cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Cancer
ISSN : 19783744     EISSN : 23556811     DOI : -
Core Subject : Health,
The Indonesian Journal of Cancer (official journal of the Dharmais Cancer Center Hospital) is a peer-reviewed, quarterly, open access journal. Submissions are reviewed under a broad scope of topics relevant to experimental and clinical cancer research. The journal publishes original research articles, case reports, systematic literature reviews, and letters to the editor under the following categories: Cancer prevention, diagnosis, surgery, systemic therapy, radiotherapy, paliative therapy, and molecular biology.
Arjuna Subject : -
Articles 448 Documents
Jenis Histologik dan Umur pada Kanker Serviks Uteri di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Dwipoyono, Bambang; -, Nasdaldy; -, Soemanadi; Sjamsuddin, Sjahrul; Adisasmita, Asri
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1498.736 KB)

Abstract

Berbagai penelitian terhadap kanker serviks uteri telah dilakukan, khususnya di negara barat. Dari penelitian tersebut didapatkan adanya variabel-variabel yang kemudian dikenal sebagai faktor-faktor resiko yang kemudian diketahui peranannya terhadap kanker serviks uteri.Sebagai negara yang terletak di Asia dimana angka kejadian kanker serviks uteri, khususnya pada stadium lanjut masih tinggi dan semakin meningkat, maka pengetahuan terhadap kanker pada umummnya dan kanker serviks uteri pada khususnya haruslah semakin baik.Untuk mendapatkan angka survival dari penderita kanker serviks uteri dan mengevaluasi faktor prognostik jenis histopatologik, umur pada penderita kenker serviks yang berobat di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta.Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dari penderita kanker serviks uteri. Data didapat berdasarkan catatan medik penderita yang berobat di Rumah Sakit Kanker "Dharmais", Jakarta pada tahun 1993/4 - 1997. Tercatat sebanyak 710 kasus tetapi hanya 175 kasus yang dapat dilakukan pemantauan selama 2 tahun. Karsinoma sel skuamosa 128 kasus (73,12%) dan adenokarsinoma (termasuk adenoskuamokarsinoma) 14 kasus (8%), 33 kasus tidak dinyatakan jenis histopatologi sel kankernya).Dari 175 kasus yang dapat dievaluasi didapatkan jenis histopatologik adenokarsinoma tinggi pada stadium I dan residif juga pada kelompok umur muda (< 40 tahun), perbedaan tidak bermakna (p = 0,342 dan p = 0,396). Stadium mempengaruhi survival : stadium awal (IA-IIA) 85,2%, stadium lanjut (IIB-IV) 50,4% dan residif 36,7% (p = 0,001). Kelompok umur muda (< 40) dan jenis histopatologik yang mengandung kelenjar mempunyai nilai survival 2 tahun yang lebih baik dibandingkan kelompok umur yang lebih tua, jenis histopatologik skuamosa.Stadium awal (IA-IIA), jenis histopatologik yang mengandung kelenjar dan kelompok umur muda (< 40 tahun) mempunyai angka survival yang lebih baik selama 2 tahun "follow up"Kata kunci: Stadium, jenis histopatologik, umur, survival .
Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Enam Belas Tahun Mengabdi untuk Ibu Pertiwi Editorial, Editor
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketika Rumah Sakit Kanker “Dharmais” mulai beroperasi, para pendiri berharap agar rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan terpadu terhadap penyakit kanker sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Rumah Sakit Kanker “Dharmais” (RSK “Dharmais”) juga mengemban amanat untuk dapat memberi sumbangan yang berarti dalam upaya penanggulangan kanker secara nasional. Untuk itu, di samping ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan pelayanan penyakit kanker, RSK “Dharmais” juga ditunjuk sebagai Pusat Kanker Nasional yang diharapkan dapat menjadi pusat penelitian dan pendidikan bidang kanker.Kini, rumah sakit yang didirikan oleh Yayasan “Dharmais” dan diserahkan kepada Departemen Kesehatan ini memasuki usia ke-16. Selama 16 tahun berkiprah dalam kancah perumahsakitan, RSK “DHARMAIS” menghadapi banyak tantangan. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap RSK “Dharmais” yang terbukti semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kepercayaan ini merupakan amanah dan pemberi semangat bagi RSK “DHARMAIS” untuk terus meningkatkan pelayanan serta perannya secara nasional.Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-16, RSK “Dharmais” telah mempersiapkan serangkaian kegiatan ilmiah, di antaranya seminar dengan tema “Implementation Cancer Control Program: Accelerating Intregrated System in Comprehensive Cancer Treatment.” Seminar akan diadakan pada 9-11 November 2009 dan merupakan hasil kerjasama antara Pusat Kanker Nasional dengan BATAN, Departemen Kesehatan. Seminar ini akan menghadirkan banyak ahli, antara lain dari IAEA, IARC, FHCRC, dan NCC Korea. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama seluruh institusi terkait dalam rangka peningkatan mutu dan pengembangan program penanggulangan kanker nasional, serta menyamakan persepsi dalam melaksanakan penanggulangan kanker dengan seluruh mitra bestari sehingga kegiatan implementasi dapat terselenggara secara paripurna.Selain seminar, juga diadakan workshop dengan beberapa topik, di antaranya radiofarmaka, registrasi kanker, penulisan jurnal ilmiah kanker, penatalaksanaan kanker payudara dini, serta upaya pengadaan kemoterapi yang terjangkau. Dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan hidup, diselenggarakan pula workshop green hospital.Kegiatan seminar dan workshop ini melibatkan serta mengundang mitra bestari dari berbagai bidang. Seperti, program kanker bekerjasama dengan BATAN dan IAEA untuk program Action Cancer Therapy; program penelitian bekerjasama dengan IPB, BPPT, dan BINUS; program Registrasi Kanker dan Epidemiologi Kanker bekerjasama dengan IARC, UICC, dan Fred Hutchinson Cancer Research Center (FHCRC); program pelayanan kanker payudara bekerjasama dengan University of Malaya; dan program stem cell bekerjasama dengan University of California, Los Angeles. Dengan mengadakan kegiatan tersebut diharapkan seluruh mitra bestari mempunyai visi dan misi yang sama sehingga upaya penanggulangan kanker di Indonesia memberikan hasil yang optimal.Kegiatan-kegiatan tersebut hanyalah bagian dari rangkaian rencana besar RSK “Dharmais” untuk menjadikan Pusat Kanker Nasional sebagai pusat penelitian, pendidikan, dan informasi bidang kanker; serta penerbitan Indonesian Journal of Cancer, majalah yang sedang Anda baca ini, yang juga bagian dari rencana besar tersebut. 
