cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kelautan Tropis
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS" : 15 Documents clear
Status Konservasi dan Keanekaragaman Jenis Ikan yang Diperdagangkan di Pasar Ikan Tradisional di Bali I Nyoman Giri Putra; Elok Faiqoh; I Gusti Ngurah Made Wiratama
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13610

Abstract

The high demand for fish for local consumption and export has led to overfishing and increased the trade of fish that are prohibited by law and international agreements. Therefore, this study aims to calculate species diversity and determine the conservation status of fish traded in traditional fish markets in Bali. Field sampling was carried out at fish markets located in Badung, Buleleng, Karangasem, and Jembrana. Samples are identified to the lowest taxa level that can be determined, based on morphological characters. Diversity parameters such as the Shannon diversity index (H), Simpson (Simp), Fisher Alpha, Species richness (S) and Pielou's evenness (J) were calculated using the Rstudio while the determination of conservation status refers to the IUCN Red List. The number of fish samples collected was 69 individuals from 23 families. Of the total 69 individuals, 61 individuals were successfully identified to species level, while the rest of it were identified to the genus level. The results showed that the family of Labridae/wrasses has the highest number of species (9 species) followed by Clupeidae and Scombridae (7 species each). The result of diversity indices showed that the Kedonganan fish market (Badung) has the highest diversity. Evaluation of the conservation status of traded fish showed that 80% of the traded fish species are still in LC (Least Concern) status, although one species identified as bigeye tuna, Thunnus obesus, is known to have VU (Vulnerable) status.   Tingginya permintaan ikan untuk konsumsi lokal maupun ekspor menyebabkan terjadinya overfishing dan meningkatkan perdagangan ikan-ikan yang dilarang oleh undang-undang maupun kesepakatan internasional. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghitung keanekaragaman jenis dan menentukan status konservasi ikan yang diperdagangkan di pasar ikan tradisional di Bali. Pengambilan sampel dilakukan di pasar ikan yang terletak di kabupaten Badung, Buleleng, Karangasem, dan Jembrana. Sampel diidentifikasi sampai pada level taksa terendah yang bisa ditentukan, berdasarkan pada karakter morfologi. Parameter keanekaragaman seperti indeks keanekaragaman Shannon (H), Simpson (Simp), Fisher Alpha, Species richness (S) dan Pielou’s evenness (J) dihitung dengan Rstudio sedangkan penentuan status konservasi mengacu pada IUCN RedList. Jumlah sampel ikan yang dikumpulkan sebanyak 69 individu dari 23 famili. Dari total 69 individu, 61 individu berhasil diidentifikasi sampai pada level spesies sedangkan sisanya sampai level genus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Famili Labridae/wrasses memiliki jumlah spesies terbanyak (9 spesies) disusul oleh Clupeidae dan Scombridae (masing-masing 7 spesies). Hasil analisis keanekaragaman menunjukkan bahwa pasar ikan Kedonganan (Badung) memiliki keanekaragaman tertinggi. Evaluasi terhadap status konservasi ikan yang diperdagangkan menunjukkan bahwa 80% jenis ikan yang diperdagangkan masih dalam status LC (Least Concern) meskipun ditemukan juga satu spesies yaitu tuna mata besar, Thunnus obesus yang diketahui dalam status VU (Vulnerable).        
Strategi Pengelolaan Kawasan Pesisir di Pasar Banggi Kabupaten Rembang dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) Bambang Argo Wibowo; Azis Nur Bambang; Rudhi Pribadi; Indradi Setiyanto; Kukuh Eko Prihantoko; Himawan Arif Sutanto
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.12381

