cover
Contact Name
I Wayan Suarna
Contact Email
suarnawyn@yahoo.com
Phone
+628179718825
Journal Mail Official
jpasturahitpi@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Pastura; Journal Of Tropical Forage Science
Published by Universitas Udayana
ISSN : 2088818X     EISSN : 25498444     DOI : https://doi.org/10.24843/Pastura
Pastura; Journal of Tropical Forage Science adalah jurnal ilmu tumbuhan pakan tropik yang diterbitkan dua kali setahun (Februari dan Agustus). Memuat berbagai artikel dari aspek tumbuhan pakan tropik berupa: hasil penelitian, naskah konseptual/opini, resensi buku, dan informasi tumbuhan pakan tropik lainnya.
Articles 292 Documents
EFEK SISA PUPUK KANDANG DIPERKAYA FOSFAT ALAM DALAM BENTUK GRANULAR DAN DI INOKULASI BIODEKOMPOSER TERHADAP NUTRISI JERAMI JAGUNG MANIS DI LAHAN KERING Dwi Retno Lukiwati; Retno Iswarin Pujaningsih
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 4 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.127 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2015.v04.i02.p06

Abstract

Efek sisa pupuk kandang diperkaya fosfat alam (FA) bermanfaat untuk musim tanam berikutnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pukan diperkaya FA (pukan) dalam bentuk granular dan di inokulasi biodekomposer terhadap nutrisi jerami jagung manis (Zea mays saccharata) pada musim tanam kedua. Penelitian lapang menggunakan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan pada tanah vertisol. Dosis unsur hara P (FA), N (urea), dan K (KCl) masing-masing 66 kg/ha, 200 kg/ha dan 125 kg K/ha. Dosis pukan 30 t/ha dan semua diperkaya FA. Perlakuan yang diberikan adalah T0 (pukan), T1 (pukan+EM4), T2 (pukan+starTmik), T3 (pukan+stardec), T4 (pukan granular+ EM4), T5 (pukan granular+starTmik), T6 (pukan granular+stardec). Panen jagung manis pada umur 70 hari setelah tanam, dan jerami dipotong untuk mendapatkan data kadar protein kasar (PK), fosfor (P) dan kalsium (Ca). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek residu pukan tanpa biodekomposer (T0) menghasilkan kadar PK jerami jagung manis berbeda tidak nyata dibanding perlakuan lainnya, kecuali pada T4. Efek residu pukan dalam bentuk granular maupun non-granular dengan inokulasi biodekomposer menghasilkan kadar P dan Ca jerami jagung manis nyata lebih tinggi dibanding tanpa biodekomposer. Dapat disimpulkan bahwa efek residu pukan dengan inokulasi biodekomposer mempunyai kemampuan setara dalam menghasilkan kadar PK, namun lebih tinggi kadar P dan Ca jerami jagung manis dibanding pukan tanpa biodekomposer.
EVALUASI PENGARUH FAKTOR IKLIM PADA PEMBENTUKAN RANGKUM BUNGA DAN POLONG Indigofera zollingeriana Nur Rochmah Kumalasari; Cathleya Rosadi; Luki Abdullah
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 7 No 2 (2018): Pastura Vol. 7 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.253 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2018.v07.i02.p10

