cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AKULTURASI (JURNAL ILMIAH AGROBISNIS PERIKANAN)
ISSN : 23374195     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 270 Documents
PERSEPSI PEMBUDIDAYA TERHADAP PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA WARUKAPAS KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Sorongan, Jessica V.; Andaki, Jardie A.; Kotambunan, Olvie V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 12 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.12.2018.22605

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine the various roles of fish farmers in cultivating catfish in Warukapas Village, and to know the perceptions of fish farmers on the development of catfish cultivation in Warukapas Village.This research method is a survey method, which is a critical observation or investigation to get good information on a particular problem in a particular area or location that is patterned to obtain the information needed. The informants were 20 respondents who sought cultivation of freshwater fish, both tilapia and catfish cultivation.The perception of freshwater fish farmers in Warukapas Village, Dimembe Subdistrict is quite good for the development of catfish cultivation from the aspect of production. Most of the respondents (50.00%) stated that the activity of cultivating catfish was quite good. In the consumption aspect, most of the respondents (48.75%) perceived poorly, because people were not accustomed to consuming catfish and did not like a variety of catfish-based preparations. In the marketing aspect, the majority of respondents (61.67%) stated that catfish marketing was not good because after the harvest the farmers had difficulty marketing the catfish.Keywords: cultivators, catfish, development, perception AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai peran pembudidaya ikan dalam membudidayakan lele di Desa Warukapas, dan mengetahui persepsi pembudidaya ikan terhadap pengembangan budidaya lele di Desa Warukapas.Metode penelitian ini adalah metode survei,yaitu suatu pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu yang dipolakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.Informan sebanyak 20 responden yang mengusahakan pembudidayaan ikan air tawar, baik budidaya nila ataupun lele.Persepsi pembudidaya ikan air tawar di Desa Warukapas Kecamatan Dimembe tergolong cukup baik terhadap pengembangan usaha budidaya lele dari aspek produksi. Sebagian besar responden (50,00%) menyatakan bahwa kegiatan membudidayakan lele cukup baik. Pada aspek konsumsi sebagian besar responden (48,75%) berpersepsi kurang baik, dikarenakan masyarakat tidak terbiasa mengkonsumsi lele dan tidak menyukai berbagai olahan berbahan dasar lele. Pada aspek pemasaran sebagian besar responden (61,67%) menyatakan pemasaran lele kurang baik karena setelah panen para pembudidaya kesulitan memasarkan lele tersebut.Kata kunci: pembudidaya, ikan lele, pengembangan, persepsi
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI USAHA BUDIDAYA JARING APUNG DI KECAMATAN TONDANO SELATAN KABUPATEN MINAHASA Sasue, Wiratama M.; Mantjoro, Eddy; Kotambunan, Olvie V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 2, No 4 (2014): (Oktober 2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.2.4.2014.13313

Abstract

Abstract Traditionally, Pond Fish Culture are common found in several area of North Sulawesi. However, floating net fish culture still rare and just developing in 4 recent years. It is therefore, attracting attention to make a study on its way of management. The first step is to perform identification and classification of business, whether remain subsistence or developed to be an industrial ways of management. Fieldwork based on case study have been performed in two villages respectively Paleloan and Urongo of South Tondano District, Minahasa regency. It is identified that the floating net fish culture were managed on commercial artisanal basis rater than of subsistence. The business of fish culture was identified as of household unit of management and classified as of small scale fishery. It is seems however there is a possibility will develop towards industrial system of management. This is because the business activity was motivated by commercial needs rather than of subsistence one. Keywords: Floating net, Fish culture, Identification, Classification Abstrak Secara tradisional, kolam budaya ikan yang umum ditemukan di beberapa daerah Sulawesi Utara. Namun budidaya ikan jaring apung masih jarang dan hanya berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, menarik perhatian untuk membuat sebuah studi dalam perjalanan manajemen. Langkah pertama adalah untuk melakukan identifikasi dan klasifikasi bisnis, apakah tetap subsisten atau dikembangkan oleh industri manajemen. Kerja lapangan studi kasus telah dilakukan di dua Kelurahan masing-masing Paleloan dan Urongo Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa. Hal ini di identifikasi bahwa budidaya ikan jaring apung yang dikelola berdasarkan usaha komersial dari pada subsistensi. Usaha budidaya ikan dalam jaring apung di identifikasi sebagai unit rumah tangga dan di klasifikasikan sebagai perikanan skala kecil. Ada kemungkinan usaha ini bisa dikembangkan ke arah sistem industri manajemen. Hal ini kelihatan karena kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan komersial dan bukan dari satu subsistensi. Kata kunci: Jaring apung, budaya Ikan, Identifikasi, Klasifikasi
MANAJEMEN USAHA PERIKANAN DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN APUNG DI DESA ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROPINSI SULAWESI UTARA Kabanulu, Ludia; Rantung, Steelma V.; Suhaeni, Siti
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 11 (2018): April (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.11.2018.25075