Abstract

This study aim to determine priorities in the management of coastal areas in Pasar Banggi, Rembang Regency. Analytical Hierarchy Process (AHP) used to prioritise coastal area management strategy. A total of 15 people were taken as a sample of respondents using purposive sampling consisting of fishermen, coastal community leaders, the Department of Fisheries and Marine Affairs, the Department of Culture and Tourism, the Department of Environment and Academics. The results show that in managing the coastal area at Pasar Banggi, Rembang Regency, the main factor that must be considered is the environment (Ecology) with the most important aspects including mangrove ecosystems, coral reefs, and fish resources. While overall (overall) shows that the priority scale of criteria and alternative management of coastal areas in Pasar Banggi, Rembang Regency with AHP in order of priority is Silvofishery, Ecotourism and Artisanal Fisheries. Thus, the Silvofishery development strategy becomes a top priority in the management of coastal areas in Pasar Banggi, Rembang Regency. Silvofishery is fish farming in the mangrove ecosystem area without having to convert or damage the mangrove ecosystem so that the sustainability of the mangrove ecosystem is maintained.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas dalam pengelolaan Kawasan pesisir di Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Analysis Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas dalam pengelolaan kawasan. Sebanyak 15 orang diambil sebagai sampel responden dengan menggunakan purposive sampling yang terdiri dari nelayan, tokoh masyarakat pesisir, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup dan Akademisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengelola Kawasan pesisir di Pasar Banggi Kabupaten Rembang faktor utama yang harus diperhatikan adalah lingkungan (Ekologi) dengan aspek yang paling penting diantaranya ekosistem mangrove, terumbu karang, dan sumberdaya ikan. Sedangkan secara secara keseluruhan (overall) menunjukkan bahwa skala prioritas kriteria dan alternatif pengelolaan wilayah pesisir di Pasar Banggi Kabupaten Rembang dengan AHP dengan urutan prioritas adalah Silvofishery, Ecotourism dan Artisanal Fisheries. Dengan demikian strategi pengembangan Silvofishery menjadi prioritas utama di dalam pengelolaan wilayah pesisir di Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Silvofishery merupakan budidaya ikan di Kawasan ekosistem mangrove tanpa harus mengkonversi atau merusak ekosistem mangrove sehingga keberlanjutan ekosistem mangrove tetap terjaga.
Aktifitas Antibakteri Isolat Bakteri Asam Laktat Saluran Pencernaan Kuda Laut (Hippocampus kuda Bleeker, 1852) Terhadap Vibrio harveyi Fionica May Sandi; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.12368

Abstract

Seahorses (Hippocampus kuda) have high economic value in global trade. Therefore, to meet market demand, cultivation efforts have been carried out. Vibriosis caused by Vibrio harveyi is a disease that is often reported to affect seahorses. In this study, lactic acid bacteria were isolated from the digestive tract of seahorses, and were selected based on their antibacterial activity against V, harveyi. Antibacterial activity test was carried out by agar diffusion method. Isolates with antibacterial activity were identified based on their morphological and biochemical characteristics. The results of this study obtained 3 (three) LAB isolates that were active against V. harveyi from a total of 45 isolates, namely SPKL 34, SPKL 08 and SPKL 58. The SPKL 34 isolate had the highest antibacterial activity. The three isolates were identified as lactobacillus sp  Kuda laut (Hippocampus kuda) memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai salah satu jenis komoditas perdagangan global. Oleh karena itu untuk memenuhi permintaan pasar diantaranya telah dilakukan upaya budidaya. Vibriosis yang disebabkan oleh Vibrio harveyi merupakan penyakit yang sering dilaporkan menyerang Kuda Laut. Pada penelitian telah dilakukan pencarian jenis-jenis bakteri asam laktat (BAL) yang berasal dari saluran pencernaan Kuda Laut yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap V. harveyi. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Isolat yang memiliki aktivitas antibakteri diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologi dan biokimia. Hasil penelitian ini memperoleh 3 (tiga) isolat BAL yang aktif terhadap V. harveyi dari total 45 isolat yaitu SPKL 34, SPKL 08 dan SPKL 58. Isolat SPKL 34 memiliki aktivitas yang paling tinggi yaitu dengan rerata luas zona hambat sebesar 4,14±0,60 mm. Hasil identifikasi menunjukkan ketiga isolat merupakan Lactobacillus sp. dengan tingkat kemiripan >80%.
Komunitas Moluska pada Berbagai Kondisi Mangrove di Segara Anakan, Cilacap-Jawa Tengah Nova Mujiono; Nur Rohmatin Isnaningsih
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13717

