cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Articles 141 Documents
PERBANDINGAN NUTRISI DAN KEBERTERIMAAN PRODUK JIPANG - COKELAT YANG DIOLAH MASING - MASING DARI BERAS KETAN HITAM DAN PUTIH wahyuni Daming; Sitti Ramlah
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.408 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v13i2.4081

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nutrisi dan keberterimaan jipang-cokelat yang diolah masing-masing dari beras ketan hitam dan beras ketan putih. Cokelat yang digunakan sebagai bahan substitusi pengganti gula merah, adalah cokelat susu. Beras ketannya disiapkan sebagai beras ketan goreng. Adonan dibuat dengan komposisi beras ketan konstan 160 g, sedangkan cokelat susu masing-masing 80 g, 160 g, dan 240 g. Hasil penelitian menunjukkan produk jipang-cokelat dari beras ketan hitam, kadar lemak, protein, dan karbohidratnya berada pada kisaran masing-masing 39,00 – 55,18 %, 7,67  - 13,67 % dan 37,09 - 39,12 %. Sedangkan yang dari beras ketan putih masing- masing 34,62 – 39,76 %, 7,47 – 13,47 %, dan 37,14 - 38,75 %. Skor keberterimaan panelis terhadap produk berada pada kisaran 2,9 - 3,7 untuk produk dari beras ketan hitam, dan pada kisaran 2,6 - 3,0 untuk produk dari beras ketan putih (dengan rentang skor 1-4)Kata Kunci : jipang- cokelat, nutrisi, keberterimaan produk. 
SIMPLE VIBRATING TABLE FOR CHOCOLATE MOULDING Imran Thamrin; Muh Ruslan Yunus; Alfrida Lulung Sampe Barra
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.596 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v13i2.4222

Abstract

This work deals with design of a simple vibrating table prototype for chocolate moulding. Designed for small scale and home made chocolate industry, the main components of the equipment are  a 50 x 40  cm  vibration table, a 1 HP vibration electric motor, four 7 inch dia. rubber vibration supports, a vibration control system with frequrecies from 0 to 50 Hz, and a frame. The table heigh is 60 cm. Experiments for chocolate moulding using the equipment were conducted to form 2 x 15 pieces of chocolate bars (weighted 22 gram) from dark and milk chocolates, respectively. Vibration frequencies were set from  20 to 50 Hz and durations from 2 to 20 minutes of vibration. Sensory evaluation indicated the high integrity and fine shape levels of the moulded chocolate were given at minimum 40 Hz and 2 minutes and at 35 Hz and minimum 5 minutes of vibration using dark chocolate (107.68 ps in viscociity), and at minimum 40 Hz and 5 minutes and  at 45 Hz and minimum 4 minutes of vibration using milk chocolate-1 (115.23 ps in viscocity)Key words : simple vibrating table, chocolate moulding 
PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN PENGEPRESAN BERULANG TERHADAP MUTU BUBUK KAKAO Melia Ariyanti; Sitti Ramlah; Medan Yumas
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.505 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dan pengepresan berulang terhadap mutu bubuk kakao yang dihasilkan sesuai SNI 3747:2009. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 pola faktorial yaitu lama fermentasi 5 dan 6 hari serta pengulangan pengepresan 3 dan 4 kali press. Biji kakao yang digunakan berasal dari Belopa, Kab. Luwu Sulawesi Selatan. Parameter yang dianalisa sesuai dengan SNI 3747:2009 kakao bubuk meliputi keadaan, kehalusan, kadar air, kadar lemak, cemaran logam, dan cemaran mikroba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum mutu bubuk kakao fermentasi hasil penelitian sudah memenuhi standar mutu kakao bubuk SNI 3747:2009. Kadar air bubuk kakao sesuai standar maksimum 5,0 % yaitu antara 3,69 - 4,3 %. Semakin banyak perlakuan pengepresan dapat mengurangi kadar lemak yang terdapat dalam bubuk kakao. Kadar lemak yang dihasilkan berkisar antara 11,32 - 14,82 %.
FORMULASI MINUMAN EMULSI VCO MENGGUNAKAN VARIASI EMULSIFIER (GUM ARABIK, TWEEN 80) DAN AIR Judith Henny Mandei
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.161 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4281

