cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AKULTURASI (JURNAL ILMIAH AGROBISNIS PERIKANAN)
ISSN : 23374195     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 242 Documents
ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM BAGI HASIL NELAYAN JARING INSANG (GILL NET) MALOS 3 DI KELURAHAN MALALAYANG SATU TIMUR KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Dauhan, Rolandow L.; Andaki, Jardie A.; Lumenta, Vonne
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12323

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan : 1) menganalisis pendapatan nelayan jaring insang dalam kelompok penangkap ikan Malos 3 di Kelurahan Malalayang Satu Timur Kecamatan Malalayang Kota Manado dan 2) mengetahui sistem bagi hasil nelayan jaring insang dalam kelompok penangkap ikan Malos 3 di Kel. Malalayang Satu Timur Kec. Malalayang Kota Manado. Dasar penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari suatu kasus tertentu pada obyek yang terbatas (Widi, 2010). Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif. Menurut Sugiyono (2008), metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan : 1) Kelompok nelayan Malos 3 merupakan kelompok nelayan yang memiliki aktivitas menangkap ikan dengan bebagai jenis alat tangkap, jaring dan pancing; 2) Aktivitas kelompok nelayan malos 3, tidak hanya melibatkan sesama anggota kelompok saja, hal ini terlihat dalam aktivitas pemasaran hasil tangkapan dijual ke pasar Bahu; 3)      Pendapatan kelompok nelayan didasarkan pada harga yang berlaku dengan menerapkan perhitungan harga yang berlaku terhadap jumlah ekor ikan maupun berdasarkan satuan ember ikan; dan 4) sistem bagi hasil kelompok nelayan menganut sistem sama rata sama rasa. Anggota kelompok yang melakukan aktivitas melaut akan mendapat bagian yang sama atas ikan hasil tangkapan maupun jumlah rupiah yang sama untuk ikan hasil penjualan. Kata kunci : Malos 3, nelayan, pendpaatan, system bagi hasil
DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO Lumi, Valentino Nelson; Manoppo, Victoria E. N; Wasak, Martha P
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12979

Abstract

Abstract Pengembangan pariwisata juga dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat.Dampak inilah yang diharapkan dapat dirasakan baik langsung ataupun secara tidak langsung oleh masyarakat yang tinggal di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan , Kota Manado. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana/ apa dampak pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana/apa dampak pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken.Serta mempelajari/mengidentifikasikan Setelah dilakukan penelitian dan telah diuji dengan indikator yang digunakan BKKBN dalam pentahapan keluarga .Hasil penelitian di kelurahan Bunaken dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Taman Nasional Bunaken masyarakat Kelurahan Bunaken yang berkecimpung di bidang pariwisata sangat terbantu perekonomian mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan sudah tidak ada lagi masyarakat yang dikatakan sangat miskin, dan sudah ada masyarakat yang memberikan sumbangan baik dalam bentuk material ataupun uang. Kata Kunci: dampak pariwisata, kesejahteraan masyarakat, Bunaken,   Abstract Tourism development can also increase income and economic level masyarakat.Dampak this is expected to be felt either directly or indirectly by the people who lived in the village Bunaken Bunaken District of Islands, Manado. The problem in this research is how / what the impact of tourism on the level of welfare in the Village Park. The purpose of this study was to analyze how / what the impact of tourism on the level of welfare in the Village Bunaken.Serta learn / identify . After doing research and has been tested with the indicators used in the phasing BKKBN family in the village of Bunaken. The results of the study it can be concluded that the presence of Bunaken National Park Bunaken Village community working in the field of tourism greatly helped their economies to meet their daily needs. In fact there is no more people were said to be very poor, and there are already people who contributed in the form of materials or money. Keywords: the impact of tourism, public welfare, Bunaken,
NILAI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Tarau, Dieri; Andaki, Jardie A; Tambani, Grace O
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12980

