Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

GAMBARAN PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSILA TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DILOKALISASI PEMBATUAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG KOTA BANJARBARU ikhsan, muhammad; Rachmadi, Agus; Mariana, Evi Risa
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.51 KB)

Abstract

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengancam hidup manusia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. Derajat kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh HIV dan dampak global dari infeksi HIV terhadap sumber daya penyedia kesehatan dan ekonomi sudah meluas dan terus berkembang. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK) tentang pencegahan penularan  penyakit (HIV/AIDS) di lokalisasi Pembatuan wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah para pekerja seks komersial di lokalisasi pembatuan wilayah kerja puskesmas Guntung Payung Banjarbaru tahun 2016, sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden dari 47, didapatkan 46 (97,87%) responden mengetahui dengan baik tentang pengetahuan dasar HIV/AIDS, sebanyak 37 responden (78,17%) mengetahui dengan baik tentang penularan HIV/AIDS, untuk pengetahuan tentang tanda dan gejala pengetahuan responden cukup dengan hasil sebanyak responden 19 responden (40,42%), dan untuk pengetahuan tentang pencegahan penularan sebanyak 25 responden (53,19%) mengetahui dengan baik. Kepada pihak Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Guntung Payung diharapkan agar terus melakukan promosi kesehatan, penyuluhan, dan pendidikan kesehatan, khususnya tentang pengetahuan tanda dan gejala HIV/AIDS
STUDI KASUS PERSONAL HYGIENE PADA ANAK DENGAN PEDIKULOSIS CAPITIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN DI SDN HANDIL PURAI 2 KECAMATAN BERUNTUNG BARU KABUPATEN BANJAR nurlaila, siti; Ilmi, Bahrul; Mariana, Evi Risa
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4, No 2 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.902 KB)

Abstract

Penyebab kutu di kepala yaitu personal hygiene yang kurang, khususnya pada rambut yang jarang mendapatkan perawatan apalagi terhadap anak-anak yang sering mandi disungai. Rambut yang menjadi sarang pedikulosis capitis akan mudah kotor dan lengket seperti rambut gimbal. Rambut menjadi seperti lengket dan kotor, karena kutu kepala selalu mengeluarkan air liurnya. Penyebaran kutu juga sangat cepat lewat peralatan yang dipakai bergantian dan dari teman-teman bermain. Dampak kutu kepala terhadap kesehatan adalah dapat menyebabkan koreng pada kepala, penyakit pediculosis capatis, dan akan mengganggu waktu istirahat serta mengurangi konsentrasi dan kurang percaya diri dan pada anak-anak dapat menyebabkan anemia. Tujuan dari penelitian ini adalah Gambaran Kasus Personal Hygiene pada Anak dengan Pedikulosis Capitis dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Di SDN Handil Purai 2 Kecamatan Baruntung Baru Kabupaten Banjar. Hasil penelitian menggunakan rancangan deskriptif kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 14 orang. Data disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan personal hygien yang jelek mengakibatkan pedikulosis capitis dan pedikulosis capitis memiliki dampak bagi kesehatan. Kepada Pihak sekolah SDN Handil purai 2 dapat memberikan penyuluhan tentang kebersihan diri dan penyuluhan kesehatan tentang bahaya atau dampak pedikulosis capitis
FAKTOR – FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEJANG PADA BALITA DEMAM DI RUANG ANAK RSUD BANJARBARU TAHUN 2013 Mahdalena, Mahdalena; Mariana, Evi Risa; Maulani, Firman
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.966 KB)

Abstract

Ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian kejang demam. Diantaranya; umur, jenis kelamin, suhu saat kejang, riwayat kejang dalam keluarga, dan lamanya demam.Menuruthasilstudi pendahuluan yang dilakukandi RSUD Banjarbaru di dapat hasil dari tahun 2010 – 2012 sebanyak 378 balita demam yang dirawat, diketahui sebanyak 287 orang mengalami kejang dengan angka kematian sebesar 5 %, yakni 2 – 5 orang. Dalam kasus tersebut belum diketahui faktor resiko apa yang paling berhubungan dengan kejadian kejang pada balita demam di ruang anak RSUD Banjarbaru.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran faktor – factor resiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian kejang demam di ruang Anak RSUD Banjarbaru tahun 2013. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sehingga di dapatkan jumlah sampel sebesar 38 orang.Cara pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara yang di jawab orang tua responden. Teknik analisa data dengan secara Chi Square Test kemudian ditarik kesimpulan.Dari hasil penelitian, pasien cenderung kejang 21 orang (55,3%), berumur < 2 tahun sebanyak 24 orang (63,2%), berjenis kelamin laki – laki sebanyak 26 orang (68,4%), bersuhu tubuh ≥ 39 oC sebanyak 22 orang (57,9%), tidak ada riwayat kejang keluarga sebanyak 32 orang (84,2%), dan lamanya demam > 1 jam sebanyak 34 orang (89,5%). Hasil analisa hubungan menggunakan Chi-Square, dari faktor umur, jenis kelamin, suhu tubuh, dan riwayat kejang keluarga memiliki hubungan dengan kejadian kejang (ρ<α), sedangkan faktor lamanya demam tidak ada hubungan dengan kejadian kejang (ρ>α).Kesimpulan dalam penelitian ini menyarankan agar perawat dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua balita tentang penanganan kejang demam karena pada balita sangat rentan untuk terjadi kejang demam. Kata kunci      : Faktor Resiko, Kejang Demam
PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP TERAPI KOMPLEMENTER DALAM PENANGANAN DEMAM PADA BALITA DI DESA TABUDARAT HILIR KEC. LAS KAB. HST dina resmi, siti aulia; mariana, Evi risa; Ilmi, bahrul
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.989 KB)