Abstract

Produk minuman emulsi VCO dikembangkan untuk mengatasi rasa berminyak VCO, agar masyarakat dapat langsung mengonsumsinya. Tujuan penelitian adalah membuat formulasi minuman emulsi VCO yang berkualitas dan bisa diterima oleh konsumen.  Penelitian terdiri atas dua tahap yaitu pembuatan emulsi dasar  menggunakan dua jenis emulsifier gum arabik dan tween 80 yang diformulasikan dengan VCO dan air. Pembuatan minuman emulsi VCO dengan perlakuan perbandingan  emulsi dasar (ED) dan air (b/b) yaitu: EDGum : air (1 : 1; 1 : 2; 1 : 3), EDT80 : air (1:1; 1:4; 1:6).  Formula minuman emulsi VCO yang memenuhi syarat dan dapat diterima konsumen adalah perbandingan emulsi dasar gum arabik dan air = 1 : 2 dengan bau agak khas VCO, rasa manis asam sedikit khas VCO,  cukup stabil, mempunyai pH 3,94, Angka Lempeng Total (ALT)  1,4 x 102, kadar FFA 0,22 %, bilangan peroksida 1,64 mg ek O2/kg, prosentase asam laurat yang ada dalam minuman emulsi VCO 51 % dan prosentase MCT 65,74 %.
ANALISIS KEBIJAKAN : RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI SULAWESI SELATAN (KOMODTAS COKLAT, KOPI DAN MARKISA) Zulkifli Zulkifli; Ahmadi Akil
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.163 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.5249

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menformulasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi pembangunan industri, menetapkan komoditas industri unggulan, dan mendesain program pengembangan industri pada Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018-2038. Metode analisis yang digunakan untuk menentukan potensi dan industri unggulan Provinsi Sulawesi Selatan adalah analisis location quotient, shift share, focus group discussion, dan SWOT. Dari hasil penelitian diperoleh visirencana pembangunan industri Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018-2038 adalah menjadikan sektor industri sebagai pilar perekonomian terdepan Sulawesi Selatan, komoditas industri unggulan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018-2038 adalah kakao, kopi, dan markisa, serta program pengembangan industri Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018-2038 adalah program pengembangan sumber daya manusia industri, program pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, program pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi, program pemberdayaan industri kecil menengah, program penyediaan sumber pembiayaan, program pembangunan infrastruktur penunjang standarisasi, program pemanfaatan, penyediaan dan penyaluran sumber daya alam, program pembangunan sisteminformasi industri, program pembangunan infrastruktur/pengelolaan lingkungan, program penyediaan lahan untuk industri, program pengembangan jaringan energi  dan kelistrikan, program pengembanganjaringan telekomunikasi, program pengembangan jaringan sumber daya air, program pembangunan infrastruktur/sanitasi, dan program pembangunan transportasi.Kata Kunci: analisis Location Quotient, focus group discussion, industri unggulan,   shift share, dan SWOT.
Pemanfaatan Asap Cair Dari Pirolisis Limbah Perkebunan Karet Sebagai Koagulan Lateks Afrizal Vachlepi; Risal Ardika Ardika
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.372 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4397