Abstract

Abstract Mangrove ecosystem is the main motivator of life in the coastal and marine area. Mangrove not only have ecological function as providers for aquatic biota but also the place for the spawning ground, nursery ground, and many kinds of aquatic biota, retaining abration, wind break, tsunami, absorben of waste etch. The social economic function of mangrove as the fuel producer, industrial basic material, pharmacology, furniture, cosmetic, food, textiles, glue taner, seed fish, shrimp, crustacean, bird eggs honey and also as the tourism object, conservation, education and research. The aim of this research are 1). To indentified the economic benefit of mangrove ecosystem and 2). To calculate the economic valuation of mangrove ecosystem of Bahoi Village North Minahasa Regency. The basic method in this research is the case study, the collected data through interview direct observation, literature review, and the guidance of cost analyze to build beach damn. The retrieval data used purposive sampling. The data are collected as primary and secondary data. Primary data obtained through interview, questioner and observation the activities of society related with utilization of mangrove ecosystem. The primary data are to 1).KPPD Bahoi Management, 2). Marine ecotourism group, 3). The Government of Bahoi Village. The result research shows the mangrove ecosystem consist of direct use value and indirect use value as retaining abration and break wave is Rp.60.127.034.000,- can hold out 20 years and the benefit of mangrove will lost for rehabilitation period is Rp. 137.837.551.000,- / 10 years and income society are lost Rp. 20.862.240.000,- for 10 years and option value of mangrove ecosystem with 28 hectares is Rp.55.322.400,- for 10 years. Total economic value of mangrove ecosystem at Bahoi Village is Rp. 404.920.912.688,-. Keywords: Ecosystem, Mangrove, Resources, Economic Valuation Abstrak Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia bagi biota perairan yaitu sebagai tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan, dan tsunami, penyerap limbah dan lain sebagainya, fungsi sosial dan ekonomis penting sebagai penghasil bahan bakar, bahan baku industri, obat – obatan, perabot rumah tangga, kosmetik, makanan, tekstil, lem penyamak kulit dan lainnya, penghasil bibit/benih ikan, udang, kerang kepiting, telur burung, madu, dan lainnya sebagai kawasan wisata, konservasi, pendidikan dan penelitian (Dahuri, dkk. 2001) Penelitian ini bertujuan untuk 1).Mengidentifikasi manfaat ekonomi ekosistem hutan mangrove dan 2). Menghitung nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi Kabupaten Minahasa Utara. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus, metode pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini adalah dengan adalah wawancara, observasi langsung dan studi pustaka mengenai rehabilitasi dan sumberdaya hutan mangrove serta pedoman analisis biaya pembangunan Tanggul Pantai dari sumber – sumber yang terkait. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengisian daftar pertanyaan, dan observasi langsung ke lapangan untuk melihat langsung keadaan hutan mangrove, keadaan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan oleh masyarakat yang terkait dengan pemanfaatan hutan mangrove Wawancara untuk memperoleh data primer dilakukan pada :1). Pengurus Kelompok Pengelola Pesisir Desa (KPPD) Bahoi, 2). Kelompok Ekowisata Bahari, 3). Hukum Tua Desa Bahoi. Berdasarkan hasil penelitian, nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi, yaitu terdiri dari manfaat tidak langsung sebagai penahan abrasi dan gelombang sebesar Rp.60,127,034,000bisa bertahan lebih dari 20 tahun. dan manfaat hutan mangrove yang akan hilang jika hutan mangrove yang ada di Desa Bahoi ditebang adalah Rp.137.837.551.600,-/10 tahun untuk masa rehabilitasi, dan pendapatan masyarakat yang akan hilang jika hutan mangrove ditebang adalah Rp.20.862.240.000,-/10 tahun dengan luasan hutan mangrove 28 hektar dan nilai dari manfaat pilihan sebesar Rp.55.322.400,00/10 tahun,sehingga total dari keseluruhan Nilai Ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi tersebut adalah sebesar Rp.404.920.912.688,00. Kata Kunci : Ekosistem,Mangrove, Sumberdaya, Nilai Ekonomi  
STRATEGI NELAYAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA) Wulandari, Novita A; Jusuf, Nurdin; Pontoh, Otniel
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12982

