cover
Contact Name
Ni Putu Diantariani
Contact Email
jurnalkimia@unud.ac.id
Phone
+628123640424
Journal Mail Official
jurnalkimia@unud.ac.id
Editorial Address
Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Jimbaran, Bali, Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry)
Published by Universitas Udayana
ISSN : 19079850     EISSN : 25992740     DOI : 10.24843/JCHEM
Core Subject : Science,
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) publishes papers on all aspects of fundamental and applied chemistry. The journal is naturally broad in scope, welcomes submissions from across a range of disciplines, and reports both theoretical and experimental studies.
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol. 14, No. 2 Juli 2020" : 16 Documents clear
SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN SUNGAI ROOMO GRESIK I M. Siaka; W. A. Rozin; K. G. D. Putra
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p08

Abstract

Aliran Sungai Roomo telah tercemar oleh bahan-bahan organik terutama dari limbah domestik dan industri.Cemaran logam berat juga dipastikan ada dalam sungai tersebut.Logam berat ini masuk ke dalam sedimen dan biota yang hidup di lingkungan tersebut dan dapat terakumulasi pada seluruh bagian tubuhnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat pencemaran logam Pb, Cd, dan Cu dalam air dan sedimen Sungai Roomo Gresik serta menganalisis biovailabilitas logam berat tersebut.Metode ekstraksi bertahap dan digesti basah digunakan untuk melakukan spesiasi dan ekstraksi logam dari sedimen serta konsentrasi logamnya diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). Kandungan logam Pb, Cd, dan Cu dalam aliran sungai Roomo Gresik telah melebihi batas yang diperbolehkan, yaitu berturut-turut 1,6038-7,8365 mg/L; 0,0251–0,0798 mg/L; dan 0,1709–0,2249 mg/L dalam air dan 213,7750–539,0763 mg/kg; 3,3467–39,7071 mg/kg; dan 36,9168-190,7079 mg/kg dalam sedimen. Pola spesiasi logam berat tersebut sebagai F1 atau fraksi EFLE (easily, freely, leachable, exchangeable), F2 (reducible), F3 (oxidisable), dan F4 (resistant) adalah sebagai berikut: F4 > F2 > F1 > F3 untuk Pb dan Cd, sedangkan Cu dengan pola F3 > F4 > F2 > F1. Logam Pb, Cd, dan Cu yang bioavailable berturut-turut 2,78-7,11%, 1,98-20,44%, dan 2,48-13,66%, sementara yang berpotensi bioavailable berturut-turut 10,05-16,81%; 9,41-54,44%; dan 15,18-94,19%. Logam Pb, Cd, dan Cu yang non bioavailable berturut-turut 79,53-84,22%, 25,11-86,04%, dan 1,84-80,67%. Dengan demikian, Sungai Roomo Gresik telah tergolong sebagai sungai yang tercemar. Kata kunci: biavailabilitas, logam berat, sedimen, spesiasi, sungai The Roomo River Stream has been polluted by organic materials which were mainly from domestic and industrial waste. Heavy metals were also ensured contaminated the river. These heavy metals enter sediments and can accumulate in the biota living in the river. This study was aimed to determine the level of pollution of Pb, Cd, and Cu metals in the water and sediments of the Roomo Gresik River and to analyze the biovability of these heavy metals. The sequential extraction and wet digestion method were used to perform a speciation and extraction of the metals from sediments. The concentration of the metals was measured by the use of Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The contents of Pb, Cd, and Cu metals in the river were exceeded the allowed limit, which were 1.6038-7.8365 mg/L; 0.0251-0.0798 mg/L; and 0.1709-0.2249 mg/L, respectively in water and 213.7750-539763 mg/kg; 3.3467–39.7071 mg/kg; and 36.9168-190.7079 mg/kg, respectively in sediments. The pattern of heavy metal speciations as F1 or EFLE fraction (easily, freely, leachable, exchangeable), F2 (reducible), F3 (oxidizable), and F4 (resistant) were as follows: F4>F2>F1>F3 for Pb and Cd, whereas Cu with the pattern of F3>F4>F2>F1. The percentages of bioavailability of Pb, Cd, and Cu metals including readily biavailable were 2.78-7.11%, 1.98-20.44%, and 2.48-13.66%, potentially bioavailable were 10.05-16.81%, 9.41-54.44%, and 15.18-94.19%. Non-bioavailable were 79.53-84.22%, 25.11-86.04% and 1.84-80.67%, respectively. Therefore, the Roomo Gresik River has been classified as a polluted river. Keywords: bioavailability, heavy metals, river, sediment, speciation
SINTESIS MEMBRAN NATA DE PINA DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA TEKSTIL REMAZOL RED RB I N. Sukarta
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p05

