cover
Contact Name
Wilda Syam Tonra
Contact Email
wildaunkhair@gmail.com
Phone
+6285146375650
Journal Mail Official
wildaunkhair@gmail.com
Editorial Address
Jalan Bandara Sultan Baabullah, Kelurahan Akehuda Kampus 1 Universitas Khairun, Kota Ternate Utara, Maluku Utara-Indonesia
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
Delta-Pi : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Published by Universitas Khairun
ISSN : 2089855X     EISSN : 25412906     DOI : 10.33387/dpi
Core Subject : Science, Education,
Delta pi jurnal adalah jurnal yang memuat hasil penelitian pendidikan matematika dan matematika yang dipublikasi sebanyak 2 kali dalam setahun di bulan April dan Oktober di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Khairun.
Articles 189 Documents
PEMETAAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA Soleman Saidi
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 2 (2012): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.264 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v1i2.86

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan eksploratif, bertujuan untuk: 1) Mengungkap peta standar kompetensi dan kompetensi dasar yang belum dikuasai oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada mata pelajaran Matematika di kabupaten Kepulauan Sula, 2) Mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktuntasan penguasaan kompetensi dasar dan standar kompetensi oleh siswa. 3) Menemukan alternatif pemecahaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaaan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prosedur dan metode serta analisis untuk tahap I (pertama) menggunakan pendekatan survei dan deskriptif eksploratif, untuk mengetahui faktor penyebab, dan menemukan alternatif pemecahan masalahnya. Sedangkan untuk teknik analisis data pada tahap II (dua), menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif, dengan melakukan analisis hasil implementasi pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Penyebab ketidaktuntasan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika di SMA di Kabupaten Kepulauan Sula yakni 8 standar nasional pendidikan dipengaruhi oleh : 1) kebijakan pemerintah tentang pendidikan gratis, 2) Sumberdaya Manusia (SDM) dan Sarana Prasarana Pendidikan yang kurang memadai. Alternatif Model pemecahan yang ditawarkan adalah kegiatan peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan MGMP, TOT dan pelatihan bagi tenaga pendidik. Bentuk implementasi Penguatan dan Peningkatan Pengelolaan MGMP, Penguatan dan Peningkatan Monitoring Pembelajaran di Kelas, TOT desain dan implementasi perangkat pembelajaran berbasis kepulauan, TOT desain media pembelajaran, Induksi Peningkatan kualitas proses pembelajaran melalui Lesson Study, TOT desain MULOK melalui pengembangan modul MULOK, TOT MBS
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS, MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Satrio Wicaksono Sudarman
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.974 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v4i1.147

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi peluang melalui metode diskusi kelompok kecil. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus, dan setiap siklusnya dilakukan sebanyak dua pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan langsung, uji angket, uji soal kemampuan materi peluang. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan aktivitas, motivasi, dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Untuk rata-rata aktivitas siswa diperoleh peningkatan aktivitas belajar dari 57,64% pada siklus I menjadi 69,98% pada siklus II. Sedangkan untuk rata-rata motivasi siswa diperoleh peningkatan motivasi belajar yang tergolong mempunyai motivasi tinggi yaitu dari 27,78% pada siklus I menjadi 63,89% pada siklus II. Rata-rata hasil belajar diperoleh peningkatan dari 54,03% pada Pra PTK menjadi 62% pada siklus I dan 72,78% pada siklus II. Untuk siswa yang tuntas belajar meningkat dari 41,67% pada Pra PTK menjadi 72,22% pada siklus II. Berdasarkan Hasil pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil meningkatkan aktivitas belajar matematika pada siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 2 Metro tahun pelajaran 2014/2015. Peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 12,34% yaitu dari 57,64% pada siklus I menjadi 69,98% pada siklus II. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil meningkatkan Motivasi belajar matematika siswa pada kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 2 Metro tahun pelajaran 2014/2015. Peningkatan Motivasi belajar siswa yang tergolong mempunyai motivasi tinggi sebesar 36,11%  yaitu dari 27,78% pada siklus I menjadi 63,89% pada siklus II. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 2 Metro tahun pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan suku banyak yaitu sebesar 18,75% dari 54,03% pada Pra PTK menjadi 72,78% pada siklus II. Untuk siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 30,55% dari 41,67% pada Pra PTK menjadi 72,22% pada siklus II.
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-DIRECTED LEARNING MAHASISWA Maria Agustina Kleden
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 2 (2013): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.009 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v2i2.111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi matematis dan self-regulated learning mahasiswa. Hasil penelitian bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa  pihak dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah tes dan skala. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis sedangkan skala digunakan untuk mengukur sikap self-directed learning. Instrumen tes diberikan kepada 12 mahasiswa semester 7 pada jurusan matematika satu universitas di NTT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa masih rendah. Mereka masih kesulitan menyatakan ide-ide matematika dalam bentuk grafik, gambar, model matematika maupun menyelesaikan masalah matematika dengan melibatkan ekspresi matematis. Begitu pula dengan sikap self-directed learning. Mahasiswa pada umumnya memiliki self-directed learning yang rendah. Mereka jarang memiliki inisiatif untuk belajar, menentukan tujuan belajar, membuat jadwal belajar, mencari sumber-sumber belajar. Dosen merupakan satu-satunya sumber belajar bagi mereka. Mereka kadang-kadang konsisten dengan jadwal belajar yang telah mereka buat. Untuk itu dalam pembelajaran, dosen diharapkan berupaya menerapkan strategi yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa. Dosen dan juga mahasiswa diharapkan menciptakan kondisi belajar yang mengembangkan self-directed learning mahasiswa.
PROJECT BASED LEARNING DALAM PENGEMBANGAN ACADEMIC HELP-SEEKING SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Lanani, Karman
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2014): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.779 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v3i1.127