Abstract

The mangrove forest in Segara Anakan lagoon continues to decrease from land conversion or sedimentation. It could have an impact on the diversity of molluscs. This study aims to inventory the diversity and the patterns of mangrove molluscs communities in the Segara Anakan lagoon area. The method used was a 5x5 m2 sample plot in five different mangrove forest cover conditions (dense mangroves, sparse mangroves, planted mangroves, Nipah, and open land). Each category is represented by two stations. The research was inventorying 19 species of molluscs from eight families. The species with the highest number of individuals was Cerithidea weyersi (26.53% of the population). The species with the widest distribution were Littoraria carinifera and Neripteron violaceum. In general, the molluscs communities found from the Segara Anakan Lagoon have moderate diversity, low dominance, and high evenness. The number of individuals and species based on the category of mangrove habitat conditions varies greatly. In dense mangroves (M1) found 119 individuals from 12 species, sparse mangroves (M2) 278 individuals from 15 species, planted mangroves (MT) 129 individuals from 7 species, Nipah (N) 36 individuals from 6 species, and in open land ( LT) collected 29 individuals from 7 species. The data show that sparse mangroves are preferred by molluscs when compared to dense mangroves. Our studies also added 6 species as new records from the Segara Anakan location, thereby increasing the number of molluscs diversity in the area become 61 species.    Hutan mangrove di laguna Segara Anakan terus mengalami penyusutan luas oleh konversi lahan maupun sedimentasi. Hal ini dapat berdampak terhadap keanekaragaman moluska yang hidup di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendata keanekaragaman dan pola komunitas moluska mangrove di kawasan laguna Segara Anakan. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan petak contoh 5x5 m2 pada lima kondisi tutupan hutan mangrove yang berbeda (mangrove padat, mangrove jarang, mangrove ditanam, Nipah, dan lahan terbuka). Masing-masing kategori diwakili oleh dua stasiun. Penelitian berhasil menginventaris 19 spesies moluska anggota dari delapan famili. Spesies dengan jumlah individu terbanyak adalah Cerithidea weyersi (26,53 % dari populasi). Adapun spesies dengan persebaran terluas adalah  Littoraria carinifera dan Neripteron violaceum. Secara umum komunitas moluska yang dijumpai dari Laguna Segara Anakan memiliki keanekaragaman sedang, dominansi rendah, dan kemerataann tinggi. Jumlah individu dan spesies berdasarkan kategori kondisi habitat mangrove sangat bervariasi. Kondisi mangrove padat (M1)dijumpai 119 individu dari 12 spesies, mangrove jarang (M2) 278 individu dari 15 spesies, mangrove ditanam (MT) 129 individu dari 7 spesies, Nipah (N) 36 individu dari 6 spesies, dan pada lahan terbuka (LT) berhasil dikoleksi 29 individu dari 7 spesies. Data kami menunjukkan bahwa mangrove jarang lebih disukai oleh moluska bila dibandingkan dengan mangrove padat. Penelitian kami juga menambahkan 6 spesies sebagai catatan baru dari lokasi Segara Anakan sehingga menambah jumlah keragaman moluska di kawasan tersebut menjadi 61 spesies.
Gastropoda Telescopium telescopium (Linnaeus, 1758) di Hutan Mangrove Desa Cut Mamplam Provinsi Aceh, Indonesia Ida Marina Harahap; Syahrial Syahrial; Erniati Erniati; Erlangga Erlangga; Imanullah Imanullah; Riri Ezraneti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13353

