cover
Contact Name
Titik Rahmawati
Contact Email
sawwa@walisongo.ac.id
Phone
+6281249681044
Journal Mail Official
sawwa@walisongo.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang,Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sawwa: Jurnal Studi Gender
ISSN : 19785623     EISSN : 2581121     DOI : 10.21580/sa
Core Subject : Social,
Sawwa: Jurnal Studi Gender focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 8, No 2 (2013): April 2013" : 10 Documents clear
MENYOROTI PASAL-PASAL RUU KUHP YANG MENGANDUNG RELASI GENDER DAN ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM Rohmadi, Rohmadi
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.603 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.655

Abstract

Diskursus tentang relasi gender dan anak kembali mengemuka seiring dengan pembahasan RUU KUHP tentang persoalan seputar perkawinan. Nikah siri, perzinaan, kumpul kebo dan pelacuran menjadi isu hangat yang termuat dalam RUU tersebut. Permasalahan ini menjadi menarik dan sangat penting untuk dikaji mengingat bukan hanya menyangkut norma agama dan budaya namun juga terkait dengan isu gender dan anak. Bagaimana­pun, berbagai praktik perzinaan, kumpul kebo dan se­jenis­­nya berdampak pada pola relasi antara laki-laki dan perempu­an, dan juga anak. Tulisan ini akan memaparkan tentang pasal-pasal dalam RUU KUHP yang secara spesifik membahas tentang relasi tersebut dengan menggunakan perspektif hukum pidana Islam.
GERAKAN DAKWAH AKTIVIS PEREMPUAN ‘AISYIYAH JAWA TENGAH Susanto, Dedy
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.025 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.660

Abstract

Gerakan dakwah diartikan setiap aktivitas dalam rangka me­laksana­­kan dakwah Islam untuk mengajak manusia kepada ke­baik­an, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mun­kar, adapun secara khusus, gerakan dakwah sering disebut se­bagai gerakan Islam (al-harakah al-Islamiyah) atau juga di­sebut jamaah dakwah atau juga disebut kutlah da’wah (ke­lom­pok dakwah), yaitu sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bersama-sama melaksanakan dakwah dalam satu ke­­satuan kerja dan koordinasi. Gerakan dakwah para akti­vis per­empuan ‘Aisyiyah Jawa Tengah sudah dilakukan dengan peng­­gerakan orga­­nisasi yang ideal, hal ini dapat dilihat dari berbagai koordi­nasi dan kerja sama antar lem­baga dalam organisasi. Solidnya kerja­sama yang dilaku­kan men­jadikan ‘Aisyiyah dapat mengaplikasikan kegiatan dakwah­nya di m­asya­rakat. Kegiatan dakwah yang dilakukannya secara lang­sung dapat berdampak positif bagi anggota dan masyarakat luas dari berbagai bidang kehidupan.
PENGENALAN LITERASI MEDIA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Rahmi, Amelia
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.694 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.656

Abstract

Kehadiran media massa telah memberi banyak perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan cara kita beragama atau mengamalkan ajaran agama yang kita anut. Seluruh lapisan masyarakat juga terkena perubahan, termasuk anak usia sekolah dasar. Hal ini disebabkan oleh daya tarik media yang begitu kuat, program yang terencana dengan kom­binasi audio dan visual yang menarik. Kompetisi yang sangat ketat membuat media massa saling berebut pemirsa, sehingga sering kali terjadi pertimbangan profit menjadi nomor satu bila dibandingkan dengan faktor edukasi isi siaran.Literasi media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media massa—termasuk anak-anak—menjadi sadar bagaimana cara media dikonstruksi/dibuat dan diakses. Literasi media harus dikembangkan dalam masyarakat kita karena tidak se­orang pun manusia dilahirkan ke dunia ini dalam kondisi telah melek media, “No one is born media literate”.Mengajarkan pada anak-anak usia Sekolah Dasar dan sederajat (MI) menjadi sangat strategis, karena mereka adalah anak yang tengah tumbuh dengan pesat secara biologis maupun psikis. Mereka suka meniru, tanpa berupaya mengkritisinya terlebih dahulu. Orang tua dan guru merupakan pihak yang paling dekat dengan anak. Anak seumuran SD bahkan lebih sering patuh kepada gurunya bila dinasihati. Oleh karena itu guru SD dapat menyisipkan materi literasi media saat mengajar di kelas de­ngan model penayangan audio visual film kartun yang banyak digemari anak-anak, dan dialog kepada murid setelah me­nyaksikan tayangan tersebut. Jadi tidak perlu kita menyalahkan media begitu saja karena itu tidak adil. Media bisa bermanfaat (bahkan sangat banyak manfaatnya, seperti untuk pendidikan, sumber informasi dan inspirasi, kontrol sosial), namun sekaligus bisa sangat merugikan penontonnya karena.
MELINDUNGI ANAK DARI KONTEN NEGATIF INTERNET: STUDI TERHADAP PERAMBAN WEB KHUSUS ANAK Ulinnuha, Masyari
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.077 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.661

