cover
Contact Name
Rifky Ananda
Contact Email
fkg@ulm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
dentino.ulm@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi
ISSN : 23375310     EISSN : 25274937     DOI : 10.20527
Core Subject : Health,
Dentino [P-ISSN 2337-5310 | E-ISSN 2527-4937] is the journal contains research articles and review of the literature on dentistry which is managed by the Faculty of Dentistry, Lambung Mangkurat University. Dentino published twice a year, every March and September.
Arjuna Subject : -
Articles 445 Documents
EFEKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK METANOL BATANG PISANG MAULI (Musa acuminata) DAN Chlorhexidine gluconate 0,2% TERHADAP Candida albicans Permatasari, Dita; Budiarti, Lia Yulia; Laillyza Apriasari, Maharani
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Mauli banana stem extract has antifungal effectiveness against Candida albicans because it has flavonoid, saponin, and tannin substances. Chlorhexidine gluconate 0,2% is widely used to treat oral candidiasis caused by Candida albicans fungal infection. Chlorhexidine gluconate 0,2% is known to have caused side effects. Purpose: The purpose of this study is to knowing the antifungal effectiveness differences between 25%, 80%, 100% mauli stem methanol extracts and chlorhexidine gluconate 0,2% against Candida albicans. Methods: This study was true experimental with post test-only with control group design consisted of 4 treatment groups. Treatment group I,II,III each was given 25%, 80%, 100% mauli banana stem methanol extract respectively and treatment group IV was given chlorhexidine gluconate 0,2% as positive control group. The repetition of each treatment was 7 times. Antifungal effectiveness was assessed by measuring inhibition zone of Candida albicans growth using diffusion method. Results: This research showed that mean inhibition zone of treatment group I (13 mm), treatment group II (17 mm), treatment group III (19 mm), and treatment group IV (21 mm). One-way Anova test indicated that there was significant difference between 25%, 80%, 100% mauli banana stem methanol extracts and chlorhexidine gluconate 0,2%. Conclusion: Based on the Post-hoc Bonferroni test, it can be concluded that 100% concentration mauli banana stem methanol extract had more prominent antifungal effectiveness than 25% and 80% against Candida albicans but still less effective than chlorhexidine gluconate 0,2%.Keywords: mauli banana stem extract, antifungal effectiveness, Candida albicans, chlorhexidine gluconate 0,2%ABSTRAK Latar Belakang: Ekstrak batang pisang mauli memiliki efektivitas antifungi terhadap Candida albicans karena mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Chlorhexidine gluconate 0,2% biasanya digunakan untuk mengobati kandidiasis oral yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Chlorhexidine gluconate 0,2% diketahui dapat menimbulkan efek samping. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang mauli konsentrasi 25%, 80%, 100% dan chlorhexidine gluconate 0,2% terhadap Candida albicans. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test-only with control group design yang terdiri dari 4 perlakuan. Perlakuan I,II,III masing-masing diberikan ekstrak metanol batang pisang mauli konsentrasi 25%, 80%, 100% dan perlakuan IV diberikan chlorhexidine gluconate 0,2% sebagai kontrol positif. Jumlah pengulangan setiap perlakuan adalah 7 kali. Efektivitas antifungi dinilai dari mengukur zona hambat pertumbuhan Candida albicans dengan metode difusi. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata zona hambat yang terbentuk pada perlakuan I (13 mm), perlakuan II (17 mm), perlakuan III (19 mm), dan perlakuan IV (21 mm). Uji Oneway Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara efektivitas antifungi ekstrak methanol batang pisang mauli konsentrasi 25%, 80%, 100% dan chlorhexidine gluconate 0,2%.Kesimpulan: Berdasarkan uji Post-hoc Bonferroni dapat disimpulkan bahwa efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang mauli konsentrasi 100% lebih besar dibandingkan 25% dan 80%, tetapi masih kurang efektif dengan chlorhexidine gluconate 0,2%.
