cover
Contact Name
Surjono
Contact Email
surjono@ub.ac.id
Phone
+62817381534
Journal Mail Official
tatakota@ub.ac.id
Editorial Address
Jurusan Perencanaan WIlayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No. 167 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Tata Kota dan Daerah
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2338168X     EISSN : 26865742     DOI : 10.21776/ub.takoda
Jurnal Tata Kota dan Daerah (TAKODA) is an Indonesian journal, peer-reviewed publication of original research and review article covering new concepts, theories, methods, and techniques related to urban and regional planning. The journal will cover, but is not limited to, the following topics: Urban planning and design Environment and settlement Regional planning and development Rural studies Disaster management Transportation planning
Articles 166 Documents
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA INDUSTRI KABUPATEN SUMEDANG (STUDI KASUS INDUSTRI TAHU SUMEDANG) Mahendra, Jodhi
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2019.011.02.4

Abstract

Tahu Sumedang merupakan salah satu industri yang paling strategis dan prioritas di Kabupaten Sumedang berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah wilayah dan sektor industri. Saat ini ada beberapa masalah strategis industri tahu sumedang seperti bahan dasar tahu Sumedang adalah kedelai yang diimpor dari AS, sehingga tidak menyerap produk pertanian lokal serta adanya Rencana pembangunan jalan tol Cisumdawu yang melewati Kabupaten Sumedang membuat orang hanya melewati kota tanpa mengunjungi kota. Penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan sumber daya lokal berdasarkan isu-isu strategis di desa-desa yang memproduksi tahu sumedang melalui identifikasi rencana aksi untuk pengembangan sumber daya industri tahu sumedang. Untuk menganalisis data, menggunakan dua metode analisis seperti analisis sub sistem dan analisis linkage system. Hasil akhir adalah untuk mengidentifikasi rencana aksi untuk rencana pengembangan industri tahu sumedang yang mencakup rencana pengembangan produk, rencana sistem keterkaitan, dan rencana peningkatan kualitas produk.
Pelestarian Pola Permukiman Tradisional Suku Sasak Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur Sabrina, Rina; Antariksa, Antariksa; Prayitno, Gunawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakter dari suatu suku dapat dilihat dari tradisi dan budaya yang terbentuk dalam suatu permukiman dan masih menjaga local wisdom mereka, hal ini dapat terlihat dari permukiman tradisional Suku Sasak di Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur, yang menjaga rumah adat mereka dari segala perubahan. Tujuan dari studi adalah mengidentifikasi karakteristik non fisik sosial budaya masyarakat Dusun Limbungan, dan mengidentifikasi karakteristik fisik pola tata ruang permukiman yang terbentuk, menganalisis pola tata ruang permukiman tradisional yang terbentuk akibat pengaruh fisik dan non fisiknya, dan kearifan lokalnya, serta menentukan arahan pelestarian bagi permukiman tradisional Limbungan. Metode yang digunakan adalah deskriptif-evaluatif. Hasil studi menunjukkan bahwa konsep keruangan makro yang terbentuk dari tatanan fisik lingkungan hunian memperlihatkan adanya pembagian ruang permukiman berdasarkan guna lahan, yaitu tempat hunian di bagian tengah, dan lahan pertanian di bagian luar area permukiman. Dari hasil struktur ruang permukiman tradisional Suku Sasak Limbungan terbentuk berdasarkan konsep filosofi, yaitu konsep arah sinar matahari, konsep terhadap gunung rinjani, konsep pembangunan rumah dan elemennya secara berderet dan tanah berundak-undak, dan konsep bentuk rumah yang seragam terdiri dari rumah yang berjajar (suteran). Penempatan elemen rumah (bale) berupa panteq memiliki posisi saling berhadapan dengan bale. Pola pengembangan tata ruang masyarakat Sasak di Dusun Limbungan berorientasi pada nilai kosmologi berdasarkan sistem kepercayaan dan tradisi-tradisi masyarakat yang berbasis budaya sehingga menghasilkan ruang-ruang khusus.Kata kunci: Pola tata ruang, Permukiman tradisioal Sasak Limbungan, Sosial budaya, Pelestarian
Conflict Management In Eco-City Development (Spatial References: Lubhu Urban Area In Kathmandu Valley, Nepal And Surabaya City In Indonesia) Adisukma, Dana; Rana, Shreema; Hayuni, Nurvina; Ulya, Ayu Fitriatul
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 6, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Urban area as one of the busiest space than another spaces that have various applied systems on it. The complexity of social, economic, ecology and culture systems in urban area was needed an effective and efficience management method toward urban sustainable livelihood. Nowadays, the eco-city development in Surabaya City, Indonesia and Lubhu Urban Area, Kathmandu Valley, Nepal has been developed. In addition, it was emerging some problems between the stakeholders. The research aims are identifying and mapping the potential conflict of stakeholder also conceiving new management strategy to reduce its conflict impacts. This research is important because it will define a simulation with stakeholder analysis as its approach through journals and reports. The research method supported by recent condition about those cities. The conclusion of this research shows that all stakeholders have spesific roles between each other. Logically, the more stakeholder involved the more its roles overlaped. Not only Lubhu Urban Area which have the waste water and solid waste problems, but also Surabaya City. The problems caused by socio-politic conflicts and lack of awareness and contribution between private and public sectors. The alternative solution is integrating the interest between public and private sectors with fully support from political stakeholder.Keywords: Development, Eco-city, Potential Conflict, Stakeholders, Surabaya, Lubhu.
