cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Seri Kajian Ilmiah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU KDRT DARI PERSPEKTIF KEPENTINGAN PEREMPUAN Emilia Ninik, Aydawati; B. Resti, Nurhayati; Venatius, Hadiyono
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A home is a place where every member gets protection. However, a home sometimes can be a source of suffering due to the acts of domestic violence. The enactment of Law No. 23 of 2004 on Abolition of Domestic V54+-iolence does not automatically lead to the rate decrease of domestic violence because many victims have no courage to bring the case as a legal matter. Actually the Act on Abolition of Domestic Violence provides severe penalties for the perpetrators, but in practice the imposed penalties for the perpetrators are often more lenient than the penalty suggested by the Act. This research is qualitative. The secondary data were taken from legal court verdicts. To complete the data, interviews were conducted to the judges making the verdicts in order to understand the considerations in deciding the penalities about domestic violence cases. The conclusion of this study is the fact that penalties imposed by the judges tend to be lower than the prosecutor’s demand. Besides, the trial process is more dominated by physical violence acts than the other three violences. In making their decision, the judges merely base on the Act on Elimination of Domestic Violence. For the cases involving children as the victims the judges also base their decisions on the Act on Child Protection. Seeing that the view from women’s interest appears to be a mainstream, the judges have to be extra careful in handling domestic violence cases in order to impose appropriate criminal penalties, that meet the principles of justice, expediency and legal certainty
PERMODELAN PERGERAKAN TANAH PADA LERENG Daniel, Hartanto
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soil movement often occur on the slopes natural or embankment. In the absence of natural slopes non vegetation cover and slopes with vegetation cover became the main object of this research. Rate is the final results obtained from laboratory scale experiment of the natural slopes of the approach. Slope Angle is very influential to the movement rate of the soil. Angle of tilt 20 generating rate of land between: 15 cm/sec up to 66 cm/sec for compacted soil and 100 cm/sec for non compacted soil. While the angle of 40  yield rate of the ground between: 100 cm/sec to 125 cm /sec for compacted soil and rate between : 85 cm/sec to 200 cm/sec for non compacted soil.
HUBUNGAN KOEFESIEN KONSOLIDASI ARAH VERTIKAL (CV) DAN HORIZONTAL (CH) PADA TANAH MARINE CLAY [STUDI KASUS: KAWASAN INDUSTRI TERBOYO, SEMARANG UTARA] Daniel, Hartanto
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsolidasi adalah suatu proses berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori dari tanah jenuh yang berpermeabilitas rendah akibat pembebanan, dimana prosesnya dipengaruhi oleh kecepatan terperasnya air pori keluar dari rongga tanahnya. Koefesien konsolidasi arah vertikal (Cv) merupakan parameter penting dalam menghitung penurunan. Mengunakan alat uji standar yaitu oedometer test, sampel tanah diambil dari tabung dengan dua cara yaitu ring oedometer diletakan secara vertikal atau tegak lurus tabung sampel. Untuk menguji koefesien konsolidasi arah horisontal (Ch), ring oedometer diletakan 90 dari arah mulut tabung. Hubungan antara Ch dan Cv dianalisa dengan metode square root fitting dan log fitting. Hasil adalah Cv = 0.5951Ch + 0.0208 dengan metode Square Fitting dan Cv = 0.3975Ch + 0.1121 dengan metode Log Fitting
MODEL DIALOG DALAM PERADILAN RESTORATIF PENYELESAIAN PERKARA ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM B. Resti, Nurhayati; Venatius, Hadiyono; Marcella Elwina, Simandjuntak
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peradilan restoratif merupakan alternatif penyelesaian perkara bagi anak yang berhadapan dengan hukum pidana. Cara penyelesaian perkara melalui proses peradilan umum dianggap sangat menghabiskan energi, biaya dan dianggap mengabaikan kepentingan korban, masyarakat dan kepentingan pelaku tindak pidana dan cenderung menimbulkan trauma pada korban dan pelaku. Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak telah mengatur mengenai Restoratif Justice. Namun undang-undang ini baru akan berlaku 2 (dua) tahun sejak diundangkannya (tahun 2012). Sementara dalam praktek ternyata praktek peradilan restoratif telah dijalankan dengan berbagai variasinya. Tulisan ini membahas tentang model-model penyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan hukum, yang memakai pendekatan restoratif justice. Tulisan ini merupakan bagian pertama dari dua tulisan yang merupakan publikasi dari penelitian yang dilaksanakan, yakni tentang Model Peradilan Restoratif pada Penyelesaian Perkara Anak yang Berhadapan dengan Hukum Pidana, yang dilakukan di Kota Semarang, Surakarta dan Yogyakarta.