GAMBARAN KARIES DENGAN MENGGUNAKAN DMF-T PADA MASYARAKAT PESISIR PANTAI KELURAHAN TAKISUNG KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT Sukmana, Bayu Indra
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT  Background: Caries is a disease affecting tooth hard tissues, such as enamel, dentin, and cementum, caused by microorganisms’ activities of carbohydrates fermentation. Caries process starts from tooth hard tissues demineralization and is followed by its organic materials destruction. Purpose: The aim of this study was to assess the caries distribution using DMF-T index in seaside community of Takisung, Tanah Laut in 2015. Methods: This descriptive observational study was performed on seaside community of Takisung in August 2015. Samples chosen were 60 people who had completed permanent teeth eruption, aged between 20-50. Result: The results of this study showed that DMF-T indexes for age groups 20-30, 31-40, and 41-50 were 2,1; 3,9; and 4,0 respectively. Conclusion: This study concluded that caries index of seaside community of Takisung, Tanah Laut was categorized as poor.  Keywords: caries, DMF-T  ABSTRAK  Latar Belakang: Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies gigi ini ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi yang diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karies dengan menggunakan DMF-T pada masyarakat pesisir pantai di Kelurahan Takisung Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut tahun 2015. Metode: Penelitian ini berupa deskriptif observasional pada masyarakat pesisir pantai di Kelurahan Takisung Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut pada bulan Agustus 2015. Sampel yang diambil sejumlah 60 orang masyarakat yang sudah tumbuh gigi tetapnya dengan rentang usia 20-50 tahun. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian  didapatkan angka  DMF-T dengan hasil usia 20-30 tahun rata-rata indeksnya sebesar 2,1, usia 31-40 tahun sebesar 3,9, dan usia 41-50 tahun sebesar 4,0. Kesimpulan: Kesimpulan yang dapat diambil adalah gambaran karies masyarakat pesisir pantai Kelurahan Takisung Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut tergolong kurang baik.  Kata-kata kunci: karies, DMF-T
PERBEDAAN INDEKS KARIES GIGI ANTARA SISWA DENGAN STATUS GIZI LEBIH DAN STATUS GIZI NORMAL Tinjauan pada Siswa Kelas IV, V dan VI di Madrasah Ibtidayah Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin Riswandi, Muhammad Ali; Adhani, Rosihan; Hayatie, Lisda
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Children have habit of uncontrolled diet and their favored foods are mosty cariogenic. Cariogenic food contains high carbohydrate level that can cause dental caries also the risk of excessive nutritional status. Data shows that excessive nutritient intake has become worldwide health problem and dental caries is one of the most occurring case of dental problem in south Kalimantan. Purpose: The purpose of this research was to determine the difference of dental caries index between excessive and normal nutritional status in student. Methods;This research was an analytic observational with cross sectional approach. The samples were the students of grade IV, V and VI at Madrasah Ibtidayah Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin which were randomly selectide. The Samples of this research were 60 studenst, 30 were students with excessive nutritional status and 30  were students with normal nutritional status. Result: The result showed that there were differences in the average index DMF-T. The group with excessive nutritional status showed high dental caries with index of 4,5 and low dental caries with index of 1,6 in the group with normal nutritional status. Statistical analysys using Mann-Whitney test obtained 0,00 (p-value-0,05) as the significant value. Conclusion: In conclusion, there was differences in the index of dental caries among students with better nutritional status and the students with normal nutritional status.  Keywords: Dental Caries, Better Nutritional Status, DMF-T  ABSTRAK Latar Belakang: Anak-anak memiliki kebiasaan pola makan yang tidak terkontrol dan makanan yang disukai seringkali berupa makanan kariogenik.  Makanan kariogenik memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, selain menyebabkan karies gigi juga dapat meningkatkan risiko gizi berlebih. Data menunjukan gizi berlebih telah menjadi masalah di seluruh dunia dan karies merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup tinggi di Kalimantan Selatan.