Abstract

Pada penelitian ini limbah kulit nanas dimanfaatkan menjadi membran nata de pina serta digunakan sebagai adsorben penyerap zat warna remazol red RB. Tujuan penelitian ini untuk mensintesis membran nata de pina, mengetahui pH, konsentrasi dan waktu kontak optimum adsorpsi, pola isoterm, serta adsorpsi maksimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran selulosa nata de pina berhasil disintesis dan berpotensi menjadi adsorben dalam menjerap zat warna remazol red RB. Hasil FTIR menunjukkan bahwa membran nata de pina merupakan membran selulosa dengan hasil uji swelling sebesar 187,9%. Kondisi optimum yaitu pada pH 2 dengan daya serap 17,12 mg/g, konsentrasi pada 80 mg/L dengan daya serap 22,36 mg/g dan waktu kontak optimum adsorpsi pada 120 menit dengan daya serap 25,29 mg/g. Adsorpsi zat warna Remazol red RB memenuhi pola isoterm adsorpsi Langmuir dengan daya adsorpsi maksimum sebesar 0,0219 g/g atau 21,9 mg/gadsorben. Kata kunci: Nata de pina, adsorpsi, membran, Remazol red RB
PENENTUAN MUTU PEKTIN DARI LIMBAH KULIT PISANG DENGAN VARIASI VOLUME PELARUT ASAM SITRAT V. A. Devianti; L. Sa'diyah; A. R. Amalia
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p10

Abstract

The need for pectin in Indonesia is inscreasing every year. Indonesia relies on pectin import to fulfill domestic pectin needs. So it is necessary to search for sources of raw materials that contain pectin, one of which is banana peel waste. Pectin in banana peels can be extracted using acid solvents. This study aims to determine the effect of the ratio of banana peel powder and solvents (1:40, 1:50, and 1:60) to the yield and quality of pectin extracted. The acid solvent used was 5% citric acid, and the extraction was conditioned at 90 °C for 120 minutes. Pectin which has been extracted from banana peels is in powdered form, brownish, and odorless. The results showed that the optimum solvent/solid ratio was 1:50 with a quantity of yield, equivalent weight, methoxyl content, galacturonic acid content, and esterification degree were 10,68%, 958 mg, 3,54%, 196% and 14,84% respecively. FTIR analysis indicated that pectin from banana peels extract had characteristic near to comercial pectin. Keyword: pectin extraction, ratio peel powder and solvents, citric acid volume Kebutuhan pektin di Indonesia cenderung meningkat di setiap tahun dan lebih mengandalkan pektin impor untuk memenuhi kebutuhan pektin dalam negeri. Oleh karena itu perlu dilakukan pencarian sumber bahan baku yang memiliki kandungan pektin, diantaranya adalah kulit pisang. Pektin dalam kulit pisang dapat diekstrak menggunakan pelarut asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume asam yang ditambahkan pada serbuk kulit pisang raja nangka dengan rasio 1:40, 1:50, dan 1:60. Pelarut asam yang digunakan adalah asam sitrat 7% dengan suhu estraksi 90 °C dan lama waktu ekstraksi 120 menit. Pektin yang telah diekstrak dari kulit buah pisang ini berbentuk serbuk, berwarna kecoklatan, dan tidak berbau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio bahan/pelarut adalah 1:50 dengan hasil rendemen, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar galakturonat, dan derajat esterifikasi berturut-turut adalah 10,68%, 958 mg, 3,54%, 196% dan 14,84%. Analisis dengan FTIR menunjukkan bahwa bilangan gelombang yang muncul pada pektin dari kulit pisang ini memiliki karakteristik yang sama dengan pektin komersial. Kata kunci: ekstraksi pektin, volume asam sitrat, rasio bahan dan pelarut
AKTIVITAS ANTIHIPERPIGMENTASI LIKOPEN SECARA IN SILICO M. D. Widyastuti; N. K. M. Noviyanti; I K. N. S. Sanjaya; N. M. P. Susanti
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p01

