Dewi Nurdiana
Department Of Oral Biology, University Of Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia

Published : 43 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

GAMBARAN DAN PERMINTAAN PASIEN TERHADAP FASYANKES GIGI DI PUSKESMAS KOTA BANJARMASIN Dewi, Nurdiana; Raharja, Suka Dwi; Herlina, Nita
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Utilization of dental care facilities by communities are still lacking in Public Health Center of Banjarmasin, but the level of tooth decays are still high. But, patients’ description and demands of dental health facilities in Public Health Center remain unexplored. Purpose: This research aims to identify the description and patients’ demands on dental care facilities in Public Health Center of Banjarmasin. Methode: This was a descriptive study, with sample of patients treated in dental care facilities in 10 Public Health Center of Banjarmasin. Result: The result showed that almost every respondents said that dental care facilities in Public Health of Banjarmasin for this moment were good in the case of health services and fares, and also for the infrastructure which the respondents said mediocre. Whereas, the patients’ demands that said poor or bad was asked the staff to act more polite, friendly, and hospitable, to act faster and more efficiently, also to understand the standard of dental care service. They also demanded more comfortable dental care facilities room, strategic and approachable location, also facilities that is updated and equipped. Conclusion: Based on this conducted research, it can be concluded that there was a few incompatibilities between patients’ demands and health service staff performance alongside the available tools and infrastructures of dental health facilities in Public Health Center of Banjarmasin. ABSTRAK Latar Belakang: Pemanfaatan fasyankes gigi oleh masyarakat di Puskesmas Kota Banjarmasin masih rendah, tetapi tingkat kerusakan gigi masyarakatnya masih cukup tinggi. Namun, gambaran serta permintaan pasien terhadap fasyankes gigi di Puskesmas Kota Banjarmasin masih belum diketahui sampai saat ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan permintaan pasien terhadap fasyankes gigi di Puskesmas kota Banjarmasin. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan sampel berupa pasien yang berobat ke fasyankes gigi di 10 Puskesmas Kota Banjarmasin. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hampir sebagian besar responden berpendapat bahwa gambaran fasyankes gigi di Puskesmas Kota Banjarmasin untuk saat ini sudah baik dalam hal pelayanan petugas kesehatan serta tarif, dan untuk sarana dan prasarana responden berpendapat cukup baik. Sedangkan, untuk permintaan pasien yang berpendapat kurang baik dan tidak baik meminta agar petugas kesehatan gigi bersikap lebih peduli, ramah dan akrab, cepat dan sigap, serta mampu menguasai standar pelayanan kedokteran gigi. Mereka juga meminta ruangan fasyankes gigi yang lebih nyaman, lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, serta fasilitas yang diperbarui dan dilengkapi. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat sebagian kecil ketidaksesuaian antara permintaan pasien terhadap pelayanan petugas kesehatan serta sarana dan prasarana dengan kondisi yang ada pada saat ini di fasyankes gigi di Puskesmas Kota Banjarmasin.