Abstract

AbstractFishermen household has a special characteristic, such use the use of coastal and marine areas (common property) as a factor of production, working hours should follow the oceanographic conditions (sail only an average of about 20 days in a month, the rest is relatively idle). Fishermen were particularly vulnerable to seasonal changes caused by climate change, making studies of the lives of fishermen generally emphasize the poverty and economic uncertainty experienced fishermen and their families. Based on those problems that can be formulated, any strategy that made the fisherman community in meeting the needs of the household?. The purpose of this study are: 1). examines the general state of the village Tateli Dua Mandolang Minahasa District of Northern Sulawesi province, 2). detailing the standard of living in terms of the social aspect is education, number of dependents, age structure, and organization / social institutions, 3). detailing the standard of living in terms of the economic aspects ie venture capital, marketing catches, income and expenditure, 4). explore and learn strategies fishermen community in meeting the needs of the household. Basic research will be used is a case study. The case study is a study done by studying a particular case in which the object is limited (Helmi and Satria, 2012). The results showed that in meeting household needs, fishermen in the village Tateli Two has a three-pronged strategy: 1). The use of alternative livelihoods, 2). Contributions empowerment fisherman's wife, and 3). Saving of household spending.Keywords: Household, Fishermen, Strategy AbstrakRumah tangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir dan laut (common property) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi oseanografis (melaut hanya rata-rata sekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif menganggur). Nelayan menjadi sangat rentan terhadap perubahan musim yang diakibatkan oleh perubahan iklim, membuat kajian-kajian terhadap kehidupan nelayan umumnya menekankan pada kemiskinan dan ketidakpastian ekonomi yang dialami nelayan dan keluarganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu, strategi apa saja yang dilakukan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga?. Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1). menelaah keadaan umum Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, 2). merinci taraf hidup ditinjau dari aspek sosial adalah pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, struktur umur, dan organisasi/lembaga sosial, 3). memerinci taraf hidup ditinjau dari aspek ekonomi yaitu modal usaha, pemasaran hasil tangkapan, pendapatan dan pengeluaran serta 4). menggali dan mempelajari strategi masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dasar penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari satu kasus tertentu pada obyek yang terbatas (Helmi dan Satria, 2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, nelayan yang ada di Desa Tateli Dua memiliki tiga bentuk strategi yaitu 1). Penggunaan mata pencaharian alternatif, 2). Kontribusi pemberdayaan istri nelayan, dan 3). Penghematan belanja rumah tanggaKata Kunci : Rumah tangga, Nelayan, Strategi
ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN IKAN CAKALANG ASAP DI KELURAHAN SINDULANG SATU Apena, Mega S; Suhaeni, Siti; Lumente, Vonne
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12984