Abstract

Orang tua yang cemas akan menimbulkan beberapa tindakan yang berlebihan dalam penanganan demam secara medis. Orang tua juga tidak jarang membawa anaknya ke tukang pijat tradisional saat anaknya demam. Pijat tradisional adalah salah satu terapi komplementer yang sering digunakan untuk meredakan demam.Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi orang tua, jenis terapi komplementer dan terapi lainnya yang sering digunakan orang tua dalam penanganan demam di Desa Tabudarat Hilir Kec. LAS Kab. HST.  Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriftif. Sampel penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita dengan jumlah 58 orang tua menggunakan teknik simple random sampling.Hasil penelitian terlihat bahwa seluruh orang tua menyatakan bahwa persepsi  terhadap terapi komplementer positif dan jenis terapi komplementer yang sering dilakukan adalah pijat tradisional sebanyak 58 orang (100%). Disamping terapi komplementer, orang tua juga menggunakan terapi lainnya dalam penanganan demam seperti membeli obat sendiri diwarung sebanyak 51 orang (87,9%).Peran orang tua sangat berpengaruh termasuk dalam penanganan demam yang dialami balitanya dengan tepat, menggunakan terapi komplementer yang berdampak baik untuk balita dan tidak menimbulkan resiko yang berbahaya
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN STRES KERJA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD ULIN BANJARMASIN Yeni Mulyani; Evi Risa M; Littia Ulfah
AL-ULUM : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3, No 2 (2017): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.444 KB) | DOI: 10.31602/alsh.v3i2.1200

Abstract

The emergency department and intensive care unit is one of central service in hospital and also the part of hospitals that requires skill and educated nurses in providing health services to patients. The demands that must be fulfilled by nurses, both critical care  nurses and emergency nurses can cause distress and can become the source of stressor for nurses. If the nurses have no effective coping it will cause working stress. This study aimed to determine the the relationship between coping mechanism with working stress among emergency and critical care nurses in Ulin Banjarmasin Hospital.This is a quantitative research, with correlative study design. The population of this study were emergency and critical nurses as many as 67 respondents using the total sampling technique obtained 62 respondents who are willing to be respondents. The results were analyzed by Chi-Square test.The results showed that most nurses had minor working stress with adaptive coping mechanism as many as 43 respondents (72,9%).  The Chi-Square test results show probability value of 0.026 is smaller than the significance level used 5% (0.026 <0.05),  so it can be concluded that there is a relationship between coping mechanism with working stress of emergency and critical nurses in Ulin Banjarmasin Hospital. It is known that most respondents who have maladaptive coping will tend to experience more severe stress.Therefore, researchers suggest the nurses to perform a reducing stresss activity either relaxation techniques, recreation, or exercise. Increase the knowledge either through education or skills upgrading through specialized training. Suggestion for hospital organization to do assessment on work load and arrangement of nurse amount with nurse competence in emergency and ICU so that it can decrease excessive work load and decrease nurse work stress level and hold special education and training program as needed and demand of work in the ward periodically. Keywords : Nurse, Coping Mechanism, Working Stress
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA KLIEN REHABILITASI NARKOBA DI POLI NAPZA RSJ SAMBANG LIHUM Syaifullah Kholik; Evi Risa Mariana; Zainab Zainab
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 1 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.713 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i1.13