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan indeks karies gigi antara siswa dengan status gizi lebih dan status gizi normal. Metode:  Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah siswa kelas IV, V dan VI di Madrasah Ibtidayah Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin yang diambil secara acak. Sampel penelitian ini berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa dengan status gizi lebih dan 30 siswa dengan status gizi normal. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pada indeks rata-rata DMF-T yaitu pada kelompok status gizi lebih menunjukan indeks kareis gigi tinggi dengan indeks 4,5 dan 1,6 pada kelompok status gizi normal termasuk dalam kategori rendah. Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney diperoleh nilai signifikan adalah 0,00 (p-value < 0,05). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan indeks karies gigi antara siswa dengan status gizi lebih dan siswa dengan status gizi normal.   Kata-kata kunci: Karies Gigi, Status Gizi Lebih, DMF-T
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI PENDEK (STUNTING) DENGAN TINGKAT KARIES GIGI Tinjauan pada Siswa-siswi Taman Kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Tahun 2014 Rahman, Taupiek; Adhani, Rosihan; Triawanti, Triawanti
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Stunting or stunted nutritional status is a form of malnutrition according to WHO 2005 reference of standard deviation. Stunting can be assessed by measuring the value of height to age, characterized by stunted height growth. Caries is a tooth disease which starts with initial demineralization process. Stunting can increase the risk of caries because it also impairs functions of saliva as buffer, cleanser, anti-solvent, and oral anti bacterial substance. Purpose: This study in kindergarten children at Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar aimed to assess the relationship between stunted nutritional status (stunting) and number of caries. Methods: This study used an analytic observational with cross sectional approach. Samples were chosen using purposive sampling, amounted to 60 children and divided into two groups (30 children per group) of stunted nutritional status group and normal nutritional status group as comparison. Results: Caries index observation resulted in the value of 8,23 for stunted nutritional status group, which is higher than normal nutritional status group’s 3,3. Chi-square statistic analysis with confidence interval of 95% presented p value = 0,000 (p < 0,05) and indicated that there was a significant difference of caries index between stunted nutritional status group and normal nutritional status group. Conclusion: It can be concluded that there was a significant relation between stunted nutritional status (stunting) and number of caries in kindergarten children at Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Keywords: stunting, caries, salivaABSTRAK Latar Belakang: Stunting atau status gizi pendek adalah salah satu bentuk gizi kurang yang diukur berdasarkan standar deviasi referensi WHO tahun 2005. Stunting dapat dikukur dengan indikator pengukuran tinggi badan terhadap umur TB/U yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan yang terhambat. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang diawali proses demineralisasi. Stunting dapat meningkatkan resiko terjadinya karies karena berkurangnya fungsi saliva sebagai sebagai buffer, pembersih, anti pelarut, dan antibakteri rongga mulut. Tujuan: Penelitian pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan (cross-sectional). Sampel dipilih secara Porposive Sampling sebanyak 60 orang, masing-masing 30 orang pada kelompok gizi stunting dan gizi normal sebagai pembanding. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian indeks karies pada kelompok anak gizi stunting 8,23, lebih tinggi daripada kelompok anak gizi normal 3,3. Analisis uji statistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yaitu terdapat perbedaan bermakna antara indeks karies gigi pada anak dengan status gizi stunting dengan anak status gizi normal. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Kata-kata kunci: stunting, karies gigi, saliva
EFEKTIVITAS PENYULUHAN METODE IRENE’S DONUT, KONVENSIONAL, DAN VIDEO TERHADAP PERUBAHAN INDEKS PLAK PADA ANAK (Kajian pada Anak di TK Pertiwi Banjarmasin) Adhani, Rosihan; Arifin, Syamsul; Kuswareni, Nabilla