Abstract

Abstract The aim of this to analyze the finance of businees smoked tuna fish processing in Sindulang one village and to find out whether it was good for this business. Based on the analyzes the financial, there are three business in Sindulang one. The value BCR on the three business > 1. The three business are categorized good are reached 100%, because it has provitability value >100% are profit rate back business are reach 46%-6-%. BEP in Sederhana I sales value Rp 12.436.709 in 286 unit, Sederhana II BEP sales 17.122.062 in 321 unit, Sederhana III BEP sales 19.257.836 in 308 unit. The return on investment less than one month 15 day Sederhana I, 4 day Sederhana II, and 22 day Sederhana III. Keywords: Financial Analysis, Business, Skipjack Smoke, Sindulang OneVillage   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara finansial tentang usaha pengolahan ikan cakalang asap di Kelurahan Sindulang Satu dan untuk mengetahui apakah usaha itu layak atau tidak untuk dijalankan. Berdasarkan hasil analisis secara finansial, ketiga usaha di Kelurahan Sindulang Satu tersebut sangat layak dijalankan karena semua nilai OP positif , PR dari setiap usaha mencapai 46% hingga 60%, nilai BCR dari ketiga usaha > 1, ketiga usaha tersebut termasuk kategori sangat baik karena mempunyai nilai rentabilitas >100%, BEP atau titik impas tidak sama yaitu Sederhana I di BEP penjualan Rp 12.136.709 dan BEP satuan 286 jepit, Sederhana II berada pada titik impas BEP penjualan Rp 17.122.062 dan BEP satuan 321 jepit dan Sederhana III berada pada titik impas BEP penjulalan Rp 19.257.836 dan BEP satuan 308 jepit.. Tingkat pengembalian investasi ketiga usaha tersebut sangat layak dijalankan karena ketiganya dapat mengembalikan investasi kurang dari 1 bulan, yaitu Sederhana I PP 15 hari, Sederhana II PP 4 satu hari dan Sederhana III PP 22 hari. Kata Kunci : Analisis Finansial, Usaha, Ikan Cakalang Asap, Kelurahan Sindulang Satu
SISTEM PEMASARAN IKAN CAKALANG FUFU DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO Bawinto, Yulanda O; Suhaeni, Siti; Wagiu, Max H
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12986

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui sistem pemasaran atau saluran pemasaran ikan cakalang fufu dari Kelurahan Sindulang I dan mengetahui margin pemasaran pada tiap saluran pemasaran. Dasar penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah semua produsen pengolah ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I dan pedagang yang menyalurkannya. Produsen ikan cakalang fufu ada tiga orang, metode pengambilan data menggunakan metode sensus yaitu data yang diambil dari seluruh populasi. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer di kumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuisioner. Sedangkan data sekunder hanya mengutip dari data yang sudah ada di kantor-kantor yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian diketahui bahwa di Kelurahan Sindulang I terdapat tiga produsen pengolah ikan cakalang fufu, yang masing-masing di beri nama sederhan I, sederhana II, dan sederhana III. Setiap usaha mempunyai saluran pemasaran sendiri-sendiri. Meski setiap usaha mempunyai saluran pemasaran sendiri-sendiri tetapi hanya ada dua macam saluran pemasaran ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I. Pertama yaitu dari produsen langsung ke konsumen, dan yang kedua dari produsen melalui pasar swalayan kemudian ke konsumen. Pasar swalayan yang menyalurkan ikan cakalang fufu dari Kelurahan Sindulang I adalah Golden, Multimart, Freshmart, dan Kawanua. Setiap