Penanganan Metastasis Tulang dan Bone Loss pada Penderita Kanker Prostat SAFRIADI, FERRY
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Kanker prostat merupakan keganasan non-kulit terbanyak di negara barat atau keganasan keempat terbanyak pada pria setelah kanker kulit, paru, dan usus besar.Di negara maju, stadium awal ditemukan pada 75% penderita. Di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, pada periode 2004-2010 ditemukan 57% kasus masih terbatas di organ dan locally advanced. Sedangkan sisanya, 43% termasuk stadium lanjut dari 320 kasus kanker prostat.Kanker prostat adalah keganasan di bidang urologi yang paling sering bermetastasis ke tulang sampai 70% kasus. Penyulitnya berupa nyeri hebat, fraktur patologis, sindrom kompresi tulang belakang, dan hiperkalsemia. Insidensi penyulit sekitar 46,1% mengakibatkan peningkatan biaya perawatan dan memperburuk prognosis pasien.Androgen Deprivation Therapy merupakan terapi kanker prostat yang telah bermetastasis. Terapi ini sendiri menyebabkan osteopenia atau osteoporosis.Bifosfonat merupakan obat yang paling banyak dipakai saat ini untuk terapi metastasis tulang. Bifosfonat menghambat secara langsung aktivitas osteoclast dan secara tidak langsung melalui osteoblast. Denosumab merupakan opsi terapi terkini pada kasus metastasis tulang dan lebih baik dari asam zoledronat.Kata kunci: kanker prostat, metastasis tulang, bone loss, terapi.
Gambaran Computed Tomografi Scan Toraks Teratoma Kistik Paru NURBAETI, DETI; ICKSAN, AZIZA G; HIDAYAT, HERIAWATY
Indonesian Journal of Cancer Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulmonary cystic teratoma is a very rare disease, composed of tissues from more than one germ cell line. Pulmonary cystic teratoma commonly involve the upper lobe of the left lung, most follow a benign course and are incidental findings during routine chest X-rays. Proper diagnosis is needed to determine adequate treatment in order to reduce symptoms and improve quality of life. We report a twenty six years old man with clinical symptom hemoptysis, chest pain and dyspnea since one month before admission. The chest X-ray showed a large opacity of the entire right hemithorax, there is no calcification. On enhanced chest CT examination, we found an encapsulated cystic mass on the upper and middle of the right lung with peripheral enhancement. Histopathological examination confirmed an infected cyst with cystic teratoma. The main purpose of this report is to emphasize the importance of enhanced chest CT in evaluating patient suspected pulmonary cystic teratoma.
Terapi Radikal pada Penderita Kanker Prostat: Tindak Lanjut Jangka Panjang dan Faktor Prediksi Survival UMBAS, RAINY; MOCHTAR, CHAIDIR A; HAMID, RIZAL A
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 2 (2010): Apr - Jun 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radical treatment in the form of radical prostatectomy (PR) or external beam radiotherapy (EBRT) considered as gold standard in the management of localized and in some selected cases of locally advanced prostate cancer patients. Aim of this study is to know the treatment results of RP and EBRT in prostate cancer patients with T1-3 at “Cipto Mangunkusumo” Hospital and “Dharmais” Cancer Hospital, Jakarta. Analysis to the prediction factors in those two treatment modalities was also done. There were 110 patients among 610 prostate cancer patients in those two hospitals between January 1995 and December 2007 who received radical treatment. Radical prostatectomy was done to 43 patients with median age of 63 years (range: 50-74 years), and the other 67 patients with median age of 70 years (range: 50-82 years) were treated by EBRT. Median survival was 101 months and 85 months for patients treated with RP and EBRT respectively while 5-year survival rate was 68.4% and 69.2% for those respective groups. There was no clinical parameter in the group of patients who underwent PR which significantly correlated with survival. In the EBRT group, low grade tumor was significantly correlated with better survival. In conclussion, less than 20% of prostate cancer patients in those two hospitals underwent radical treatment in form of PR or EBRT. Median survival for patients treated with PR was better than those who received EBRT. Tumor grade was the only survival predictor factor in the EBRT group.
Nutrition for Patients during Radiotherapy in Nasopharyngeal Cancer -, RIRIN
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nutrition for Patients during Radiotherapy in Nasopharyngeal Cancer Full text : http://www.scribd.com/doc/43599088/Nutrition-for-Patients-during-Radiotherapy-in-Nasopharyngeal-Cancer
Ekspresi Relatif mRNA Hypoxia Inducible Factor-1? pada Sel Glioma Penderita Hardiany, Novi Silvia; Sadikin, Mohamad; Wanandi, Septelia Inawati
Indonesian Journal of Cancer Vol 7, No 1 (2013): Jan - Mar 2013
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.441 KB)