Perbandingan Kemampuan Dan Kemauan Membayar Peternak Non Biogas Di Dusun Krajan, Desa Pujon Kidul Octariana, Tiara; Meidiana, Chistia; Hidayat, AR Rohman Taufiq
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of alternative energy can be applied by any community, especially farmers in the village, considering the potential of livestock in Indonesia which reached 16.019 million. Farmers can perform the processing of manure waste to independent energy fulfillment by the community. In the development of independent energy fulfillment, it takes charge of the community for its implementation. The purpose of this study is assessed the benefit of using biodigester. The value of such interest is to view at the balance of interests of the use of biodigester and costs incurred by the farmers. Pujon Kidul village has a great potential in utilizing livestock manure. Pujon Kidul village has 453 farmers with the total of 1,390 farmers, but the manure management is still limited. This is because farmers have problems in costs, whereas if the farmer does not have enough income, the farmers are less likely to build a biodigester. Therefore, this reasearch is conducted to see the ability and willingness to pay of the farmers. Then, its compared in order to get the value of interests. This study is using analysis of ability to pay and willingness to pay. From the comparison, as many as 93% farmers have a greater willingness to pay of his ability (choice riders), it indicates the need for a biodigester is very important for farmers.Keywords: biodigester, ability to pay, willingness to pay
Tingkat Vitalitas Kegiatan Perdagangan Lama di Kayutangan Kota Malang Saputri, Nila Eka; Wicaksono, Agus Dwi; Meidiana, Christia
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik skoring serta metode pendekatan kualitatif untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan menggunakan analisis sinkronik diakronik dan analisis faktor. Tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan menunjukkan pada tingkat vitalitas sedang. Berdasarkan hasil analisis sinkronik diakronik, aspek ekonomi merupakan aspek yang paling mempengaruhi perkembangan dan perubahan aktivitas kegiatan perdagangan dan kondisi fisik Kayutangan. Hasil studi didapatkan empat faktor menurut kelompok responden pedagang yang berpengaruh terhadap tingkat vitalitas kegiatan perdagangan di Kayutangan, yaitu faktor I inventaris usaha, faktor II kenyamanan dan keamanan sarana prasarana perdagangan, faktor III aktivitas perdagangan, dan faktor IV jumlah pengunjung. Faktor menurut kelompok responden pengunjung, yaitu faktor I kenyamanan fisik kawasan perdagangan, faktor II kesenangan berkunjung, faktor III barang yang ditawarkan, dan faktor IV keamanan dan keselamatan berkunjung.Kata kunci : tingkat vitalitas, kegiatan perdagangan, faktor
Konsep Ecotourism pada Kawasan Wisata Nepa Sampang – Madura Budhiyanti, Dwi; Moestadjab, Hutomo; Setiyawan, Arief
