinasi Mulsa-Pupuk Terhadap Erosi Tanah pada Lahan Kentang dengan Aplikasi Bio-Arang dan Guludan Horizontal Krissandi Wijaya; Masrukhi Masrukhi; Purwoko Hari Kuncoro; Arief Sudarmaji; Susanto Budi Sulistyo; Akhmad Syariffianto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.09

Abstract

Guludan horizontal (searah kontur) telah terbukti sangat efektif menurunkan laju erosi tanah pada lahan kentang, namun efektifitasnya dalam meningkatkan kualitas tanah maupun produktivitas tanaman yang optimal perlu dikaji lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kombinasi mulsa dan pupuk terhadap erosi dan kehilangan nutrisi tanah pada lahan kentang dengan aplikasi bio-arang dan guludan horizontal. Sebanyak 6 demplot kentang (6 m x 3 m) dengan aplikasi bio-arang (5 ton/ha) dan guludan horizontal (5 lajur) disiapkan masing-masing untuk perlakuan mulsa plastik-pupuk organik (MPO), mulsa jerami-pupuk organik (MJO), tanpa mulsa-pupuk organik (TMO/kontrol), mulsa plastik-pupuk anorganik (MPK), mulsa jerami-pupuk anorganik (MJK), dan tanpa mulsa-pupuk anorganik (TMK/kontrol). Laju aliran permukaan (runoff) dan kehilangan tanah (soil loss) pada setiap demplot diukur pada setiap kejadian hujan dengan menggunakan kolektor sedimen, serta kadar N-total dan P-total-nya dianalisis di laboratorium masing-masing dengan menggunakan metode Kjeldahl dan Kolorimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MPK mampu menahan laju runoff dan soil loss lebih baik daripada yang lain atau masing-masing 11.9-18.1% dan 41.8-48.1% lebih efektif dibanding kontrol. Lebih jauh, MPK dapat menekan kehilangan N-total dan P-total lebih signifikan daripada yang lain atau masing-masing 30.1-38.9% dan 31.9-44.8% lebih baik dibanding kontrol. Dengan demikian, MPK dipandang sebagai kombinasi yang sesuai untuk budidaya kentang dengan aplikasi bio-arang dan guludan horizontal.
Optimasi Elisitasi Suhu dan Waktu Kejut Listrik untuk Meningkatkan Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Total Fenol Kacang Kedelai (Glycine max) Rijal Asshidiqy; Widya Dwi Rukmi Putri; Jaya Mahar Maligan
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.05

Abstract

 Kacang kedelai merupakan komoditas pangan penting di Indonesia karena aman untuk dikonsumsi dan relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein dari hewani. Kacang kedelai sendiri telah banyak dimanfaatkan menjadi pangan olahan yang umum dikonsumsi diantaranya adalah tempe, tahu, kecap, hingga tauco. Kacang kedelai dikenal memiliki berbagai macam kandungan senyawa bioaktif seperti total fenol. Kandungan total fenol pada kacang kedelai yaitu 3,49 mgGAE/g yang didukung oleh aktivitas antioksidan IC50 sebesar 77,72 ppm. Untuk memaksimalkan kandungan total fenol dan aktivitas antioksidan yang ada maka digunakan cara elisitasi dengan kejut listrik tegangan tinggi.  Metode yang digunakan adalah Response Surface Methodology (RSM) dengan Central Composite Design (CCD). Faktor pada penelitian ini yaitu suhu dan waktu saat kejut listrik dengan respon aktivitas antioksidan IC50 dan total fenol. Berdasarkan hasil penelitian,  diperoleh nilai optimal pada suhu 34,73 °C dan waktu 14,93 detik. Respon yang dihasilkan yaitu nilai aktivitas antioksidan 65,07 ppm dan kandungan total fenol 5,02 mg/g.
Degradation Techniques of Hemicellulose Fraction from Biomass Feedstock for Optimum Xylose Production: A Review Budi Mandra Harahap
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.01