Abstract

Glioma merupakan tumor otak primer yang cukup sering ditemukan di Indonesia di antara keganasan otak lainnya. Penderita glioma mempunyai angka harapan hidup yang rendah dikarenakan seringnya mengalami resistansi terapi. Hipoksia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi respons terapi radiasi. Penelitian ini menganalisis ekpresi mRNA HIF-1?, sebagai petanda jaringan hipoksia, pada glioma derajat rendah dibandingkan dengan glioma derajat tinggi. Sampel terdiri dari 15 jaringan glioma derajat rendah, 6 jaringan glioma derajat tinggi, dan 21 sel lekosit dari penderita glioma sebagai kontrol sel normal. Ekspresi relatif mRNA HIF-1? ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan Real Time RT-PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi mRNA HIF-1? pada glioma derajat tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan glioma derajat rendah, namun tidak bermakna secara statistik. Hal yang menarik yaitu ditemukan peningkatan ekspresi mRNA HIF-1? dengan nilai yang bervariasi pada 73 % sampel glioma derajat rendah dibandingkan dengan sel lekosit sebagai kontrol sel normal. Begitu juga pada glioma derajat tinggi ditemukan peningkatan mRNA HIF-1? dengan nilai yang bervariasi pada 100% sampel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat variasi derajat hipoksia pada glioma derajat rendah dan derajat tinggi yang mungkin mempengaruhi keberhasilan terapi radiasi.Kata kunci: Glioma, mRNA HIF-1?, hipoksia
Toksisitas Hematologi Regimen TAC (Docetaxel-Doksorubisin-Siklofosfamid) dan FAC (Fluorourasil-Doksorubisin-Siklofosfamid) pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Jakarta: Analisis Data Rekam Medik 2007-2008 Regimen, Toksisitas Hematologi; ANDRAJATI, RETNOSARI; ANDALUSIA, RIZKA
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Breast cancer in Indonesia the second most common cancer in women after cervical cancer in 2008. FAC and TAC are chemotherapy regiments for breast cancer that give good therapy response but affect patient haematology. Study about hematologic toxicity of TAC and FAC in breast cancer patient has not been conducted in “Dharmais” Cancer Hospital. The purpose of this study was to determine hematologic toxicity of 6 cycles TAC (docetaxel 75 mg/m2, doxorubicin 50 mg/m2 and cyclophosphamide 500 mg/m2, day 1, 21) and FAC (fluorouracil 500 mg/m2, doxorubicin 50 mg/m2 and cyclophosphamide 500 mg/m2, day 1, 21) in breast cancer patients in “Dharmais” Cancer Hospital. This study used cross sectional design in 11 and 179 patient medical records that were indentified treated with TAC and FAC. Patients received first cycles both regiments in 2007-2008. All stages of breast cancer were included in this study. Differences between TAC and FAC in proportion of haematology count after chemotherapy and average decrease of hematology count were analyzed by chi square and t test statistic methods. From 66 hematology data in patients treated with 6 cycles TAC grade 1-4 of hematologic toxicity occurred 84,8% in haemoglobin with average decrease 0,71 g/dl; 97% in leucocyte with average decrease 7,51 x 103 cell/?l; 22,7% in trombocyte with average decrease 147,77 x 103 cell/mm3. From 1079 hematology data in patients treated with 6 cycles FAC grade 1-4 of hematologic toxicity occurred 72,6% in haemoglobin with average decrease 0,66 g/dl; 85% in leucocyte with average decrease 2,73 x 103 cell/?l; and 10,9% in thrombocyte with average decrease 104,25 x 103 cell/mm3.
Efek Laserpunktur pada Titik MA-TF1 Shenmen dan MA-AT Kelenjar Parotis terhadap Gejala Xerostomia Pasien Kanker Nasofaring Pasca-radioterapi SRILESTARI, ADININGSIH
Indonesian Journal of Cancer Vol 9, No 1 (2015): Jan - Mar 2015
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.859 KB)