PENGARUH EKSTRAK SEREH (Cymbopogon citratus) TERHADAP PANJANG LUKA MUKOSA LABIAL MENCIT SECARA KLINIS Hairi, Melinda; Dewi, Nurdiana; Khatimah, Husnul
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT   Background: Lemongrass is one of the most widely used plants for traditional medicine. Lemongrass has bioactive substances such as phenolic acid, flavonoid, and tannin which act as anti-inflammatory and antioxidant agent which could affect the wound healing process. Purpose: The aim of this study was to assess the effects of 25%, 50%, and 100% lemongrass extract on mice labial mucosa clinical wound length by measuring the wound length. Methods: This study was a true experimental with post test-only with control design. 30 mice were used in this study, which were divided into 5 groups, patent drug containing Aloe vera extract as positive control group, 100% lemongrass extract group, 50% lemongrass extract group, 25% lemongrass extract group, and aquadest as negative control group. Results: One-way ANOVA and Post-hoc LSD tests showed significant difference between Aloe vera extract group, 100% lemongrass extract group, and 50% lemongrass extract group with aquadest group. There was no significant difference between Aloe vera extract group, 100% lemongrass extract group, and 50% lemongrass extract group. There was also no significant difference between 25% lemongrass extract group with aquadest group. Conclusion: Based on the conducted study, it can be concluded that 100% and 50% lemongrass extract could accelerate wound healing process on mice labial mucosa by measuring length of the wound.  Keywords: lemongrass extract, wound healing, wound length, oral mucosa, mice  ABSTRAK   Latar Belakang:Sereh adalah salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional.  Sereh mengandung zat bioaktif seperti phenolic acid, flavonoid dan tanin yang berperan sebagai antiinflamasi dan antioksidan yang berpengaruh dalam proses penyembuhan luka.Tujuan:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak sereh 25%, 50%, dan 100% terhadap panjang luka mukosa labial mencit secara klinis dengan mengukur panjang luka. Metode:Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan post test-only with control design. Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif yang menggunakan obat paten mengandung ekstrak Aloe vera, kelompok ekstrak sereh 100%,  kelompok ekstrak sereh 50%, kelompok ekstrak sereh 25%, dan kelompok kontrol negatif menggunakan akuades.Hasil:Hasil uji One-way ANOVA dan Post-hoc LSD menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok ekstrak Aloe vera, kelompok ekstrak sereh 100%, dan kelompok ekstrak sereh 50% dibandingkan dengan kelompok akuades. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ekstrak Aloe vera, kelompok ekstrak sereh 100%, dan kelompok ekstrak sereh 50% serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ekstrak sereh 25% dan kelompok akuades.Kesimpulan:Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak sereh 100% dan 50% dapat mempercepat penyembuhan luka mukosa labial mencit dilihat dari panjang luka.  Kata-kata kunci:ekstrak sereh, penyembuhan luka, panjang luka, mukosa mulut, mencit
ANALISIS SITOGENIK MIKRONUKLEUS MUKOSA BUKAL PADA PEROKOK AKTIF DAN PASIF Rahmah, Noryunita; Dewi, Nurdiana; Raharja, Suka Dwi
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Smoking is well known as a habit that negatively impact both smokers and non-smokers but inhaling cigarette smoke or passive smokers. Nicotin compounds of cigarette and cigarette smoke are one of genotoxic compounds that will be nitrosated and form nitrosamines compound that may cause the damage of DNA. DNA damage which is caused by genotoxic compound will be manifested as micronucleus, a second nucleus smaller than the original nucleus. Purpose: This study aims to identify whether the number of micronucleus in active smokers was higher than passive smokers. Method: This study was observational research with cross-sectional approach with primary data, which was oral buccal mucosa swab of active and passive smokers. The total sample is 30 for each group. Results: The results of this study showed average 1,61. Mann Whitney± 1,81 and 14,47±number of active and passive smokers’ buccal micronucleus were 19,60  test results showed there was significant difference of number micronucleus between active and passive smokers (p=0,000).Conclusion: Based on this study it can be concluded the number of buccal micronucleus on active smokers was higher than passive smokers ABSTRAK Latar belakang: Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang dapat memberikan dampak negatif baik bagi penghisapnya maupun orang yang tidak merokok, tetapi menghirup asap rokok, atau biasa dikenal dengan perokok pasif. Kandungan nikotin pada rokok dan asap rokok merupakan salah satu senyawa genotoksik yang akan mengalami nitrosasi menjadi senyawa nitrosamin yang dapat menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan DNA akibat paparan genotoksik dapat bermanifestasi sebagai mikronukleus, yaitu inti sel kedua yang berukuran lebih kecil dari inti sel sejati. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata jumlah mikronukleus pada perokok aktif lebih tinggi dibanding perokok pasif. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional yang menggunakan data primer yaitu preparat swab mukosa bukal dari kelompok perokok aktif dan pasif. Jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 30 orang. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada perokok aktif 1,61. Uji statistik Mann Whitney menunjukkan perbedaan yang± 1,81 dan 14,47 ±dan pasif adalah 19,60 signifikan antara perokok aktif dan pasif (p=0,000) .Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada perokok aktif lebih tinggi dibanding perokok pasif
PENGARUH PAPARAN BATUBARA TERHADAP JUMLAH MIKRONUKLEUS MUKOSA BUKAL PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA DI KECAMATAN MURUNG PUDAK KABUPATEN TABALONG Renita Rahmad, Renita; Dewi, Nurdiana; Rosida, Lena
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: Continuous exposure of genotoxic substance such as coal dust can cause DNA damage. Micronucleus is DNA damage caused by genotoxic substance that manifest on buccal mucosa cell. Micronucleus is cytoplasmic chromatic mass with round shaped located close to nucleus and microscopically visible. Purpose: The purpose of this study was to identify effect of coal exposure on the number of micronucleus buccal mucosa on coal miner. Methods: The method of this study was analytic observational with cross-sectional approach. The total sample of this study was 60 respondents divided into 2 groups, each group contained 30 respondents. The data was primary data which was the result of swabbed of buccal mucosa epithelial cells. Results: The result showed the average number of buccal mucosa micronucleus on coal miners was 25,83  13,28 and non-coal miner is 11,10  3,45. Data analyzed with T test Independent and obtained significant different on the number of micronucleus between coal miners and non-coal miner (p=0,000). Conclusion: Based on this study can be concluded that coal dust exposure affected on the number of micronucleus buccal  mucosa on coal miners in Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong. ABSTRAKLatar belakang: Paparan terus menerus dari suatu substansi genotoksik, seperti debu batubara akan menyebabkan suatu kerusakan DNA. Kerusakan  DNA akibat zat genotoksik yang dapat dilihat pada sel mukosa bukal adalah mikronukleus. Mikronukleus merupakan massa kromatik sitoplasmik berbentuk bulat/oval terletak dekat dengan nukleus dan tampak secara mikroskopik. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh paparan batubara terhadap jumlah mikronukleus mukosa bukal pada pekerja tambang batubara di Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 60 orang dengan tiap-tiap kelompok masing-masing 30 orang. Data yang diperoleh adalah data primer, yaitu hasil apusan sel epitel mukosa bukal.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada pekerja tambang batubara adalah 25,83  13,28 dan pada bukan pekerja tambang batubara adalah 11,10 3,45. Data dianalisis menggunakan T test Independent dan didapatkan perbedaan bermakna pada rata-rata jumlah mikronukleus antara kelompok pekerja tambang batubara dan bukan pekerja tambang batubara (p=0,000). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan batubara berpengaruh terhadap jumlah mikronukleus mukosa bukal pada pekerja tambang batubara di Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN TUNGGAL DIBANDINGKAN KOMBINASI SEDUHAN DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis) DAN MADU (Studi in Vitro terhadap Jumlah Koloni Bakteri Rongga Mulut) Tinjauan pada Mahasiswa PSKG FK Unlam Banjarmasin Angkatan 2011-2013 A, Wahyuni; Dewi, Nurdiana; Budiarti, Lia Yulia