SIGNIFIKANSI PAPAN REKLAME DI PUSAT KOTA SEMARANG Yulita, Titik Sunarimahingsih
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reklame merupakan salah satu alat komunikasi visual dalam lingkungan perkotaan dengan menggunakan tanda-tanda atau signage. Pemasangan reklame selain pada bangunan juga pada ruang terbuka. Pemasangan reklame pada berbagai lokasi dilakukan oleh berbagai pihak dengan tujuan mempromosikan sesuatu. Sebuah kota dengan ruang-ruang dan segenap tampilan visualnya juga merupakan sebuah wahana olah rasa dan pikiran yang memerlukan kepakaran desain dan kreatifitas, sehingga teori –teori tentang estetika dapat diterapkan untuk menghasilkan kesan visual yang baik. Terutama dalam membagi secara proporsional berbagai kepentingan besar: wajah bangunan, wajah visual periklanan, lingkungan hijau, aktifitas dan berbagai elemen lain yang turut andil bagi terciptanya kota yang nyaman dan bermakna bagi warga penghuninya. Dari hal tersebut di atas, perlu kiranya dikaji signifikansi papan reklame sebagai penelitian awal untuk penyusunan pedoman penataan reklame: a) Apakah disain papan reklame yang ada di kota Semarang sudah mengacu pada sistem komunikasi visual; b) Bagaimana eksisting sistem visual di kota Semarang dengan keberadaan papan reklame; c) Apakah peraturan yang mengatur penataan papan reklame sudah mendukung terciptakan lingkungan yang lebih baik. Pada penelitian ini digunakan pendekatan komunikasi visual art dan persepsional dan dianalisis secara kualitatif. Aspek yang ditelaah mencakup apek: layout, sistem informasi dan efektifitas. Hasil temuan yang diperoleh: Belum ada kesesuaian antara elemen visual dan elemen teks sebagai pembentuk unity; Jumlah teks yang relatif banyak, sehingga pesan tidak dapat dipahami dalam waktu yang singkat; kurang efektif karena selain desain yang kurang tepat, dalam penempatannya tidak memperhitungkan faktor penghalang dan pesaing sehingga berpotensi menimbulkan kekacauan informasi dan visual kota
PENATAAN PAPAN REKLAME BERBASIS PADA SISTEM KENYAMANAN VISUAL DAN TATA RUANG KOTA Yulita Titik, Sunarimahingsih; Robert Rianto, Widjaya; Yustina Trihoni, Nalesti Dewi
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Papan reklame merupakan salah satu unsur pembentuk visual kota. Keberadaannya dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan sekaligus dapat menunjang unsur keindahan kota. Namun demikian jika dalam penataan dan disainnya tidak memenuhi kaidah informasi, sistem komunikasi visual dan keindahan kota, maka keberadaannya justru akan menjadikan kota secara visual tidak nyaman lagi. Kota menjadi semrawut dan terpolusi oleh papan reklame.Keberadaan papan-papan reklame tanpa penataan yang konseptual merupakan bumerang bagi kualitas visual kota.Pedoman atau standar penataan papan reklame sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas visual kota. Beberapa permasalahan tentang periklanan banyak muncul dibeberapa kota diantaranya di kota solo, dimana keberadaan papan reklame kurang memperhatikan kesesuaian dengan lingkungan. Kajian bertujuan untuk mengkaji sistem penataan billboard di kota Yogyakarta apakah penataan billboard atau papan reklame di kota Yogyakarta sudah mengikuti kaidah yag semestinya sertauntuk menemukan model penataan billboardyang mungkindapat juga diaplikasikan dan dioperasionalisasikan di kota-kota di Indonesia. Pendekatan dilakukan dengan mengkaji sistem grafis dan sistem visual dan melihat sinkroniasi antara tempat, media, dan pesan. Hasil yang didapatkarena perkembangan untuk fasilitas komersial, muncul banyak reklame yang jika tidak dikendalikan akan merusak citra kawasan dan banyak reklame yang cenderung menutup fasade bagian atas bangunan dan tidak diintegrasikan dengan bentuk fasade bangunan. Reklame perlu ditata untuk menjaga lokalitas kawasan, menjaga streetscape kawasan sebagai upaya untuk menyiptakan amenitas visual, dan upaya mengintegrasikan dengan elemen kota lainnya. Dalam penataan perlu dibedakan antara penataan bentuk rekame untuk daerah umum dan daerah spesifik
TINGKAT PENGEMBANGAN DAN KANDUNGAN MINERAL TANAH EKSPANSIF [STUDI KASUS: KAWASAN INDUSTRI GATOT SUBROTO KAV. 25 SEMARANG] Maria, Wahyuni
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Expansive soil atau lebih dikenal dengan istilah tanah mudah mengembang banyak sekali dijumpai diberbagai daerah di Indonesia pada umumnya dan di kota Semarang pada khususnya. Penelitian tanah mudah mengembang ini mengambil lokasi di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Kav. 25 Semarang. Secara visual, lapisan pada permukaan tanah di lokasi ini menunjukkan pola retakan–retakan yang cukup lebar serta tanah mudah hancur jika terkena air. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan jenis tanah adalah lempung warna abu–abu dengan plastisits tinggi (CH). Nilai Liquid Limit 53.91%- 92.51% dan Index Plastisitas berkisar antara 28.82% - 61.42%. Void ratio (e) berkisar antara 0.87 – 1.16 dan swelling yang dilakukan dengan uji konsolidsi berkisar antara 2.64% - 17.62% dan menunjukkan tingkat pengembangan yang relative tinggi. Mineral yang terdapat dalam lapisan tanah mudah mengembang di lokasi ini komposisi mineral meliputi kuarsa, kalsit, kaolinite dan monmorilonite.
