cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Cancer
ISSN : 19783744     EISSN : 23556811     DOI : -
Core Subject : Health,
The Indonesian Journal of Cancer (official journal of the Dharmais Cancer Center Hospital) is a peer-reviewed, quarterly, open access journal. Submissions are reviewed under a broad scope of topics relevant to experimental and clinical cancer research. The journal publishes original research articles, case reports, systematic literature reviews, and letters to the editor under the following categories: Cancer prevention, diagnosis, surgery, systemic therapy, radiotherapy, paliative therapy, and molecular biology.
Arjuna Subject : -
Articles 448 Documents
Kebijakan Pengendalian Penyakit Kanker (Serviks) di Indonesia Dwipoyono, Bambang
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 3 (2009): Jul - Sep 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.398 KB)

Abstract

Terjadi perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit noninfeksi di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu penyakit non-infeksi adalah kanker. Badan kesehatan dunia (WHO) sudah mengeluarkan resolusi perang terhadap kanker. Karena tingginya angka kesakitan dan kematian yang diakibatkannya pada tahun mendatang maka diisyaratkan pada semua negara di dunia untuk melakukan program pengendalian penyakit kanker secara nasional.Mulai 2005, dengan terbentuknya Direktorat Penyakit Tidak Menular, Indonesia sudah memulai program penanggulangan penyakit kanker dengan prioritas untuk kanker serviks dan kanker payudara. Langkah ini diformalkan dengan keluarnya SK Menkes No. 1163/MenKes/SK/2007 yaitu terbentuknya kelompok kerja pengendalian penyakit kanker leher rahim dan payudara. Tulisan ini bertujuan menganalisis program pengendalian penyakit kanker (khususnya kanker serviks) di Indonesia, dilihat dari beberapa perspektif.Kata kunci: Kebijakan, pengendalian, kanker serviks
Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pasien Wanita di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Jakarta Oktaviana, Devi Nur; Damayanthi, Evy; -, Kardinah
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kanker payudara pada pasien kanker payudara wanita di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” (RSKD). Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain Hospital Based Case Control Study. Contoh dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelompok, 24 orang kelompok kasus dan 24 orang kelompok kontrol. Analisis bivariat dilakukan dengan analisis Chi-Square dan analisis tabel 2 x 2. Analisis multivariat dilakukan dengan analisis regresi logistik berganda. Tidak terdapat hubungan antara usia, status gizi, pengetahuan gizi, konsumsi makanan berlemak, konsumsi sayur, konsumsi buah, riwayat kanker payudara pada keluarga, usia menstruasi pertama, lama menyusui, lama menggunakan alat kontrasepsi hormonal, lama melakukan aktivitas fisik, dan perokok pasif terhadap kejadian kanker payudara. Berdasarkan analisis bivariat, tinggi konsumsi makanan diawetkan dan dibakar berisiko 9,308 kali terkena kanker payudara (OR=9,308 dengan 95% CI: 1,778-48,723) dibandingkan dengan rendah konsumsi makanan diawetkan dan dibakar. Berdasarkan analisis multivariat, tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara.Kata kunci: kanker payudara, faktor risiko
Sistem Skoring Nefrometri R.E.N.A.L: Sistem Berstandar yang Komprehensif Dalam Menilai Ukuran, Lokasi, dan Kedalaman Tumor Ginjal REZA, MOCHAMMAD; RAKHMAN, ARIEF; MOCHTAR, CHAIDIR A
Indonesian Journal of Cancer Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The treatment of localized renal cell carcinoma remains subjective.The R.E.N.A.L.- Nephrometry Score quantifies the characteristics of renal mass anatomy based on radiologic findings to provide a standardized objective descriptive system in an reproducible manner. We evaluate the utility of this system in predicting tumor resectability, operative approach and risk of complication, and their relevance to clinical practice.Electronic literature research was performed to access the main series of literature in the past 4 years since the scoring system developed. The articles were then analyzed and selected to address these issues. Fifteen peer-reviewed publications (2009 to 2012) were selected. Most of the studies were analyzed using the prospective acquired database. Increasing tumor complexity was asscociated with greater overall nephrometry score in patient underwent renal neprectomy and partial neprectomy. Compared with patients who underwent partial nephrectomy, the patients treated with radical nephrectomy had a significantly greater size (R), central proximity (N), and location (L) component scores. There were more complications among patients with higher R.E.N.A.L scores who underwent partial nechrectomy (PN) thanin patients with PN who did not developcomplications. The R.E.N.A.L nephrometry scoring system has good interobserver reliability showed by the similar sum of nephrometry score concordance to the R, E, N, A, and L components among surgeons in different centre. The R.E.N.A.L nephrometry standardize the reporting of solid renal masses and appears to effectively stratify the treatment choice for patients. Nephrometry aids in objectifying previously subjective measure and provide more meaningful comparison of treatment recommendation or results in published series.
Kegemukan dan Frekuensi Konsumsi Makanan Berlemak yang Tinggi Merupakan Faktor Risiko Perlemakan Hati pada Pasien Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Ultrasonografi di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Jakarta DAMAYANTHI, EVY; KARDINAH, KARDINAH
Indonesian Journal of Cancer Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.273 KB)

