cover
Contact Name
Wilda Syam Tonra
Contact Email
wildaunkhair@gmail.com
Phone
+6285146375650
Journal Mail Official
wildaunkhair@gmail.com
Editorial Address
Jalan Bandara Sultan Baabullah, Kelurahan Akehuda Kampus 1 Universitas Khairun, Kota Ternate Utara, Maluku Utara-Indonesia
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
Delta-Pi : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Published by Universitas Khairun
ISSN : 2089855X     EISSN : 25412906     DOI : 10.33387/dpi
Core Subject : Science, Education,
Delta pi jurnal adalah jurnal yang memuat hasil penelitian pendidikan matematika dan matematika yang dipublikasi sebanyak 2 kali dalam setahun di bulan April dan Oktober di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Khairun.
Articles 189 Documents
OPERATOR KOMPAK Mustafa A. H. Ruhama
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2013): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.034 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v2i1.107

Abstract

Diketahui H1 dan H2 dua ruang Hilbert, B(H1,H2) merupakan koleksi semua operator (fungsi linear kontinu) dari H1 ke H2 . Jika H1 separabel dengan basis orthonormal {en: n anggota N} maka T elemen B(H1, H2) disebut operator Hilbert-Schmidt. Koleksi semua operator Hilbert-Shcmidt  dari ruang Hilbert separabel  ke ruang Hilbert separabel dinotasikan dengan . disebut operator kompakjika untuk setiap barisan  yang terbatas, terdapat barisan bagian  yang konvergen.Koleksi semua operator kompak  dari ruang Hilbert  ke ruang Hilbert dinotasikan dengan . Akan ditunjukan setiap T elemen B2 (H1, H2) merupakan operator kompak.
SELF MONITORING Puji Lestari
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2014): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.235 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v3i1.125

Abstract

Artikel ini membahas self monitoring, yaitu sebagai sub proses yang mengacu pada keberhasilan self-regulated. Self-monitoring mengacu pada kesengajaan dalam memperhatikan aspek perilaku seseorang. Self-monitoring merupakan komponen penting dari self regulated learning yaitu ketika siswa secara mandiri memonitor kemajuan belajar mereka. Self-monitoring merupakan pikiran yang dihasilkan oleh diri sendiri, perasaan, dan tindakan yang secara sistematis dirancang untuk mempengaruhi belajar dan motivasi seseorang. Dalam pembelajaran matematika memonitor apa yang telah dikerjakan penting untuk dilakukan, selain sebagai proses kepercayaan diri seorang individu terhadap dirinya sendiri, hal ini juga dapat menjadi kebiasaan (habits) yang dapat menimbulkan disposisi yang baik dalam diri seseorang.
ANALISIS KESTABILAN DINAMIKA INTERAKSI PATOGEN-IMUN Ardiana Ardiana
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2012): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.256 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v1i1.77

Abstract

Tulisan ini membahas tentang analisis kestabilan titik keseimbangan pada model interaksi patogen-imun. Kestabilan model ini juga bergantung pada parameter-parameter khususnya. Untuk menyelesaikan perhitungan model ini digunakan aplikasi aljabar sederhana, sifat-sifat determinan, dan derivatifnya. Model yang pertama kali dikenalkan oleh Murase dan Kajiwara serta Liu ini akan dibuktikan mempunyai titik keseimbangan yang stabil. Untuk menentukan kestabilan pada model ini, dapat menggunakan metode Routh-Hurwitz dengan menentukan nilai-nilai eigen melalui determinannya.
MATHEMATICS CUT OF SCORE WITH STANDARD SETTING ANGOFF METHOD Hairun, Yahya
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.06 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v4i1.140

Abstract

This study  aims to find out of cut of score of mathematics with standard setting based on  Angoff method. The research was conducted in SMP at Ternate. The subject of this research was 11 mathematics teacher. The research  was description method with standard setting based Angoff method procedure. The instrument was mathematics item pool of  yunior high school nation examanition. The research result shows: (1)  the minimum ability with standard setting Angoff method is high, and (2)  cut of score Angoff method is 67.5. Panelist precentation score of Angoff method 66 percent.
PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATISMELALUI MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) Idrus Alhaddad
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2013): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.913 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v2i1.98

