cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
e-NERS
ISSN : 23377526     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal e-NERS diterbitkan oleh Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia Komisariat Manado bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali setahun (Maret, September). Jurnal e-NERS memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang ilmu keperawatan dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 33 Documents
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI IGD BLU RSUP Prof.dr.R.D.KANDOU MANADO Abdulrahman, Etin; Bawotong, Jeavery; Wowiling, Ferdinand
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1783

Abstract

Abstract: Unxicty is cognitive phenomenom, where someone will feel something happened in our beyod expection and can not be predicted. The unxicty will be got if someone feel able to face it against because impugning it self. The goal of this research to get the level illustration of nurse unxicty at IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. The selection of sample uses random sampling by ethnic simple random sampling. The number of sample that deived 40 people. Variable that deived is level illustration of nurse unxicty at  IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado by category of symptom scor < 14 there’s no unxicty, scor 14 – 28 light unxicty, scor 29 – 42 sample unxicty scor 57 – 70 the most heavy unxicty or panic. From the result of research shows that level nurse unxicty at IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado by simple category (57,5%). Expected there’s no attension from the member of hospital because will bwe able to infivence the service in generally and more spesificly on nurse in doing duty as profescy. Keywords: Nurse unxicty.   Abstrak: Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif, dimana seseorang merasa akan terjadi sesuatu di luar kehendak dan tidak bisa diprediksi. Kecemasan akan diperoleh jika seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya karena meragukan kemampuan diri sendiri.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tingkat kecemasan perawat di IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif. Pemilihan sampel menggunakan random sampling dengan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 orang. Variabel yang diteliti yaitu memerikan tingkat kecemasan perawat di IGD BLU RSUP Prof.dr. R.D Kandou Manado dengan kategori gejala skor  <14 tidak ada kecemasan, skor 14-28 kemasan ringan, skor 29-42 kecemasan sedang, skor 43-56 kecemasan berat, dan skor 57-70 kecemasan berat sekali aatau panic.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan perawat di IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado dengan kategori sedang (57,5%). Diharapkan adanya perhatian dari pihak rumah sakit karena akan dapat mempengaruhi pelayanan secara umum dan lebih khusus pada perawat dalam melaksanakan tugas profesi. Kata kunci: Kecemasan Perawat.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN PEMANFAATAN KLINIK DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS KALUMPANG KOTA TERNATE Ibrahim, Nurjaya Hi.; Madianung, Agnes; Onibala, Franly
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1774

Abstract

Abstract: Diabetes mellitus is metabolic disorder caused by some factors, with signs chronic hyperglicemic dan metabolic disorder of carbohydrate, fat and protein. In age  about 40 years old, we must concern about this very dangerous degenerative disorder, namely diabetes mellitus. Many patient do not know that they have this disorder. Knowledge about the right healthy and sickness concept will help people understand how to live healthy and their will to use health facility. This study aimed to know relationship about knowledge level and attitude of diabetic patient to diabetic clinic useness at public health center in Ternate. This study use cross sectional design where independent and dependent variable measure at the same time. Population is diabetic patients have checked at public health center in Kalumpang Ternate from January 2012 to December 2012 with number 428 patients. Sample of this study is 43 patient which is 10% of population, with sampling method is puposive sampling. Data is analyzed by SPSS v.16 using chi-square (X2) test, with α<0,05. Result shows that there is a significant relation between knowledge level about diabetic clinic useness to clinic useness with p=0,033 (<0,05). There is a significant relation between attitude about diabetic clinic useness to clinic useness with p=0,017 (<0,05). Keywords: knowledge level, attitude, diabetic clinic useness.    Abstrak: Diabetes mellitus atau kencing manis adalah kelainan metabolisme yang disebabkan oleh berbagai faktor, dengan gejala-gejala berupa hiperglikemia  kronis dan gangguan metabolisme pada karbohidrat, lemak dan protein. Ketika memasuki usia 40 tahun, kita harus mewaspadai timbulnya salah satu penyakit degeneratif yang sangat berbahaya, yaitu diabetes mellitus. Banyak penderita diabetes mellitus yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit ini. Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat dan sakit yang benar akan membantu masyarakat mengerti bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat dan kebiasaan mereka untuk mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk Diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap pasien Diabetes Mellitus dengan pemanfaatan klinik Diabetes Mellitus di Puskesmas  Kalumpang  Kota Ternate. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dimana variabel bebas dan terikatnya diukur dalam waktu yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang pernah berobat di Puskesmas Kalumpang kota Ternate mulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 yang berjumlah sekitar 428 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 orang yang diperoleh 10% dari total populasi yang ada, serta yang termasuk dalam kriteria inklusi dengan pengambilan sampel secara Puposive Sampling. Analisis data dengan sofware Statistic Program for Social Science (SPSS) versi 16, dengan menggunakan uji chi-square (X2), pada tingkat kemaknaan 95%  (α 0,05). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapatnya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang pemanfaatan klinik DM dengan pemanfaatan klinik dimana nilai ρ= 0,033 < 0,05. Ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang pemanfaatan klinik DM dengan pemanfaatn klinik dimana nilai ρ=0,017 <0,05. Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Sikap, Pemanfaatan Klinik Diabetes Mellitus.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOASIO KOTA TIDORE KEPULAUAN Salim, Saiful; Warouw, Sarah M.; Rottie, Julia
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1765