Abstract

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi produktivitas legum baik hijauan maupun bibit Indigofera. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh faktor lingkungan pada pembentukan rangkum bunga dan polong Indigofera. Tanaman Indigofera mulai ditanam pada bulan April 2016 kemudian diamati pertumbuhan bunga dan polong mulai 28 Agustus – 31 Oktober 2016. Tanaman dikelompokkan dengan jarak antar tanaman adalah 1 x 1,5 m; 1,5 x 1,5 m dan 2 x 1,5 m. Parameter yang diukur adalah jumlah rangkum bunga dan jumlah polong. Faktor iklim yang dievaluasi adalah suhu, kelembaban, curah hujan, lama penyinaran, dankecepatanangin rata-rata selama masa penanaman. Data iklimdiambildari data BMKG 2016-2017. Data yang diperoleh dianalisis Analysis of Variance Matrix Unbalanced untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap rangkum bunga dan jumlah polong. Analisis menggunakan software statistik R 3.3.2. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi yang dapat mempengaruhi pembentukan rangkum bunga Indigofera adalah lama waktu penyinaran matahari, sedangkan pembentukan polong cenderung dipengaruhi kecepatan angin rata-rata. Kata kunci: Indigofera zollingeriana, iklim, rangkum bunga, polong
PEMANFAATAN LIMBAH LIDAH BUAYA SEBAGAI FEED SUPPLEMET PAKAN SAPI BALI DALAM UPAYA MENGURANGI EMISI METAN I.G. Mahardika; N.N. Suryani; N.P. Mariani; I.W. Suarna; M.A.P. Duarsa; I.M. Mudita
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 1 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.812 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2012.v01.i02.p03

Abstract

Waste of Aloevera is one of the agriculture wastes which have highly potential for Bali cattle feed supplement, so that research in order to learn the effect of supplementation of Aloevera as High Quality Feed Supplement (HQFS) is needed. Twenty male Bali cattle were used in this experiment, which weight range between 191 – 232 kg. Feed for cattle consisted of rice straw, concentrate and feed supplement in form of Hight Quality Feed Supplement (HQFS) which mixed from sea grass and waste of aleovera. Randomized Block Design was applied in this experiment with 4 repetitions. Treatment A was ad lib of rice straw + 2 kg of concentrate, Treatment B was ad lib of rice straw + 2 kg of concentrate + 150 g HQFS, Treatment C was ad lib of rice straw + 2.5 kg of concentrate + 150 g HQFS, Treatment D was ad lib of rice straw + 3 kg of concentrate + 150 g HQFS and Treatment E was ad lib of rice straw + 3 kg of concentrate. Results of this experiment showed that supplementation of HQFS tended to decrease feed consumption and methan production, meanwhile supplementation of HQFS could increase diets efficiency and therefore increased the growth of cattle. HQFS supplementation gave more effective response at lower quality diets meanwhile in good quality diets gave no positive effect.
PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN TANAMAN JAGUNG PADA KELOMPOK TANI KOBATUNAN DAN SUKAMAJU DESA MUNDUNG Sjenny S. Malalantang; Zetly E. Tamod; Agnitje Rumambi; Mercy R. Waani; Ch. J. Pontoh
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 8 No 1 (2018): Pastura Vol. 8 No. 1 Tahun 2018
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.722 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2018.v08.i01.p06

Abstract

Sistem pemeliharaan ternak sapi potong secara ekstensif yang dipelihara oleh Kelompok Tani Kobatunan dan Sukamaju Desa Mundung antara lain menyebabkan rendahnya produktivitas ternak. Selain itu juga kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh anggota Kelompok tentang sistem pemeliharaan ternak sapi potong, tidak tersedia kandang, hijauan pakan berkualitas, sistem pengelolahan limbah pertanian dan peternakan menyebabkan pengembangan usaha peternakan dikelompok ini berjalan sangat lamban. Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Tani Kobatunan dan Sukamaju antara lain bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pakan berkualitas melalui ketersediaan kebun percontohan hijauan pakan unggul, pengelolaan limbah pertanian dan peternakan melalui pengenalan, penyebarluasan, alih teknologi pakan dalam upaya optimalisasi pemenuhan kebutuhan pakan sapi potong. Metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan tersebut dengan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan aplikasi pembuatan kandang percontohan, penanaman hijauan pakan unggul, pengolahan limbah pertanian tanaman jagung sebagai pakan alternatif di musim kemarau, pengolahan limbah pertanian sebagai pupuk organik. Kesimpulan yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan pengetahuan peternak tentang sistem pemeliharaan ternak dalam kandang percontohan, kebun percontohan hijauan pakan unggul dan ketersediaan hijauan pakan secara berkelanjutan. Kata kunci: amoniasi, hijauan unggul, kandang, sapi potong, silase
METODE CEPAT PENDUGAAN KANDUNGAN PROTEIN KASAR PADA RUMPUT RAJA (Pennisetum purpurhoides) MENGGUNAKAN NILAI INDEKS WARNA DAUN W.W.S. Waluyo; S. Suharti; L. Abdullah
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 5 No 2 (2016): Pastura Vol. 5 No. 2 Tahun 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.789 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2016.v05.i02.p04

