Articles
177 Documents
DAPATKAH INDONESIA BEBAS DARI KUTUKAN KOLONIAL? REFLEKSI KRITIS ATAS MP3EI
Noer Fauzi Rachman & Dian Yanuardy
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (597.203 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v3i2.94
This paper seeks to analyze critically the so-called Master Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesian Economic Development (MP3EI)--- a newly development master plan launched in 2011 during Susilo Bambang Yudhoyono administration. MP3EI introduced some keywords such as "economic corridors", "Focused Investment Zones", "connectivity", "infrastructure development", and so forth. This paper intends to unpack the origins and paradigm of MP3EI by tracing and analyzing "Comprehensive Asia Development Plan" (CADP)--- a document which was launched in 2009 by the Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). This paper shows that MP3EI is a framework and development design based on consesionary policy, infrastructure development projects as service links, and the dispersion of industrial zones in Indonesia. Finally, the writers argue that the current development model promoted by MP3EI is a colonial curse.
PERAN PEREMPUAN DALAM RESOLUSI KONFLIK REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASAR RAYA PADANG
Ira Ariesta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (685.77 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v3i2.97
The active role of women in the process of conflict resolution expected on resulting policy with gender perspective and accelerate the process of peace. In reality, women have limited participation in the conflict resolution process, so it will result the bias gender policy and not in favour of women interest. Matrilineal cultural system is not asure that women have more power in the eforts of peace. For example is the case of rehabilitation and reconstruction conflict at Pasar Raya Padang after September 30th, 2009 earthquake. This paper explain the role of women in the contex of Minangkabau matrilineal cultural system in the conflict resolution process at Pasar Raya Padang rehabilitation and reconstruction. This paper describe participation, the strength and weakness of women, and the meaning of matrilineal culture for the role of women in the process of conflict resolution.
ISLAM DAN LINGKUNGAN
Abrar Abrar
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (474.551 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.89
Realitas keberagamaan seringkali dipahami secara parsial dan kaku. Agama kerap terpinggirkan dalam dinamika perubahan zaman. Kemajuan tekhnologi seakan menerabas batas-batas etika dan moralitas agama. Bahkan agama dianggap sebagai anathema terhadap akselerasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu. Ternyata perspektif humanis dalam bangunan peradaban manusia mengalamai kebuntuan. Pandangan antroposentris, tidak saja terjebak dalam keakuannya, bahkan seringkali menimbulkan malapetaka terhadap keberlangsungan peradaban itu sendiri. Alam sebagai sumber daya ekonomi, digunakan untuk kepentingan manusia tanpa didasari oleh nilainilai dan moral agama. Alam seakan dipahami sebagai sesuatu yang removable, mampu menetralisir dirinya sendiri, sehingga pengurasan yang berlebihan terhadap alam untuk kepentingan ekonomi dan teknologi dianggap sesuatu yang sah dan manusiawi. Pٍ andangan ini sesungguhnya yang menjadi malapetaka terhadap peristiwa-peristiwa alam yang hingga kini sulit untuk diatasi. Agaknya penting merekonstruksi pemahaman yang berwawasan antroposentris terhadap alam dengan pemahaman yang teosentris dengan meletakkan segala sesuatu sebagai bagian integral dari moralitas agama, sehingga alam dan ekosistemnya berproses secara seimbang dan tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Perspektif ini sebenarnya juga mengacu pada kepentingan manusia yang dalam Islam disebut al-Maslahah (human welfare), akan tetapi kepentingan yang didasarkan pada moralitas agama bukan antroposentris.
BEBERAPA HIPOTESIS TENTANG EKSKLUSI SOSIAL DI INDONESIA
Robert M.Z. Lawang
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (442.294 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v3i2.93
Although the concept of social exclusion was developed in Western society context, the same phenomenon has been part of Indonesian societies today in somewhat different nature. It is true that social exclusion is related to both issues of poverty and underclass position as well, but approach to solve the problem has been starting from point related to one of them as accentuation. Regardless of performance achieved, Government of Indonesia has been considering the issues in the programs of concerned ministries.
PERJUANGAN HAK EKOLOGIS KOMUNITAS PETANI
Dian Kurnia Anggreta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (448.966 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.92
Kerusakan lingkungan karena perilaku manusia mendatangkan permasalahan tidak hanya sebatas kerusakan, namun lebih jauh menimbulkan konflik antara pihak-pihak pelaku dengan korban kerusakan lingkungan. Tulisan ini mendeskripsikan konflik lingkungan yang terjadi antara keduanya. Konflik kerusakan lingkungan dalam tulisan ini melukiskan pertentangan antara Komunitas Petani Kelurahan Kampung Jua Nan XX dengan PT. Semen Padang. Konflik antara keduanya terutama mencakup perjuangan komunitas petani menuntut kekurangan hasil pertanian yang mereka alami sejak tahun 1985.