Abstract

Abstract: One of the fundamental efforts to ensure the achievement of the highest quality of child development is the provision of breast milk (milk) from birth until the age of two years. Mother's Milk (Air Susu Ibu, ASI) is the most perfect food for babies because it contains many nutrients that are high-value required for the growth and development of the nerves and brain and gives substances immunity against some diseases. Breast milk can meet the nutritional needs of infants during the first six months (exclusive breastfeeding). The government up until now continues to promote the program through the promotion of increased use of exclusive breastfeeding, but unexpectdly still there are mothers, who do not exclusively breastfeed their babies. The purpose of this study is to know the relationship between maternal characteristics and the successfulness of exclusive breastfeeding. The desaigned study  was Analytic Observational, with cross sectional approach, with a sample of 65 people. Determination of the samples was done by using a non-probability (purposive sampling). Data collection was accomplished by using questionnaires. Processing data using the computer program SPSS version 20 was presented in narrative form and table. Statistical test used was chi-square with significance level α = 0.05. The results of statistical tests showed that the obtained maternal characteristics values ​​are as follows: for Age characteristic the p-value = 0.25 (p > α), the education characteristic p-value = 0.04 (p < α), a job characteristic p-value = 0.015 (p < α), and the knowledge characteristic p-value = 0.042. (P < α). There is no relationship or association between the age and the exclusive breastfeeding success. There is a relationship of education, employment, knowledge of the mother and the success of exclusive breastfeeding. However the relationship obtained is a significant negative relationship because highly educated mothers, mother who work or carier women and mothers who are actually more knowledgeable are there who fail to braestfeed exclusively. From this this study it can be suggested to the clinic to have to do counseling/ training or dairy feeding for working mothers (Pegawai Negeri Sipil / Swasta), proposed to the Government, the mayor and the head of private institutions to be able to grant permission or instructions to all employees mothers who have a six months old baby to be given permission to go home for breastfeeding while still on the working hours. Keywords: Maternal characteristic, exlusive breastfeeding.   Abstrak: Salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian tertinggi kualitas tumbuh kembang anak adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak lahir hingga usia dua tahun. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi karena mengandung banyak zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit. Air susu ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama (ASI eksklusif). Sampai sekarang pemerintah terus berupaya mempromosikan program ASI eksklusif melalui gencarnya promosi peningkatan penggunaan ASI eksklusif, namun masih saja didapatkan ibu menyusui bayinya tidak secara eksklusif sesuai yang diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik Observasional dengan pendekatan Cross Sectional, dengan jumlah sampel 65 orang. Penentuan besar sampel dengan menggunakan Non probability (purposive Sampling). Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan komputer dengan program SPSS versi 20 yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Hasil uji statistik menunjukan bahwa karakteristik ibu (umur) diperoleh nilai p-value = 0,25 (p > α), pendidikan diperoleh nilai p-value = 0,04 (p < α), pekerjaan diperoleh nilai  p-value = 0,015 (p < α), dan pengetahuan diperoleh nilai p-value = 0,042. (p < α). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan umur dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan ada hubungan pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dengan  keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Namun hubungan yang didapatkan adalah hubungan yang bermakna negatif dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi, ibu yang bekerja dan ibu yang berpengetahuan baik justru lebih banyak yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif. Dari penelitian ini dapat disarankan kepada pihak puskesmas untuk perlu dilakukannya penyuluhan/pelatihan tentang pemberian ASI perah kepada ibu-ibu pekerja (PNS/Swasta), mengusulkan  ke Pemerintah Daerah dalam hal Wali Kota dan pimpinan instansi swasta untuk dapat memberikan izin/intruksi kepada seluruh pegawai ibu-ibu yang mempunyai bayi enam bulan kebawah agar dapat diberi izin pulang ke rumah untuk menyusui bayinya meskipun masih jam kerja. Kata kunci: Karakteristik Ibu, ASI eksklusif.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK. III R.W. MONGISIDI MANADO Ningsih, Hesti Sulistia; Mayulu, Nelly; Onibala, Franly
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1791