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data respons tanaman terhadap pemupukan nitrogen dan hubungan antara kandungan protein hijauan dengan indeks warna pada daun rumput raja (Pennisetum purpurhoides), yang akan digunakan untuk mendapatkan metode pendugaan cepat kandungan protein dilihat dari warna daunnya. SPAD cholofil meter dan bagan warna daun digunakan untuk mengetahui indeks warna daun pada tanaman uji, sedangkan untuk analisis N digunakan perangkat analisis Kjeldahl. Lima taraf pemupukan nitrogen N0 (0 kg N ha-1 sebagai kontrol), N1 (60 kg N ha-1), N2 (120 kg N ha-1), dan N3 (180 kg N ha-1) diaplikasikan pada tanah latosol yang rendah kadar N sebagai perlakuan untuk mendapatkan respons berbeda terhadap warna daun dan kandungan protein hijauan, yang disusun dalam rancangan acak lengkap dengan 5 ulangan. Parameter yang diamati adalah kandungan protein kasar, warna daun dan klorofil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifkan kandungan protein kasar, warna daun dan klorofil pada daun akibat pemberian dosis N yang berbeda. Taraf N yang diberikan berkorelasi positif (p<0.01) dengan kandungan klorofil daun , warna daun dan protein kasar hijauan.Kata kunci: Penisetum purpurhoides,warna daun, protein kasar, klorofil, indeks warna daun.
PEMANFAATAN PELEPAH SAWIT SEBAGAI SUMBER HIJAUAN DALAM RANSUM SAPI POTONG Nurhaita Nurhaita; Ruswendi Ruswendi; Wismalinda Wismalinda; Robiyanto Robiyanto
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 4 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.023 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v04.i01.p09

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemanfaatan pelepah sawit sebagai sumber hijauan dalam ransum sapi potong. Pelepah sawit yang telah diamoniasi digunakan sebagai pengganti 100% rumput dengan suplementasi nutrient precursor mikroba rumen yaitu daun ubi kayu, mineral Sulfur dan Fosfor Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 ransum perlakuan dan 4 kelompok sapi sebagai ulangan. Sebagai perlakuan adalah ransum A= yaitu rumput lapangan, sebagai kontrol, B = pelepah sawit amoniasi , C= pelepah sawit amoniasi + suplementasi 5% daun ubi kayu, D = pelepah sawit amoniasi + suplementasi 0,4% mineral S dan 0,27% mineral P, dan E= pelepah sawit amoniasi + suplementasi mineral S,P dan daun ubi kayu. Parameter yang diukur adalah 1) Konsumsi bahan kering, dan 2) Pertambahan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, namun berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot badan terendah ditemukan pada ransum pelepah sawit amoniasi tanpa suplementasi (perlakuan B) namun pertambahan bobot badan pada ransum perlakuan C, D dan E hampir sama dengan perlakuan A yang menggunakan rumput. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pelepah sawit amoniasi dengan suplementasi daun ubi kayu dan mineral S, dan P dapat menggantikan 100% rumput dalam ransum ternak sapi dan memberikan performan yang sama dengan ransum kontrol (rumput)
PRODUKSI DAN NUTRISI HIJAUAN OKRA SEBAGAI PAKAN PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK Dwi Retno Lukiwati
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 7 No 2 (2018): Pastura Vol. 7 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.863 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2018.v07.i02.p01