Abstract

ABSTRACTFatty liver is a term applied to wide spectrum of conditions characterized hispatologically by trigliseride accumulation within the cytoplasm of hepatocytes which is examined using ultrasound. This study was aimed to identify the risk factors affecting fatty liver in the patients with breast cancer on ultrasound examination at Dharmais Cancer Hospital Jakarta. The design was a cross sectional study with 70 subjects, consisted of 37 fatty liver subjects and 33 normal subjects. The result showed that risk factors of fatty liver in patient with breast cancer were overweight and obesity (Body Mass Index ≥25 kg/m2) (OR : 5.5, 95%CI : 1.881 – 16.243) and high frequency of dietary fat (OR: 3.8, 95%CI : 1.084– 13.445). ABSTRAKPerlemakan hati merupakan akumulasi asam lemak dalam bentuk trigliserida di dalam sitoplasma hepatosit yang diperiksa dengan menggunakan alat ultrasonografi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian perlemakan hati pada pasien kanker payudara dengan pemeriksaan ultrasonografi di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dengan subjek penelitianberjumlah 70 orang yang terdiri dari 37 contoh perlemakan hati dan 33 contoh normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor risiko perlemakan hati pada pasien kanker payudara adalah kegemukan (overweight dan obes, Indeks Massa Tubuh ≥ 25 kg/m2) (OR=5.5, 95%CI : 1.881 – 16.243) dan tingginya frekuensi konsumsi makanan berlemak (OR=3.8, 95%CI : 1.084 – 13.455)
Evaluasi Penggunaan Antibiotika Profilaksis di Ruang Bedah Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Jakarta dan Hubungannya dengan Kejadian Infeksi Daerah Operasi Desiyana, Lydia Septa; Soemardi, Ajoedi; Radji, Maksum
Indonesian Journal of Cancer Vol 2, No 4 (2008): Oct - Dec 2008
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1840.562 KB)

Abstract

Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan salah satu infeksi nosokomial yang menyebabkan morbiditas, mortalitas dan peningkatan biaya perawatan. Faktor resiko terjadinya IDO dapat berasal dari pasien sendiri, lingkungan, operasi dan perawatan pasca operasi. Penggunaan antibiotika profilaksis merupakan salah satu cara menurunkan kejadian IDO.Dilakukan penelitian di ruang bedah RS. Kanker "Dharmais" dengan metode cross-sectional dan prospektif. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah total sampling. Data dari seluruh pasien yang menjalani operasi pada 10 April -9 Mei 2008 diambil, kemudian dilakukan pemantauan kejadian IDO sampai dengan 30 hari pasca operasi.Dari 150 pasien yang menjalani operasi, sejumlah 131 pasien yang dapat dipantau hingga 30 hari pasca operasi. Antibiotika profilaksis digunakan pada 111 dari 131 operasi yang dilakukan (84,73%). Antibiotika yang paling banyak digunakan adalah sefalosporin generasi III, yaitu ceftriaxone (52,25%). 84,68% pasien menerima antibiotika profilaksis tidak tepat waktu dan 81,98% menerima antibiotika profilaksis > 24 jam. IDO terjadi pada 3 dari 131 (2,29%) pasien tersebut. Hasil analisa multivariat menunjukkan lama rawat sebelum operasi merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian IDO pada penelitian ini (p = 0,031, OR = 3,259).Antibiotikan profilaksis yang paling banyak digunakan di instalasi bedah RS. Kanker "Dharmais" adalah ceftriaxone, waktu pemberiannya sebagian besar tidak tepat dan digunakan lebih dari 24 jam. Ceftriaxone merupakan antibiotika spektrum luas yang mempunyai efekstivitas terhadap gram positif dan negatif.Penilaian kesesuaian pemilihan jenis antibiotika profilaksis dilakukan dengan menggunakan data sensitivitas ruangan tahun 2007 dengan hasil bahwa antibiotika profilaksis yang digunakan masih sensitif terhadap bakteri yang ada diruangan ICU, kelas II dan kelas III. Kejadian IDO di RS. Kanker "Dharmais" adalah 2,29%. Hasil analisa bivariat dengan chi-square menunjukkan bahwa sifat operasi, durasi operasi dan lama rawat sebelum operasi mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian IDO (p < 0,05). Sementara itu hasil analisa multivariate menunjukkan jumlah hari rawat sebelum operasi merupakan faktor risiko terjadinya IDO.Kata kunci: antibiotika profilaksis, infeksi luka operasi, operasi.
Tata Laksana Farmakologis Nyeri Kanker Lukman, Gardian; Harjanto, Eddy
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.375 KB)

