cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25034286     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, memuat hasil-hasil penelitian yang berkenaan dengan segala aspek bidang ilmu Sumber Daya Perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022" : 10 Documents clear
Studi Kebiasaan Makanan Kerang Mutiara (Pteria penguin) di Perairan Palabusa Harfan Harfan; Ma’ruf Kasim; Asriyana Asriyana
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan penelitian untuk menganalisis studi kebiasaan makanan kerang mutiara (Pteria penguin) di Perairan Palabusa. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada lokasi budidaya kerang mutiara (Pteria penguin) di Perairan Palabusa Selat Buton Sulawesi Tenggara. Hewan uji kerang mutiara sebanyak 80 individu. Sebaran ukuran yang diperoleh pada umumnya bervariasi 170-180 mm (35%) dan terendah pada ukuran 85-95 mm (1,25 %) Kelompok jenis makanan yang terdapat dalam lambung kerang (Pteria penguin) antara lain : Bacillariophyceae, merupakan jenis kelompok makanan yang dominan, kemudian Dinophyceae, Cyanophyceae, Clorophyceae, Zyngnemaphyceae, Chorellaceae, Rotifera, Synurophyceae dan Cryptophyceae. yang terdapat di dalam lambung kerang (Pteria penguin). Frekuensi kemunculan jenis makanan tertinggi diperoleh pada jenis makanan Microcytis sp. (3,24 %) sedangkan frekuensi kemunculan terendah diperoleh pada jenis makanan Noctiluca sp. (0,01%). Hasil penelitian di peroleh jenis makanan yang sering muncul pada kerang ukuran 85-113 mm adalah dari jenis A. granullata (1,27%); pada kerang ukuran 114-142 mm adalah jenis Microcystis sp. (9,00%); sementara pada ukuran 143-147 mm dari jenis G. flaccida (0,90%). Hasil analisis berdasarkan ukuran jenis makanan tidak menunjukan adanya perbedaan jenis makanan. Kualitas air merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan kegiatan budidaya suhu dalam kategori stabil berkisar antara 28-30 32ºC, salinitas berkisar 30-34 ppt dan sebaran pH perairan berkisar 7-8.Kata Kunci: Studi kebiasaan makanan kerang mutiara (Pteria penguin)
Variations in Food of Largehead Hairtail Fish (Trichiurus lepturus) In the Kolono Bay Waters East Kolono District South Konawe Regency Sri Aswanti Nun Sugian; Asriyana Asriyana; Halili Halili
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trichiurus lepturus are commonly known as largehead hairtail fish. These fish generally live in subtropical to tropical climate areas that spread from north of the equator to the south of the equator. T. lepturus generally lives in bottom waters and usually vertical migration (benthopelagic) and migration to river mouths at a young stage (amphidromous). In general, this species lives in waters with a depth of 0-400 meters. This study aims to analyze variations in the types of fish food largehead hairtail fish  in the water of Kolono Bay. The research was carried out from February to My 2020 in the waters of the Kolono Bay. Analysis of fish food habits using the data analysis method of Index Stomach Content, Indeks of Propenderance, niche breadth and overlap. The results showed that the type of food for largehead hairtail fish (T. lepturus) in the waters of Kolono Bay was the most common type of Engraulidae, then Clupeidae and the least species of Loliginidae, Mullidae, Gerreidae and Crustacea.