Abstract

Dunia teknologi dan internet berkembang sangat pesat di dunia, tak terkecuali Indonesia. Imbasnya, jumlah pengguna internet saat ini semakin besar dan bertambah terus setiap harinya. Sebagian dari pengguna internet tersebut adalah anak-anak. Sementara banyak sekali situs web yang tidak layak men­jadi konsum­si anak-anak. Untuk itu diperlukan pembatasan bagi anak-anak dalam mengakses situs web.Tulisan ini mem­bahas be­berapa peramban web khusus anak. Ada 4 peramban yang dibahas yaitu KidZui, Hoopah Kidview Computer Explorer, Peanut Butter PC dan NoodleNet. Keempat peramban tersebut dengan segala ke­lebihan­nya bisa menjadi alternatif untuk mem­batasi anak dari dunia internet yang sangat luas. Namun keempat peram­ban tersebut tetap mempunyai kelemahan se­hingga peran orang tua tetap di­perlu­kan agar anak tidak ter­jebak ke dalam situs yang tidak layak.
PENDIDIKAN PRALAHIR: MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DENGAN BACAAN AL-QUR’AN Kusrinah, Kusrinah
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.588 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.657

Abstract

Pendidikan anak dimulai sejak masih dalam kandungan sebab masa-masa selanjutnya sangat ditentukan oleh masa anak dalam kandungan. Semenjak dalam kandungan janin sudah me­lewati proses belajar. Janin sudah mulai bisa mendengar de­ngan jelas pada usia enam bulan dalam kandungan sehingga ia dapat meng­gerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan irama nada suara ibunya. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam al-Qur’an, salah satunya adalah al-Qur’an dapat merangsang otak anak dan meningkatkan intelegensinya. Hal ini disebabkan karena bacaan al-Qur’an yang dibaca dengan tartil dan sesuai dengan tajwidnya memiliki frekuensi dan pan­jang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh. Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi.
KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM HUKUM PERKAWINAN ISLAM Harahap, Rustam Dahar Karnadi Apollo
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.533 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.662

Abstract

Perkawinan merupakan sebuah kontrak antara dua orang pasang­an yang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang per­empuan dalam posisi yang setara. Seorang perempuan se­bagai pihak yang sederajat dengan laki-laki dapat menetap­kan syarat-syarat yang diinginkan sebagaimana juga laki-laki. Per­kawinan secara mendasar berarti melibatkan diri dengan pem­bicaraan mengenai kasih sayang (mawaddah wa rahmah), dan hal inilah yang me­rupa­kan pokok pondasi suatu per­kawinan. Dengan demikian hubungan antara suami dan isteri adalah hubungan horizontal bukan hubungan vertikal, sehingga tidak terdapat kondisi yang mendominasi dan didominasi. Semua pihak setara dan sederajat untuk saling bekerja sama dalam se­buah ikatan cinta dan kasih sayang. Permasalahan perkawinan seringkali menjadi pemicu muncul­nya isu ketidaksetaraan dalam keluarga, padahal sejatinya Islam membawa norma-norma yang mendukung terciptanya suasana damai, sejahtera, adil dan setara dalam keluarga. Untuk men­jawab berbagai berbagai pertanyaan seputar ke­duduk­an laki-laki dan perempuan dalam hukum perkawinan Islam, tulisan ini akan mengungkapkan tentang berbagai ke­setaraan dalam hukum per­kawinan yang selayaknya dipahami agar tidak menimbulkan pandangan yang berat sebelah ter­hadap kelompok jender tertentu.
PEMBERDAYAAN WANITA BERBASIS POTENSI UNGGULAN LOKAL Lutfiyah, Lutfiyah
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.667 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.653

Abstract

Perempuan memiliki potensi untuk melakukan berbagai kegiat­an produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga. Lebih luas lagi ekonomi nasional, apalagi potensi ter­sebut menyebar di berbagai bidang. Suatu kenyataan bahwa dewasa ini keikut-sertaan wanita dalam mencapai tujuan pem­bangun­an sangat diharapkan. Berbagai peran dan tugas di­tawar­­­­kan bagi wanita, dalam hal ini tentunya kita harus selalu selektif jangan sampai terkecoh sehingga lupa pada kodratnya. Melalui program Desa Vokasi ini diharapkan terbentuk kawasan desa yang menjadi sentra beragam vokasi, dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang berasal dari sumber daya wanita yang memanfaatkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal. Dengan demikian, warga masyarakat dapat belajar dan ber­­­latih menguasai keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumber­­­daya yang ada di wilayahnya, sehingga taraf hidup masyarakat semakin meningkat.
PERAN TERAPI KELUARGA EKSPERIENSIAL DALAM KONSELING ANAK UNTUK MENGELOLA EMOSI Mintarsih, Widayat
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.909 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.658