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Teeth and mouth disease is ranked first out of ten most common diseases in Indonesia. It is portrayed in the community’s high caries index. Dental plaque is one of the dominant factors in caries formation. Preventing dental plaque can be carried out using a various numbers of efforts, one of them is dental health counseling. Purpose: The aim of this study was to assess the effectiveness of Irene’s Donut, conventional and video counseling methods on TK Pertiwi Banjarmasin children’s plaque index change. Methods: This study was quasi experimental with pre and post-test group design using purposive sampling which determined total samples of 45 subjects, divided into 3 treatment groups: Irene’s Donut method group, conventional method group and video method group. Index plaque calculation was performed using PHP-M (Personal Hygiene Performance-Modified) method. Result: This study result presented mean percentage of plaque index decreased before and after Irene’s Donut method as 82,79%, conventional method as 70,34%, and video method as 79,89%. T-test analysis of plaque index before and after counseling presented p value = 0,000 (p < 0,05) in each treatment group. One Way ANOVA test showed p value = 0,018 (p < 0,05) which indicated there was a significant difference among treatment groups. Conclusion: In conclusion, Irene’s Donut and video counseling methods was more effective in decreasing plaque index compared to conventional method. ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang sering dikeluhan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari besarnya angka karies gigi di masyarakat. Plak gigi merupakan salah satu faktor dominan dalam perkembangan karies. Pencegahan pembentukan plak dapat dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan metode Irene’s Donut, konvensional, dan video terhadap perubahan indeks plak pada anak di TK Pertiwi Banjarmasin. Metode: Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan pre and post-test group design menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 45 orang dan terdiri dari 3 kelompok perlakuan, yaitu perlakuan penyuluhan metode Irene’s Donut, perlakuan penyuluhan metode konvensional, dan perlakuan penyuluhan metode video. Perhitungan indeks plak dilakukan dengan menggunakan metode PHP-M (Personal Hygiene Performance- Modified). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan persentase rata-rata penurunan indeks plak sebelum dan sesudah penyuluhan metode Irene’s Donut sebesar 82,79%, metode konvensional sebesar 70,34%, dan metode video sebesar 79,89%. Hasil analisis uji T terhadap indeks plak sebelum dan sesudah penyuluhan menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) pada masing-masing kelompok perlakuan. Uji statistik One Way ANOVA menunjukkan hasil p = 0,018 (p < 0,05) bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa metode Irene’s Donut dan video lebih efektif dalam menurunkan indeks plak dibandingkan dengan metode konvensional. 
FREKUENSI TERJADINYA GINGIVITIS PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN Tinjauan Pada Pasien Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin Arie Yunanto, Muhammad Yoga; Adhani, Rosihan; Widodo, Widodo
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT  Background: Losing teeth will cause malfunctioning of Phonetics, mastication, and the aesthetic as well as causing changes in alveolar lingir. Patient used removable partial denture offen found plaque accumuation who caused gingivitis. Gingivitis is the inflammation of the gums caused by bacteria with clinical signs of discoloration more red than normal, swollen gums and bleeding on a light pressure. Methods: This research aims to know the frequency of the occurrence of gingivitis in partial denture wearers spin-off in Cempaka Putih Puskesmas Banjarmasin. This research is descriptive research with cross sectional design. The population of this research are patients of Dental Clinics poly Cempaka Putih Banjarmasin who used dentures partial spin-off. The sample of this research are patients of Dental poly that come to Clinics Cempaka Putih Banjarmasin who was using some loose dentures with a minimum of 30 sample sample by using the technique of Accidental Sampling. Results: Based on the research results obtained by user removable partial denture Dental poly on patients in Clinics Cempaka Putih Banjarmasin are men amounted to 13 people  and females totaled 17 people. The health of gingiva in patients of Dental Clinics poly Cempaka Putih Banjarmasin mostly experience gingivitis with severity: mild gingivitis category amounted to 12 persons, the category of gingivitis are numbered 5 people, the strenuous gingivitis category amounted to 8 people. Conclusion: It could be concluded that the health of gingiva in patients of Dental Clinics poly Cempaka Putih Banjarmasin mostly experience gingivitis with severity mild gingivitis.  Keywords: Removable Partial Denture, Gingivitis, Clinics Cempaka Putih Banjarmasin  ABSTRAK  Latar belakang: Kehilangan gigi akan menyebabkan gangguan fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik serta menyebabkan perubahan lingir alveolar. Pada pemakai gigi tiruan sebagian lepasan sering ditemukan penumpukan plak pada protesanya yang menyebabkan gingivitis. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi terjadinya gingivitis pada pemakai gigi tiruan sebagian lepasan di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien poli gigi Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan. Sampel penelitian ini adalah pasien poli gigi yang datang ke Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin yang sedang memakai gigi tiruan sebagian lepasan dengan sampel minimumnya 30 sampel dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pengguna gigi tiruan sebagian lepasan pada pasien poli gigi di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin adalah laki-laki berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang. Kesehatan gingiva pada pasien poli gigi Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin sebagian besar mengalami gingivitis dengan tingkat keparahan : kategori gingivitis ringan berjumlah 12 orang, kategori gingivitis sedang berjumlah 5 orang, kategori gingivitis berat berjumlah 8 orang. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pasien poli gigi Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin sebagian besar mengalami gingivitis dengan tingkat keparahan gingivitis ringan. Laporan.Kata-kata kunci: Gigi Tiruan Lepasan, Gingivitis, Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin
KEKASARAN PERMUKAAN RESIN-MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT SETELAH PERENDAMAN DALAM AIR SUNGAI (Penelitian Menggunakan Air Sungai Desa Anjir Pasar, Barito Kuala, Kalimantan Selatan) Permatasari, Anindya Putri; Ichrom Nahzi, Muhammad Yanuar; Widodo, Widodo
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT  Background:Resin-modified glass ionomer cement is a hybrid form of glass ionomer cement and resin. Added resin (HEMA) in this material allows its characteristics to improve, especially its resistance of acid.The water of  Desa Anjir Pasar River has acidic nature with pH as low as 3-5.Purpose: The aim of this studywas to find surface roughness difference of resin modified glass ionomer cement after being soaked in the water of Anjir Pasar Village River compared to aquadest-soaked materials.Method:This study was true experimental used posttest only with control group design. Samples used resin-modified-glass ionomer cement specimenswhich were prepared in cylindrical-shaped with diameter of 10 mm and thickness of 2 mm. One groupwassoaked in aquadest (control) andanother group in river water with pH of 4,07for 4,5 days (equivalent to 3 years of exposure) before measuring the surface roughness of each group. Data was analyzed using parametric analysis Independent T-Test 95% (α = 0,05) which presented p value = 0,03 (p<0,05). Result:The result indicated that there was a significant difference of surface roughness between resin modified glass ionomer cement soaked in the water of Anjir Pasar Village River with pH of 4,07 for 4,5 daysand in the aquadest.Conclusion: Based on this study it was concluded that resin-modified glass ionomer cement which soaked with river water has higher surface roughness that resin-modified glass ionomer cement which soaked with sterile aquadest.   Keywords: Resin-Modified Glass Ionomer Cement, river water, surface roughness  ABSTRAK  Latar Belakang:Resin-modified glass ionomer cement merupakanhybrid dari glass ionomer cement dengan resin. Penambahan bahan resin (HEMA) memperbaiki sifatnya, yaitu ketahanan terhadap asam.Air Sungai Desa Anjir Pasar memiliki karakteristik asam dengan rentang pH 3-5.Tujuan:Tujuan penelitian ini untukmengetahuiperbedaan kekasaranpermukaanbahanresin-modified glass ionomer cement setelahdilakukanperendaman dalam air Sungai Desa Anjir Pasar dan akuades steril. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan posttest only with control group design. Sampel penelitian ini menggunakan spesimen resin-modified glass ionomer cement dibuat berbentuk silindris dengan diameter 10 mm dan ketebalan 2 mm. Masing-masing kelompok direndam dalam akuades steril (kontrol) dan air sungai pH 4,07 selama 4,5 hari (sama dengan 3 tahun pemaparan), kemudian dihitung kekasaran permukaannya. Data diuji menggunakan analisis parametrik Independent T-Test 95% (α = 0,05) dan didapatkan p=0,03 (p<0,05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekasaran permukaan yang bermakna pada resin-modified glass ionomer cement antara perendaman dalam air sungai pH 4,07 selama 4,5  dengan perendaman dalam akuades steril.Kesimpulan: terdapat perbedaan kekasaran yang lebih besar pada bahan resin-modified glass ionomer cement yang direndam dalam air sungai daripada yang direndam akuades steril.   Kata-kata kunci:  Resin-modified Glass Ionomer Cement, Air Sungai, Kekasaran Permukaan