Abstract

A decent standard of living can only be enjoyed if it has high income and to obtain high income productivity is also high. High productivity can only be achieved through business improvement. Improvements can be made through various approaches, but the most widely used is management or management. Management approach is widely used because it can run and control the business.The village of Arakan is one of the coastal villages whose average population works as fisherman and most are traditional fishermen. Traditional catching tools commonly used such as arrows (jubi), fishing rods, nets and charts. The chart capture tool used in Arakan Village is a floating chart. Based on the information obtained on the state of the fishery business with the existing fishing gear in Arakan Village shows that, there were 12 floating bussiness business that was run, but now only 6 units are able to survive and develop. Such information raises the intention to conduct research to see, learn and know the existing management of the business.The purpose of this research is to study the management of fishery business with the catching tool chart in Arakan Village, viewed from: a. aspects of production, b. financial aspects, c. aspects of marketing.The basic method used in this research is case study method. Data collection technique is done by census. The data collected in this research consist of primary data and secondary data. Data analysis used is descriptive qualitative and quantitative analysis.The result of the research shows that fishery business management with floating fishing gear in Arakan Village is seen from 3 aspect, that is production, finance and marketing run well, seen with the implementation of management functions such as planning, organizing, movement, and supervision. Viewed from the financial aspect of the business is also very profitable. This is seen from the investment payback period of only 3.1 months. Implementation of all management functions on floating business in Arakan Village is controlled by the owner.Keywords: management, fishery business, floating chart, business owner
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI DESA LOPANA KECAMATAN AMURANG TIMUR PROPINSI SULAWESI UTARA Watung, Nadia; Dien, Christian R.; Kotambunan, Olvie V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 1, No 2 (2013): (Oktober 2013)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.1.2.2013.13327

Abstract

Abstract The study examines the social economics characters of fisherman in Lopana southern of Minahasa north Sulawesi province. This study aims to identify and assess fisherman lifes that includes economics and social, the fisherman society in Lopana, fish distribution, education, etc. The result of the study, people in Lopana mostly works as fisherman for their life, the catch is classified as pelagic fish. Marketing system of fishermen, wholesaler, fish traider and consumers. But if it catches a bit of a marketing system directly to consumers. Sharing system 50% for owners and 50% for fishermen workers. Keywords: Social economics character of fisherman, Lopana   Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang karakteristik sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Lopana Kecamatan Amurang Timur Propinsi Sulawesi Utara. Penelitian bertujuan untuk mempelajari aspek sosial dan ekonomi masyarakat nelayan yang mencakup masyarakat nelayan, pendidikan, dll. Kebanyakan masyarakat di Lopana bekerja sebagai nelayan untuk kehidupan mereka, hasil tangkapan yang diperoleh kebanyakan ikan pelagis.Sistem pemasaran dari nelayan, pedagang besar, pedagang pengecer, konsumen. Tetapi jika hasil tangkapan sedikit, sistem pemasaran yang dilakukan dari nelayan langsung kepada konsumen. Sistem bagi hasil 50% untuk nelayan pemilik soma dampar dan 50% untuk nelayan pekerja. Kata Kunci: Karakteristik sosial ekonomi, Soma Dampar Pancing ulur, Desa Lopana
Cover, Kata Pengantar, dan Daftar Isi Andaki, Jardie A.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 11 (2018): April (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.11.2018.19535

Abstract

..
KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PEMBUDIDAYA IKAN MAS (Cyprinus carpio L) DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulur, Timmy; Pangemanan, Jeannette F.; Tambani, Grace O.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.1.2019.24410

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mengkaji keadaan sosial ekonomi pembudidaya ikan mas di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Data dikumpulkan dari masyarakat pembudidaya ikan mas yang ada di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan wawancara langsung, pengisian kuisoner dan juga alat perekam. Hasil penelitian keadaan sosial pembudidaya ikan mas di Desa Tatelu antara lain hampir 50% pembudidaya sudah berpendidikan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) dan mereka dapat mengadopsi teknologi yang diperkenalkan bagi pembudidaya. Keadaan ekonomi pembudidaya ikan mas di Desa Tatelu terdiri dari modal kerja dengan sumber modal sendiri, hanya dua pembudidaya yang menggunakan modal pinjaman dari Bank. Hasil usaha budidaya ikan mas di Desa Tatelu dipasarkan kepada pedagang pengumpul (depot ikan) selanjutnya pedagang pengumpul ini memasarkannya ke konsumen yang dijual secara eceran. Harga jual ikan mas Rp 40.000/Kg dan harga eceran Rp 50.000 – Rp 60.000/Kg. Total pendapatan rata-rata pembudidaya Rp 18.512.000/bulan dengan rata-rata pengeluaran per bulannya Rp. 6.020.000.
POTENSI EKOWISATA BAHARI DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Walandouw, Cindy S.; Andaki, Jardie A.; Kotambunan, Olvie V
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.13006