Abstract

Dalam proses pembelajaran matematika, siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bekerja dengan ide-ide.Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan pada siswa. Siswa harus dapat mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Ini sesuai dengan esensi dari teori konstruktivisme bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.Perkembangan konsep matematika menurut Dienes dapat dicapai dengan baik melalui sederetan pola melingkar, pola tersebut meliputi kawasan aktivitas belajar dari konkrit ke simbolik. Sehingga proses belajar siswa melalui tahap-tahap tertentu. Daur belajar “learning cycle” dimaksudkan generalisasi dari model pengajaran yang dapat digunakan untuk mendisain materi kurikulum dan strategi pengajaran. Model ini diturunkan dari teori perkembangan dari Jean Piaget dan selanjutnya model daur belajar ini dirinci menjadi tiga tahap yang berurutan, yaitu tahap eksplorasi, tahap pengenalan konsep dan tahap penerapan konsep.Model daur belajar selalu dimuali dengan aktivitas siswa sehingga model ini termasuk dalam jenis pengajaran taklangsung (indirect instruction). Siswa diberikan pengalaman yang berhubungan dengan konsep yang akan diajarkan melalui pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah. Ini dapat dilakukan dengan memberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk didiskusikan bersama temannya, sehingga siswa secara aktif menyiapkan sendiri pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga siswa benar-benar telah siap untuk mempelajari konsep baru. Menurut hukum kesiapan (law readines) bahwa belajar akan berhasil bila peserta didik telah siap untuk belajar.Fase pertama dinamakan fase eksplorasi. Sedangkan fase kedua dari model ini kegiatan guru dan siswa diarahkan menuju ke pengenalan konsep, dari data atau informasi yang diperoleh pada tahap eksplorasi. Siswa selalu terlibat secara mental dan sosial melalui diskusi kelas dan menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari. Pada fase terakhir kegiatan siswa diarahkan ke penerapan konsep kedalam situasi baru. Dalam hal ini transfer belajar telah terjadi dalam diri siswa.
KREATIVITAS BERPIKIR MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERKARAKTER Nila Kesumawati
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2014): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.751 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v3i1.121

Abstract

Berpikir kreatif merupakan titik mula lahirnya kreativitas individu. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kreativitas peserta didik dimulai dari mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan matematika. Kreativitas berpikir matematis siswa akan nampak atau muncul jika didukung oleh suatu proses pembelajaran. Pembelajaran yang menimbulkan kreativitas berpikir matematis sangatlah bergantung pada cara penyampaian pembelajaran oleh guru. Salah satu pembelajaran yang dapat menimbulkan kreativitas berfikir matematis adalah pembelajaran berkarakter. Nilai karakter yang diperlukan dalam pembelajaran antara lain nilai spiritual, solidaritas, kedisiplinan, kemandirian, serta kemajuan dan keunggulan. Keberhasilan pendidikan karakter di sekolah adalah keberhasilan peserta didik dalam membangun karakter pribadinya, serta keberhasilan guru dalam membangun karakter peserta didik.
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SELF REGULATION: RANAH KOGNITIF, MOTIVASI DAN METAKOGNISI Sari, Diah Prawitha
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2014): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.377 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v3i2.135

Abstract

Artikel ini membahas tentang Self Regulation atau yang lebih dikenal dengan kemampuan pengaturan diri. Self regulation dapat ditinjau dari ranah kognitif, motivasi dan metakognisi. Pada ranah kognitif lebih dikenal dengan istilah kemampuan self regulation yang dapat diukur menggunakan instrumen tes yang indikatornya butir soalnya disesuaikan dengan materi yang akan diujikan. Sedangkan ranah motivasi dan metakognisi dapat diukur menggunakan skala sikap serta lembar observasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tipe studi kasus. Beberapa temuan dari artikel ini diantaranya: (1) kemampuan self regulation umumnya telah dimilik oleh setiap individu termasuk siswa, (2) pengembangan kemampuan self regulation maupun sikap yang mengarah pada pengaturan diri yang baik dapat ditunjang oleh berbagai faktor di sekitar siswa/mahasiwa seperti guru, orang tua, lingkungan, dan kemampuan dasar siswa/mahasiswa itu sendiri, (3) siswa/mahasiswa yang memiliki self regulation tinggi umumnya akan menunjukkan prestasi belajar yang tinggi juga.
PEMECAHAN MASALAH DAN REPRESENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA Bani, Asmar
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 2 (2012): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.995 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v1i2.91