Abstract

Narkoba adalah suatu zat yang apabila pemakaiannya disalahgunakan akan dapat menimbulkan ketergantungan  dan  berbagai masalah kesehatan. Angka penyalahgunaan narkoba dewasa ini semakin hari cenderung meningkat. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab seseorang menjadi penyalahguna narkoba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba pada klien rehabilitasi narkoba di Poli Napza RSJ Sambang Lihum. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jenis deskriptif. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah penyalahgunaan narkoba sedangkan variabel indevendent adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien rehabilitasi narkoba di Poli Napza RSJ Sambang Lihum tahun 2012 yang berjumlah 373 orang. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling selama 1 bulan yaitu  dari tanggal 17 Juli  s/d tanggal 17 Agustus 2013, sebanyak 50 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup yang dikumpulkan dari responden. Analisis  data   disajikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel  distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba yaitu faktor ketidaktahuan sebanyak 80% atau sangat mempegaruhi, faktor stres psikologis sebanyak 48 % atau cukup mempengaruhi, faktor coba-coba sebanyak 78 % atau sangat mempengaruhi, faktor pergaulan sebanyak 72 % atau sangat mempengaruhi, faktor gaya hidup sebanyak 18 % atau tidak mempengaruhi dan faktor kurang percaya diri sebanyak 34 % atau cukup mempengaruhi. Kata Kunci : Faktor-Faktor, Penyalahgunaan, Narkoba
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Evi Risa Mariana; Zainab Zainab; Syaifullah Kholik
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 2 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.489 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i2.44

Abstract

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan promotif, preventif kuratif dan rehabilitative kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bagi mereka yang berada di lingkungan Rumah Sakit seperti pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien beresiko mendapatkan infeksi nosokomial atau Health-care Associated Infections (HAIs). Oleh karena itu pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan sikap mencegah infeksi nosokomial menentukan terhadap angka kejadian infeksi nosokomial.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang infeksi nosokomial dengan sikap mencegah infeksi nosokomial pada keluarga pasien di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jenis korelasional. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang infeksi nosokomial sedangkan variabel independent adalah sikap mencegah infeksi nosokomial. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga pasien di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun 2014. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling selama bulan Juli 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup yang dikumpulkan dari responden. Data dianalisis secara deskriptif analitik. Data univariat menggunakan table distribusi frekkuesi, data bivariat menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi α 0,05.Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan pengetahuan tentang infeksi nosokomial dengan sikap mencegah infeksi nosokomial pada keluarga pasien di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun 2014. Saran dapat dijadikan bahan masukan dalam program pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Ratu Zalecha Martapura khususnya dan nantinya dapat menjadi indikator pelayanan Rumah Sakit di Kalimantan Selatan yang berkualitas.  Kata kunci : Pengetahuan,Sikap,Infeksi Nosokomial
Perbedaan Persepsi Tentang Hiv/Aids Antara Ibu Yang Bekerja Dengan Ibu Yang Tidak Bekerja Di Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru zainab zainab; evi risa mariana; Syaifullah kholik
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 2 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.614 KB)

Abstract

Berdasarkan data UNAIDS (2002), perempuan sebagai kelompok yang paling tinggi terinfeksi HIV-AIDS di seluruh dunia, dari 36,6 juta orang pada tahun 2002 menjadi hampir 40 juta pada tahun 2004, dan 47% adalah perempuan. (Jurnal Perempuan. Kerentanan Perempuan tertular HIV-AIDS. Yayasan Jurnal Perempuan. Jakarta. 2005) Berdasarkan jumlah kasus HIV-AIDS Juni 2013, dari 707 total kasus HIV-AIDS di Kalimantan Selatan sebesar 54,17% adalah perempuan. (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.Laporan KPA Banjarmasin, 2013). Selama ini masyarakat berpersepsi, hanya kelompok resiko tinggi seperti pekerja seks, langganan pekerja seks dan pecandu narkotika yang bisa terkena HIV/AIDS. Kenyataannya kini, pasangan seks atau isteri sebagai bagian kelompok risiko rendah sudah terkena. Pada kenyataannya, banyak kasus dimana seorang perempuan yang setia pada pasangannya, dapat terkena HIV-AIDS karena tanpa sepengetahuan pasangannya ternyata sering berhubungan seks dengan orang lain. Walaupun diberitahu, pasangan atau isterinya cenderung tidak mau percaya.Upaya penanggulangan HIV-AIDS di kota Banjarbaru telah dilakukan antara lain dengan penyuluhan, KIE melalui media massa dan media lain untuk memberikan informasi terkait dengan HIV-AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi tentang HIV-AIDS pada ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja di Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jenis komparatif. Variabel dalam penelitian ini adalah Persepsi ibu tentang HIV-AIDS, Ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang berkunjung ke puskesmas Sei.Besar Banjarbaru. Pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup yang dikumpulkan dari responden. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikansi α 0,05. Hasil penelitian diperoleh ada perbedaan persepsi tentang HIV-AIDS antara ibu bekerja dan tidak bekerja di Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru. Saran bagi Dinas Kesehatan umumnya dan Puskesmas khususnya agar lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang HIV-AIDS kepada masyarakat umumnya dan ibu-ibu khususnya Kata kunci : Persepsi, Pekerjaan, HIV-AIDS
PERBANDINGAN SELIMUT HANGAT DENGAN SELIMUT HANGAT DILAPISI SELIMUT ALUMINIUM FOIL TERHADAP KECEPATAN KEMBALINYA SUHU TUBUH NORMAL PADA PASIEN HIPOTERMIPOST SC (SECTIO CAESAR) DI RECOVERY ROOM RSUD ULIN BANJARMASIN Evy Marlinda; M.Rizky Ramdani; Evi Risa Mariana
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.16 KB)