RONTOKNYA DOMINASI NEGARA DI TAMBANG BATU BARA OMBILIN SAWAHLUNTO
Zaiyardam Zubir & Zulqayyim
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (614.572 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v3i2.95
In various place at Indonesia, the problem concerning mine workings with people potentially trigger some conflict. This conflict will be manifest and make the corporate collapse. PT. Batubara Ombilin is not an exception, that have been in the prosperity from colonial era till Orde Baru era is also fall down. The fall of government enterprises followed by the influx of people in mining activity, which is known by a variety of forms such tambang rakyat, tambang tanpa izin and tambang liar. Since reformation era, there is a lot of change in mining world. People who only been a spectator become miner. The mining district claimed by the corporate, step by step become tambang rakyat. Conflicts can’t be avoid, lots occur at mining concession. Mining corporate can’t confront the amount of people power, with the result that tambang rakyat spread their invasion into corporate mine district. PT. Batubara Ombilin is one of the mining that in the end taken by people.
NELAYAN VS RENTENIR Studi Ketergantungan Nelayan terhadap Rentenir pada Masyarakat Pesisir
Delmira Syafrini
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (594.938 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v3i2.99
The dept and moneylender phenomenon is a problem on fishing communities in Indonesia today. Moneylenders and fishing has become an integral part. Most of fishermen in Indonesia trapped in the vortex of debt to moneylenders as vicious circle that can’t be disconnected. Once they are dealing with a loan shark then lifetime will continue to be pursued and wrapped debt, due to the fact that the interest charged is very high even up to 20-40 percent. So that the nominal amount of debt continues to increase and even not in accordance with the amount of income they get. This paper outlines the fishermen being stuck rentenis and efforts should be made to break the chain of being stuck to the loan shark fishing in accordance with local knowledge
PUAR CAMA UNTUK ANAK CUCU: Kearifan Lokal Untuk Sustainability Forest di Manggarai Barat
Firdaus Firdaus
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (480.522 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.91
Hutan menjadi penting bagi kehidupan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak. Dalam pemanfaatan hutan, masyarakat tidak jarang berperilaku eksploitatif. Di Manggarai Barat, Hutan Mbeliling memiliki fungsi penting sebagai penyangga daratan Manggarai dan pemasok air bersih warga kota. Selain itu, hutan Mbeliling juga memberikan ruang dan peluang yang besar bagi perekonomian warga. Untuk menjawab kebutuhan ekonomi, pemanfaatan hutan Mbeliling kadang-kadang keluar dari konsep sustainability. Tidak jarang hutan Mbeliling ditebang secara massal oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Hal tersebut berimplikasi terhadap ekosistem hutan dan berkurangnya flora dan fauna hutan. Di balik itu, jauh sebelum hutan dimanfaatkan secara eksploitatif, masyarakat adat Manggarai telah memiliki mekanisme adat dalam menjaga hutan. Tulisan yang bersumber dari hasil penelitian ini menguraikan mekanisme adat dan potensi kearifan masyarakat dalam mengelola hutan secara berkalanjutan.
POLITIK EKOLOGI: Ramah Lingkungan Sebagai Pembenaran
Zainal Arifin
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (431.801 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.88
Persoalan lingkungan sudah lama menjadi isu penting di banyak negara dan kelompok sosial. Persoalan lingkungan ini akhirnya disikapi dengan melakukan berbagai aktivitas, program serta kebijakan tertentu, baik oleh pemerintah, NGO maupun melalui perorangan. Akan tetapi, tidak semua aktivitas, program dan kebijakan tersebut mampu membawa dampak yang berarti dalam mengatasi persoalan lingkungan. Banyak kasus justru menunjukkan bahwa aktivitas, program, dan kebijakan tersebut hanyalah wacana yang dikembangkan demi kepentingan tertentu. Artikel ini mendiskusikan tentang berkembangnya wacana ramah lingkungan sebagai salah satu cara dalam mengatasi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan kita, serta dampaknya bagi keadilan sosial di tengah masyarakat
Protes Korban Bencana : Studi Konflik Penanggulangan Bencana di Pasar Raya Padang
Firdaus Firdaus
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (635.228 KB)
|
DOI: 10.22202/mamangan.v3i2.96
In a lot of case, disaster is not only cause victims and physical damage but also having an affect on social structure. Earthquake on Sumbar at 2009 is not an exception, the earthquake have a wide impact on Padang society structure. The relation between government and citizen in the process of economic infrastructure rehabilitation and reconstruction after earthquake at Pasar Raya is one of the impact. The process of economic infrastructure rehabilitation and reconstruction at Pasar Raya Padang give birth to conflict between government and merchantmen, but the conflict doesn’t stop there, the conflict also affecting the citizen of Padang. conflict happened in the form of merchantmen refusal concerning government policy in the efforts of Pasar Raya rehabilation and reconstruction after earthquake. Merchantmen has done the refusal in various form. This paper discussed about background, form, pattern and refusal strategy of the victim to government in the process of Pasar Raya rehabilitation and reconstruction after earthquake.