Abstract

Diperkirakan akan ada 15 juta kasus kanker baru seperti yang diprediksi oleh Badan Kesehatan Dunia. Sayangnya tata laksana nyeri kanker masih di bawah standar. Hal yang terpenting dalam mengobati nyeri kanker adalah menentukan nyeri macam apa yang diderita oleh pasien. Setelah itu pengobatan dilakukan dengan penggunaan anak tangga nyeri. Opioid terutama morfin masih merupakan obat utama dalam tata laksana kanker.Kata kunci: nyeri kanker, opioid, anak tangga nyeri
Gambaran Kualitas Hidup Keluarga Dalam Merawat Anak Dengan Leukemia yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung GAMAYANTI, PRILIANA; RAKHMAWATI, WINDY; MARDHIYAH, AI; YUYUN, SITI
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

Leukemia adalah penyakit neoplastik yang umumnya terjadi pada anak berusia 2-6 tahun dan ditandai dengan akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang. Pengobatan utama pasien leukemia adalah kemoterapi dalam waktu lama sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup anak dan keluarganya sebagai caregiver. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas hidup keluarga dalam merawat anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan modifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Munoz et al (2008) tentang kualitas hidup caregiver penderita kanker. Teknik sampling menggunakan accidental sampling selama 1 bulan sehingga diperoleh sampel sebanyak 33 responden. Hasil penelitian dianalisis menggunakan rumus Skor-T, kemudian diinterpretasikan menggunakan persentase dan distribusi frekuensi.Lebih dari setengah responden yang merawat anak leukemia yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki kualitas hidup tinggi (54,5%) dan hampir setengah responden memiliki kualitas hidup rendah (45,5%). Tingkat kualitas hidup yang dipersepsikan oleh sebagian besar keluarga pada masing-masing dimensi adalahrendah (60,6%) pada dimensi fisik, tinggi (51,5%) pada dimensi psikologis, rendah (54,5%) pada dimensi sosial, dan tinggi (51,5%) pada dimensi spiritual.Kualitas hidup keluarga tinggi karena keluarga telah beradaptasi dengan tanggung jawab perawatan sejak anak mengalami sakit. Saran yang dapat diberikan adalah keluarga dapat mempertahankan kualitas hidup dengan cara meningkatkan peran hubungan personal dan sosial dengan tenaga kesehatan profesional dalam usaha memperoleh informasi, dukungan, serta pengalaman dalam merawat anak dengan penyakit kronis.Kata Kunci: leukemia anak, kemoterapi, kualitas hidup keluarga
Colposcopy Examination OCVIYANTI, DWIANA
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