Abstract

Hiperpigmentasi disebabkan oleh terakumulasinya melanin yang berlebihan pada kulit sehingga terjadi penggelapan kulit. Hiperpigmentasi ini salah satu penyebab orang kurang percaya diri, sehingga produk kosmetik dipasaran menawarkan solusi antihiperpigmentasi. Senyawa yang umum digunakan pada produk antihiperpigmentasi adalah hidrokuinon Permasalahan penggunaan hidrokuinon terletak pada efek samping yang ditimbulkan yaitu okronosis, genotoksisitas, dan karsinogenik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi likopen sebagai antihiperpigmentasi secara in silico dengan mekanisme penghambatan tirosinase dibandingkan dengan hidrokuinon. Metode yang digunakan adalah molecular docing. Analisis data dilakukan dengan membandingkan energi ikatan yang diperoleh dari likopen dan hidroquinone yang di-docking-kan dengan tirosinase. Energi ikatan dari kedua senyawa tersebut dengan tirosinase secara berturut-turut adalah -5,18 dan -4,22. Nilai energi ikatan tirosinase lebih rendah dibandingkan dengan hidrokuinon. Perbandingan energi ikatan dari likopen dan hidroquinone menunjukkan bahwa likopen merupakan senyawa yang memiliki potensi sebagai inhibitor tirosinase secara in silico dengan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokuinon. Kata kunci: Hiperpigmentasi, Hidrokuinon, Likopen, In Silico
ANALISIS FATTY ACID ETHYL ESTER PADA RAMBUT MENGGUNAKAN GAS CHROMATOGRAPHY- MASS SPECTROMETRY UNTUK MENDIAGNOSIS PENYALAHGUNAAN ETANOL N. M. Suaniti; I W. Wiratama; I. E. Suprihatin
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p11

Abstract

Fatty acid ethyl ester (FAEE) merupakan salah satu biomarker konsumsi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis senyawa FAEE dalam sampel rambut secara kualitatif dengan GC-MS. Pada penelitian ini dibuat campuran standar FAEE (Etil Pamlitat dan Etil Oleat) 100 ppm dengan perbandingan 1:1 kemudian dibuat variasi konsentrasi. Metode validasi standar FAEE diukur menggunakan GC-MS. Sampel rambut dipreparasi dengan cara didekontaminasi kemudian diekstraksi dan diinjeksikan ke sistem GC-MS. Hasil validasi diperoleh persamaan regresi linier yaitu, y = 240713,507x-147471,2353 untuk etil palmitat dan y = 58361,45x+242,5 untuk etil oleat dengan nilai koefisien korelasi (r2) berturut-turut sebesar 0,9996 dan 0,9999. Batas deteksi diperoleh sebesar 2,5522 ppm dan 0,0189 ppm, dengan batas kuantitasi sebesar 8,5073 ppm dan 0,0630 ppm. Nilai koefisien variansi diperoleh sebesar 3,59% dan 8,65 x 10-4%, dengan persen perolehan kembali sebesar 100,05% dan 100,08%. Hasil analisis menunjukkan, sampel rambut semua sukarelawan mengandung etil palmitat dan etil oleat pada waktu retensi 22,03 menit dan 23,83 menit. Kata kunci: Fatty acid ethyl esters, Etil Palmitat, Etil Oleat, Alkohol, Etanol, Biomarker, GC-MS
ANALISIS SENYAWA TERPENOID ANTIJAMUR PADA FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT KAYU CEMPAKA PUTIH (MICHELIA ALBA) DENGAN METODE GAS CHROMATOGRAPHY-MASS SPECTROSCOPY I G. A. G. Bawa; I G. A. G. C. A. Perbhawa
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p06