Abstract

The growth of an organism can provide fundamental ecological data and serve as a primary parameter for describing an organism's population dynamics. Telescopium telescopium gastropods were studied in September 2021 using purposive sampling in the mangrove forest of Cut Mamplam Village, Aceh Province. This study aims to provide fundamental data for mangrove management in Indonesia. Data were collected by creating a 40 m perpendicular to the coastline line transect, followed by 10 x 10 m sample plots and five 1 x 1 m sub plots. Following the collection of samples, additional analysis of the density, length and weight relationship, demographic structure, spatial distribution patterns based on the Morisita index, and growth characteristics were conducted as unique characteristics when compared to T. telescopium in other areas analyzed using PCA. The study's findings indicated that the density was low (< 7 ind/m2), the allometric length and weight relationship was negative (b < 3), the dominant growth demographic structure was mature (dominant SL 79.36 – 86.34 mm), the distribution pattern was clustered (Iδ = 02.75), and the BT, BWL, and AL morphometrics, in particular, had a variance of 95.91%. Pertumbuhan suatu organisme dapat menyediakan data ekologi dasar dan merupakan salah satu parameter yang utama dalam mengambarkan dinamika populasi suatu organisme, sehingga kajian gastropoda Telescopium telescopium di hutan mangrove Desa Cut Mamplam Provinsi Aceh dilakukan menggunakan purposive sampling pada bulan September 2021 dengan tujuan sebagai data dasar dalam pengelolaan mangrove di Indonesia, dimana data dikumpulkan dengan cara membuat transek garis sepanjang 40 m tegak lurus garis pantai, kemudian dibuat petak-petak contoh berukuran 10 x 10 m dan selanjutnya dibuat sub plot berukuran 1 x 1 m sebanyak 5 sub plot. Setelah sampel terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis kepadatan, hubungan panjang berat tubuh, struktur demografi, pola penyebaran spasial berdasarkan indeks Morisita dan karakteristik pertumbuhannya sebagai penciri khusus bila dibandingkan dengan T. telescopium di kawasan lain yang dianalisis menggunakan PCA. Hasil kajian memperlihatkan bahwa kepadatannya rendah (< 7 ind/m2), hubungan panjang beratnya allometrik negatif (b < 3), struktur demografi pertumbuhan yang dominan ditemukan tergolong dewasa (SL dominan 79.36 – 86.34 mm), pola penyebarannya mengelompok (Iδ = 02.75) dan morfometrik BT, BWL maupun AL sebagai penciri khususnya memiliki varian 95.91%.  
Korelasi Klorofil-a dengan Nutrien dan Kualitas Perairan di Pulau Seruni Karimunjawa Indonesia Rikha Widiaratih; Agus Anugroho Dwi Suryoputra; Gentur Handoyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.14170