swalayan memberikan kemasan sendiri-sendiri sehingga harga yang ditawarkan juga bervariasi. Adapun yang paling bagus adalah Saluran I karena mempunyai margin sama dengan nol, sebab produsen menjual langsung kepada konsumen sehingga yang diterima produsen sama dengan yang dibayarkan oleh konsumen. Adapun Saluran II yang mempunyai margin terkecil adalah ikan cakalang fufu yang di pasarkan dari sederhana II melalui Multimart Swalayan yaitu hanya Rp.10.800/gepe, sedangkan yang terbesar adalah yang di salurkan dari sederhana II melalui freshmart swalayan yaitu Rp.52.600/kg. Margin ikan cakalang fufu yang disalurkan melalui Golden swalayan yaitu dari sederhana I sebesar Rp.34.000/kg, dan yang disalurkan melalui Kawanua sebesar Rp.30.000/kg. Dari ketiga produsen yang ada di Sindulang I yang terbaik pemasarannya adalah sederhana III, karena produsen memasarkan langsung ke konsumen sehingga marginnya sama dengan nol, walaupun ketiga produsen tersebut menetapkan harga jual yang sama yaitu Rp.35.000/kg. Kata kunci : Sistem Pemasaran Ikan Cakalang Fufu.   ABSTRACT This study aims to determine the system of marketing or marketing channels skipjack fufu of Sindulang Village I and determine the marketing margin on each marketing channel. Basic research is a case study. The population in this study is all producers of tuna fish processing Sindulang fufu in the Village I and merchant channel. Manufacturer tuna fufu there are three people, the data retrieval methods using census data taken from the entire population. Data collected in the form of primary data and secondary data. Primary data was collected through interviews, observation, and questionnaires. While secondary data only quote from data that already exist in offices related to this research. The survey results revealed that in Sub Sindulang I there are three fufu manufacturers’ tuna processors, each of which was named sederhan I, II simple, and modest III. Every business has its own marketing channels. Although every effort has its own marketing channels but there are only two kinds of tuna fufu marketing channels in the Village of Sindulang I. First ie from the producer directly to consumers, and the second from the manufacturer through the supermarket and then to consumers. Supermarket channel tuna fufu from District Sindulang I is Golden, Multimart, Freshmart, and Kawanua. Each self-provide their own packaging so that the price offered is also varied. As for the best are the first line because it has a margin equal to zero, because manufacturers sell directly to consumers so received by producers similar to those paid by consumers. The Channel II which has the smallest margin is tuna fufu is marketed from simple II through Multimart Supermarkets are only Rp.10.800 / gepe, while the largest is that of simple II channeled through supermarkets Freshmart is Rp.52.600 / kg. Margin tuna fufu channeled through supermarkets Golden ie from simple I amounted Rp.34.000 / kg, and channeled through Kawanua amounting to Rp 30,000 / kg. Of the three manufacturers in Sindulang I best marketing is simple III, for producers to market directly to the consumer so that the margin is equal to zero, although the three producers set the price of the same is 35,000 / kg. Keywords: Marketing Systems Skipjack Fufu.  
MANAJEMEN USAHA PEMBENIHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI BENIH IKAN PANTAI DESA LAMU KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO Patamani, Yovan; Pontoh, Otniel; Pangemanan, Jeannette F
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12987