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTGreen tea has various active substances; one of them is polyphenol, mostly cathechin, an active compound which can protect teeth from caries because of its anti-streptococcal activity. A high content of minerals in honey has alkali characteristic thus the disinfectant trait in oral cavity. The aim of this study was to assess whether single and combined preparations of brewed green tea and honey can decrease bacterial colony count in oral cavity. This study was quasi experimental with pretest and posttest controlled group design. Samples of 38 Students of Dentistry Study Program Universitas lambung Mangkurat were divided into 19 groups: 3 groups were given 25%, 50%, 100% green tea in single preparations, 4 groups were given 6,25%, 12,5%, 25%, 50% honey in single preparations, and 12 groups were given combined preparations of green tea and honey. Bacterial colony before and after gargling grown on isolated medium was counted using colony counter. Repeated anova test showed p value of 0,037 (p < 0,05), stating that there was a significant difference among treatment groups. In conclusion, combined preparations of 50% green tea + 12,5% honey and 100% green tea + 25% honey were more effective in decreasing bacterial colony count.   ABSTRAKTeh hijau mempunyai beberapa komponen aktif yang salah satunya adalah polifenol berupa katekin, suatu senyawa aktif dalam melindungi gigi dari karies karena memiliki aktivitas anti-streptococcal. Kandungan mineral yang tinggi pada madu mempunyai sifat basa (mengandung unsur alkali) sehingga dapat berfungsi sebagai desinfektan terhadap rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan tunggal dan kombinasi seduhan daun teh hijau dan madu dapat menurunkan jumlah koloni bakteri rongga mulut. Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan rancangan pretest and posttest controlled group design. Sampel sebanyak 38 orang mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran yang dibagi dalam 19 kelompok yaitu sebanyak 3 kelompok perlakuan sediaan tunggal teh hijau menggunakan konsentrasi 25%, 50%, dan 100%, sebanyak 4 kelompok perlakuan sediaan tunggal madu menggunakan konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%, sebanyak 12 dengan kelompok perlakuan sediaan kombinasi teh hijau dan madu. Jumlah koloni yang tumbuh pada media isolasi sebelum dan sesudah berkumur dihitung menggunakan alat colony counter. Hasil uji Repeated anova menunjukan nilai p = 0,037 (p < 0,05), terdapat perbedaan yang bermakna diantara perlakuan. Dapat disimpulkan bahwasediaan kombinasi teh hijau 50% dengan madu 12,5% dan teh hijau 100% dan madu 25% lebih efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri.
EFEKTIVITAS SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis) DALAM PENURUNAN INDEKS PLAK GIGI (Tinjauan pada Siswa SMP 2 Banjarbaru) Ayu Suma, Feryra Putri; Dewi, Nurdiana; Adhani, Rosihan
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT  Background :Black tea is a type of tea most commonly drunk in Indonesian. Black tea contains compounds that can prevent gum disease by inhibiting the formation of dental plaque. Polyphenols in black tea are the main components that can inhibit glucan from sucrose having adhesion and important in inhibiting plaque. In addition, polyphenols also kill the bacteria that causes dental plaque).Purpose : This studied aims to determine the effectiveness of black tea (Camellia sinensis) in dental plaque index decline instudents junior high school 2 Banjarbaru. Methods : The method used an a quasi experiment with design pre- and post-test with control group design. The subjects of this study consisted of a group that rinsing the mouth with black tea and groups that rinsing the mouth with mineral water. These samples included 30 people in the group of black tea rinse your mouth and 30 people in the group of mineral water rinse your mouth. Result :The results showed obtained p value (probability value) of the test p = 0.000, smaller than 0.05 or α (p = 0.000 <α 0.05), so that is the difference in plaque index between the group of black tea and mineral waters. Conclusion : The conclusion is there are conducted can be concluded that the steeping black tea (Camellia sinensis) was good to reduce decreased dental plaque index decline in students junior high school 2 Banjarbaru.  Key words: black tea, mineral water, plaque index  ABSTRAK Latar Belakang: Teh hitam  adalah jenis teh paling sering diminum di Indonesia. Teh hitam mengandung senyawa yang dapat mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut dengan menghambat pembentukan plak gigi.Polifenol dalam teh hitam merupakan komponen utama yang dapat menghambat glukan dari sukrosa yang mempunyai daya lekat dan penting dalam menghambat plak. Selain itu  polifenol  juga membunuh bakteri penyebab plak gigi). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teh hitam (Camellia sinensis) dalam penurunan indeks plak gigi pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Banjarbaru. Metode : Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan pre and post-test with control group design. Subyek penelitian ini terdiri dari satu kelompok yang berkumur-kumur dengan teh hitam dan kelompok yang berkumur-kumur dengan air mineral.Sampel penelitian berjumlah 30 orang pada kelompok kumur-kumur teh hitam dan 30 orang pada kelompok kumur-kumur air mineral. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value (nilai probabilitas) dari uji tersebut p = 0,000, lebih kecil dari α 0,05 atau   (p = 0,000 < α 0,05), sehingga ada perbedaan indeks plak pada kelompok teh hitam dan air mineral. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa seduhan teh hitam (Camellia sinensis) efektif dalam penurunan indeks plak gigi pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Banjarbaru.  Kata-kata kunci: teh hitam, air mineral,plak indeks
ANALISIS SITOGENIK MIKRONUKLEUS MUKOSA BUKAL PADA ORANG MENGINANG DAN TIDAK MENGINANG (Tinjauan di Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin) Setyawati, Hilda Ayu; Dewi, Nurdiana; Oktaviyanti, Ika Kustiyah
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Backgeound: Betel-Chewing is a habit of chewing betel leafs along with gambier, areca nuts, lime, and tobacco. Areca-nut and tobacco are carcinogenic compounds that can cause DNA damage. DNA damage caused by betel-chewing can manifest as micronucleus. Micronucleus is a second nucleus small sized amount 1/3 until 2/3 from the original nucleus, oval or round shaped, that can be found on the cells with DNA damage. Purpose: This study aims to identify an increase on the mean number of micronucleus on betel-chewer compared with non betel-chewer. Method:This study was observational research with cross-sectional approach. The total sample were 15 person for betel-chewer group and 15 person for non betel-chewer group based on total sampling technique. Results: The results of this study presented the mean number of micronucleus on betel-chewer was 12,33 and non betel-chewer was 6,6. Statistic test of T-test independent presented there was significant difference between betel-chewer group and non betel-chewer group. Based on this study it can be concluded that there was an increase on the mean number of micronucleus on betel-chewer compared with non betel-chewer. ABSTRAK Latar belakang: Menginang merupakan suatu kebiasaan mengunyah daun sirih beserta gambir, biji buah pinang, kapur, maupun tembakau. Biji buah pinang dan tembakau merupakan bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan DNA akibat menginang dapat bermanifestasi sebagai mikroniklues. Mikronukleus merupakan nukleus kedua berukuran kecil yaitu sekitar 1/3 sampai 2/3 dari inti sel utama, berbentuk oval atau bulat yang ditemukan pada sel dengan kerusakan DNA. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal pada orang menginang dibandingkan orang tidak menginang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Total sampel sebanyak 15 orang untuk kelompok menginang dan 15 orang untuk kelompok bukan penginang dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah mikronukleus orang menginang adalah 12,33 + 4,38 dan bukan penginang adalah 6,6 + 2,38. Uji statistik T-tidak berpasangan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara orang menginang dan tidak menginang (p=0,000). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat peningkatan rata-rata jumlah mikronukleus mukosa bukal orang menginang dibandingkan orang tidak menginang.
PERBANDINGAN SENSITIVITAS LIDAH TERHADAP RASA MANIS DAN PAHIT PADA ORANG MENGINANG DAN TIDAK MENGINANG DI KECAMATAN LOKPAIKAT KABUPATEN TAPIN Tunggala, Sunjaya; Dewi, Nurdiana; Asnawati, Asnawati