Abstract

Seruni Island is one of the islands located in the easternmost and is an uninhabited island in Karimunjawa, Jepara Regency, Central Java. Seruni Island has a tourist attraction, namely a stretch of white sand, coral reefs, and which is currently used by local people for seaweed cultivation. There are still many tourism opportunities and marine utilization that have not been utilized optimally. Knowing the availability of chlorophyll-a and its correlation with nutrients (ammonia, nitrate, and phosphate) and water quality on Seruni Island can provide an initial overview of the fertility conditions of the waters on Seruni Island so that other marine utilization opportunities can be wide opened. In situ data are collected such as seawater samples, which are then analyzed in the laboratory, as well as water quality parameters including salinity, pH, DO, temperature and brightness. Although Seruni Island is an uninhabited island, however, it is possible that there will be runoff from the surrounding inhabited islands, which will increase the concentration of chlorophyll-a. The results showed that chlorophyll-a had a high and negative correlation with nutrients, namely ammonia (r=-0.985), and water quality, namely temperature and brightness (r=-0.895 and r=-0.734).  Pulau Seruni merupakan salah satu pulau yang lokasinya terletak paling timur dan merupakan pulau tidak berpenghuni di Karimunjawa, Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Pulau Seruni memiliki daya tarik wisata yaitu hamparan pasir putih, terumbu karang, dan yang saat ini dimanfaatkan masyarakat setempat untuk budidaya rumput laut. Masih banyak peluang wisata dan pemanfaatan bahari yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan mengetahui ketersediaan klorofil-a dan korelasinya terhadap nutrien (ammonia, nitrat dan fosfat) dan kualitas perairan di Pulau Seruni dapat memberikan gambaran awal terkait kondisi kesuburan perairan yang ada di Pulau Seruni, sehingga dapat terbuka peluang pemanfaatan bahari lainnya. Data in situ yang diambil berupa sampel air laut, yang selanjutnya dianalisis di laboratorium, serta parameter kualitas perairan meliputi salinitas, pH, DO, suhu dan kecerahan. Walaupun Pulau Seruni merupakan pulau yang tidak berpenghuni, namun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat limpasan massa air yang berasal dari pulau sekitarnya yang berpenghuni yang berdampak pada meningkatnya konsentrasi klorofil-a. Hasil penelitian menunjukkan klorofil-a memiliki korelasi yang tinggi dan bernilai negatif dengan nutrient, yaitu ammonia (r=-0,985), dan kualitas perairan yaitu suhu dan kecerahan (r=-0,895 dan r=-0,734). Kata kunci : klorofil-a, nutrient, kualitas perairan, Korelasi, P.Seruni
Pemodelan Pola Sedimentasi di Muara Cisadane untuk Mendukung Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Mardi Wibowo; Hanah Khoirunnisa; Khusnul Setia Wardhani; Reni Wijayanti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13732

Abstract

NCICD is one of the national strategic programs to deal with coastal problems in Jakarta. One alternative structure to be built is WLP or known as coastal resort. As an initial step to make it happen, BAPPENAS plans to build a WLP pilot plan around the S. Cisadane estuary. One of the main considerations for designing the WLP layout is the process and pattern of sedimentation around the Cisadane estuary. Therefore, computational modeling of sediment transport around the Cisadane estuary was carried out for a period of 1 year (August 2020-July 2021). This modeling uses MIKE-21 module MIKE21/3 Integrated Models software which combines hydrodynamics and cohesive sediment transport models. Based on the results of this modeling, it is known that there are differences in sediment transport patterns in the west and east monsoons. During 1 year, changes in the thickness of the bottom sediment around the estuary of S. Cisadane ranged from -0.4 to 0.7 m with a mean of 0.086 m. Coastal reservoir design must take into the very dynamic sedimentation process around the Cisadane estuary.   Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) merupakan salah satu program strategis nasional untuk menangani permasalahan pesisir di Jakarta. Salah satu alternatif struktur yang akan dibangun adalah WLP atau dikenal sebagai coastal reservoir. Sebagai langkah awal mewujudkannya BAPPENAS merencanakan membangun pilot plan WLP di sekitar muara S. Cisadane. Salah satu pertimbangan utama untuk mendesain layout WLP adalah proses dan pola sedimentasi di sekitar muara Cisadane. Oleh karena itu dilakukan pemodelan komputasi transpor sedimen di sekitar muara Cisadane selama kurun waktu 1 tahun (Agustus 2020-Juli 2021). Pemodelan ini menggunakan software MIKE-21 module MIKE21/3 Integrated Models yang menggabungkan model hidrodinamika dan transpor sedimen kohesif. Berdasarkan hasil pemodelan ini diketahui bahwa terdapat perbedaan pola transpor sedimen di musim barat dan musim timur. Selama 1 tahun, perubahan ketebalan sedimen dasar di sekitar muara S. Cisadane berkisar -0,4-0,7 m dengan rerata 0,086 m. Pola sedimentasi yang sangat dinamis harus mendapatkan perhatian khusus dalam merancang waduk lepas pantai. 
Analisis Target strength Kuda Laut (Hippocampus comes) Terhadap Ukuran Feren Rika Susanti; Dony Apdillah; Ita Karlina
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13409