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan membuat konsep ecotourism di kawasan wisata Nepa, Kabupaten Sampang Madura secara komprehensif melalui kesesuaian potensi yang ada di kawasan. Pendekatan yang digunakan adalah analisis deskriptif secara kualitatif terhadap data primer yang diperoleh melalui wawancara serta penyebaran kuisioner. Teknik analisis deskriptif ini dimaksudkan agar data dapat diinterpretasikan sesuai dengan kondisi karakter fisik di lapangan serta persepsi masyarakat.Berdasarkan data yang diperoleh, konsep ecotourism masih berpeluang untuk bisa dibuat berdasarkan karakter fisik kawasan. Meskipun luasnya tidak seperti luasan taman nasional pada umum di Indonesia. Namun, dengan pemilihan lokasi yang tepat ternyata bisa menjadi sebuah media pelestarian dan perlindungan bagi fauna flagship maupun flora flagship yang terdapat di Indonesia. Pengembangan kawasan dengan konsep ecotourism disepakati dengan alternatif relung (nisia) yang merupakan inti dari kehidupan ekosistem dapat membentuk zona. Karena yang terpenting adalah bagaimana menyediakan ruang yang nyaman berdasarkan fungsional organisme (biota) dalam ekosistem. Zona tersebut meliputi zona hutan pantai, hutan hujan dataran rendah, hutan savanna, hutan tanaman, dan hutan musim serta zona budaya, sedangkan untuk prinsip-prinsip tingkat penggunaan dalam berkegiatan bisa menggunakan prinsip zona pengawasan yang meliputi zona natural dan zona semiprimitif.Ecotourism ibarat sebuah toko perbelanjaan semakin banyak variasi barang yang dijual akan semakin memiliki daya tarik, begitu juga pada kawasan ecotourism semakin banyak atraksi yang dapat dimunculkan maka semakin banyak daya tarik untuk menghidupkan kawasan wisata tersebut. Perlu diketahui disini bahwa penelitian ini bersifat eksperimental yang akan memberi perubahan terhadap kondisi lokasi wisata yang ada sebelumnya. Namun, demikian perubahan yang dimaksud adalah untuk memunculkan potensi biodiversitas yang memang sangat berpeluang untuk dipertunjukkan sebagai atraksi ecotourism sekaligus menggali keaslian biodiversitas yang dulu pernah ada namun saat ini mulai jarang ditemukan terutama kekayaan alam Madura dalam bentuk percontohan mini ecotourism.Kata kunci: Wisata Nepa, Konsep ecotourism, Ekosistem
Konsep Penataan Lanjutan Jalur Pejalan Kaki Di Kota Surabaya Pramita, Elen Lidya; Wardhani, Dian Kusuma; Sari, Kartika Eka
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Based on Spatial Planning of Surabaya in 2010-2030, the government was efforted to manage the road network infrastructure for pedestrians, which will be redesigned 12 pedestrian ways that were existed since 2010 to 2012. However, the condition of pedestrian facilities were still underutilized by citizen that was seen from the lack of pedestrian activity carried on pedestrian ways redesigned . The main purpose of the research was known the design concept in redesigned pedestrian way in Surabaya. This research was used Multi Criteria Evaluation (MCE) as a dsecriptive method and site analysis as an evaluative method. The result of Multi Criteria Evaluation (MCE) was the location of pedestrian ways that researched such as Jalan Raya Dharmo, Jalan Raya Gubeng dan Kawasan Wijaya Kusuma. The result of site analysis such as movement and activity was caused by needs, land use and attractive activity; low utilized caused by no attractive activity and motivation to walk around; motorcycles are easy to access the pedestrian way; the existence of trades liven up the atmosphere. The design concept in pedestrian way redesigned Surabaya City were safety and confortable with sufficient dimension and facilities, have an attractive atmosphere with activity support, and easily accessible to all age ranges and disabilities users.Keywords: design concept, pedestrian way, Surabaya City, site analysis.