Abstract

Abstract This study aims to identify the potential for marine ecotourism located in the village of Marine Protected Areas Bahoi Likupang Western District of North Minahasa Regency and determine the contributing factors to the potential of marine ecotourism in the village of Marine Protected Areas Bahoi Likupang Western District of North Minahasa regency. The results based on the analysis of SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) the factor of the power potential of marine ecotourism in protected village Bahoi namely: (1) the existence of mangrove, seagrass and coral reefs that are potentially used as tourist attraction, (2) the naturalness and authenticity of the region DPL Village Bahoi, (3) the appeal and beauty of the sea, (4) government policies through village regulations that favor the development of marine ecotourism, (5) There is a group of business Coastal Village and Group business Ecotourism supporting and regulating the activities of ecotourism development nautical Village Bahoi, (6) cultural attractions of the community as a visitor attraction. (7) The access road is good, (8) Access good and adequate, (9) The availability of human resources as a potential workforce. There is also the disadvantage that there are factors that are still lacking and the promotion of facilities and infrastructures are inadequate as the carrying capacity of marine ecotourism development in the village of Marine Protected Areas Bahoi. Keywords : Potential, Ecotourism, Ecosystem   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekowisata bahari yang terdapat di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara serta menentukan faktor pendukung terhadap potensi ekowisata bahari di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Hasil penelitian berdasarkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) maka faktor kekuatan potensi ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi yaitu : (1) keberadaan ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang yang potensial dijadikan obyek wisata, (2) kealamian dan keaslian kawasan DPL Desa Bahoi, (3) daya tarik dan keindahan bawah laut, (4) kebijakan pemerintah lewat peraturan desa yang menguntungkan pengembangan ekowisata bahari, (5) Adanya Kelompok Pengelola Pesisir Desa dan Kelompok Pengelola Ekowisata yang mendukung dan mengatur kegiatan pengembangan ekowisata bahari di Desa Bahoi, (6) Atraksi budaya dari masyarakat sebagai daya tarik pengunjung. (7) Akses jalan yang baik, (8) Akses jaringan yang baik dan memadai, (9) Tersedianya sumberdaya manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. Adapula terdapat faktor kelemahan yaitu promosi yang masih kurang serta sarana dan prasana yang belum memadai sebagai daya dukung pengembangan ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi. Kata Kunci : Potensi, Ekowisata, Ekosistem
ANALISIS FINANSIAL USAHABUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KARAMBA JARING TANCAP DI DESA SINUIANKECAMATAN REMBOKEN Sambuaga, Omega V.; Rarung, Lexy K.; Durand, Swenekhe S.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 5, No 9 (2017): (April 2017)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.5.9.2017.16964

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk Mengetahui keadaan umum Desa Sinuian Kecamatan Remboken dan mengetahui apakah usaha budidaya ikan di karamba jaring tancap layak atau tidak layak untuk dijalankan. Metode dasar dari penelitian ini yaitu studi kasus, pengambilan data dilakukan secara sensus dimana responden yang diambil adalah 100% dari populasi nelayan pembudidaya ikan nila di Desa Sinuian, data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang terkumpul dengan cara observasi dan data sekunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip untuk menganalisis usaha budidaya ikan dengan metode analisis data seperti operating profit, net profit, profit rate, benefit cost ratio, rentabilitas, break event point, payback period, net present value, dan internal rate of return.Berdasarkan hasil analisis secara finansial, usaha budidaya ikan di karamba jaring tancap di Desa Sinuian layak untuk dijalankan karena nilai operating profit positif, profit rate dari usaha budidaya ikan ini mencapai 57,23%, rentabilitas 92,22%, nilai benefit cost ratio  >1 yaitu 1,57; BEP atau titik impas yaitu BEP penjualan Rp. 24,562,016dan BEP satuan 982.48kg selanjutnya tingkat pengembalian investasi dari usaha budidaya ikan nila ini adalah 1 tahun 1 bulan, dengan IRR 92,09%, NPV 329,059,572.14.Kata Kunci : Karamba jaring tancap, analisis finansial, ikan nila
ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN DI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Widjaya, Sudarma
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 5, No 10 (2017): Oktober 2017
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.5.10.2017.17826