Distribusi, Kepadatan dan Biomassa Lamun bedasarkan kedalaman Berbeda di Perairan Desa Lasiwa, Kecamatan Wakorumba Utara, Kabupaten Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara La Ode Muhamad Kiflin; Ma’ruf Kasim; Salwiyah Salwiyah
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLamun merupakan tumbuhan laut termasuk Angiosperma (tumbuhan berbunga) yang tumbuh di daerah pasang surut dan daerah subtidal, memiliki sistem akar dan rimpang. Kepadatan spesies lamun adalah banyaknya jumlah individu/tegakan suatu spesies lamun pada luasan tertentu. Kelimpahan dan distribusi spesies adalah ekspresi dari hasil interaksi komponen abiotik (kimia dan fisik) dan biotik. Biomassa merupakan jumlah berat dari semua material yang hidup pada suatu satuan luas tertentu, baik yang berada di atas maupun di bawah substrat yang sering dinyatakan dalam satuan g/m2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi, kepadatan dan biomassa lamun berdasarkan kedalaman bebeda di peraian Desa Lasiwa, Kecamatan Wakorumba Utara, Kabupaten Buton Utara. Metode penelitian menggunakan transek kuadran Jenis lamun yang di dapat yaitu Enhalus Acoroides dengan kepadatan tertinggi 65 ind/m2 dan biomassa tertinggi berat kering tertinggi yaitu pada stasiun 1, dengan berat 110,565 g/m2 dan berat terendah yaitu pada stasiun 3 dengan berat 40,911 g/m2 dengan kondisi lingkungan zona pemukiman.Kata kunci : biomassa, Desa Lasiwa, distribussi, kepadatan, lamun.
Karakteristik Habitat ikan sapu -sapu (Pterygoplichtys pardalis) di perairan sungai konaweha desa Anggoro kecamatan wonggeduku kabupaten konawe Luluk Santika; La Sara; Rajab Nadia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Konaweha merupakan bagian wilayah ekosistem yang berpengaruh terhadap kondisi ekosistem setempat. Sungai ini memiliki keanekaragaman jenis ikan yang beragam seperti ikan gabus, ikan lele, ikan mujair, ikan nila, ikan sepat, dan ikan sapu-sapu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik habitat ikan sapu-sapu (P. pardalis) di perairan Sungai Konaweha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2021. Lokasi penelitian berada di Perairan Sungai Konaweha Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) pada 3 stasiun dengan karakteristik habitat yang berbeda. Data karakteristik habitat ikan diuraikan secara deskriptif berdasarkan kelompok ukuran ikan sapu-sapu mulai dari ikan juvenil, remaja, dan dewasa. Pengamatan karakteristik habitat dilakukan dengan pengukuran parameter lingkungan perairan dan mengukur kerapatan tumbuhan air. Hasil analisis menunjukkan karakteristik habitat ikan sapu-sapu dipengaruhi oleh parameter lingkungan perairan yaitu suhu, kecepatan arus, kecerahan, dan kedalaman. Kelimpahan ikan sapu-sapu tertinggi berada pada stasiun I yaitu 48 ind dan kelimpahan terendah berada pada stasiun III yaitu 35 ind. Kerapatan tumbuhan air tertinggi yaitu 13 ind/m2 pada stasiun II, sedangkan pada stasiun III tidak ditemukan tumbuhan air.Kata Kunci : Ikan sapu-sapu, karakteristik habitat, kerapatan tumbuhan air
Biologi Reproduksi Ikan Terubuk (Tenualosa ilisha) di Perairan Rumbia Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana Nur Hikmah; Bahtiar Bahtiar; La Ode Abdul Rajab Nadia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan terubuk (Tenualosa ilisha) merupakan salah satu sumber daya perikanan yang bernilai ekonomis yang terdapat di perairan Rumbia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek biologi reproduksi dari ikan terubuk yang meliputi nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG) ukuran pertama kali matang gonad dan fekunditas di perairan Rumbia dengan metode  penangkapan menggunakan alat tangkap jaring insang. Rasio kelamin ikan jantan dan betina menunjukkan keseimbangan, dimana indeks kematangan gonad ikan terubuk  menunjukkan adanya variasi pada ikan terubuk betina maupun jantan  dengan rata-rata IKG betina lebih besar dibanding jantan. Ukuran pertama kali matang gonad ikan terubuk betina  yaitu pada ukuran  141-149 mm  dan jantan 168-176 mm. Jumlah fekunditas 918,15-12754,4 butir. Kata Kunci: Biologi reproduksi, perairan Rumbia, Tenualosa ilisha  