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN TUNGGAL DIBANDINGKAN KOMBINASI SEDUHAN DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis) DAN MADU (Studi in Vitro terhadap Jumlah Koloni Bakteri Rongga Mulut) Tinjauan pada Mahasiswa PSKG FK Unlam Banjarmasin Angkatan 2011-2013 A, Wahyuni; Dewi, Nurdiana; Budiarti, Lia Yulia
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTGreen tea has various active substances; one of them is polyphenol, mostly cathechin, an active compound which can protect teeth from caries because of its anti-streptococcal activity. A high content of minerals in honey has alkali characteristic thus the disinfectant trait in oral cavity. The aim of this study was to assess whether single and combined preparations of brewed green tea and honey can decrease bacterial colony count in oral cavity. This study was quasi experimental with pretest and posttest controlled group design. Samples of 38 Students of Dentistry Study Program Universitas lambung Mangkurat were divided into 19 groups: 3 groups were given 25%, 50%, 100% green tea in single preparations, 4 groups were given 6,25%, 12,5%, 25%, 50% honey in single preparations, and 12 groups were given combined preparations of green tea and honey. Bacterial colony before and after gargling grown on isolated medium was counted using colony counter. Repeated anova test showed p value of 0,037 (p < 0,05), stating that there was a significant difference among treatment groups. In conclusion, combined preparations of 50% green tea + 12,5% honey and 100% green tea + 25% honey were more effective in decreasing bacterial colony count.   ABSTRAKTeh hijau mempunyai beberapa komponen aktif yang salah satunya adalah polifenol berupa katekin, suatu senyawa aktif dalam melindungi gigi dari karies karena memiliki aktivitas anti-streptococcal. Kandungan mineral yang tinggi pada madu mempunyai sifat basa (mengandung unsur alkali) sehingga dapat berfungsi sebagai desinfektan terhadap rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan tunggal dan kombinasi seduhan daun teh hijau dan madu dapat menurunkan jumlah koloni bakteri rongga mulut. Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan rancangan pretest and posttest controlled group design. Sampel sebanyak 38 orang mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran yang dibagi dalam 19 kelompok yaitu sebanyak 3 kelompok perlakuan sediaan tunggal teh hijau menggunakan konsentrasi 25%, 50%, dan 100%, sebanyak 4 kelompok perlakuan sediaan tunggal madu menggunakan konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%, sebanyak 12 dengan kelompok perlakuan sediaan kombinasi teh hijau dan madu. Jumlah koloni yang tumbuh pada media isolasi sebelum dan sesudah berkumur dihitung menggunakan alat colony counter. Hasil uji Repeated anova menunjukan nilai p = 0,037 (p < 0,05), terdapat perbedaan yang bermakna diantara perlakuan. Dapat disimpulkan bahwasediaan kombinasi teh hijau 50% dengan madu 12,5% dan teh hijau 100% dan madu 25% lebih efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri.
EFEKTIVITAS KOMBINASI DEMONSTRASI AUDIOVISUAL KEPADA IBU TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK ANAK Perbandingan dengan Metode Demonstrasi Tunggal pada Murid Taman Kanak – Kanak Br Siahaan, Maria Angelina Tiurma; Adhani, Rosihan; Yuniarrahmah, Emma
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Caries prevalence in Indonesia according to age groups is described as 60% for 3 years old group, 85% for 4 years old group, and 86,4% for 5 years old group, portraying the high caries prevalence in pre-school children. The etiology of caries is plaque. Plaque can be removed by brushing teeth. Brushing teeth is a habit that can be taught in early childhood because children’s cognitive and motor skills are still developing. In development phase, children need parental participation, especially maternal one, as guidance in maintaining dental health. Purpose: The aim of this study was to assess the effectiveness of audiovisual demonstration method given to mothers on their children’s plaque index reduction. Methods: This study used quasi experimental method with randomized pretest-posttest control group design. Samples of this study were mothers and their children aged 5-6 years in TK Aisyiyah and Mawaddah Banjarmasin. Samples were divided into two groups, audiovisual demonstration group as treatment group and demonstration group as control group. Study was performed by examining children’s plaque index before and after demonstration to their mothers in both treatment group and control group. Result: The result showed there was a different plaque index reduction before and after demonstration with t value=9.990 and significance value of 0,001 and a different plaque index reduction between treatment group and control group with t value=7.156 and significance value of 0,001. Conclusion: In conclusion, combined audiovisual demonstration was more effective given to mothers compared to demonstration only in reducing children’s plaque index. ABSTRAK Latar Belakang: Prevalensi karies gigi di Indonesia menurut kelompok usianya adalah usia 3 tahun 60%, usia 4 tahun 85% dan usia 5 tahun 86,4%, hal ini menunjukan bahwa prevalensi karies anak usia pra sekolah masih cukup tinggi. Penyebab terjadinya karies adalah plak. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi. Menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan dapat diajarkan pada awal masa kanak – kanak karena kemampuan kognitif dan motorik anak mengalami perkembangan. Dalam masa perkembangan anak perlu peran serta dari orangtua terutama ibu sebagai pendamping dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode demonstrasi audiovisual yang diberikan kepada ibu terhadap penurunan indeks plak anak. Metode: Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental. Sampel penelitian ini adalah ibu dan anak - anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah dan Mawaddah Banjarmasin. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok demonstrasi audiovisual sebagai kelompok perlakuan dan kelompok demonstrasi tunggal sebagai kontrol. Pengambilan data dilakukan secara randomized pretest-posttest control group design. Prosedur penelitian dilakukan dengan pemeriksaan indeks plak anak sebelum dan sesudah penyuluhan kepada ibu pada kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya perbedaan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan nilai t= 9.990 dengan nilai signifikansi p=0,001 dan ada perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai t=7.156 dengan nilai signifikansi p=0,001. Kesimpulan: Metode kombinasi demonstrasi audiovisual lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi tunggal diberikan kepada ibu dalam menurunkan indeks plak anak.
PERBEDAAN KEKERASAN PERMUKAAN GIGI AKIBAT LAMA PERENDAMAN DENGAN JUS JERUK (Citrus sinensis. Osb) SECARA IN VITRO Syahrial, Aizar Agi; Rahmadi, Priyawan; Tri Putri, Deby Kania
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACK Background: Acidic drinks that cause erosion of the teeth. If the acid continue sticking to the teeth it will decrease the surface hardness of tooth. The demineralization of the tooth surface cause the formation of porosity. Purpose: This study aimed to determine the differences in  urface hardness of tooth due to duration of immersion with orange juice in vitro. Methods: This research design was a true experimental research postest only with control group design. The sample was consisted of 4 treatment groups, one group of teeth that was not immersedwith orange juice as a positive control group and 3 another groups teeth immersedwith orange juice for 30, 60 and 120 minutes. Each tooth surface hardness was measured using the Micro Vicker Hardness Tester. Result: The average hardness of the tooth surface that was not immersed orange juice 372.8 VHN, immersedin orange juice for 30 minutes 323.7 VHN, 60 minutes 292.5 VHN, 120 minutes 259.1 VHN. One way ANOVA test showed significant differences in the surface hardness of the tooth between 2 groups.Conclusion: The longer of immersed time may effect in enamel surface hardness decreases. ABSTRAK Latar Belakang: Jenis minuman yang bersifat asam dapat menyebabkan erosi pada gigi. Jika asam terus menempel pada gigi maka akan mengakibatkan penurunan kekerasan permukaan gigi, ini dikarenakan demineralisasi pada permukaan gigi sehingga menyebabkan terbentuknya porositas pada enamel. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekerasan permukaan gigi akibat lama perendaman dengan jus jeruk secara invitro. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian postest only with control group design, menggunakan rancangan acak sederhana, sampel terdiri dari 4 kelompok perlakuan, yaitu 1 kelompok gigi yang tidak direndam jus jeruk sebagai kontrol positif dan 3 kelompok gigi yang direndam jus jeruk selama 30, 60 dan 120 menit. Kekerasan permukaan gigi masing – masing diukur kekerasannya menggunakan Micro Vicker Hardness Tester. Hasil: Rata - rata kekerasan permukaan gigi yang tidak direndam jus jeruk 372,8 VHN, direndam jus jeruk selama 30 menit 323,7 VHN, 60 menit 292,5 VHN dan 120 menit 259,1 VHN. Uji one way anova menunjukkan perbedaan bermakna antara kekerasan permukaan gigi yang tidak direndam dan direndam selama 30, 60 dan 120 menit jus jeruk.Kesimpulan: Semakin lama waktu perendaman dapat mengakibatkan kekerasan permukaan enamel semakin menurun.

Page 1 of 45 | Total Record : 445