Abstract

Abstrak ; Kayu dan tunggul dari hasil peremajaan perkebunan karet masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga menjadi limbah. Limbah kayu karet dapat diolah menjadi asap cair melalui proses pirolisis supaya lebih bermanfaat. Penggunaan asap cair dari kayu karet ini diprediksi menghasilkan karet bermutu baik sesuai dengan SNI 06-1903-2000 tentang SIR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh waktu proses pirolisis kayu karet terhadap karakteristik asap cair, kadar karet kering koagulum lateks dan mutu teknis karet alam yang diproduksi menggunakan asap cair dari kayu karet. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pirolisis kayu karet selama 5 jam menghasilkan asap cair dengan karakteristik yang diperlukan sebagai koagulan lateks, yaitu pH 2,72 dan kadar asam 11,4%. Penggumpalan lateks menggunakan asap cair dari perlakuan pirolisis selama 5 jam akan menghasilkan koagulum dengan kadar karet kering sebesar 34,45%. Mutu teknis karet alam yang digumpalkan dengan asap cair tersebut memenuhi persyaratan mutu SNI 06-1903-2000 tentang SIR, yaitu Po 41, PRI 83,6, viskositas Mooney 74, SVI 2,7, kadar abu 0,49%, dan kadar zat menguap 0,40%.kata kunci : asap cair, koagulan, kayu karet, mutu
PENGARUH SUHU PEMANASAN PADA EKSTRAK TEH (C. sinensis Linn.) JENIS TEH PUTIH TERHADAP STABILITAS SIFAT ANTIOKSIDATIFNYA Rohadi Rohadi; Sri Budi Wahjuningsih
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.578 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4996

Abstract

Abstrak : Proses termal mampu memperbaiki nutrisi dan aktivitas antioksidan daun ketumbar (Coriandrum sativum L.). Namun proses termal suhu tinggi (>120oC) dapat merusak senyawa bioaktif dan menurunkan aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian adalah melakukan analisis pengaruh suhu pemanasan oven terhadap stabilitas antioksidatif aqueous ekstrak teh putih (ETP). Ekstrak dipekatkan dengan a rotary vacuum evaporator dan dikering bekukan dengan freeze dryer. ETP dipanaskan dengan microwave-oven (30, 80, 90, 100, 110 dan 120°C/3 menit) dan ETP diuji aktivitas antioksidan: total fenolik, flavonoid, uji penangkapan radikal bebas DPPH, dan total reduksi pada berbagai konsentrasi (50-250 ppm). Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan signifikan pengaruh pemanasan terhadap uji total fenolik, total flavonoid, aktivitas penangkapan radikal bebas, total reduksi, dan IC50 pada semua konsentrasi (p<0,05). Uji aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH pada ETP 50 ppm naik dari 5,25±1,0% (30oC) menjadi 29,15±0,13% (120oC), ETP 250 ppm naik dari 42,78±2,4% (30oC) menjadi 58,21±0,13 % (120oC). Pada uji total reduksi ion feri (nilai OD) meningkat dari 0,046 (50 ppm/30oC) menjadi 0,091 (50 ppm/120oC) hingga 0,28 (250 ppm/30oC) menjadi 0,662 (250 ppm/120oC). Nilai IC50 ETP meningkat dari 320 ppm (30oC)-182,5 ppm (120oC).kata kunci: Proses termal, ekstrak teh putih, IC50; aktivitas antioksidan
KARAKTERISASI ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PEMBANTU UNTUK MINGKATKAN KESUBURAN TANAMAN BERDASARKAN KROMATOGRAFI GC – MS Zainal Abidin Nasution; Harry P. Limbong
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.151 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4406