Abstract

Keberhasilan proses konseling anak sangat membutuhkan peran dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang per­tama bagi anak untuk mendapatkan pendidikan bagaimana me­nge­lola emosi dengan baik.Tujuannya adalah agar anak dapat me­laksana­kan tugas perkembangan secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi jika terjadi masalah pada anak ada­lah dengan melakukan konseling anak berbasis terapi keluarga eks­periensial dengan melibatkan seluruh anggota keluarga. Terapi keluarga eksperiensial menekankan pada proses per tumbuh­an alamiah dalam keluarga untuk meningkatkan rasa memiliki keluarga dan memberikan kebebasan sebagai individu dalam keluarga agar memiliki pengalaman dalam meng­ekspresikan emosi. Terapi eks­periensial bersifat eksistensial, humanistik, dan feno­meno­logis. Tujuan terapi ini adalah mem­bantu memperjelas ko­munikasi dalam keluarga, menghindarkan adanya keluhan-keluhan, sehingga ada usaha untuk menemukan solusi. Untuk itu seluruh anggota keluarga ikut aktif terlibat dalam proses konseling dan tetap mempertahankan harga diri yang positif. Konseling anak dengan terapi keluarga eksperiensial diharapkan mampu melahirkan efek fungsi terapis dan dinamika psikologis bagi anak dalam berperilaku yang positif, sesuai dengan peran dalam me­menuhi kebutuhan emosionalnya. Cara yang dilakukan anak untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya berdasarkan cara pandang yang terbaik menurut yang mereka ketahui. Hal itu me­rupa­kan tantangan bagi orang tua dan anggota keluarga bagaimana menghadapi dan mengelola perkembangan emosional secara positif yang terjadi pada anak.
MEREKA YANG TERCERABUT DARI MASA DEPANNYA: ANALISIS SOSIOLOGIS PROBLEM SOSIAL ANAK DI INDONESIA Kusmanto, Thohir Yuli
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.282 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.654

Abstract

Anak merupakan aset yang berharga bagi sebuah keluarga dan masyarakat dalam merengkuh kehidupan kolektifnya untuk me­nyong­song masa depan. Keluarga dan masyarakat yang peduli pada anak dalam rangka tumbuh dan berkembang secara manusiawi, sedang berinvestasi yang akan sangat menguntung­kan bagi ke­ber­langsungan hidupnya. Untuk itu mereka rela men­curah­kan tenaga, biaya dan pikirannya demi tumbuh dan ber­kembang­nya anak secara lebih baik. Lingkungan dan dukung­an sosial ke­masyarakatan yang baik, akan menjadikan anak sebagai satu generasi yang baik. Indikasinya dapat dilihat pada ke­mampuannya untuk berperan sosial sesuai harapan dan ke­inginan masyarakat­nya. Namun de­mikian tidak semua anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara lebih baik dalam kehidupannya. Banyak dari mereka yang meng­hadapi masalah sosial yang serius, baik psio­kologis, fisiologis, ekonomis dan lain-lainnya. Berbagai per­soalan yang ada tersebut, merupakan sesuatu yang tidak di­ke­hendaki­nya. Kondisi eksternal di luar dirinyalah yang paling banyak menjadi penyebabnya. Baik dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga, maupun lingkungan yang luas yaitu masyarakatnya, bahkan negara. Berdasar realitas tersebut penulis tertarik untuk menelaah secara sosiologis problem sosial anak di Indo­nesia, dalam makalah ini.
SEKSISME DALAM SAINS Salama, Nadiatus
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.541 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.659

Abstract

Seksisme telah terjadi sejak lama yang dilakukan oleh kelompok yang tidak mengakui kesetaraan jender. Meskipun diskri­minasi ini merupakan hal yang buruk dan berlawanan dengan hu­kum, namun perilaku ini masih eksis, dan mendarah daging dalam pe­mikiran, sikap dan tindakan sebagian masyarakat yang sudah modern ini. Sejumlah sains dan riset turut digunakan untuk mem­benarkan sejumlah keyakinan yang seksisme, pada­hal, telah ter­jadi bias dan mis-inter­pretasi dalam riset ter­sebut. Per­empuan dilihat sebagai suatu sosok yang menjadi masalah oleh sains. Itulah sebabnya, saat ini, per­empuan ber­suara lebih keras dalam mem­perjuang­kan hak-hak­nya daripada pada masa sebelumnya, berharap agar segera dihenti­kan dan tidak berlarut-larut. Melawan sek­sisme bisa di­lakukan secara individu maupun kolektif, de­ngan cara me­lapor­kan diskriminasi yang terjadi, atau juga mem­berikan pe­nyuluhan atau pendidik­an tentang seksisme agar dis­kriminasi ini tidak menjadi lebih parah lagi. Di sisi lain, negara, sebagai insti­t­usi resmi pelindung warganya, juga wajib menjadi peng­ayom dan pembela korban seksisme.

Page 1 of 1 | Total Record : 10