Abstract

Abstract: Intravenous therapy is used to repair the condition of patients in maintaining body fluids. One of nosocomial infections that arise as a result of the infusion phlebitis. This study aims to determine the factors that influence the occurrence of phlebitis in patients who installed a drip in hospital wards. Tk. III R.W. Mongisidi Manado. The method used is the method of analytic observational cohort study. The samples used were all patients who underwent infusion in Bougenvile, Cendana and Flamboyan Rooms. Sampling method is a total sampling of 60 people with multivariate data processing. The results showed all, independent variables that have an influence on the occurrence of phlebitis is old variable infusion (p = 0.004 <alpha 0.05) and the selection of the cannula (p = 0.017 <alpha 0.05). Viewing of risk factors / odds ratio (Exp (B)), the selection of the cannula which increases the risk of phlebitis at 0.016 times longer while mounting cannula 4-6 x 24 hours increases the risk of phlebitis by 0.006 times. The conclusion of this research is long infusion phlebitis most influence on the odds ratio for having larger. Suggestion: It is expected for the institutions involved, in this case educational institutions and hospitals in order to further enhance education and training for nurses and prospective nurses in particular on how to minimize the occurrence of infusion phlebitis. Keywords: Risk Factors, Infusion, Phlebitis.     Abstrak: Terapi intravena digunakan untuk memperbaiki kondisi pasien dalam mempertahankan cairan tubuh. Salah satu infeksi nosokomial yang timbul akibat dari pemasangan infus yaitu flebitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya flebitis pada pasien yang terpasang infus di ruang rawat inap RS. Tk. III R.W. Mongisidi Manado. Metode yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan studi kohort. Sampel yang digunakan adalah semua pasien yang dilakukan pemasangan infus di Ruang Bougenvile, Cendana dan Flamboyan dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 60 orang dengan pengolahan data secara multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama, variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya flebitis adalah variabel lama pemasangan infus (p = 0,004 < alpha 0,05) dan pemilihan kanula (p = 0,017 < alpha 0,05). Melihat dari faktor risiko/odds ratio (Exp(B)), pemilihan kanula yang besar meningkatkan risiko terjadinya flebitis sebesar 0,016 kali sedangkan lama pemasangan kanula  4-6 x 24 jam meningkatkan risiko terjadinya flebitis sebesar 0,006 kali. Kesimpulan dalam penelitian adalah lama pemasangan infus lebih beresiko terhadap terjadinya flebitis karena memiliki odds ratio lebih besar. Saran : Diharapkan bagi institusi yang terkait, dalam hal ini institusi pendidikan dan rumah sakit agar lebih meningkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para perawat dan calon perawat khususnya tentang cara pemasangan infus untuk meminimalisasi terjadinya flebitis. Kata kunci: Faktor Resiko, Infus, Flebitis.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS DI IRINA F NEUROLOGI BLU RSUP Prof dr DR R. D. KANDOU MANADO Taghulihi, Meibie M; Pandelaki, Karel; Hamel, Rivelino
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1779

Abstract

Abstrak: Pemberian asuhan keperawatan merupakan aspek utama dalam mempertahankan integritas kulit. hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit yang terencana dan konsisten. dekubitus adalah luka tekan yang terlokalisir karena adanya kompresi jaringan bila hal ini berlangsung lama dapat meningkatkan hari rawat, dan biaya perawatan serta memperlambat program rehabilitasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dekubitus. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional, pemilihan sampel dengan purposive sampling. Sampel 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi. selanjutnya data diolah dengan menggunakan computer Spss versi 20, untuk dianalisa dengan uji Fisher exact test dengan tingkat kemaknaan (α) ≤0.05. Hasil penelitian menunjukan telah teridentifikasi pasien dengan dekubitus 18 orang, hasil uji menunjukan nilai p=0,020, dan pasien dengan kulit yang lembab beresiko 7kali lebih tinggi mengalami dekubitus, ada hubungan bermakna antara usia dengan dekubitus dengan nilai p=0.042 dan OR= 5,2 yang berarti bahwa pasien dengan usia ≥60 tahun beresiko 5,2kali lebih tinggi mengalami dekubitus. dan ada hubungan yang bermakna antara immobilisasi , nilai albumin dengan kejadian dekubitus dengan nilai p=0.000 dan pasien dengan immobilisasi ≥6 jam beresiko 88kali lebih tinggi mengalami dekubitus, dan pasien dengan nilai Albumin<3mg/dl beresiko 40 kali lebih tinggi mengalami dekubitus.Kesimpulan kelembaban, usia, immobilisasi, nutrisi(nilai albumin) merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dekubitus. Kata Kunci: Dekubitus, immobilisasi, kelembaban, nutrisi (nilai albumin).
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRANING PADA ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP E BLU RSUP Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO Mokorimban, Hanny Ronald; Ismanto, Amatus Yudi; Hamel, Rivelino
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1770