Abstract

ABSTRACTXerostomia (dry mouth) is a chronic & acute effect on a cancer patient who receives radiation therapy on the areas ofhead and neck. Earlier studies state that acupuncture helps to relieve the symptoms concerning cancer and xerostomiais one. Laserpuncture is an acupuncture therapy technique that uses the benefit of low energy laser beam that does notgenerate pain and is not an invasive procedure which is more comfortable for patients. This research involved 44xerostomia patients who have underwent complete radiotherapy on the minimum course of 3 months up to amaximum of 1.5 years before going through with the research; the research is clustered into ear laserpuncture and shamlaserpuncture groups. The result shows a mean Xerostomia Inventory (XI) score between two states of pre against postlaserpuncture of 3 and 6 times of treatment that were tested on case group and control group; there’s a mean score oflife quality of pre treatment compared to post treatment of laserpucture on those who underwent 3 times and 6 timeslaserpucture treatment on case group and control group on every variable of life quality, except financial difficulties (FI);and there is a mean pH score on the saliva of those undergoing treatment between the states of pre and post 6 timeslaserpuncture treatment on case group and control group. From this study, we can conclude that laserpuncture on earacupoints MA-TF1 Shenmen and MA-AT parotis gland might increase saliva pH and reduce XI score, and we canconsidered as an adjuvant treatment in xerostomia on cancer patients post radiotherapy.Keyword: ear laserpuncture; xerostomia Inventory; pH saliva; life quality.ABSTRAKXerostomia (mulut kering) merupakan efek akut dan kronik pada pasien kanker yang mendapat terapi radiasi padadaerah kepala dan leher. Beberapa studi pendahuluan mengemukakan bahwa akupunktur meringankan gejala ataukeluhan yang berhubungan dengan kanker, di antaranya xerostomia. Laserpunktur merupakan teknik terapi akupunkturyang memanfaatkan sinar laser energi rendah yang tidak menimbulkan rasa nyeri serta tidak invasif sehingga lebihnyaman bagi pasien. Penelitian ini melibatkan 44 pasien xerostomia yang telah menjalani radioterapi lengkap minimal3 bulan dan maksimal 1,5 tahun sebelum mengikuti penelitian. Pasien dibagi menjadi kelompok laserpunktur telingadan kelompok laserpunktur sham. Hasil penelitian menunjukkan terdapat rerata selisih skor Xerostomia Inventory (XI)antara sebelum tindakan laserpunktur dengan setelah memperoleh tindakan laserpunktur 3 kali dan 6 kali padakelompok kasus dan kontrol. Terdapat rerata selisih skor kualitas hidup antara sebelum tindakan laserpunktur dengansetelah memperoleh tindakan laserpunktur 3 kali dan 6 kali pada kelompok kasus dan kontrol pada semua variabelkualitas hidup, kecuali variabel financial difficulties (FI). Terdapat rerata selisih pH saliva antara sebelum tindakanlaserpunktur dengan setelah memperoleh tindakan laserpunktur 6 kali pada kelompok kasus dan kontrol.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa laserpunktur pada titik akupunktur telinga MA-TF1 Shenmen danMA-AT kelenjar parotis dapat meningkatkan pH saliva dan menurunkan skor XI sehingga dapat dipertimbangkansebagai salah satu penunjang pengobatan xerostomia pada pasien kanker nasofaring pasca-radioterapi.Kata Kunci: laserpunktur telinga; xerostomia Inventory; pH saliva; kualitas hidup.
Perawatan Paliatif di Puskesmas Balongsari Surabaya: Upaya Mendekatkan Layanan Rawat Jalan Kepada Pasien Kanker Stadium Lanjut Saleh, Maya Syahria; Danantosa, Thoms; Kusumawardhani, Chandra
Indonesian Journal of Cancer Vol 2, No 1 (2008): Jan - Mar 2008
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.437 KB)