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT  Background:Tongue has taste buds which are consisted of taste receptors. Its sensitivity is influenced by several factors including betel chewing habit. Purpose:This study aimed to identify whether tongue sensitivity of sweet and bitter tastes in betel chewing community was lower compared to non-betel chewing people in Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin. Methods:This study was an analytical survey with cross sectional approach. Samples were selected using total sampling method. Total samples were 32 people, classified into 2 groups of 16 women with betel chewing habit and 16 women without betel chewing habit. Both groups were given sucrose solution of 4 different concentrations (0,05; 0,1; 0,2 and 0,4g/mL) to test tongue sensitivity of sweet taste and quinine hydro-chloride solution of 4 different concentrations (0,0004; 0,0009; 0,0024 and 0,006g/mL) to test the bitter taste sensitivity. Result:Results shown provided an average scores of 1.875 ± 0.619 for sweet taste sensitivity and 1.250 ± 1.125 for bitter taste sensitivity in betel chewing community and an average scores of 3.687 ± 0.478 for sweet taste sensitivity and 3.000 ± 0.816 for bitter taste sensitivity in nonbetel chewing people. Mann-Whitney test result of both groups indicated a p-value of (0.000). Conclusion:Based on the results, it could be concluded that tongue sensitivity of sweet and bitter tastes in betel chewing community was lower than non-betel chewing people in Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin.  Key Words :tongue sensitivity, tongue,betel chewing  ABSTRAK  Latar Belakang:Lidah memiliki taste buds yang mengandung reseptor rasa. Sensitivitasnya dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor termasuk kebiasaan menginang.Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sensitivitas lidah terhadap rasa manis dan pahit pada orang menginang lebih rendah daripada orang yang tidak menginang di Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Sampel berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 16 wanita dengan kebiasaan menginang dan 16 wanita tanpa kebiasaan menginang. Kedua kelompok sampel diberi larutan sukrosa dengan 4 konsentrasi berbeda (0,05; 0,1; 0,2 dan 0,4g/mL) untuk menguji sensitivitas rasa manis dan larutan quinine hydro-chloride dengan 4 konsentrasi berbeda (0,0004; 0,0009; 0,0024 dan 0,006g/mL) untuk menguji sensitivitas rasa pahit. Hasil: Hasil penelitian pada orang menginang terhadap rasa manis didapatkan skor rata-rata 1,875±0,619  pada rasa pahit didapatkan skor rata-rata 1,250 ±1,125 dan pada orang  tidak menginang terhadap rasa manis didapatkan skor rata-rata 3,687±0,478 pada rasa pahit didapatkan skor ratarata 3,000 ±0,816. Hasil uji Mann-Whitney pada kedua kelompok menunjukkan nilai p (0,000). Kesimpulan:Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpukan bahwa sensitivitas lidah terhadap rasa manis dan pahit pada orang menginang lebih rendah daripada orang yang tidak  menginang di Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin.  Kata-kata kunci : sensitivitas lidah, lidah, menginang
EFEKTIVITAS EKSTRAK IKAN HARUAN (Channa striata) DAN IBUPROFEN TERHADAP JUMLAH SEL NEUTROFIL PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA Studi in Vivo pada Mukosa Bukal Tikus (Rattus norvegicus) Wistar Agustin, Riski; Dewi, Nurdiana; Raharja, Suka Dwi
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Wound healing associated with growth and regeneration phenomenon of tissue that consists of four phases, which are inflammatory phase, migration phase, proliferative phase, and remodeling phase. Inflammatory phase takes place in the first 24 hours until day 3 with marked cellular activity. One of the cellular activity is the movement of neutrophils into the blood vessels to the increasing pain in 24-48 hours and decreased after 3rd of day One of the cellular effects of seepage of fluid in the blood vessels and then cause edema.Haruan contains albumin, zinc (Zn), iron (Fe), and fatty acids that have potential to accelerate wound healing process. Purpose:The purpose of this study is to determine the effect of extract Haruan (Channa striata) 25%, 50%, and 100% in wound healing process of buccal mucosa Wistar (Rattus norvegicus) Rats on day 3 by counting the number of neutrophils every treatment groups. Methods: This study was true experimental with posttest-only design with control design. Researcher conducted 5 treatments, there were Aquadest, Haruan extract 25%, 50%, and 100%, and Ibuprofen. Results: The results presented the number of neutrophils in concentration 100% of haruan extract had been most effective reduce neutrophil cells in the wound healing process. Conclusion: Haruan extract (Channa striata) was effective on increasing wound healing process of buccal mucosa Wistar (Rattus norvegicus) Rats characterized by the number of neutrophils which were decrease in acute inflammatory cells histopathologically on day 3. ABSTRAK Latar Belakang: Penyembuhan luka berhubungan dengan fenomena regenerasi jaringan yang terdiri dari empat fase, yaitu fase inflamasi, fase migrasi, fase proliferasi, dan fase remodelling. Fase inflamasi berlangsung pada 24 jam pertama sampai hari ke-3 dengan ditandai adanya aktivitas selular. Salah satu aktivitas selular tersebut adalah pergerakan neutrofil ke pembuluh darah menuju luka yang meningkat pada 24 – 48 jam dan menurun setelah hari ke-3. Salah satu efek selular dari rembesan cairan di pembuluh darah kemudian menyebabkan edema. Ikan Haruan memiliki kandungan yang berperan penting untuk mempercepat proses penyembuhan luka antara lain albumin, mineral seng (Zn), besi (Fe), dan asam lemak. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak Ikan Haruan (Channa striata) 25%, 50%, dan 100% pada proses penyembuhan luka mukosa bukal Tikus (Rattus norvegicus) Wistar pada hari ke-3 dengan menghitung jumlah neutrofil setiap kelompok perlakuan. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan posttest-only with control design. Peneliti melakukan 5 perlakuan, antara lain Aquadest, ekstrak Ikan Haruan 25%, ekstrak Ikan Haruan 50%, ekstrak Ikan Haruan 100%, dan Ibuprofen. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ekstrak Ikan Haruan 100% paling baik membantu menurunkan sel neutrofil pada proses penyembuhan luka. Kesimpulan: Ekstrak ekstrak Ikan Haruan (Channa striata) efektif membantu proses penyembuhan luka mukosa bukal Tikus (Rattus norvegicus) Wistar dengan ditandai penurunan jumlah sel radang akut neutrofil secara histopatologi dilihat pada hari ke-3.
EFEK ANTIBAKTERI SEDIAAN TUNGGAL DAN KOMBINASI AIR PERASAN JERUK NIPIS DAN MADU TERHADAP Streptococcus mutans Kajian In Vitro SediaanTunggal dan Kombinasi Air Perasan Jeruk Nipis dan Madu dengan Klorheksidin Glukonat 0,2% Fitriani, Alfia; Dewi, Nurdiana; Budiarti, Lia Yulia
Dentino Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT  Background: Streptococcus mutans is a species of gram positive bacteria dominantly residing in oral cavity and also acts as the most common pathogen causing caries. Lime juice and honey are herbal medicine which has been proven to possess antibacterial effect. Purpose: The aim of this study was to verify that lime juice and honey in combined preparation had more favorable inhibitor potency compared to single preparation against Streptococcus mutans. Methods: This were an experimental study which using random sampling, with 26 treatment groups : 25%, 50%, 75%, 100% lime juice in single preparations and 6,25%, 12,5%, 25%, 50% honey in single preparations, combined preparations of lime juice and honey, also 0,2 chlorhexidin gluconate and aquadest as negative control group. Antibacterial activity test was performed using diffusion method.Result: Data observed showed that there were combined preparations with better inhibitor potency compared to single preparations. Conclusion:One Way ANOVA and LSD tests with confidence interval of 95% presented that antibacterial activity of lime juice and honey in combined preparation was better than its single counterpart against Streptococcus mutans.   Keywords :  antibacterial, lime juice, honey, Streptococcus mutans, inhibition zone  ABSTRAK  Latar Belakang: Streptococcus mutans merupakan salah satu spesies bakteri gram positif yang dominan dalam mulut dan merupakan bakteri penyebab karies patogen paling banyak menyerang manusia. Air perasan jeruk nipis dan madu merupakan tanaman obat yang terbukti mempunyai efek antibakteri.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa sediaan kombinasi air perasan jeruk nipis dan madu mempunyai daya hambat lebih besar daripada sediaan tunggal dalam menghambat Streptococcus mutans. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak kelompok yang terdiri dari 26 perlakuan, yaitu sediaan air perasan jeruk nipis konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%, dan madu konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, sediaan kombinasinya, serta klorheksidin glukonat 0,2% dan akuades sebagai kontrol negatif. Metode uji aktivitas antibakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah metode difusi.Hasil: Data yang didapat menunjukkan bahwa terdapat beberapa perlakuan sediaan kombinasi lebih baik dari sediaan tunggal. Kesimpulan:Hasil uji One Way ANOVA dan LSD dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri sediaan kombinasi air perasan jeruk nipis dan madu lebih baik dari sediaan tunggalnya dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.  Kata-kata kunci : antibakteri, air perasan jeruk nipis, madu, Streptococcus mutans, zona hambat