Pemilihan Lokasi Bandar Udara Kabupaten Mahakam Ulu Subagiyo, Aris
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Mahakam Ulu adalah kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang terletak di wilayah terluar Indonesia. Moda transportasi yang dapat digunakan untuk menuju Kabupaten Mahakam Ulu antara perahu cepat yang beroperasi dari Kutai Barat, perahu motor yang beroperasi dari Samarinda dengan waktu tempuh yang cukup lama, yakni 25 jam, dan juga pesawat perintis yang mendarat di Bandar Udara Datah Dawai, Kecamatan Long Pahangai. Kebutuhan transportasi yang sangat mendesak di Kabupaten Mahakam Ulu. Maka dari itu dibutuhkan bandar udara untuk memudahkan akses dari berbagai wilayah menuju Kabupaten Mahakam Ulu. Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkunan Kementerian Perhubungan mengamanatkan pelaksanaan Pra-Studi Kelayakan sebagai salah satu syarat pembangunan suatu infrastruktur transportasi, termasuk bandar udara. Terdapat empat lokasi alternatif yang direncanakan sebagai bandar udara, yaitu Kampung Long Melaham, Kampung Mamahak Besar, Kampung Batu Majang, dan Kampung Laham. Metode analisa yang digunakan adalah skoring berdasarkan kemampuan lahan pada 4 lokasi alternatif. Metode skoring menggunakan pembobotan dengan dua scenario. Skenario pertama menitikberatkan effisiensi finansial dan skenario kedua adalah dengan menitikberatkan pengembangan bandar udara kedepannya. Hasil skoring dengan dengan dua skenario menunjukan hasil yang sama dengan urutan lokasi prioritas, yaitu Kampung Mamahak Besar, Kampung Long Melaham, Kampung Laham, kemudian Kampung Batu Majang.Kata Kunci : bandar udara, kawasan perbatasan, penentuan lokasi, analisa skoring
SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU) Prabawati, Dwi; Wardhani, Dian Kusuma; Setiyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Malang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,31% dan jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas dan puskesmas pembantu yang meningkat sebesar 4% selama empat tahun terakhir. Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang merupakan rujukan tingkat pertama dengan jumlah 15 puskesmas dan 33 puskesmas pembantu tersebar disetiap kecamatan. Kunjungan rawat inap di puskesmas hanya mencapai 1,39% dari target SPM sebesar 11,8%. Tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu harus disesuaikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggal di suatu kota sehingga dapat memenuhi demand masyarakat terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota Malang. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui supply berupa ketersediaan puskesmas dan puskesmas pembantu serta demand berupa orientasi masyarakat dalam memilih fasilitas kesehatan di Kota Malang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sebaran fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu, analisis tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu dan analisis orientasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Kota Malang dapat terlayani oleh puskesmas dan puskesmas pembantu dan orientasi masyarakat di Kota Malang terhadap puskesmas dan puskesmas pembantu sebesar 66% yang disebabkan oleh kedekatan tempat tinggal dan kualitas pelayanannya.
Arahan Konservasi Wilayah Sungai Bengawan Solo yang Melalui Perkotaan Bojonegoro Putri, Dwi Ratna; Suharso, Tunjung Wijayanto; Usman, Fadly
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian untuk mengidentifikasi karakteristik guna lahan dan pengaruhnya terhadap debit air banjir serta merekomendasikan arahan guna lahan dan konservasi yang tepat sesuai kemampuan lahan berdasarkan Permen LH no 17 tahun 2009. Metode penghitungan intensitas hujan dengan metode mononobedan debit puncak menggunakan metode rasional. Metode regresi linier berganda untukmengkaji hubungan perubahan guna lahan sawah, ladang, wilayah terbangun, lainnya dengan perubahan debit banjir. Analisis kemampuan dan kesesuaian lahan dilakukan dengan teknik overlay peta. Hasilnya selama tahun 2002-2008 terjadi peningkatan pada wilayah terbangun dari 1164,72 ha menjadi 1487,53 dan sawah mengalami penurunan dari 1302,03 ha menjadi 1053,7 ha sedangkan ladang meningkat dari 671,03 ha menjadi 711,53 ha dan guna lahan lain mengalami penurunan dari 294,26 ha menjadi 173,28 ha. Kawasan Perkotaan Bojonegoro memiliki kelas kemampuan lahan I, II yang sesuai untuk lahan pertanian dan III sesuai untuk lahan pertanian dan nonpertanian. Konservasi berdasarkan fungsi kawasan dilakukan dengan metode vegetatif dan mekanik. Konservasi di kawasan lindung sebagai daerah pengamanan aliran sungai menjadi sangat penting untuk perbaikan lingkungan sungai.Kata kunci: Guna lahan, Debit banjir, Konservasi lahan

Page 1 of 17 | Total Record : 166