https://www.scribd.com/doc/43601404/Colposcopy-Examination
Guidelines in Chemotherapy Atmakusuma, Djumhana; Hospital, Dharmais Cancer
Indonesian Journal of Cancer Vol 2, No 5 (2008): Workshop 2008
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guidelines in Chemotherapy full text: http://www.scribd.com/doc/45151303/Guidelines-in-Chemotherapy
Penanganan nipple discharge di RS Onkologi Surabaya DJATMIKO, ARIO; RISTANTO, WIWIEN; ALI, ISKANDAR
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 4 (2010): Oct - Dec 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nipple secretion in nonlactating period often creates anxiety. Frequently this was the reason women came to hospital to be examined. Not all nipple secretion can be defined as nipple discharge. The terminology of nipple discharge is spontaneous fluid secretion from single duct in the nipple in nonlactating women. Generally, nipple discharge is related to non cancerous cause. Yet, many researchers stated that nipple discharge is a sign of breast malignancy. Therefore, accurate diagnostic is vital to differentiate the normal and abnormal nipple discharge. In final analysis, there must be a correct procedure to decide whether nipple discharge is to be operated or not. From January 2007 to December 2009, 10,033 new patients came to Surabaya Oncology Hospital with breast complaints. It turned out 950 cases (9,47%) were malignant. Out of 10,033 patients, 510 (5.08%) complained of nipple secretion. From 510 nipple secretions, 62 were nipple discharge (0.62%). Following the indication, 15 out of 62 cases were operated duct exploration with result 10 were malignant and 5 were benign. From the 15 cases which were operated and preceded by ultrasonography (USG), duct dilatation can be seen. From 10 nipple discharge with malignancy, 7 cases (70%) did not display any Ca suspicion in their mammography examination. Malignancy cases were found more in older age: 7 cases (70%) were above 50 years old. From these 10 cases with malignancy, only 1 case clinically had palpable mass. Pathology anatomy report revealed 10 cancer cases, 1,1% from 950 all cases who came to RSOS  from Januari 2007 until December 2010. 4 cases are insitu carcinoma, 1 nipple discharge with palpable mass, tumor was found 6x6x4 cm. There were 5 cases non cancer, 4 cases intraductal papilloma and 1 periductitis.

Filter by Year

2007 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 4 (2018): October-December Vol 12, No 3 (2018): July-September Vol 12, No 2 (2018): April-June Vol 12, No 1 (2018): Jan - Mar Vol 11, No 4 (2017): October- December 2017 Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017 Vol 11, No 2 (2017): April - June Vol 11, No 1 (2017): Jan-Mar Vol 10, No 4 (2016): October - December 2016 Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016 Vol 10, No 2 (2016): April - June 2016 Vol 10, No 1 (2016): Jan - Mar 2016 Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015 Vol 9, No 3 (2015): Jul - Sept 2015 Vol 9, No 2 (2015): April-Juni 2015 Vol 9, No 1 (2015): Jan - Mar 2015 Vol 8, No 4 (2014): Oct - Dec 2014 Vol 8, No 3 (2014): Jul - Sep 2014 Vol 8, No 2 (2014): April-Juni 2014 Vol 8, No 1 (2014): Jan - Mar 2014 Vol 7, No 4 (2013): Oct - Dec 2013 Vol 7, No 3 (2013): Jul - Sep 2013 Vol 7, No 2 (2013): Apr - Jun 2013 Vol 7, No 1 (2013): Jan - Mar 2013 Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012 Vol 6, No 3 (2012): Jul - Sep 2012 Vol 6, No 2 (2012): Apr - Jun 2012 Vol 6, No 1 (2012): Jan - Mar 2012 Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011 Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011 Vol 5, No 2 (2011): Apr - Jun 2011 Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011 Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010 Vol 4, No 4 (2010): Oct - Dec 2010 Vol 4, No 3 (2010): Jul - Sep 2010 Vol 4, No 2 (2010): Apr - Jun 2010 Vol 4, No 1 (2010): Jan - Mar 2010 Vol 3, No 5 (2009): Workshops 2009 Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009 Vol 3, No 3 (2009): Jul - Sep 2009 Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009 Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009 Vol 2, No 5 (2008): Workshop 2008 Vol 2, No 4 (2008): Oct - Dec 2008 Vol 2, No 3 (2008): Jul - Sep 2008 Vol 2, No 2 (2008): Apr - Jun 2008 Vol 2, No 1 (2008): Jan - Mar 2008 Vol 1, No 4 (2007): Oct - Dec 2007 Vol 1, No 3 (2007): Jul - Sep 2007 Vol 1, No 2 (2007): Apr - Jun 2007 Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007 More Issue