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari manajemen usaha pembenihan ikan kerapu tikus yang meliputi manajemen teknis, produksi, tenaga kerja, pemasaran dan keuangan yang ditinjau dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metode partisipatif. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder serta analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Perencanaan usaha di UPTD BBIP disusun dengan mengadakan pertemuan seminggu sekali dengan seluruh karyawan. Pengorganisasian dan pembagian tugas tenaga kerja diatur berdasarkan surat keputusan Gubernur Gorontalo nomor 06 tahun 2013. Pelaksanaan kegiatan pembenihan Kerapu Tikus berjalan sesuai apa yang telah direncanakan. Kepala seksi produksi memberikan perintah dan motivasi kepada karyawan agar karyawan bekerja sesuai dengan harapan. Bentuk pengawasan usaha dengan cara menciptakan standart, melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan, mengecek hasil kerja dan melakukan tindakan perbaikan. Produksi usaha pembenihan ikan Kerapu Tikus di dibagi dua divisi yaitu divisi pakan alami dan divisi pembenihan. Kegiatan produksi hanya diawali dari kegiatan penetasan telur tanpa melakukan pemijahan sendiri. Telur yang digunakan merupakan telur yang dipesan dari daerah lain (Balai Budidaya Laut Ambon dan Balai Budidaya Air Payau Situbondo). Secara teknis, usaha pembenihan di UPTD BBIP memiliki manajemen yang baik dan dijalankan sesuai dengan standart operasional pembenihan ikan Kerapu Tikus. Tahap-tahap pembenihan yang dilakukan yaitu meliputi persiapan wadah, penebaran telur, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, penyeragaman ukuran dan panen. Tenaga kerja yang dipekerjakan berjumlah tiga orang, satu orang ditugaskan pada divisi pakan alami dan dua orang ditugaskan di divisi pembenihan. Pemasaran benih dilakukan langsung di lokasi pembenihan dengan cara menunggu konsumen datang untuk membeli. Harga pemasaran ditetapkan dengan harga Rp2000 per cm tiap ekor. Keuangan yang diperoleh dari hasil pemasaran digunakan untuk pengadaan bahan dan alat serta untuk memenuhi pendapatan asli daerah (PAD). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha layak untuk dijalankan. Kata kunci : Manajemen Usaha, Pembenihan Kerapu Tikus, Balai Benih Ikan Pantai.   Abstract The purpose of this study is to know and understand the management of hatchery business of humpback grouper that included technical management, production, employment, marketing and financial aspects in terms of planning, organizing, and monitoring movement. This research was held at the Technical Implementation Unit of the Department of Fish Seed Beach Gorontalo province. The methods that used in this study are survey and participative methods. The collected data is in the form of primary data and secondary data and to analyze, the writer used descriptive analysis of qualitative and quantitative descriptive analysis. Business planning at the Technical Implementation Unit Office of Beach Fish Seed is compiled by ameeting once a week with all employees. Organizing and division of labor is ruled by decree of the Governor of Gorontalo number 06 in 2013. Implementation of the humpback grouper hatchery goes to what has been planned. The chief of Production section give orders and motivation to employees to work as the plans. Forms of business control are made by creating a standard, reported the activities that have been carried out, check the work and take corrective action. Production of humpback grouper hatchery divided into two divisions, they are natural food division and seeding division. Production activities only started from the hatching eggs without spawning its own. The eggs used are eggs from other areas (Marine Aquaculture Center Ambon and Brackish Water Aquaculture Centres Situbondo). Technically, hatchery operations in Technical Implementation Unit of the Department of Fish Seed beach has good management and executed with an operational standards ofhumpback grouper hatchery. Stages of seeding includes the preparation of containers, stocking eggs, feeding management, water quality management, uniformity of size and harvest. Workers that employed are three people, one is hired in the natural food division and two are hired in feeding divisions. Seed marketing is done directly on feeding site by waiting customers come to buy. Marketing price is set at a price of Rp. 2,000 per cm of each fish. Finance obtained from the marketing used for the procurement of materials and equipmentsand also to meet local revenue. Results of the analysis showed that the business is worth to run. Keywords: Business Management, Humpback Grouper Hatchery, Fish Seed Beach Office.  
KAJIAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA ILODULUNGA KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA Rauf, Marlin; Dien, Christian R; Aling, Djuwita R.R
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12990