Abstract

The characteristics of crop-livestock systems is crop yield for food or vegetable, and stover or leaf for ruminant feed, being the manure used as organic fertilizer. Phosphorus (P) is the major plant nutrient and considered one of the primary factors limiting crop yields. Rock phosphate (RP) is one of some organic P fertilizer which could increased its solubility if mixed at the initial phase of manure decomposition process. The objective of the research was to investigate the influence of some kind of organic fertilizer on production and nutrient concentration of okra (Abelmoschus esculentus L) leaf as forage. A field experiment of randomized block design with 9 treatments and three replicates was done, and the treatments were T1 (RP), T2 (azolla compost), T3 (cow manure), T4 (goat manure), T5 (poultry manure), T6 (azolla+RP), T7 (cow manure+RP), T8 (goat manure+RP), T9 (poultry manure+RP). Okra leaf defoliated at 80 days after planting, and continued measured for fresh leaf production, nitrogen and phosphorus concentration. The results showed that the treatment significantly affected to the fresh leaf production, concentration of nitrogen and phosphorus. The result of DMRT showed that fresh leaf production, concentration of N and P significantly higher if fertilized by goat manure+RP (T8) and poultry manure+RP (T9) compared to another treatments. Keywords: Abelmoschus esculentus L, rock phosphate, manure, nutrient, production
PERILAKU MAKAN RUMINANSIA SEBAGAI BIOINDIKATOR FENOLOGI DAN DINAMIKA PADANG PENGGEMBALAAN Suhubdy Yasin
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 3 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.258 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2013.v03.i01.p01

Abstract

Grazing land or rangeland is an “eating table” of ruminants and/or other herbivores for supporting their life. The adequacy and uptake of essential nutrients such as dry matter, protein and energy are very much determined by quality and phenology of pasture vegetation. The phenology of grass influences directly to ingestive behaviour of the herbivores. During grazing time, ruminant animals/herbivores tend to select the pastures that are easy to be prehended for fulfilling their dry matter requirement. Therefore, monitoring and recording the diurnal ingestive or grazing behaviour of ruminant animals or other herbivores would be as useful bioindicator for understanding the change of growth and availability of grass on pasture and/or rangeland. This behavioral aspect of ruminants is also useful clue and effective information to be considered for managing the grassland developments. This paper reviews and discusses the ingestive behaviour of ruminants as one of bioindicators determining the phenology of grass and dynamics of grasslands or rangelands.
Cover and Table Content admin pastura
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 1 (2019): Pastura Vol. 9 No. 1 Tahun 2019
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cover and Table Content
PENAMPILAN ALFALFA (Medicago sativa) DEFOLIASI PERTAMA PADA JARAK TANAM DAN UMUR DEFOLIASI YANG BERBEDA Suwarno Suwarno; Eko Hendarto; Nur Hidayat; Bahrun Bahrun; Anisa Dewi Wardani Putri; Taufik Hidayat
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 6 No 1 (2016): Pastura Vol. 6 No. 1 Tahun 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.38 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2016.v06.i01.p08

Abstract

Forage, the main feedstuff for ruminants, includes grasses and legumes, browses, and side products of food crops. However, legumes generally have greater crude protein content relative to other species of forage plants. One of the species of legumes is alfalfa (Medicago sativa), a perennial crop that can grow from the tropics up to sub tropics. In spite of its excellent nutrient content, In Indonesia alfalfa is still not widely explored and used for feedstuff. A study was conducted to explore and evaluate of alfalfa performances in terms of the height, number of tillers, dry matter (DM) and crude protein (CP) productions under the effects of different plant densities and ages of defoliation”. The height of the location of study was 200 m above sea level with an average temperature of 270 C. The results showed that the ranges of the height of alfalfa, the numbers of tillers, DM and CP productions were 33.31-56.32 cm, 36.38-82.36 tillers/bunch, 556.9-1018.9 kg/ha/defoliation, and 149.75 – 291.79 kg/ha/defoliation, respectively. In general, the ages of plant at the time of defoliation and plant distances affected (P<0.05) the variables being studied. The older plants resulted in greater DM and CP yields, and more densely plantation resulted in greater DM and CP yields.Keywords: alfalfa, plant density, defoliation age.

Page 2 of 30 | Total Record : 292