Abstract

Seahorses are marine biota that have distinctive body characteristics that can be distinguished from other fish. Male seahorses have brood pouches. Estimation of the presence of seahorses is still very limited, an effective approach is needed to detect the presence of seahorses. The approach is carried out with an underwater acoustic approach to predict the presence of seahorses by looking at observations, namely the strength of the target. This study aims to analyze the value of Target Strength (TS) of seahorses based on size. The method used is the method of collecting experimental data. The seahorse used collected ten samples. The object placement method uses the ikat method. The TS response value was recorded using a Simrad EK-15 instrument with a frequency of 200kHz and morphometric measurements were performed. Morphometric measurements in the form of standard length measurements, seahorse head length to record acoustic signals in 3 conditions, namely females, non-pregnant males and pregnant males. Analysis of the relationship between the value of the target strength with seahorse morphometrics using statistical analysis, namely linear regression, ANOVA analysis and Tukey's follow-up test. The resulting seahorse is a species of Hippocampus. The distribution range of the resulting TS response values ranges from -58.38 dB to -67.75 dB. The result of this study is the influence of the measuring variable on the TS value formed  Kuda laut merupakan biota laut yang memiliki karakteristik tubuh unik  yang dapat di bedakan dari ikan lainnya. Pendugaan keberadaan kuda laut di alam masih sangat terbatas, saat ini masih menggunakan teknik visual statistik yang bersifat sampling point. Pendekatan underwater acoustic diperlukan untuk menduga keberadaan dari kuda laut di perairan, dibutukan informasi  nilai pantulan akustik yang dikenal dengan target strength. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai Target strength (TS) dari kuda laut berdasarkan ukuran. Metode yang perekaman sinyal akustik pada lingkungan alami dari habitat kuda laut. Kuda laut yang digunakan berjumlah sepuluh sampel denan metode pemeruman menggunakan thetred method. Perekaman nilai respon TS menggunakan alat scientific echosounder Simrad EK-15 frekuensi 200kHz. Pengukuran morfometrik berupa pengukuran panjang standar, panjang kepala. Data akustik dianalisis dengan perangkat lunak Sonar-5 Pro, selanjutnya analisis statistik regresi linear. Hasil penelitian menujukan hubungan nilai target strength rata-rata berkisar antara -58,38 (SD±2,93) sampai dengan -67,75 dB (SD±1,26). Hubungan TS terhadap panjang standar (PS) menunjukan hubungan positif, semakin besar ukuran kuda laut maka semakin besar pula nilai TS. Dengan formulasi TS = 20,62 log10 (PS) – 84,32 [dB], dengan koefisien determinasi  sebesar 14,1 %. Sementara itu hubungan TS terhadap Panjang Kepala (PK) diformulasikan menjadi TS = 11,43 log10 (PK) – 67,72 [dB] dengan koefisien determinasi 4,1 % lebih rendah dibandingkan dengan variabel panjang standar. Hasil ini telah mempertegas bahwa ukuran kuda laut dapat mempengaruhi nilai TS.
Karakteristik Biofilm Komposit CMC- Gliserol-Alginat dari Sargassum sp pada Perlakuan dengan Kalsium Klorida Ali Ridlo; Sri Sedjati; Endang Supriyantini; Oetari Kusuma Putri
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13773