Abstract

The utilization of xylose, one of the C-5 sugars released from hemicellulose deconstruction of biomass feedstock, is intensively studied, in particular for producing valuable fermentation products. More xylose in the initial fermentation broth is highly expected to induce more final products formed. The techniques for lignocellulose fractionation to obtain the expected xylose amount are widely developed. Nevertheless, these are slightly different from the methods for glucose production. The production of glucose is initiated by delignification to facilitate enzyme accessibility in degrading cellulose to glucose. The delignification process, however, requires harsh conditions causing further decomposition of xylose corresponded to the formation of inhibitors detected in the spent liquor of pretreatment. Hence, xylose recovery needs particular treatments and the corresponding condition. Several strategies offered attributed to xylose production involved in conventional treatment using dilute acid and other promising methods such as an autohydrolysis, solid acids, steam explosion, inorganic salt, and ionic liquid. Post-treatments by enzymatic or acid hydrolysis of xylooligosaccharides dissolved in the liquid fraction are also considered to enhance xylose recovery. This review provides such techniques and the challenges frequently arising during xylose yield optimization performed. Each method has specific benefits and drawbacks that are also addressed in this paper.
Klasifikasi Penyakit Pada Daun Stroberi Menggunakan K-Means Clustering dan Jaringan Syaraf Tiruan Efrilla, Alif V.; Sulistyo, Susanto B.; Wijaya, Krissandi; Kuncoro, Purwoko H.; Sudarmaji, Arief
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.06

Abstract

Identifikasi penyakit pada tanaman stroberi sangat diperlukan untuk mengetahui penyakit lebih awal, sehingga dapat dilakukan pencegahan dini menyebarnya penyakit-penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengembangkan algoritma untuk mendeteksi penyakit pada daun stroberi berbasis pengolahan citra menggunakan metode k-means clustering. 2) Mengembangkan jaringan syaraf tiruan (JST) untuk mengklasifikasikan penyakit pada daun stroberi. 3) Menentukan parameter visual yang tepat digunakan untuk klasifikasi penyakit pada daun stroberi. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter visual yang tepat dari pengolahan citra penyakit daun stroberi menggunakan 12 parameter yaitu mean R, mean G, mean B, contrast, correlation, energy, entrophy, homogeneity, area, perimeter, eccentrycity, dan metric. Aplikasi pengolahan citra dan JST untuk klasifikasi penyakit pada daun stroberi menunjukan hasil yang baik yaitu dengan segmentasi k-means clustering model warna L*a*b*, JST menggunakan 2 hidden layer dengan nilai rata-rata JST latih sebesar 90,2% dan JST uji sebesar 70%.
Kinerja dan Karakteristik Konsumsi Energi, Air, dan Nutrisi pada Sawi Pagoda (Brassica narinosa) Menggunakan Sistem Fertigasi Deep Flow Technique (DFT) Hidayah, Aidah Luthfi; Dwiratna, Sophia; Prawiranegara, Boy Macklin Pareira; Amaru, Kharistya
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.02.02

Abstract

Hidroponik dapat membantu tanaman untuk tumbuh. Keberhasilan penggunaannya dapat ditinjau dari kinerja yang dihasilkan serta mengetahui karakteristik konsumsi yang dibutuhkan selama satu kali masa tanam sawi pagoda. Penelitian ini dilaksanakan di rooftop gedung Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran. Fertigasi hidroponik yang digunakan pada penelitian ini adalah Deep Flow Technique (DFT) dengan parameter yang diukur adalah jumlah penggunaan air konsumtif, jumlah penambahan pekatan nutrisi dan jumlah energi listrik yang digunakan serta keseragaman dari hasil pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan kinerja pertumbuhan ditinjau dari keseragaman masuk dalam kategori cukup hingga sangat baik dengan hasil rata-rata tinggi 17,95 cm, jumlah daun 26,71 lembar, diameter tajuk 23,26 cm, bobot 79,11 gram, dan panjang akar 72,82 cm yang mampu dicapai dalam waktu yang lebih cepat dibanding budidaya secara konvensional yaitu hanya 28 hari. Efisiensi penggunaan air yang dihasilkan sebesar 50,441 Kg/m3 dan produktivitas lahan sebesar 1,736 Kg/m2 ditunjang dengan konsumsi energi listrik 38,57 MJ/m2, konsumsi air 1,57 liter/tanaman dan konsumsi nutrisi 12,17 ml/tanaman yang terhitung lebih kecil dibanding dengan budidaya secara konvensional.

Page 1 of 1 | Total Record : 9