Abstract

Abstract: Toilet training is an attempt to train children in urination and defecation. Ability to toilet training toddler age children need treatment as possible. Impacts affecting toilet training in children as the importance of the child,s nadines before initiating toilet training. The purpose of this study was to determine the relationship between mothers knowledge with the ability to toilet training toddler age children (1-3 years). This research was conducted by cross sectional method, the selection of samples with purposive sampling. Sample of 40 mothers withchildren aged 1-3 years. The research was carried out in December 2012 to Januari 2013. Data collection was done by filling koesioner made by researcher and completed by respondents. The results showed that there is a relationship between mothers knowledge with the ability to toilet training toddler age children. Conclusion there is a relationship with the mothers knowledge with the ability toilet training the toddler-age children in the inpatient department of E BLU Prof. dr. R.D. Kandou Manado. Advice for parents who have toddler 1-3 yearsin order to better prepare the children in the implementation of toilet training. Where is the knowledge, support and patience and agood example to help children in making toilet training independently. Keywords: Toilet Training, and mothers knowledge. Abstrak: Toilet Training adalah usaha untuk melatih anak dalam buang air kecil dan air besar. Kemampuan dalam pelaksanaan toilet training pada anak usia toddler perlu penanganan sedini mungkin. Dampak yang mempengaruhi toilet training pada anak adalah pengetahuan ibu dan pentingnya kesiapan anak sebelum memulai toilet training.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun). Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional , pemilihan sampel dengan purposive sampling. Sampel 40 Ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan desember 2012 sampai januari 2013.Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian koesioner yang dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler. Kesimpulan Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kemampuann toilet training pada anak usia toddler di ruang rawat inap E BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. Saran bagi para orang tua yang mempunyai anak usia 1-3 tahun agar sedini mungkin mempersiapkan anak dalam pelaksanaan toilet training. Dimana pengetahuan, dukungan dan kesabaran serta contoh yang baik dapat membantu anak dalam melakukan toilet training secara mandiri. Kata Kunci: Toilet Training, dan pengetahuan ibu.
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN Saban, Yunita; Wowor, Mona P.; Hamel, Rivelino S.
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1761

Abstract

Abstract: Hypertension is a condition characterized by the increase of blood pressure in the arteries. In the elderly population, hypertension is defined as systolic pressure of 160 mmHg and a diastolic pressure of 90 mmHg. A description of diet consists of the kind, amount, and composition of food, consumed in a particular group of people. This study aimed to determine the relationship between diet and the incidence of hypertension among the elderly of outpatients clinic in Tidore Islands. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. The entire population (55 patients) were used as samples. Data were analyzed by using chi-square test, with a significant level α = 0.005. The results showed that the frequency of eating was not related to the incidence of hypertension (P = 0.392 >α = 0.05) while the kind of food was related to the incidence of hypertension (P = 0,021 <α = 0,05). Conclusion: there was a relationship between diet (kinds of food) and the incidence of hypertension in the elderly of outpatients clinic in Tidore Islands. Keywords: frequency of meals, food, hypertension, elderly.     Abstrak: Hipertensi adalah keadaan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah dalam arteri. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Pola makan adalah gambaran mengenai jenis, jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang yang merupakan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan kejadian hipertensi pada lansia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Tekhnik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 55 orang. Analisis data dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan jenis makanan dan kejadian hipertensi (P = 0,021 < α = 0,05), sedangkan frekuensi makan tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (P = 0,392 > α = 0,05). Simpulan: terdapat hubungan antara pola makan (jenis makanan) dan kejadian hipertensi pada lansia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan. Kata kunci: frekuensi makan, jenis makanan, hipertensi, lansia.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN LANSIA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA KLIEN GOUT ARTHRITIS DI PUSKESMAS INOBONTO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Adam, Moh. Hamdi; Ismanto, Yudi; Onibala, Franly
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1784