Abstract

Sejak tahun 2007, telah dibuka sebuah poli klinik paliatif di Puskesmas Balongsari Surabaya. Poli klinik Paliatif ini diperuntukkan pasien-pasien kanker stadium lanjut di daerah Tandes dan sekitarnya yang sudah tidak akan memperoleh tindakan kuratif lagi di rumah sakit atau memiliki kesulitan untuk berangkat ke rumah sakit. Adanya program ini memungkinkan pasien-pasien tersebut dapat memiliki kualitas hidup yang baik dan dapat meninggal dengan tenang dan dalam iman (sesuai dengan falsafah paliatif).Poli klinik Paliatif Puskesmas Balongsari terdiri dari tenaga-tenaga medis terlatih seperti dokter, apoteker, ahlifizi dan perawat yang terus memperoleh peningkatan ilmu melalui bed side teaching oleh tim dokter dari Pusat engembangan Paliatif dan Bebas Nyeri (P3BN) Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya dibawah supervisi dokter-dokter paliatif dari Edith Cowan University, Perth, Australia. Kegiatan yang dilakukan adalah perekrutan serta pelatihan relawan Paliatif, Palliative Home Care, Family Gathering dll.Kata kunci: perawatan paliatif, puskesmas Balongsari, pasien kanker

Filter by Year

2007 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 4 (2018): October-December Vol 12, No 3 (2018): July-September Vol 12, No 2 (2018): April-June Vol 12, No 1 (2018): Jan - Mar Vol 11, No 4 (2017): October- December 2017 Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017 Vol 11, No 2 (2017): April - June Vol 11, No 1 (2017): Jan-Mar Vol 10, No 4 (2016): October - December 2016 Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016 Vol 10, No 2 (2016): April - June 2016 Vol 10, No 1 (2016): Jan - Mar 2016 Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015 Vol 9, No 3 (2015): Jul - Sept 2015 Vol 9, No 2 (2015): April-Juni 2015 Vol 9, No 1 (2015): Jan - Mar 2015 Vol 8, No 4 (2014): Oct - Dec 2014 Vol 8, No 3 (2014): Jul - Sep 2014 Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014 Vol 8, No 1 (2014): Jan - Mar 2014 Vol 7, No 4 (2013): Oct - Dec 2013 Vol 7, No 3 (2013): Jul - Sep 2013 Vol 7, No 2 (2013): Apr - Jun 2013 Vol 7, No 1 (2013): Jan - Mar 2013 Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012 Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012 Vol 6, No 2 (2012): Apr - Jun 2012 Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012 Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011 Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011 Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011 Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011 Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010 Vol 4, No 4 (2010): Oct - Dec 2010 Vol 4, No 3 (2010): Jul - Sep 2010 Vol 4, No 2 (2010): Apr - Jun 2010 Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010 Vol 3, No 5 (2009): Workshops 2009 Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009 Vol 3, No 3 (2009): Jul - Sep 2009 Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009 Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009 Vol 2, No 5 (2008): Workshop 2008 Vol 2, No 4 (2008): Oct - Dec 2008 Vol 2, No 3 (2008): Jul - Sep 2008 Vol 2, No 2 (2008): Apr - Jun 2008 Vol 2, No 1 (2008): Jan - Mar 2008 Vol 1, No 4 (2007): Oct - Dec 2007 Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007 Vol 1, No 2 (2007): Apr - Jun 2007 Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007 More Issue