cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
S1 Keperawatan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 45 Documents
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG PENANGANAN DAN PENYEMBUHAN PATAH TULANG DI PENGOBATAN TRADISIONAL SANGKAL PUTUNG FATIMAH SIDOARJO ., Retty Nirmala Santiasari
S1 Keperawatan Vol 2, No 1 (2013): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan penderita tentang penanganan patah tulang di Pengobatan Tradisional Sangkal Putung Fatimah Sidoarjo memegang peranan dalam proses penanganan dan penyembuhan tulang yang baik. Penderita harus mengetahui prinsip penanganan patah tulang yaitu mereposisi tulang yang patah ke posisi semula. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan penderita tentang penanganan dan penyembuhan patah tulang di Pengobatan Tradisional Sangkal Putung Fatimah Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, dengan populasi penderita patah tulang di Pengobatan Tradisional Sangkal Putung Fatimah Sidoarjo sejumlah 30 penderita. Sampling penelitian adalah consecutive sampling. Hasil penelitian diantaranya berpengetahuan baik 1 responden (4 %), cukup 9 responden (32 %) dan kurang 18 responden (64 %). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan penderita tentang penanganan dan penyembuhan patah tulang di Pengobatan Tradisional Sangkal Putung Fatimah Sidoarjo kurang.Kata kunci : Pengetahuan, Patah Tulang, Sangkal Putung.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA TANJUNGAN KEC. KEMLAGI KAB. MOJOKERTO Triwibowo, Heri; Puspitasari, Kiki
S1 Keperawatan Vol 3, No 2 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Cognitive function generally is affected by several factors, for instance: physical health, physical activity, mental health, social activity, and social support associated with cognitive impairment. Sport or physical activity probably an important non-pharmacological can be done beneficially for cognitive function and reducing the risk of cognitive impairment. This study aims to prove the relationship between physical activity and cognitive on elderly in Tanjungan village Kec. Kemlagi of Mojokerto. The research design on this study uses analytical analysis with crosssectional approach. The samples being studied were 30 elderly in Tanjungan village Kec. Kemlagi of Mojokerto. Data were collected using questionnaire, physical activity using GPPAQ and cognitive function using MMSE. Based on data obtained 11 respondents (36,7%) of elderly were quite active on physical activity, 9 respondents (30%) of elderly were inactive on physical activity and 1 respondent (3,3%) of elderly was active on physical activity. The result of Spearmen Rho test was  = 0,000 with =0,05 in consequence 
STUDI KOMPARASI HASIL PENYEMBUHAN LUKA EPISIOTOMI YANG DIANASTESI DAN YANG TIDAK DIANASTESI DI RUANG BERSALIN RS.WILLIAM BOOTH SURABAYA Astuti, Eny
S1 Keperawatan Vol 3, No 2 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput darah dan jaringan pada septum rektovaginal. Episiotomi menyebabkan luka pada daerah perineum dan luka dapat menyebabkan perdarahan sehingga perlu dilakukan heacting. Pada proses heacting membutuhkan anastesi untuk mengurangi nyeri saat proses penjahitan dan ada beberapa fasilitas kesehatan yang tidak menggunakan anastesi. Oleh karena itu tujuan dari peneliti ini adalah ingin melihat perbedaan hasil penyembuhan episiotomi yang dianastesi dengan yang tidak dianastesi. Desain yang digunakan yaitu studi komparatif dengan teknik sampel simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 56 orang yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dimana 28 orang yang dianastesi dan 28 orang yang tidak dianastesi. Data hasil penelitian menunjukkan hasil penyembuhan luka episiotomi yang dianastesi baik sebesar 50%, kurang baik 46% dan jelek 4% sedangkan hasil penyembuhan luka episiotomi yang tidak dianastesi baik sebesar 50%, kurang baik sebesar 50% dan tidak ada hasil penyembuhan luka yang jelek. Hasil penelitian kemudian diuji dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Hasil uji Chi Kuadrat menunjukkan harga Chi Kuadrat lebih besar dari tabel (27,25>5,991) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara responden yang dianastesi dan responden yang tidak dianastesi dalam hasil penyembuhan luka episiotomi. Dalam melakukan penjahitan episiotomi seyogianya memperhatikan cara melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil yang baik. Kata kunci : Anastesi, Episiotomi, Penyembuhan Luka Episiotomi
GAMBARAN HARGA DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN PUTRA IMMANUEL SURABAYA Mahayati, Lina
S1 Keperawatan Vol 3, No 2 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Ciri-ciri seseorang yang mempunyai harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri atau orang lain, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, sikap negatife pada diri sendiri, sikap pesimis pada kehidupan, perasaan cemas dan takut, mengungkapkan kegagalan pribadi, ketidak mamapuan menentukan tujuan.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harga diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan Putra Immanuel Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, populasi remaja yang tinggal di panti asuhan sebanyak 20 responden dan menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data yang diperoleh kemudian dihitung dengan tabel distibusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan dari 20 responden diperoleh remaja yang mengalami harga diri positif 15 responden (75%) dan 5 responden (25%) yang mengalami harga diri negatif. Remaja yang tinggal di panti asuhan memiliki harga diri positif. Dengan demikian remaja yang tinggal di panti asuhan tetap mempunyai harga diri yang positif. Kata kunci : harga diri dan remaja yang tinggal di panti asuhan