Kelimpahan Relatif Mikroplastik dalam Lambung Keong Bakau (Telescopium telescopium) di Teluk Kendari Amiruddin Amir; Ma'ruf Kasim; Bahtiar Bahtiar
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teluk Kendari merupakan perairan yang sangat kompleks karena beragam aktivitas dan permasalahan degradasi perairan. Salah satu sampah laut yang banyak menimbulkan masalah adalah sampah plastik. Sampah plastik akan mengalami degradasi di perairan yakni terurai menjadi partikel-partikel plastik kecil yang disebut mikroplastik. Keong Bakau (T. telescopium) merupakan salah satu jenis organisme pengumpan deposit yang secara langsung akan terakumulasi mikroplastik di dalam tubuhnya karena keberadaanya di dasar perairan. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2021 dan bertujuan untuk mengetahui sebaran komposisi jenis mikroplastik yang terdapat dalam lambung keong bakau, serta relatif mikroplastik dalam lambung keong bakau di perairan Teluk Kendari.Pengambilan sampel lapangan dilakukan secara bebas. Pada setiap lokasi pengambilan sampel masing-masing, diambil sebanyak 25 sampel keong bakau sehingga jumlah total sampel yang dibutuhkan sebanyak 100 sampel selama 1 bulan. Panjang total cangkang menggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm. Proses destruksi dilakukan menggunakan larutan KOH 10% yang lalu diinkubasi pada suhu 40ºC selama 48 jam (Collard et al., 2015). Kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan kertas saring berukuran 0,5 mm (Claessens et al., 2013). Sampel yang telah tersaring diidentifikasi menggunakan mikroskop untuk menghitung mikroplastik.Hasil analisis sebaran ukuran keong bakau di perairan Teluk Kendari dapatkan ukuran paling banyak yaitu 48-55 mm (35 individu) dan nilai terendah terdapat pada ukuran 79-86 mm (1 individu). Hasil analisis sebaran mikroplastik tertinggi terdapat pada ukuran 48-55 mm (34,8%) dan nilai terendah pada ukuran 32-39 mm dengan presentase 0,8%. Terdapat empat jenis mikroplastik yaitu fiber, film, fragment, dan monofilament dengan nilai relatif tertinggi yaitu jenis fiber (91,91%), dan nilai terendah terdapat pada monofilament (0,05%)Kata Kunci: Keong bakau, T. telescopium, mikroplastik, Teluk Kendari
Desain Konstruksi Alat Tangkap Jaring Rajungan yang Dioperasikan di Perairan Teluk Kendari Vallen Tagita; Ahmad Mustafa; Hasnia Arami
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPeningkatan kualitas alat tangkap pada rajungan perlu didasari dengan mengetahui tentang desain konstruksinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui desain konstruksi alat tangkap jaring rajungan yang dioperasikan di Perairan Teluk Kendari dan kesesuaiannya dengan penangkapan rajungan dan lingkungan penangkapannya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan analisa deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaring rajungan yang diamati berukuran panjang 21 m dan tinggi/kedalaman 0,255 m, jaring dari benang polyamide monofilament ( 0,35 mm), mesh size 7,62 cm, shortening 73,75 % dan hanging ratio 26,25 %. Pelampung tanda panjang dan lebar 170 mm sebanyak 2 buah dan pelampung karet sintetis ( 14,9 mm dan panjang 31 mm) sebanyak 43 buah. Pemberat dari timah ( 5 mm) berjumlah 179 buah dan pemberat dari batu berjumlah 2 buah. Tali temali dari bahan polyethylene ( 1,64 mm, 0,78 mm, 1,64 mm) dan dari bahan polyamide monofilament ( 0,4 mm). Berat total alat tangkap 8,456 kg, gaya apung 4,707 (kgf), gaya tenggelam 8,204 (kgf), kelebihan gaya tenggelam 42,66% dan luas permukaan benang 0,280 m2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain jaring rajungan telah sesuai dengan kriteria utama yang menjadi tujuan perancangannya yaitu untuk dapat menangkap rajungan secara efektif di perairan Teluk Kendari. Adapun ketidaksesuaian yang ditemukan adalah terdapat pada desain tali pelampung tanda yang perlu diperbaiki sehingga mudah diikatkan pada jaring dan panjangnya dapat lebih fleksibel terhadap perubahan kedalaman perairan.Kata kunci: Desain, jaring rajungan, konstruksi, rajungan, Teluk Kendari
Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys pardalis) di Sungai Konaweeha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Rekza Hidayat; Romy Ketjulan; Ermayanti Ishak; Latifa Fekri
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) merupakan ikan spesies invasif dan banyak ditemukan di sepanjang pinggiran Sungai Konaweeha, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipe pertumbuhan serta faktor kondisi ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis). Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan April-Juni 2021. Jumlah sampel yang diperoleh selama penelitian sebanyak 198 individu terdiri dari 105 individu jantan dan 93 individu betina. Hasil analisis secara temporal bobot ikan sapu-sapu jantan memiliki nilai b rata-rata 2.616-2.91 dan betina 2.616-3.087 Analisis spasial ikan jantan menunjukkan rata-rata 2.465-2.975 dan betina 2.857-2.960. Secara temporal pola pertumbuhan ikan jantan allometrik negatif selama waktu penelitian,sedangkan pada ikan betina menunjukkan 2 pola pertumbuhan yaitu allometrik negatif (bulan April dan Mei) sedangkan (bulan Juni) pertumbuhan isometrik. Secara spasial ikan jantan dan betina menunjukkan pola pertumbuhan allometrik negatif. Faktor kondisi ikan sapu-sapu jantan dan betina secara temporal dan spasial dari segi fisik dalam keadaaan baik. Kata Kunci : faktor kondisi, ikan sapu-sapu, panjang bobot, tipe pertumbuhan.
Karakteristik Morfologi dan Kelimpahan Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) di Perairan Danau Tailaronto’oge Kapota Kacamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupatan Wakatobi Kasmin Kasmin; La Ode Abdul Rajab Nadia; Halili Halili
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2021, di Perairan Danau Tailaronto’oge Kapota, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan kelimpahan ikan mujair (Oreochromis mossambicus) di perairan danau tailaronto’oge kapota kecamatan wangi-wangi selatan kabupaten wakatobi. Pengambilan sampel ikan menggunakan alat yang biasa digunakan oleh masyarakat, yaitu jaring insang (gill net) yang dilakukan sebanyak 2 kali  ulangan dalam setiap titik stasiun dengan interval waktu selama 14 hari. Hasil penelitian menujukan bahwa ikan yang di temukan di lokasi berjumlah 136 individu.Kata kunci: Danau Tailaronto’oge, karakteristik morfologi, kelimpahan ikan
Variasi Makanan Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys sp.) di Perairan Sungai Konaweha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Sintia Sasmita said; Romy Ketjulan; Ermayanti Ishak; Latifa Fekri
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys sp.) merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk dalam invasive species. Ikan sapu-sapu mendominasi di perairan sungai karena ikan ini mampu hidup pada perairan tercemar serta perairan dengan kandungan oksigen terlarutnya rendah. Penelitian inidilakukan dengan tujuan untuk menganalisis variasi makananikan sapu-sapu di Perairan Sungai Konaweha, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan April-Juni 2021. Lokasi penelitian di Perairan Sungai Konaweha, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan menentukan karakteristik tertentu. Hasil penelitian menunjukkan jenis makanan ikan sapu-sapu didominasi oleh kelas Cyanobachteria dengan jenis Oscillatoria tenuis bernilai 15.22%, indeks bagian terbesar (IBT) berdasarkan waktu didominasi oleh jenis kelamin jantan pada bulan Juli yaitu 52.14%, selanjutnya ikan sapu-sapu berdasarkan ukuran besar memiliki nilai IBT 38.11%. Panjang relatif usus berdasarkan waktu, sampel terbanyak diperoleh bulan Mei berjumlah 60 ekor. Jenis makanan ikan sapu-sapu terdapat 14 jenis makanan yaitu dari kelas Bacillariophyceae, Cyanobacteria, Croococcaceae, dan Euglenophyta. Nilai panjang relatif usus ikan sapu-sapu yaitu lebih besar dari 3 artinya ikan sapu-sapu di perairan termasuk ikan golongan herbivora.Kata kunci: ikan sapu-sapu, Sungai Konaweha, variasi makanan 

Page 1 of 1 | Total Record : 10