Abstract

Ekstrak kulit kayu cempaka putih (Michelia alba) mampu menghambat pertumbuhan jamur Curvularia verruculosa yang diisolasi dari daun padi yang terserang penyakit bercak daun. Pemisahan senyawa aktif telah dilakukan dengan metode kromatografi kolom menggunakan fase diam: silica gel dan fase gerak: campuran n-heksana-aseton (3:1). Hasil pemisahan diperoleh 10 fraksi gabungan, dimana 4 fraksi menunjukkan daya hambat yang sangat kuat, yaitu fraksi HAE (31,50 mm), HAF (30,13), HAG (48,50), dan HAH (34,88).Komposisi senyawa terpenoid pada keempat fraksi ini dianalisis dengan GC-MS. Senyawa ledenoxid-(II) dan isoaromadendrene epoxide ditemukan hampir pada semua fraksi aktif, sedangkan spathulenol ditemukan pada fraksi HAF dan HAG. Senyawa terpenoid lainnya yang juga ditemukan adalah cis-farnesol, trans-p-mentha-1(7),8-dien-2-ol, dan neoclovenoxid-alkohol hanya pada fraksi HAE, (-)-caryophyllene oxide dan tomentosin hanya pada fraksi HAG. Seluruh senyawa terpenoid yang terdeteksi merupakan senyawa dari kelompok seskuiterpen. Kata Kunci: Ekstrak, daya hambat, Currvularia verruculossa, seskuiterpen
ANTIOXIDANT AND INHIBITION OF ALPHA-AMYLASE ACTIVITIES OF PAPASAN (Coccinia grandis (L.) Voigt) LEAVES AND BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) FRUITS COMBINED INFUSIONS I M. W. A. Putra; O. T. Ate; I G. A. W. Kusumawati; N. W. Nursini
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p13

Abstract

The pharmacology activity of an herb can be increased by combining it with other herbs. This study aimed to make herbal infusions from the combination of papasan (Coccinia grandis (L.) Voigt) leaves and belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) fruits. Antioxidant and inhibition properties of alpha-amylase enzymes were then tested. A mixture of Coccinia grandis (L.) Voigt leave and Averrhoa bilimbi L. fruit powder with a mass ratio of 1:3, 1:1, and 3:1 was brewed with 100 mL of boiling water for 5 minutes. The mixture was then filtered and allowed to cool. The antioxidant activity test was carried out using 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) as an oxidant source and the alpha-amylase activity inhibition test was performed using the starch-iodine method. The results of the antioxidant activity test using the DPPH method showed that samples with a 1:1 combination ratio had the lowest IC50 value (2.56±0.29 mg/ml) which indicated the strongest radical scavenging activity. The highest inhibition of alpha-amylase activity was found in the sample with a ratio of 3:1 (IC50 = 0.75±0.45 mg/mL). However, in general all the combination ratios of Coccinia grandis (L.) Voigt leaves and Averrhoa bilimbi L. fruits had good potential as healthy beverages. Keywords: herbal combination, healthy beverages, antioxidant, inhibition of alpha-amylase Aktivitas famakologi suatu herbal dapat ditingkatkan dengan menggabungkannya dengan herbal lain. Penelitian ini bertujuan untuk membuat infusa herbal dari kombinasi daun papasan (Coccinia grandis (L.) Voigt) dan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Sifat antioksidan dan penghambatan enzim alfa-amilase infusa tersebut kemudian diuji. Campuran serbuk daun papasan dan buah belimbing wuluh dengan perbandingan massa 1:3, 1:1, dan 3:1 diseduh dengan 100 mL air mendidih selama 5 menit. Campuran tersebut kemudian disaring dan dibiarkan dingin. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) sebagai sumber oksidan dan uji penghambatan aktivitas alfa-amilase dilakukan dengan menggunakan metode pati-iodin. Hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH menunjukkan bahwa sampel dengan kombinasi rasio 1:1 memiliki nilai IC50 terendah (2,56±0,29 mg/mL) yang mengindikasikan aktivitas penangkapan radikal terkuat. Penghambatan aktivitas alfa-amilase tertinggi ditemukan pada sampel dengan rasio 3:1 (IC50 = 0,75±0,45 mg/mL). Namun, secara umum semua kombinasi rasio daun papasan dan buah belimbing wuluh memiliki potensi yang baik sebagai minuman sehat. Kata kunci: kombinasi herbal, minuman kesehatan, antioksidan, penghambatan alfa-amilase
PENGARUH KONSENTRASI GELLING AGENT TERHADAP DIFUSI SEDIAAN GEL VITAMIN C DENGAN METODE SEL DIFUSI FRANZ N. K. A. Meiantari; I. A. S. Deviyanti; N. K. N. A. Ari; M. D. Abimanyu; N. P. D. K. Dewi; N. K. Sriani; N. N. S. M. Arwanawati
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p02