Abstract

Abstract: Elderly as faulth one groups sensitive in family, then necessary attention because susceptible to problems health. Family constitute unit smallest from society who self from heads family and some person who assemle and stay certain one roof or one house with situation interdependent. Object research: knowing relationship family about nursing adherence medication in client gout arthritis in Health Center Inobonto. Observational method: Case Control, sampling was done by purposive Sampling, as much 35 person. Statistical quiz utilized is Chi-Square. Observational result that getting to point out that points out that largest protentations is knowledge family at category good with adherence medication is 25 person or 71,4 %. Of subjective analiysis result both of above variable by use of statistic quiz Chi-Square point signifikansi of second  relationship variabel that is (p) = 0,018 one that  point out that point  < α = 0,05 thuses H1 accepted or available relationship knowledge family with adherence medication in Healt Center Inobonto. Observational conclusion which is: 1) knowledge family about nursing  in health center Inobonto partly large at  category fine. 2) adherence medication at client gout arthritis in health center Inobonto partly large obedient medication .  3)  there is relationship knowledge family about nursing with adherence medication at client gout arthritis in Health Center Inobonto. Keywords: Knowledge family, Adherence Medication, Client Gout Arthritis.     Abstrak: Lanjut usia sebagai salah satu kelompok rawan dalam keluarga, maka perlu mendapat perhatian karena kerentanannya terhadap gangguan kesehatan. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluargadan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap atau satu rumah dengan keadaan saling ketergantungan. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia dengan kepatuhan berobat pada klien gout arthritis di Puskesmas Inobonto. Metode penelitian: kasus kontrol, sampling dilakukan secara teknik purposive Sampling, sebanyak 35 orang. Uji Statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil penelitian yang didapat menunjukan yang paling besar presentasinya adalah pengetahuan keluarga pada kategori baik dengan kepatuhan berobat yaitu 25 orang 71,4%. Dari hasil analisa hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statistik Chi-Square menunjukan signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) = 0,018 yang Menunjukan nilai tersebut < α = 0,05 dengan demikian H1 diterima atau ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kepatuhan berobat di Puskesmas Inobonto. Kesimpulan penelitian yaitu :1) pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia di Puskesmas Inobonto sebagian besar berada pada kategori baik. 2) kepatuhan berobat pada klien gout arthritis di Puskesmas Inobonto sebagian besar patuh berobat. 3) ada hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia dengan kepatuhan berobat pada klien gout arthritis di Puskesmas Inobonto. Kata Kunci: Pengetahuan Keluarga, Kepatuhan Berobat, Klien Gout Arthritis.
HUBUNGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD MALA KABUPATEN TALAUD Binilang, Engrith; Madianung, Agnes; Masi, Gresty
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1775