Abstract

Pembelajaran matematika melalui interaksi guru dan siswa dalam penciptaan situasi belajar bertujuan terbentuknya kemampuan berpikir kritis dan sistimatis dalam memecahkan permasalahan matematika untuk memiliki sikap menghargai kegunaan matematika secara realistis mencapai tujuan pendidikan nasional. Merealisasikan tujuan tersebut, dibutuhkan pembelajaran disamping mentransfer  materinya sesuai tuntutan kurikulum, juga disertai pemberian makna  dimana siswa dapat menggunakan kemampuan dan kepercayaan dirinya secara leluasa dan menyenangkan, sehingga menimbulkan kemampuan matematis pada siswa. Konsepsi ini selayaknya menjadi muatan profesionalisme guru dalam pembelajaran untuk menumbuhkan perilaku siswa dalam berkolaborasi memanfaatkan lingkungan akademik sebagai sumber belajar  untuk pengatasi permasalahan belajarnya.  Kondisi ini mendorong terbentuknya perilaku dimana siswa membutuhkan bantuan dan dapat memberikan bantuan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Ryan & Pintrich (1997) bahwa perilaku mencari bantuan merupakan usaha individu menggunakan orang lain sebagai sumber untuk mengatasi ketidakjelasan dan kesulitan dalam proses belajar. Aktivitas mencari bantuan dalam belajar matematika pada siswa disamping sebagai strategi belajar juga merupakan proses interaksi sosial antara siswa dengan orang lain guna memperoleh solusi bagi permasalahannya. Siswa yang dapat memanfaatkan lingkungan akademik secara baik akan membantu menyelesaikan masalah kesulitan yang dialaminya. Pembelajaran yang menciptakan situasi kolaboratif adalah pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang berfokus pada  konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan  menghasilkan produk karya siswa. Menurut Santyasa (2007) bahwa, PBL berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas secara bermakna, students center, dan menghasilkan produk nyata.
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hamid, Hasan
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2012): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.661 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v1i1.80

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran berbasis masalah pada mata kuliah Kalkulus II (dua) materi Integral Tertentu dan Aplikasi Integral dalam meningkatkan  keterampilan berpikir kreatif mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unkhair tahun akademik 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah  penelitian  eksperimen  dengan  control  group  pretest-posttest  design. Berdasarkan  hasil   analisis   menunjukkan   bahwa   peningkatan   yang   ditunjukkan   dengan   gain   yang  ternormalisasi (N-Gain) pada  kelas ekperimen  yang  mendapatkan  pembelajaran  berbasis  masalah  lebih  besar  dari kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional atau sebesar ágñkls Ekps = 0,67 dengan klasifikasi sedang, sedangkan peningkatan pada tiap  aspeknya  yaitu  fluency (berpikir lancar) untuk kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang atau ágñkls Eks Flex = 0,53,  flexibility (berpikir luwes) untuk kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang atau ágñkls Eks Flex = 0,61, originality (orisinalitas berpikir) untuk kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang atau ágñkls Eks Flex = 0,57  dan  elaboration (penguraian) untuk kelas eksperimen termasuk dalam kategori tinggi atau ágñkls Eks Ela = 0,71, maka  dapat  disimpulkan  penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi Integral Tertentu dan Aplikasi Integral dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unkhair tahun akademik 2010.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS UNTUK SISWA SMP La Moma
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.373 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v4i1.142