Abstract

Difusi didefinisikan sebagai suatu proses perpindahan molekul karena adanya perbedaan kosentrasi molekul melalui suatu membran semipermeable. Uji difusi sediaan gel vitamin C bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari jumlah gelling agent terhadap difusi vitamin C. Uji difusi sediaan vitamin gel dilakukan dengan menggunakan sel difusi Franz serta kadar dianalisis dengan metode titrasi iodometri. Bedasarkan hasil diperoleh bahwa dalam waktu 5,10, 20 dan 30 menit, jumlah terdifusi sediaan gel vitamin C 1% berturut-turut yaitu 378,5 mg; 108,71 mg; 223,33 mg; 3442,13 mg sementara untuk sampel 2% yaitu 269 mg; 431,64 mg; 475,07 mg; 574,11 mg dan untuk sampel 3% yaitu 543 mg; 594,08 mg; 646,27 mg; dan 700,77 mg. Bedasarkan hal tersebut pelepasan dari sediaan gel vitamin C sebanding dengan waktu yang diberikan, semakin lama waktu yang diberikan maka pelepasan sedian gel vitamin C semakin meningkat. Dapat disimpulkan, pengaruh dari jumlah gelling agent terhadap difusi sediaan gel vitamin C adalah semakin tinggi konsentrasi gelling agent maka semakin meningkat kadar pada kompartemen reseptor yang diperoleh. Kata kunci : difusi, kosentrasi, gelling agent, gel vitamin C
PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN DARI EKSRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya) I W. Suirta; I. A. R. Astitiasih
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p14

Abstract

Virgin coconut oil has been made by using papaya leaf extract as a source of the papain enzyme. Papaya leaf extraction with maceration used ethanol 95% as solvent. The crude ethanol extract was purified by means of gradient column chromatography using hexane, diethyl ether and ethanol as solvents. The results showed that using papaya leaf extract could significantly increase the quantity of VCO. Coconut milk cream without treatment (negative control) obtained 3.0042 ± 0.046g of VCO, while treatment with papaya leaf extract gained 6,039 ± 0.049 - 7,952 ± 0.031g of VCO, an increase of about 97.5% - 161%. Based on the medium chain saturated fatty acids (MCFA) and long chain saturated fatty acids (LCFA) in VCO, it indicated that the quality of VCO obtained was not good. VCO in diethyl ether fraction and crude extract etanol produced yellow VCO, indicating chlorophyll was still there. Etanol fraction of VCO provided the best quality with the most of lauric acid content and clear color. The VCO components identified using GCMS analysis obtained several fatty acids such as capric acid, lauric acid, myristic acid, palmitic acid, oleic acid, stearic acid, and stearic epoxy. Keywords: virgin coconut oil, papain enzyme, papaya leaf extract Telah dilakukan pembuatan virgin coconut oil dengan ekstrak daun pepaya sebagai sumber enzim papain. Proses ekstraksi daun pepaya dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak kasar etanol hasil maserasi dimurnikan dengan cara kromatografi kolom elusi gradient menggunakan pelarut heksana, dietil eter, dan etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya secara signifikan dapat meningkatkan kuantitas VCO. Krim santan tanpa perlakuan (kontrol negatip) didapatkan berat VCO 3.0042±0,046g, sedangkan dengan ekstrak daun pepaya diperoleh berat VCO 6.039±0,049g – 7.952±0,031g, terjadi kenaikan sekitar 97,5% - 161%. Berdasarkan kandungan asam lemak rantai medium dan asam lemak rantai panjang pada VCO, menunjukkan bahwa kualitas VCO yang diperoleh masih kurang baik. Krim santan dengan daun pepaya fraksi dietil eter dan ekstrak kasar etanol menghasilkan VCO berwarna kuning yang mengindikasikan masih terdapat klorofil. VCO fraksi etanol yang memberikan kualitas paling baik dengan kandungan asam laurat paling banyak dan berwarna bening. Komponen VCO yang teridentifikasi dari analisis GCMS diperoleh beberapa asam lemak seperti: asam kaprat, asam laurat, asam miristat, asam palmitat, asam oleat, asam stearat, dan epoksi stearat. Kata kunci: virgin coconut oil, enzim papain, ekstrak daun pepaya
itu PRODUKSI HIDROLISAT PROTEIN ANTIOKSIDAN MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK PROTEIN KULIT AYAM BROILER DENGAN ENZIM PAPAIN N. M. Puspawati; P. P. Dewi; N. W. Bogoriani; N. K. Ariati
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 14, No. 2 Juli 2020
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2020.v14.i02.p16