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI DENGAN KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR KB PADA IBU NIFAS DI RS.WILLIAM BOOTH SURABAYA Astuti, Eny
S1 Keperawatan Vol 3, No 1 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI DENGAN KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR KB PADA IBU NIFASDI RS.WILLIAM BOOTH  SURABAYA Eny Astuti ABSTRAK Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan sampai ke keadaan semula belum melahirkan, berlangsungnya selama 6 minggu atau 42 hari. Pada keadaan ini ibu perlu merencanakan kehamilan selanjutnya, maka saat ini merupakan masa yang sangat baik untuk menawarkan kontrasepsi, keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas. Pada penelitian ini menggunakan corellation research desain dimana peneliti bermaksud mengetahui hubungan antara variabel independent dan dependent. Populasi Peneliti  87 orang dan menggunakan sampel sebanyak 71 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang mempunyai pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52%) yang ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 14 orang (19,72%) selanjutnya dengan pengetahuan cukup dan segera ikut dalam waktu 3 bulan sebanyak 12 orang (16,90%) dan tidak ikut sebanyak 6 orang (8,64%) sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan rendah dan tidak ikut sebanyak 1 orang (1,41%),Dari hasil analisis dengan Correlation Pearson diperoleh nilai r = 0,762 dan nilai ini lebih besar dari  rtabel  sebesar 0,235 ( 0,762 > 0,235)  sehingga pengujian hipotesis menolak Ho dan menerima Ha artinya ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan Keikutsertaan Akseptor KB pada Ibu Nifas. Sehingga bagi Bidan diharapkan selalu memberi penetahuan tentang alat kontrasepsi, agar calon akseptor mantap dalam mengembil keputusan.Kata Kunci : Pengetahuan kontrasepsi, Akseptor KB, Ibu Nifas
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAFSU MAKAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PERNAFASAN OBSTRUKTIF KRONIS DI RSUD DR.M.SOEWANDHIE SURABAYA ., Tjahjono, Sitorus, Sabri
S1 Keperawatan Vol 1, No 1 (2012): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

The relevance of lung disease and nutrition are important aspects of patient care. Patients nutritional problems associated with Chronic Obstructive Respiratory Disease (COPD) are complex, loss weight as a consequence of decreased food intake and appetite. The research aimed to get an idea of the factors that affected appetite. The research was a descriptive analytic cross sectional design within 75 people as sample in Dr.M.Soewandhie Surabaya hospital. The instruments of respondent characteristics questionnaire, medication observed, family supported and appetite were used. This research concluded that 65,3% from 75 COPD patients had poor appetite. The determinant variable related to appetite was family support, the patient who had family support decreased would be have 3,44 times poor appetite. According to attain a certain aimed, increased of family support necessary passed through within health education and dietary counseling to nutritional maintenance in COPD patients.Key words: COPD, family support, appetite
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN HARGA DIRI REMAJA DI BANJAR PENGENDERAN KEDONGANAN-KUTA Nancye, Pandeirot M; ,., Itayanti
S1 Keperawatan Vol 3, No 2 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Pola asuh merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Harga diri adalah sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Pada kenyataannya banyak orang tua menggunakan pola asuh yang kurang tepat pada anaknya yang akhirnya dapat menurunkan harga diri remaja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan variable bebas yaitu pola asuh orang tua dan variable terikat yaitu harga diri remaja. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja SMP di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta sebanyak 75 responden dengan jumlah sampel sebanyak 63 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang diolah dalam uji statistik non parametric menggunakan uji spearmen. Berdasarkan hasil penelitian hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta didapatkan data sebagian besar mendapatkan pola asuh otoriter dari orang tuanya yaitu sebanyak 34 orang (54%), selebihnya demokratis sebanyak 21 orang (33%) dan permisif sebanyak 8 orang (13%). Sebagian besar responden memiliki harga diri tinggi yaitu sebanyak 55 orang (87%) selebihnya 8 orang (13%) remaja memiliki harga diri rendah. Berdasarkan uji statistik menggunakan SPSS didapatkan hasil signifikan sebesar 0,01. Karena p < 0,05 maka H0 ditolak, kesimpulannya terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta. Pola asuh otoriter yang diterapkan oleh orang tua pada anaknya cenderung kearah yang positif seperti orang tua memaksa anaknya untuk belajar menari atau bermain gamelan sehingga anaknya memiliki bakat dan dapat meningkatkan harga dirinya. Kata kunci : Pola asuh, Harga diri
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT 07-08 RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA Halawa, Aristina