Abstract

In 2015, the area of oil palm plantations in Indonesia had reached 10,701,436 ha, with details of the people's oil palm plantation 4,810,271 ha, state-owned oil palm plantations 704,094 ha and private oil palm plantations 5,207,071 ha. A ton base of fresh palm oil fruit bunches will produce 20% - 23% CPO; 5% - 7% PKO and the rest in the form of solid waste, namely 20% - 23% oil palm empty bunches; 10% - 12% oil palm fruit fiber and 7% - 9% oil palm shells.In the implementation of this study, oil palm shell charcoal was made by treating palm oil shells. From the treatment of oil palm shell roasting, the average yield was 38.20% (the last temperature of roasting 348 0 C, when the palm shells being roasted were no longer smoke).From the results of the chromatogram analysis of GC - MS, oil palm shell charcoal is known as 25 organic compounds with the dominant composition being cyclopropyl with a concentration of 14.87%; acetic acid with a concentration of 17.01%; benzenesulfonic acid with a concentration of 12.11%; benzene with a concentration of 7.3% and phenol with a concentration of 15.59%.The characterization of the composition of the organic palm shell charcoal organic compounds needs to be done in order to about the development of the use of oil palm shell charcoal as an auxiliary material to increase plant fertility.
PENGARUH DAYA GELOMBANG MIKRO TERHADAP RENDEMEN, MUTU DAN KOMPONEN BIODIESEL DARI BIJI KEMIRI YANG DIPROSES SECARA TRANSESTERIFIKASI IN SITU Mahlinda Mahlinda; Lancy Maurina; Ellysa Ellysa
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.5048

Abstract

Abstrak: Transesterifikasi in situ biodiesel adalah metode untuk produksi biodiesel menggunakan pelarut alkohol dengan bantuan katalis asam atau basa melalui pemanasan konvensional sederhana. Namun, metode konvensional ini dianggap tidak efisien karena memerlukan energi dalam jumlah besar untuk memanaskan media dan proses reaksinya berlangsung lama. Dewasa ini telah dikembangkanmetode produksi biodiesel yang lebih efisien dan cepat, yaitu menggunakan gelombang microwave. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari pengaruh daya gelombang mikro terhadap rendemen, mutu dan komponen biodiesel dari biji kemiri yang diproses melalui transesterifikasi in situ. Proses transesterifikasi in situ berjalan pada daya gelombang mikro 450, 600 dan 800 watt, waktu reaksiempat menit, rasio metanol 25:1 (g/g), rasio co-solvent 0,5:1 (g/g) dan 5% konsentrasi KOH katalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi 85,58% diperoleh pada daya gelombang mikro 600 watt dengan waktu reaksi empat menit. Hasil uji mutu biodiesel berdasarkan SNI 7182-2012 menunjukkan nilai viskositas kinematik dan angka asam memenuhi standar, namun terhadap masa jenis belum memenuhi standar. Hasil analisa biodiesel menggunakan GC-MS pada ketiga daya gelombang mikro mengandung metil stearat, metil palmitat dan metil miristat. Daya gelombang mikro berpengaruh terhadap rendemen biodiesel tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap mutu dan komponen biodiesel.Kata kunci : biodiesel, gelombang mikro, transesterification in situ, kemiri.
KAJIAN PENGGUNAAN HIDROKOLOID SEBAGAI EMULSIFIER PADA PROSES PENGOLAHAN COKELAT Rahayu Wulandari; Dwi Indriana; Andi Nur Amalia
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.165 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4660

Abstract

Proses tempering dan pendinginan cokelat yang tidak tepat akan menimbulkan terjadinya bintik putih pada permukaan luar cokelat (fat bloom). Untuk menghindari terjadinya hal tersebut maka perlu digunakan emulsifier. Salah satu emulsifier yang sering digunakan pada pembuatan cokelat adalah lesitin. Selain lesitin, emulsifier yang biasa digunakan dalam produksi pangan adalah hidrokoloid. Hidrokoloid memiliki kelebihan mampu meningkatkan daya lepas komponen aktif dan mudah larut dalam sistem pencernaan. Kajian ini bermanfaat untuk mengetahui jenis dan konsentrasi hidrokoloid yang tepat sebagai emulsifier pada proses pembuatan cokelat untuk menghindari fat bloom. Hidrokoloid jenis glukomanan dan karagenan berpotensi dimanfaatkan sebagai emulsifier dengan konsentrasi optimal berkisar antara 0,1 – 0,75%.

Page 5 of 15 | Total Record : 141