Abstract

Abstract This study aims to determine the social conditions of farmers seaweed, and to know the production system and financial analysis of seaweed farming in the village Ilodulunga. The education level ever taken by the farmers seaweed. Village Ilodulunga amounted to 78.26% of primary school graduates, SMK graduates much as 4.35%, and amounted to 17.39% of high school graduates. The productive age seaweed farmers in the village Ilodulunga ie from the age of 20-70 years. Having work experience of over 10 years, have a high motivation to work and about 50% have had a permanent home, and 50% is semi-permanent. Seaweed farming production system that takes into account facilities and cultivation techniques that include aquaculture site selection, installation of floating rope, planting, maintenance of seaweed seedlings, harvesting and post-harvest and marketing. Seaweed farming in the village Ilodulunga eligible to run because it has operating profit or absolute advantage Rp. 145.264 million, net profit of Rp. 129 360 833, the profit rate (rate of profit) amounted to 422%, 223% Profitability, BCR sale of BEP 5.2 Rp. 17,516,429, 1,751 kg BEP unit, and the repayment period is 0,447 years (5 months, 10 days, 19 hours). Keywords: Business, Aquaculture, seaweed, and Gain.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial pembudidaya rumput laut, serta untuk mengetahui sistem produksi dan analisis finansial usaha budidaya rumput laut yang ada di Desa Ilodulunga. Tingkat pendidikan yang pernah di tempuh oleh pembudidaya rumput laut. di Desa Ilodulunga lulusan SD sebesar 78,26% , lulusan SMP Sebesar 4,35%, dan lulusan SMA sebesar 17,39%. Umur produktif para pembudidaya rumput laut di Desa Ilodulunga yaitu dari umur 20-70 tahun. Memiliki pengalaman kerja diatas 10 tahun, memiliki motivasi kerja yang tinggi dan sekitar 50% telah memiliki rumah permanen dan 50% masih semi permanen. Sistem produksi budidaya rumput laut yaitu dengan memperhatikan fasilitas dan teknik budidaya yang meliputi pemilihan lokasi budidaya, pemasangan tali apung, penanaman bibit, pemeliharaan bibit rumput laut, panen dan pasca panen, dan pemasarannya. Usaha budidaya rumput laut di Desa Ilodulunga layak untuk dijalankan karena memiliki operating profit atau keuntungan absolut sebesar Rp. 145.264.000, net profit sebesar Rp. 129.360.833, profit rate ( tingkat keuntungan) sebesar 422%, Rentabilitas 223%, BCR 5,2 BEP penjualan Rp. 17.516.429, BEP satuan 1.751 kg, dan Jangka waktu pengembalian yaitu 0,447 tahun (5 bulan, 10 hari, 19 jam). Kata Kunci : Usaha, Budidaya, rumput laut, dan Keuntungan.
MANAJEMEN PEMASARAN IKAN MARLIN HITAM (MAKAIRA INDICA) DI PASAR BERSEHATI KELURUHAN CALACA KOTA MANADO Harefa, Zevri; Durand, Swenekhe S; Kotambunan, Olvie V
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12991

Abstract

Abstract The objectives of this research were to study marketing management fish Black Marlin (Makaira indica) and marketing channels that are in the market Bersehati Manado City as well as to learn how to minimize the risk due to the nature of fishery products, especially fish Black Marlin (Makaira indica) is perishable. From the results of research in the field, it appears that the marketing management of fish Marlin in Pasar Bersehati had good views of the marketing department, storage and production of Marlin fish which is increasing every month. Marlin fish catches come from other areas, namely, Sanger, Talaud, Ternate, Manado Tua, Likupang, Aer Copper Bitung, and Nain Island. Marketing of fishery products, especially fish Black Marlin (Makaira indica) have a substantial risk of one of them caused by the fish is perishabel or nonperishable. To overcome the decay required proper storage and careful where trader’s owner uses dry storage techniques by providing a small hole under the cool box so that water is not stagnant during the storage process is done. Keyword : black marlin, marketing chain, trader’s   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari manajemen pemasaran ikan Marlin Hitam (Makaira indica) dan saluran pemasaran yang berada di Pasar Bersehati Kota Manado serta untuk mempelajari bagaimana cara memperkecil resiko karena sifat produk hasil perikanan terutama ikan Marlin Hitam (Makaira indica) ini yang mudah busuk. Dari hasil penelitian di lapangan, terlihat bahwa manajemen pemasaran ikan Marlin yang ada di Pasar Bersehati sudah baik dilihat dari bagian pemasaran, penyimpanan dan produksi ikan Marlin yang setiap bulannya semakin meningkat. Hasil tangkapan ikan marlin berasal dari berbagai wilayah lain yaitu, Sanger, Talaud, Ternate, Manado Tua, Likupang, Aer Tembaga Bitung, dan Pulau Nain. Pemasaran hasil perikanan khususnya ikan Marlin Hitam (Makaira indica) mempunyai resiko yang cukup besar salah satunya disebabkan oleh ikan bersifat perishabel atau mudah busuk. Untuk mengatasi pembusukan tersebut diperlukan penyimpanan yang tepat dan cermat dimana pedagang pemilik menggunakan penyimpanan teknik kering dengan memberikan lubang kecil dibawah cool box agar air tidak tergenang selama proses penyimpanan dilakukan. Kata kunci: marlin hitam, saluran pemasaran, pedagang
ANALISIS FINANSIAL ALAT TANGKAP BAGAN DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Repi, Sharon E.E; Rarung, Lexy K; Aling, Djuwita R.R
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12992