Abstract

Hipotermi terjadi jika suhu tubuh < 36 ̊C. Penanganan hipotermi pada suhu antara 32 ̊C - 35 ̊C, dilakukan pemberian pemanasan eksternal pasif yaitu pemberian selimut hangat. Selimut aluminium foil digunakan untuk passive external rewarming pada kejadian hipotermi karena suhu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan kembalinya suhu tubuh normal penggunaan selimut hangat dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil pada pasien hipotermi post SCdi Recovery Room RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian ini bersifat Pre-Experimental dengan rancangan penelitian Static-group comparison design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 30 responden, yang dibagi menjadi 2, kelompok kontrol 15 responden dengan selimut hangat dan 15 responden kelompok perlakuan dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan dianalisis dengan Uji Mann Whitney. Rata-rata waktu kembalinya suhu normal pada kelompok control selama 22.67 menit, sedangkan pada kelompok perlakuan menunjukkan ratarata waktu kembalinya suhu normal selama 10.07 menit. Ada perbedaan kecepatan waktu kembalinya suhu tubuh normal antara penggunaan selimut hangat dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil yaitu nilai p = 0. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan kecepatan waktu kembalinya suhu tubuh normal penggunaan selimut hangat dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil pada pasien hipotermi post SC. Sehingga bisa dijadikan sebagai alternative penatalaksanaan pasien hipotermi di Recovery Room
Efektivitas Kompres Cuka Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Balita Pasca Imunisasi Dasar Di Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru Evi Risa Mariana; Suroto Suroto
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 8 No 2 (2020): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jck.v8i2.136

Abstract

Kondisi demam pada balita tidak hanya karena adanya penyakit juga dialami setalah mendapatkan immunisasi dasar. Ada dua manajemen demam yaitu farmakologi dan non farmakologi. Salah satu tindakan non farmakologi terhadap penurunan panas adalah kompres sebagai metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Untuk menurunkan suhu tubuh, dikenal juga obat demam tradisional dengan cuka yang harganya sangat terjangkau dan juga efektif meredakan demam. Obat ini meredakan demam dikarenakan kandungan asam di dalamnya dapat berfungsi untuk mengeluarkan panas dari dalam tubuh. Selain itu, obat demam tradisional ini mengandung banyak mineral yang dapat memenuhi kebutuhan mineral tubuh akibat demam. Jenis penelitian ini adalah adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan pre test – post test control group design. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis suhu tubuh balita pasca immunisasi setelah diberikan kompres cuka dan tanpa cuka serta menganalisis efektivitas kompres cuka sebagai bahan kompres dengan cara membandingkan suhu tubuh balita pasca immunisasi dengan suhu tubuh normal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang mengalami demam pasca immunisasi dasar di Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru. Sampel diambil secara accidental sampling dalam waktu 2 bulan, yang dijadikan sebagai kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Analisis data dengan menggunakan Independent t-test dan Paired t-test dengan signifikansi α 0,05. Hasil Penelitian menunjukkan adanya perubahan suhu tubuh antara kelompok perlakuan/intervensi (kompres cuka) dengan kelompok kontrol (tanpa kompres cuka) menggunakan uji independent sample t test didapatkan nilai p<α=0,05 dengan tingkat kesalahan, α= 0,05. Jika nilai p<α=0,05 maka Ha diterima, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara suhu tubuh pada balita yang dilakukan kompres cuka dengan yang tidak memakai cuka. Kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara suhu tubuh pada balita yang dilakukan kompres cuka dengan yang tidak memakai cuka. Saran bagi Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru khususnya poliklinik immunisasi dan kader posyandu dapat memberikan alternatif kompres cuka (metoden non farmakologi) untuk menurunkan suhu tubuh balita pasca immunisasi