Abstract

Abstrak: BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yang bisa menyebabkan asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum merupakan suatu kondisi bayi yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Berdasarkan studi pendahuluan yang diakukan di RSUD Mala pada periode Januari sampai dengan November 2011 terdapat 70 bayi yang lahir dengan BBLR dan mengalami Asiksia Neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Bayi BBLR dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Mala Kabupaten Talaud. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh bayi yang lahir dengan BBLR pada periode Januari sampai November 2012 di RSUD Mala Kabupaten Talaud dengan teknik total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data sekunder dari rekam medis bayi  BBLR pada periode Januari sampai November 2012. Analisia data yang digunakan adalah Uji Chi Squre dengan computer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari responden (48,6%) kejadian BBLR premature, sedangkan hasil penelitian tentang asfiksia neonatorum sebagian besar responden (71,4%) mengalami kejadian asfiksia neonatorum dan sebagian kecil (28,6%) tidak mengalami asfiksia neonatorum. Berdasarkan hasil uji statistic Chi square diperoleh nilai p 0,017, atau nilai p < α 0,05 sehingga kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan bayi BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Mala Kabupaten Talaud. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti dengan mencari faktor penyebab bayi BBLR Dismatur dan BBLR Prematur dengan secara langsung melakukan observasi atau menggunakan metode penelitian case control. Kata kunci: BBLR, Asfiksia Neonatorum.    Abstract: BBLR infants are born weighing less than 2500 grams, which can cause asphyxia neonatorum. Asphyxia neonatorum is a condition in which the baby can not breathe spontaneously and regularly soon after birth. Based on preliminary studies that transactions are carried out in hospitals Mala in the period January to November 2011 there were 70 babies born with low birth weight and having Asphyxia Neonatorum. The purpose of this study was to determine the relationship with the incidence of LBW babies in hospitals Mala Asphyxia Neonatorum Talaud district. The design is cross sectional. Population is all children born with low birth weight in the period January to November 2012 in the Hospital District of Talaud Mala total sampling techniques. Data retrieval is done by collection of secondary data from the medical records of LBW infants in the period January to November 2012. Analysis data used is the Chi Squre the computer. The results showed that the majority of the respondents (48.6%) incidence of low birth weight premature, while the results of research on neonatal asphyxia majority of respondents (71.4%) had neonatal asphyxia events and a small portion (28.6%) had no asphyxia neonatorum. Based on the test results obtained by Chi square statistic p value 0.017, or p-value <α 0.05 so that the conclusions of this study no association with the incidence of LBW babies in hospital neonatal asphyxia Mala Talaud district. The results of this study can be used as input for further research in order to examine the causes of infant looking Dismatur LBW and preterm LBW by direct observation or using the case control study. Keywords: low birth weight, Asphyxia Neonatorum.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN KB SUNTIK, IUD DAN IMPLANT DI DESA FIDY JAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS WEDA KECAMATAN WEDA KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROPINSI MALUKU UTARA ., Nurfaidah; Wantouw, Benny; Rottie, Julia
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1766

Abstract

Abstract: To optimize the health benefits of family planning, services should be combined with reproductive health services that have been provided. Prevention of maternal mortality and morbidity is the main reason the need for family planning services (KB). There are many other reasons, such as freeing women from anxiety to an unwanted pregnancy, physical or psychological disturbances due to unsafe abortion actions and the demands of social development to improving the status of women in society. With Research Objectives To determine the level of knowledge of mothers about family planning Injection, IUD and implants at the village health center Fidy Jaya Weda subdistrict middle of regency Halmahera province of North Maluku . Research of methods: The design used in this studyis a descriptive analytic with approachcross sectionala sample of 33 respondents, sampling techniques using total sampling. Data collection using questionnaires. Processing data using SPSS 20 are presented in the form of narrative and tables. Statistical test used was chi-square with the significant level of α = 0.05. Result of methods : knowledge level acceptor injection KB, IUD and Implant in category mother with good  knowledge used contraception injection there are 7 people (63,3%), contraception implant there are 2 people (18,2%) and contraception IUD 2 people (18,2). Be base on result test Chi-Square the result value p = 0,436 (p > 0,05). Conclusion: There is no relationship between level knowledge mother with used contraception device. Suggestion: specially midwife need to increase within give illumination according comprehensive to acceptor KB (family planning) injection, IUD and Implant. And at to acceptor KB within choose and used contraception that will choosy and used and active for follow illumination health for add to knowledge about health specially knowledge about KB. Keywords: mother’s knowledge, injection KB, IUD, implant.   Abstrak: Untuk mengoptimalkan manfaat KB bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan KB. Masih banyak alasan lain, misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, terjadinya gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman serta tuntutan perkembangan social terhadap peningkatan status perempuan di masyarakat. Dengan Tujuan Penelitian Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang KB Suntik, IUD dan Implant di Puskesmas Desa Fidy Jaya Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara. Metode Penelitian : Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 33 responden, tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20 yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square dengan tingkat signifikan α = 0,05. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik, IUD dan Implant pada kategori baik yang menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 7 orang (63,3%), kontrasepsi implant sebanyak 2 orang (18,2%) dan kontrasepsi IUD 2 orang (18,2). Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,436 (p > 0,05). Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi. Saran: Khususnya Bidan perlu meningkatkan dalam memberikan penyuluhan secara komprehensif kepada Akseptor KB suntik, IUD dan Implant. Dan pada para akseptor KB dalam memilih dan menggunakan kontrasepsi sebaiknya mencari informasi sebanyak mungkin tentang kontrasepsi yang akan dipilih dan digunakan dan aktif untuk mengikuti penyuluhan kesehatan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan khususnya pengetahuan tentang KB.Kata kunci: Pengetahuan Ibu, KB Suntik, IUD, Implant.

Page 1 of 4 | Total Record : 33


Filter by Year

0000


Filter By Issues
All Issue Vol 1, No 1