Abstract

Pengembangankemampuan berpikir kreatif memang perlu dilakukan karena kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang dikehendaki dunia kerja.  Kemampuan berpikir kreatif juga menjadi penentu keunggulan suatu bangsa. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan oleh kreativitas sumber daya manusianya. Pembelajaran matematika perlu dirancang sedemikian sehingga berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif perlu dilakukan sejalan dengan pengembangan cara mengukurnya. Tes kemampuan berpikir kreatif matematis (KBKM) telah disusun dan divalidasi dari segi muka dan isi. serta memiliki reliabilitas sedang. Tes tesebut juga memiliki daya pembeda (DP) yang baik dan memiliki tingkat kesukaran (TK) yang sedang. Dengan demikian butir soal tes Kemampuan berpikir kreatif matematis (KBKM) ini dapat diandalkan dalam pengumpulan data penelitian.
BERPIKIR KRITIS MATEMATIK In Hi Abdullah
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2013): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.692 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v2i1.100

Abstract

Artikel ini membahas tentang salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam bidang matematika, yaitu berpikir kritis matematik. Berpikir matematik diartikan sebagai aktivitas mental dalam melaksanakan proses matematika (doing math)  atau tugas matematika (mathematical task). Kemampuan berpikir matematik mencakup: pemahaman konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection)  dan representasi (representation). Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan menggunakan langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu: memahami dan merumuskan masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi yang diperlukan dan dapat dipercaya, merumuskan praduga dan hipotesis, menguji hipotesis secara logis, mengambil kesimpulan secara hati-hati, melakukan evaluasi dan memutuskan sesuatu yang akan diyakini atau sesuatu yang akan dilakukan, serta  meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Dengan demikian, berpikir kritis matematis adalah aktivitas mental dalam bidang matematika yang dilakukan  menggunakan langkah-langkah metode ilmiah.
KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Angkotasan, Nurma
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2014): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.208 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v3i1.122

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model Problem-Based Learning ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis  pada siswa SMA Negeri 5 Kota  Ternate. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yang terdiri dari satu kelompok  eksperimen. Adapun sampel yang diperoleh yaitu siswa kelas XII IPA1 SMA N 5 Kota Ternate. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes yang terdiri atas soal tes kemampuan  pemecahan masalah matematis. Untuk mengetahui keefektifan model Problem-Based Learning pada variabel  kemampuan pemecahan masalah matematis digunakan uji one samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem-Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI APLIKASI TRIGONOMETRI Ariyanti Jalal
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2014): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.756 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v3i2.137

Abstract

Pembelajaran matematika di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dosen dengan tujuan agar mahasiswa tidak hanya memahami dengan baik materi-materi matematika, tetapi mampu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kelemahan mahasiswa adalah belum mampu menyelesaikan soal-soal aplikasi matematika, yakni memahami masalah dan menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam penelitian ini, dosen model mengimplementasikan kegiatan lesson study pada pembelajaran Trigonometri dengan pendekatan pemecahan masalah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika dengan penerapan konsep Trigonometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mampu memecahkan suatu masalah matematika yang berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik mahasiswa dimana rata-rata hasil tes akhir mahasiswa dalam menyelesaikan soal tersebut adalah 76,12. Jika dibandingkan pada tes awal seluruh mahasiswa tidak mampu menyelesaikan soal yang diberikan.
PROFESIONALITAS GURU DITINJAU DARI BAKAT, TANGGUNG JAWAB, DAN KOMITMEN Yahya Hairun
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2013): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.175 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v2i1.95

Abstract

Pendidikan adalah salah satu parameter kemajuan suatu bangsa. Untuk menghasilkan Pendidikan yang bermutu dan berkualitas membutuhkan beberapa komponen penunjang, seperti sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum dan tenaga pendidik atau guru yang berkualitas. Pemerintah dari tahun ke tahun selalu berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas melalui penyediaan sarana dan prasrana pendidikan, peningkatan mutu guru melalui pendidikan dan pelatihan para guru. Upaya pemerintah ini didukung dengan diundangkannya Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Salah satu fasilitas yang diberikan pemerintah melalui UU tersebut adalah diberikannya sertifikasi guru yang implikasinya guru memperoleh tunjangan sertifikasi. Tunjangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru sebagai suatu kegiatan profesi. Perhatian pemerintah tersebut belum mengangkat kualitas mutu pendidikan kita secara Nasional. Sejumlah masalah masih mengitari persoalan guru sebagai tenaga profesi. Masalah hulu dari proses rekruritmen guru (tidak ada uji bakat dan uji kompetensi) sampai pada hilirnya yaitu evaluasi berkesinambungan terhadap para guru yang bersertifikasi masih menjadi problema. Sejumlah problema ini masih menjadi kajian peningkatan mutu pendidikan. Tuntutan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan erat kaitannya dengan bakat, tanggung jawab dan komitmen guru dalam melaksanakan tugasnya untuk menjadi guru yang profesional.

Page 5 of 19 | Total Record : 189