Abstract

Pemecahan masalah merupakan kajian yang dibahas dalam makalah ini. Sebuah masalah matematika yang diajukan pada siswa dan siswa tersebut dapat menyelesaikannya, maka setidaknya siswa memahami masalah tersebut, sehinga siswa dapat merencanakan penyelesaian, melaksanakan perhitungan dengan tepat, Dan dapat memeriksa atau melihat kembali apa yang telah diproses sudah tepat. Selain itu, representasi pembelajaran matematika akan dibahas pada bagian selanjutnya. Aspek representasi matematik siswa dapat memberikan gambaran, penterjemahan, pengungkapan, penunjukkan kembali, pelambangan, gagasan, konsep matematik, dan hubungan di antaranya  yang termuat dalam suatu konfigurasi, konstruksi, atau situasi masalah tertentu yang ditampilkan oleh siswa dalam bentuk beragam sebagai upaya memperoleh kejelasan makna, menunjukkan pemahamannya, atau mencari solusi dari masalah yang dihadapinya.
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LIMIT FUNGSI ALJABAR Tamrin, Marwia
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 2 (2012): Periode Bulan Oktober
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.89 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v1i2.85

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang secara umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan hasil belajar siswa pada materi limit fungsi aljabar dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada materi limit fungsi aljabar. Penelitian eksperimen ini melibatkan siswa Kelas XI IPA-5 (X1) dan IPA-4 (X2) SMA Negeri 4 Kota Ternate sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel penelitian adalah 66 siswa yang terdistribusi pada kelas X1 32 siswa dan kelas X2 34 siswa. data yang diperoleh melalui pre-test dan post tes 4 butir soal sebagai instrument penelitian. Analisa data menggunakan presentase, dan tingkat pengusaan siswa didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)  mata pelajaran matematika pada sekolah tersebut yaitu 75. Dari hasil analisa pre-test menunjukan nilai rata-rata yang dicapai kelas X1 mencapai 29,43% dan pada kelas X2 mencapai 32,5%. Selanjutnya pada post-test nilai rata-rata yang dipeoleh kelas X1 meningkat menjadi 78,34% sedangkan kelas X2 hanya 60,5%. Dan pencapaian KKM untuk kelas X1 81,25% dan Kelas X2 20,59%. Kemudian dalam pengujian hipotesis menggunakan uji komparatif  dimana  nilai thitung = 5,6445 dan dibandingkan dengan Ttabel untuk taraf 0,05, dk = 64 dan diperoleh nilai ttabel = 1,9977. Maka dapat dibandingkan thitung = 5,6445  ttabel = 1,9977. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas X1  dan  X2. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi limit fungsi aljabar.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG Fatmawati Ely; Ikram Hamid; Ariyanti Jalal
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2015): Periode Bulan April
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.131 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v4i1.146

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan sisi datar bangun ruang. (2) Mengetahui hasil belajar siswa pada materi luas permukaan sisi datar bangun ruang melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan two groups pretest-posttest design, instrument yang digunakan berupa soal tes, LKS, lembar observasi guru dan siswa. Sampel yang diambil adalah siswa kelas VIII-2 berjumlah 30 siswa dan VIII-3 berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melihat skor yang diperoleh dari masing-masing kelas melalui tes soal matematika pada materi  luas permukaan sisi datar bangun ruang. Analisis data menggunakan chi-kuadrat untuk normalitas data dan statistik uji non parametrik yaitu uji tanda. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa: (i) setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat dilihat bahwa, terdapat 18 siswa (60%) interpretasi tinggi, 11 siswa (36,67%) interpretasi sedang, dan 1 siswa (3,33%) interpretasi rendah. (ii) karena sebaran data pada salah satu sampel tidak berdistribusi normal, dalam hal ini statistik uji yang digunakan adalah statistik non parametrik, yaitu dengan menggunakan uji tanda. Hasil analisis uji tanda diperoleh h = 5 dengan taraf signifikansi 0,05, dari tabel nilai kritis h uji tanda, diperoleh h(0,05)(28) = 8, ini berarti h < htabel. Hasil ini berarti H0 ditolak, atau terima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi luas permukaan sisi datar bangun ruang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Page 3 of 19 | Total Record : 189