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan hidrolisat protein yang dihasilkan dari proses hidrolisis enzimatik protein kulit ayam dengan menggunakan variasi konsentrasi enzim papain. Proses hidrolisis dilakukan dengan variasi konsentrasi enzim 1, 3,dan 5% (b/b protein), pada pH 7, suhu 50oC dan waktu hidrolisis 24 jam. Parameter yang diukur meliputi derajat hidrolisis, persen peredaman radikal DPPH (diphenylpicryl hidrazyl), dan komposisi asam amino hidrolisat protein yang paling aktif antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan konsentrasi enzim yang berbeda menghasikan hidrolisat protein dengan derajat hidrolisis dan persen peredaman DPPH yang berbeda. Penggunaan konsentrasi enzim papain 1, 3, dan 5% menghasilkan hidrolisat protein dengan derajat hidrolisis berturut-turut sebesar 9,3±1,8, 18,09±5,6, dan 23,15±6.33%, dan persentase hambatan radikal DPPH pada konsentrasi uji 100 ppm berturut-turut sebesar 16,75±0,07, 58,35±0,00, dan 52,99±0,07%. Hidrolisat protein yang diperoleh menggunakan enzim papain 3% (b/b protein) menunjukkan persen peredaman tertinggi dengan nilai IC50 92,98 ppm, memiliki komposisi asam amino tertiggi asam glutamat dan terendah valine. Kata kunci: antioksidan, enzim papain, hidrolisat protein, kulit ayam This study aimed to determine the antioxidant activity of protein hydrolyzate produced from the enzymatic hydrolysis of chicken skin protein by using variations of the enzyme papain concentration. The hydrolysis process was carried out with variations in the concentration of the enzymes 1, 3, and 5% (w/w protein base), at pH 7, temperature 50oC, and hydrolysis time 24 hours. The parameters measured including degree of hydrolysis, percentage of inhibition of DPPH radical (diphenylpicryl hydrazyl) and amino acid composition of the protein hydrolyzate with the highest antioxidant activity. The results showed that the use of different enzyme concentrations resulted in protein hydrolyzate with different degrees of hydrolysis and percentage of inhibition of DPPH. The use of papain enzymes 1, 3, and 5% produced protein hydrolyzate with the degree of hydrolysis of 9.3 ± 1.8, 18.09 ± 5.6, and 23.15 ± 6.33%, and the percentage of inhibition of DPPH radical at a concentration of 100 ppm 16.75 ± 0.07, 58.35 ± 0.00, and 52.99 ± 0.07% respectively. Protein hydrolyzate obtained using the enzyme papain 3% (w/w protein) exhibited the highest percentage of inhibition of DPPH with an IC50 value of 92.98 ppm, having the highest amino acid composition of glutamic acid and the lowest valine. Keywords: antioxidant, enzyme papain, protein hydrolyzate, chicken skin

Page 1 of 2 | Total Record : 16