S1 Keperawatan Vol 3, No 1 (2014): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT 07-08 RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA Aristina HalawaAkademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK Kenakalan remaja yang merupakan perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal dapat menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitarnya dan kecemasan bagi keluarganya. Perilaku kecemasan orang tua karena kenakalan remaja dapat ditunjukkan melalui sikap orang tua yang melarang anaknya bergaul bersama teman-temannya, melarang anak keluar rumah bersama teman-temannya. Jika kecemasan yang di rasakan oleh orang tua tidak segera diatasi akan masuk ke tahap yang lebih berat yaitu mudah frustasi, depresi. Dari uraian diatas maka peneliti mengadakan penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan keluarga yang memiliki anak usia remaja karena kenakalan remaja di RT 07-08 RW VI Kelurahan Darmo Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat  kecemasan keluarga yang memiliki anak usia remaja. Desain penelitian yaitu deskriptif . Dari 32 populasi yaitu keluarga yang memiliki anak usia remaja diambil 30 sampel dengan menggunakan purpossive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden yang memenuhi kriteria inklusi kemudian diolah secara mandiri, memberikan kode, memasukan data kedalam tabel distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel. Hasil dari penelitian ini didapatkan yang mengalami tingkat kecemasan  ringan 11 responden (37%), yang mengalami tingkat kecemasan sedang 17 responden (56%), yang mengalami tingkat kecemasan 2 responden`(7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat kecemasan keluarga yang memiliki anak usia remaja karena kenakalan remaja  di RT 07-08 RW VI Kelurahan Darmo Surabaya. Dengan demikian diaharapkan agar orang tua lebih banyak mencari tahu tentang kenakalan remaja sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan.Kata kunci: kecemasan, keluarga, remaja, kenakalan remaja
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA ., Desak Made, Budi Artini
S1 Keperawatan Vol 2, No 1 (2013): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

MPASI (Makanan pendamping ASI) merupakan pemberian makanan pendamping selain ASI saat bayi berusia 6 bulan. Dalam pemberian MPASI dini terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : pengetahuan dan pengalaman dan faktor eksternal meliputi : sosial budaya, petugas kesehatan dan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MPASI Dini di RW1 Kelurahan Ngagel Kecamatan Wonokromo Surabaya. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Deskriptif dengan populasi seluruh ibu yang sudah memberikan MPASI dini pada bayi usia 0-1 tahun. Sampel berjumlah 26 Orang. Data diolah dengan mengunakan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semua faktor baik internal dan eksternal mempengaruhi pemberian MPASI Dini. Faktor Internal yang meliputi Pengetahuan yaitu sebanyak 26 responden (100%) dan Pengalaman yaitu sebanyak 23 responden (88,5%) sedangkan faktor eksternal yang meliputi faktor sosial budaya yaitu sebanyak 24 responden yaitu (92,3%), faktor petugas kesehatan yaitu sebanyak 25 responden (96,2%) dan faktor informasi yaitu sebanyak 26 responden (100%) dengan Faktor Dominan yang mempengaruhi pemberian MPASI dini yaitu faktor pengetahuan dan informasi yaitu sebanyak 26 responden (100%). Disarankan perlu adanya peningkatan frekuensi penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif dan Manfaat ASI di masyarakat oleh Instansi kesehatan setempat dengan melakukan kerjasama dengan melibatkan semua komponen yang ada.Kata Kunci : MPASI dini, Faktor Pengetahuan, Faktor Pengalaman, Faktor Sosial Budaya, Faktor Petugas Kesehatan dan Faktor Informasi.
TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH PADA ANAK USIA ( 6 - 12 thn ) DI RUANG MIRAH DELIMA RS WILLIAM BOOTH Sari, Ethyca; Lalita, Mariana
S1 Keperawatan Vol 4, No 1 (2015): Keperawatan
Publisher : S1 Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.62 KB)

Abstract

Setiap tahun jumlah penderita demam berdarah mengalami peningkatan dan angka kematian kasus ini juga terus mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua tentang upaya pencegahan demam berdarah. Mengetahui upaya pencegahan adalah langkah yang paling penting bagi penderita sehingga dapat segera dilakukan tindakan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Upaya Pencegahan Demam Berdarah Pada Anak Usia (6-12 tahun) di Ruang Anak RS William Booth Surabaya”. Berdasarkan tujuan peneliti, desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif, populasi penelitiannya adalah orang tua klien demam berdarah yang memenuhi kriteria inklusi, alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Metode sample diambil secara consecutive sampling sebanyak 28 responden. Hasil dari penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan responden tentang upaya pencegahan demam berdarah termasuk dalam kategori pengetahuan baik 7%, pengetahuan cukup 56%, pengetahuan kurang 37%. Adanya responden dengan pengetahuan kurang tentang upaya pencegahan demam berdarah dapat disebabkan karena mereka kurang mendapat informasi tentang hal-hal tersebut. Selama ini informasi yang mudah didapatkan atau yang sebarkan melalui media masa, cetak dan elektronik maupun melalui pendidikan informal terbatas pada cara pencegahan demam berdarah yang disosialisasikan oleh pemerintah. Kata Kunci : Pengetahuan, Upaya Pencegahan Demam Berdarah.