DESAIN BUCK-BOOST CHOPPER SEBAGAI MPPT BERBASIS MIKROKONTROLER Slamet, Riyadi; Fl. Budi, Seiawan
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper describes a buck-boost chopper that can be implemented as maximum power point tracker (MPPT). This can be connected to the load which are greater or less than MPP resistance. The control of this device is based on microcontroller so it is very simple and cheap. Analysis is done to give basic theory and finally simulation and laboratory experiment are done to verify. Based on the results, the chopper is able to give gain less or greater than unity.
PENGEMBANGAN PRODUK JAMUR KUPING (Auricularia auricula): ACAR DAN KERIPIK Inneke, Hantoro; Ita, Sulistyawati; Kartika Puspa, Dwiana; Sih Mirmaning, Damar Endah
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wood ear mushroom (Auricularia auricula) with its high fiber, springy texture and unique flavor is potential to be developed for high economical value processed food. This research aims to develop wood ear mushroom processed food, which are pickled mushroom and chips. The product development includes optimization of formulation and processing. The pickle was made in two brine concentrations (7,5% and 10%) and packed in Poly Ethylene (PE) plastic cups. During three weeks refrigeration, visual observation, the acidity level, color (using Chromameter CR 400 Konica Minolta) and total counts were measured weekly. For mushroom chips, there were five formulations of coating mixed flour (A: 100% wheat flour; B: 75% wheat flour : 25% rice flour; C: 75% wheat flour : 25% sagoo flour ; D: 50% wheat flour: 25% rice flour: 25% sagoo flour and E: 50% wheat flour : 50% sagoo flour). The chips were measured for the break strength (using Texture Profile Analysis by Loyyd Texture Analyzer), sensory evaluation (using hedonic ranking test) and proximate analysis. The result revealed that the recommended pickled mushroom was P10, which pretreated by soaking in 0.1% citric acid + 0.1% sodium metabisulfite and soaked in 10% brine solution since it has the longest shelf-life (two weeks in the refrigerator). Wood ear mushroom chips D which was coated with wheat flour: rice flour: sagoo flour 50%: 25%: 25% was the most preferred by the panelists
POLA KONSUMSI PANGAN BERBAHAN UBI KAYU DI JAWA TENGAH Sumardi, Sumardi
Seri Kajian Ilmiah Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Seri Kajian Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi kayu adalah komoditas yang tingkat produksi dan keragaman jenis pangan relatif tinggi di Jawa Tengah. Diversifikasi pangan berbahan ubi kayu telah banyak dilakukan untuk menekan ketergantungan pada beras. Namun semua upaya itu tidak banyak mengangkat konsumsi ubi kayu pada segmen sosial sasarannya. Disi sisi lain, konsumsi pangan berbahan ubi kayu dalam berragam macamnya ditemukan di semua wilayah dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Tengah. Untuk itu dilakukan serangkaian penelitian untuk mengangkat pola konsumsi masyarakat Jawa Tengah atas jenis-jenis makanan dan bahan pangan berbahan ubi kayu di Jawa Tengah. Penelitian di lakukan terhadap 1.625keluarga, dengan teknik recalling 72 jam, selama 4 minggu, di 9 Kabupaten, pada tahun 2009 – 2010. Dari penelitian didapatkan bahwa pola konsumsi masyarakat Jawa Tengah pada makanan atau bahan pangan berasal dari ubi, rata-rata per bulan untuk makanan utama adalah 34 kali, untuk lauk dimasak sendiri 19 kali, lauk jadi 6 kali, makanan penyela 4 kali dan jajanan 3 kali. Rata-rata konsumsi per kapita setiap kali mengkonsumsi untuk makanan utama adalah 56 gram, lauk nabati 16 gram, lauk jadi 56 gram, makanan penyela 108 gram dan jajanan 25 gram. Konsumsi makanan dari bahan-bahan berbahan ubi kayu di Jawa Tengah relatif tinggi, dengan persentase tertinggi adalah untuk lauk nabati 31,82%, makanan penyela 10,35% dan jajanan 7,18%, sementara responden yang mengkonsumsi untuk makanan utama 1,42%. Seluruh bahan makanan berbahan ubi kayu yang dikonsumsi hanya sebesar 264.159 ton, yang berasal dari 190.747 ton ubi kayu kering pada kadar air 12%. Dari konsumsi sebesar ini, 111.360 ton diantaranya di konsumsi di rumah, 80.693 sisanya di luar rumah. Kategori makanan yang paling banyak dikonsumsi adalah makanan penyela dan jajanan, berturut-turut 85.167 ton (44,65%) dan 61.051 ton (32,01%), yang diikuti kategori lauk nabati sebesar 40.114 ton (21,03%). Tingkat konsumsi untuk makanan utama, kayu hanya 4.409 ton atau 2,31%. Tidak ditemukan satu keluargapun yang mengkonsmsi makanan jadi berbahan bahan ubi kayu.

Page 1 of 2 | Total Record : 14