Abstract

Bioplastics are plastics made from renewable raw materials such as polysaccharides, proteins and lipids. One of the alternative sources of bioplastic raw materials is hydrocolloid from seaweed, which is abundantly available in Indonesia, so that this hydrocolloid-based bioplastic is very prospective to be developed, and can increase the added value of seaweed. The physical and mechanical properties of alginate bioplastics can be improved by combining them with other materials into biocomposite materials that have superior properties and meet specifications. This study aims to determine the effect of calcium chloride (CaCl2) on the physical and mechanical properties of the CMC-Glycerol-Alginate composite bioplastic from Sargassum sp. Bioplastics were made by mixing 0.5 g of alginate flour, added CMC (1.5 g), and 100 ml of distilled water, then stirred with a magnetic stirrer for 10 minutes at 90oC. After that, the temperature was lowered to 40oC and 5 ml of glycerol was added and then homogenized again for 15 minutes. The mixture was filtered and then poured into a glass mold and the surface was leveled using a stainless steel cylinder, then dried in an oven at 80oC for 12 hours. After that the bioplastic is released from the glass plate. In the soaking method, the bioplastic sheets were immersed in a 2% CaCl¬2 solution for 5 minutes, then dried and stored in a desiccator. In the mixing method, 1 gram of CaCl¬2 was put directly into the alginate-CMC-glycerol mixture and homogenized with a magnetic stirrer at 90oC for 15 minutes, then printed on a glass plate, then dried at 100oC for 12 hours. CaCl2 treatment by mixing and soaking decreased elongation, tensile strength, biodegradability and transparency, but increased water resistance and thickness of the alginate-CMC-glycerol composite bioplastic, and changed the surface properties of the bioplastic to be rougher. No new functional groups were formed due to the interaction between alginate, CMC, glycerol, distilled water and CaCl2.  Bioplastik adalah plastik yang dibuat dari bahan baku terbarukan seperti polisakarida, protein dan lipida. Salah satu alternatif sumber bahan baku bioplastik adalah hidrokoloid dari rumput laut yang tersedia melimpah di Indonesia, sehingga bioplastik berbahan hidrokoloid ini sangat prospektif untuk dikembangkan, serta dapat meningkatkan nilai tambah rumput laut.Sifat fisik dan mekanik bioplastik alginat dapat ditingkatkan dengan cara dikombinasi dengan bahan lain menjadi material biokomposit yang memiliki sifat unggul dan memenuhi spesifikasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kalsium klorida (CaCl2) terhadap sifat fisik dan mekanik bioplastik komposit CMC- Gliserol-Alginat dari Sargassum sp.Bioplastik dibuat mdengan mencampurkan tepung alginat sebanyak 0,5 g ditambahkan CMC ( 1,5 g), dan akuades 100 ml, lalu diaduk dengan magnetic stirrer selama 10 menit pada suhu 90oC. Setelah itu, suhu diturunkan sampai 40oC dan ditambahkan gliserol 5 ml lalu dihomogenkan lagi selama 15 menit. Campuran disaring lalu dituang dalam cetakan kaca dan diratakan permukaannya menggunakan silinder stainless steel, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 80oC selama 12 jam. Setelah itu bioplastik dilepaskan dari pelat kaca. Pada metoda soaking lembaran bioplastik direndam dalam larutan CaCl­2 2% selama 5 menit, lalu dikeringkan dan disimpan dalam desikator. Pada metoda mixing, CaCl­2 sebanyak 1 gram dimasukkan langsung ke dalam campuran alginat-CMC-gliserol dan dihomogenkan dengan magnetic stirrer pada suhu 90oC selama 15 menit, lalu dicetak dalam pelat kaca, lalu dikeringkan pada suhu 100oC selama 12 jam. Perlakuan CaCl2 dengan cara mixing dan soaking menurunkan elongasi, kuat tarik, biodegradabilitas dan transparansi, tetapi meningkatkan ketahanan air dan ketebalan bioplastik komposit alginat-CMC-gliserol, serta mengubah sifat permukaan bioplastik menjadi lebih kasar. Tidak terdapat gugus fungsi baru yang terbentuk akibat interaksi antara alginat, CMC, gliserol, akuades dan CaCl2.
Penutupan, Rugositas Terumbu Karang dan Kelimpahan Ikan Karang di Perairan Utara Bangkalan Lisana Ainun Shafa Ariyanti; Henik Novitasari; Insafitri Insafitri; Wahyu Andy Nugraha
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 2 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i2.13769