Abstract

Abstract Some fishermen in North Sulawesi province, especially in the district of the village Mandolang Teteli Weru fill their daily activities in gaining revenue that the fishery business, especially the chart. They are very dependent on the equipment they have for the sake of increased revenues to a better direction. Measure to be used in financial analysis consists of the Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period (PP). This research is descriptive. The sampling method will be used to take samples of probability sampling method is purposive sampling is a sampling technique is done with a certain considerations intended that the data obtained are representative (Sugiyono, 2008). The amount of samples taken in this study was 30%. Where the number of fishermen in the village Tateli Weru charts are as many as 15 people so 5 sample of the total number of samples considered to represent all units charts are large, small, or medium. Data obtained consists of primary data and secondary data. The data will be analyzed using descriptive analysis of qualitative and quantitative descriptive analysis. They are using financial analysis to analyzing of Feasibility their gear. Investment (I) IDR. 25.5332 million; Fixed costs (FC) IDR. 6,843,026; Total Revenue (TR) IDR. 37,000,000; Variable Cost (VC) Rp. 9,369,326; Price per unit IDR. 2,500,000; and a net profit of IDR. 27,890,674 for each year. Financial analysis in this study proves that the business of fishing gear is still feasible to continue. This is evident from the results of financial calculations with the results of NPV = IDR. 13,134,379; IRR = 23.11% and the payback period of 0.9 years. Although the results of research on fishing gear chart showing good financial shape, but if the chart fisherman in the village of Weru Tateli only livelihood depends on fishing gear this chart alone, it will not meet the daily needs of the family. This is because the fishing season is not fixed, so as to meet their daily needs, they need to look for other income.   Abstrak Beberapa nelayan di Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Kecamatan Mandolang Desa Teteli Weru mengisi aktivitas sehari-hari dalam memperoleh pendapatan yaitu dengan usaha perikanan tangkap khususnya bagan. Mereka sangat bergantung pada alat yang mereka miliki demi peningkatan pendapatan ke arah yang lebih baik. Ukuran yang akan digunakan dalam analisis finansial ini terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam mengambil sampel adalah metode probability sampling Purposive sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh bersifat representatif (Sugiyono, 2008). Besarnya sampel diambil pada penelitian ini adalah 30%. Dimana jumlah nelayan bagan di Desa Tateli Weru adalah sebanyak 15 orang sehingga 5 orang sampel dari jumlah keseluruhan sampel dianggap telah mewakili semua unit bagan berukuran besar, kecil, maupun sedang. Data diperoleh terdiri dari data primer dan data sekunder. Data yang akan terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Kelayakan dari alat tangkap bagan di Desa Tateli Weru digunakan analisis finansial. Investasi (I) Rp. 25.533.200 ; Biaya tetap (FC) Rp. 6.843.026 ; Total Penerimaan (TR) Rp. 37.000.000 ; Biaya Tidak Tetap (VC) Rp. 9.369.326 ; Harga Satuan Rp. 2.500.000 ; dan Laba bersih Rp. 27.890.674 untuk setiap tahunnya. Analisis finansial dalam penelitian ini membuktikan bahwa usaha alat tangkap ini masih layak untuk dilanjutkan. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan finansial dengan hasil NPV = Rp. 13.134.379 ; IRR = 23,11% serta periode pengembalian dalam 0,9 tahun. Meskipun hasil penelitian terhadap alat tangkap bagan menunjukkan keadaan finansial yang baik, namun bila nelayan bagan di Desa Tateli Weru hanya bergantung pada mata pencaharian alat tangkap bagan ini saja, maka tidak akan mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Hal ini dikarenakan musim ikan yang tidak tetap, sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka perlu mencari penghasilan lain.  

Page 1 of 25 | Total Record : 242