Abstract

AbstractLand conversion phenomenon is the greatest immediate threat to food security of the nation. Therefore, it necessary effort to prevent. The Regulation No. 41/2009 regarding a sustainable foodland protection aim to deal with the threat of foodland conversion. Those concerned about the current implementation of the policies relatively ineffective. This study aims to describes the spread of foodland, land conversion trend; to identify significant factor of foodland conversion and then formulate concept and strategy to deal with significant factors influencing foodland conversion in Pesawaran Regency, Lampung Province. This study was an exploratory and qualitative methods. Foodland are spread in all around Pesawaran Regency area. Due to the ownership of foodland by farmers are relatively small (0,50 hectares average). Foodland conversion had been for a long time, began with relatively low frequencies conveyance through a sale transaction. However, economic factors as driving forces of land conversion. In the strategy to deal with foodland conversion are strict enforcement The Regulation No.41/2009 through suitable policy began with establishing regional regulation of sustainable foodland protection and formulated several strategic plan with suitable budget policy. The implementation of regulation about foodland sale transaction system can be considered as a instrument to prevent land conversion with incentives for farmers through subsidy those increase land productivity and increasing community participation to defend sustainable foodland in order to gain sustainable prosperous living. Keywords: land conversion, sustainable foodland, foodland protection AbstrakFenomena alih fungsi lahan pangan sangat mengancam ketahanan dan kedaulatan pangan bangsa. Terbitnya Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan merupakan antisipasi dalam mengatasi alih fungsi lahan pertanian pangan. Masalah yang dihadapi adalah rendahnya efektifitas dalam implementasi kebijakan. Tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan sebaran lahan pertanian pangan, kecenderungan alih fungsi lahan pangan; mengidentifikasi faktor penyebab dan merumuskan konsep serta strategi mengatasi alih fungsi lahan pangan di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Penelitian menggunakan metode ekploratif dan kualitatif. Lahan pertanian pangan tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Pesawaran. Pemilikan sawah kecil (rata-rata 0,50 ha). Alih fungsi lahan pangan sudah berlangsung cukup lama, diawali dengan pemindahan hak atas tanah melalui proses jual beli dengan frekuensi relatif rendah. Alih fungsi lahan pangan disebabkan oleh faktor ekonomi. Strategi untuk mengatasi alih fungsi lahan pangan adalah menindaklanjuti Undang-Undang No. 41/ Tahun 2009 melalui perumusan kebijakan yang tepat diawali dengan Penetapan Peraturan Daerah tentang perlindungan lahan pangan berkelanjutan dan penyusunan rencana strategis dalam implementasinya Pserta ditunjang kebijakan anggaran yang sesuai. Penerapan peraturan sistem jual beli lahan pangan dapat dipertimbangkan sebagai instrumen untuk pencegahan alih fungsi lahan pangan disertai pemberian insentif kepada petani berupa subsidi yang mampu meningkatkan kualitas lahan produktivitasnya, serta kebijakan pajak bagi petani yang mampu mempertahankan keberadaan lahan pangan berkelanjutan serta peningkatan partisipasi masyarakat mempertahankan lahan pangan secara berkelanjutan bagi keberlangsungan kehidupan yang sejahtera. Kata Kunci: alih fungsi lahan, lahan pangan berkelanjutan, perlindunga lahan pangan
ANALISIS ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN NELAYAN TANGKAP SKALA KECIL DENGAN ALAT TANGKAP “JUBI” DI KELURAHAN BATULUBANG KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG Sanger, Cindy L.M.; Jusuf, Alvon; Andaki, Jardie A.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.1.2019.24401

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dua hal. Pertama, orientasi kewirausahaan para nelayan skala kecil dengan alat tangkap jubi di Keluruhan Batulubang. Kedua, dimensi-dimensi yang memiliki peranan besar dalam orientasi kewirausahaan mereka. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dengan sampel sebanyak 30 orang responden yang merupakan nelayan tangkap dengan menggunakan alat tangkap jubi (panah). Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara dan data sekunder yang dikumpulkan oleh peneliti dari dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh beberapa instansi terkait, khususnya Kelurahan Batulubang dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung dan Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Bitung, khususnya yang terkait dengan data mengenai perikanan tangkap di Kota Bitung. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan nelayan skala kecil dengan alat tangkap panahan di Keluruhan Batulubang tergolong sedang. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan dimensi kemandirian dan dimensi keinovatifan mereka juga tergolong tinggi, namun dimensi pengambilan resiko dan dimensi keproaktifan mereka tergolong sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan nelayan skala kecil dengan alat tangkap jubi di Keluruhan Batulubang secara umum tergolong sedang.

Page 4 of 27 | Total Record : 270