Abstract

Coral reefs are marine organisms in the form of limestone (CaCO3). Reef fish are fish associated with coral reefs. The abundance of reef fish is influenced by the fertility of coral reefs in the waters. This research was conducted in September 2021 in the waters of Lembung Paseser and Labuhan with 2 stations in the waters of Lembung Paseser and 2 stations in the waters of Labuhan. This study aims to determine the condition of coral reefs, percentage of live coral cover, abundance of reef fish, diversity index (H'), uniformity (E), dominance (C) and to determine the relationship between coral reefs and reef fish. The coral cover data collection method is LIT (Line Intercept Transect) and the coral reef rugosity data collection method uses the CIT (Chain Intercept Transect) method, while the coral fish data collection methods are the belt transect method and the Underwater Visual Census (UVS). Percentage of coral cover ranging from 11% to 37% classified as damaged to moderate damage. The abundance of reef fish at station 1 was 0.18 ind/m2, station 2 was 0.106 ind/m2, station 3 was 0.908 and station 4 was 0.216 ind/m2. The average rugosity value at station 1 is 1.17, station 2 is 1.23, station 3 is 1.33 and station 4 is 1.16. The indicator fish species in Lembung Paseser waters were Chelmon rostratus and Heniochus diphreutes as many as 7 individuals while the indicator fish species in Labuhan waters were Chaetodon vagabundus and Heniochus diphreutes as many as 15 individuals. The correlation between coral reef cover and reef fish was 54.06% which showed a strong correlation, while the correlation between coral reef rugosity was 73.52% which showed a strong correlation.  Terumbu karang merupakan organisme laut berupa batuan kapur (CaCO3). Ikan karang merupakan ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang. Kelimpahan ikan karang dipengaruhi oleh suburnya terumbu karang di perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2021 di perairan Lembung Paseser dan Labuhan dengan 2 stasiun perairan Lembung Paseser dan 2 stasiun di perairan Labuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang, persentase tutupan karang hidup, kelimpahan ikan karang, indeks keanekaragaman (H'), keseragaman (E), dominasi (C) dan untuk mengetahui hubungan terumbu karang dan ikan karang.  Metode pengambilan data tutupan karang yaitu LIT (Line Intercept Transect) dan metode pengambilan data rugositas terumbu karang menggunakan metode CIT (Chain Intercept Transect), sedangkan metode pengambilan data ikan karang adalah metode belt transek dan Underwater Visual Sensus (UVS).  Persentase tutupan karang berkisar 11% sampai 37% tergolong rusak hingga kerusakan sedang.  Kelimpahan ikan karang pada stasiun 1 sebesar 0,18 ind/m2, stasiun 2 sebesar 0,106 ind/m2, stasiun 3 sebesar 0,908 dan stasiun 4 sebesar 0,216 ind/m2. Nilai rugositas rata rata pada stasiun 1 yaitu 1,17, stasiun 2 yaitu 1,23, stasiun 3 yaitu 1,33 dan stasiun 4 yaitu 1,16. Jenis Ikan indikator di Perairan Lembung Paseser yaitu Chelmon rostratus dan Heniochus diphreutes sebanyak 7 individu sedangkan jenis ikan indikator di Perairan Labuhan yaitu Chaetodon vagabundus dan Heniochus diphreutes sebanyak 15 individu. Korelasi hubungan tutupan terumbu karang dan ikan karang sebesar 54,06% yang menunjukkan hubungan kuat sedangkan kolerasi hubungan rugositas terumbu karang sebesar 73,52% yang menunjukkan hubungan kuat.

Page 1 of 2 | Total Record : 15