Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ANALISA STRUKTUR JEMBATAN PENDEKAT PULAU BALANG KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA (STUDI KASUS ANALISA KEKUATAN JEMBATAN SEGMEN III) Rahayu Pradita; Tumingan; Yudi Pranoto
JURNAL INERSIA Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perhitungan analisa struktur Jembatan pendekat Pulau Balang Kabupaten Penajam Paser Utara ini merupakan perhitungan dari segi kekuatan pada struktur atas (PCI girder) dan struktur bawah ( pilar dan fondasi). Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada dengan menggunakan dimensi, penulangan, mutu bahan, serta kondisi tanah di lingkungan sekitar lapangan yang sesuai dengan perencanaan asli di lapangan didapatkan bahwa struktur atas (PCI girder) dan struktur bawah (pilar K4 dan fondasi tiang bor pile) Jembatan Pendekat Pulau Balang segmen III telah memenuhi syarat keamanan dan layak untuk digunakan.
ANALISIS PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA BAJA BUKAKA DAN SNI DENGAN PEMODELAN TEKLA PADA JEMBATAN BETAPUS SAMARINDA Adella Elysa Putri; Yudi Pranoto; Tumingan
JURNAL INERSIA Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pemilihan struktur atas merupakan hal yang paling utama sebelum mendesain jembatan. Diperlukan struktur yang efektif dan efisien dalam perencanaannya. Analisis ini membahas mengenai perbandingan struktur atas rangka baja tipe warren truss kelas A dengan bentang 50 m PT. Bukaka dan standard SNI yang ditinjau dari segi kekuatan dan berat kebutuhan material. Analisa pembebanan menggunakan software SAP 2000 yang mengacu pada peraturan SNI 1725:2016 sedangakan pemodelan dan perhitungan berat material menggunakan software Tekla. Analisa komponen struktur rangka baja mengacu pada peraturan RSNI T-03-2005. Hasil yang diperoleh dari studi ini adalah jembatan rangka baja PT. Bukaka memiliki nilai lendutan yang lebih kecil pada kombinasi momen terbesar dibandingkan dengan jembatan SNI. Rasio keamanan masing-masing komponen meliputi batang tarik, tekan, aksial lentur serta sambungan rangka baja PT. Bukaka dan SNI memiliki perbandingan yang sama. Untuk berat kebutuhan material rangka baja PT. Bukaka lebih ringan disbanding dengan rangka baja SNI.
PERENCANAAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM ETABS 2016 DAN TEKLA STRUKTUR 2017i PADA SDN 027 LOA JANAN ILIR SAMARINDA Muhammad Tomy Saputra; yudi Pranoto; M. Ridwan
JURNAL INERSIA Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk menghitung dan mendetailkan struktur element pelat, balok, dan kolom gedung sdn 027 loa janan ilir. Perhitungan struktur beton dimulai dengan menghitung pembebanan lalu di input kedalam ETABS 2016 dan didapatkan gaya-gaya dalam berupa momen (M), gaya lintang (D) dan gaya normal (N). Kemudian hasil analisa gaya dihitung menggunakan metode SNI 03-2847-2013 dan mengacu pada PPIUG 1983. Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil momen kolom yaitu PU = 33679,08 kg.cm MU = 250962,3 kg.cm dengan jumlah tulangan 6 D 16, pada balok MUtumpuan = 385004,09 MUlapangan 192502,04 kg.cm dengan jumlah tulangan lapangan 3 D 13 dan tumpuan 3 D 13 dengan jarak sengkang tumpuan Ø10 - 125 mm dan lapangan Ø10 - 250 mm dan pada pelat lantai didapat jarak tulangan arah x Ø10 - 150 mm, tulangan arah y Ø10 – 250 mm.
KAJIAN EKSPERIMENTAL DINDING BATATON TERHADAP BEBAN LATERAL SIKLIK Yudi Pranoto
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 1 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa yang belakangan ini sering terjadi di wilayah Indonesia banyak mengakibatkan kegagalan struktur, dimana persentase kerusakan terbesar adalah rumah-rumah sederhana berdinding bata atau batako. Rumah-rumah di Indonesia pada umumnya menggunakan bata dan batako sebagai bahan utama pembuatan dinding. Dalam pelaksanaanya seringkali kualitas strukturnya kurang memiliki kinerja yang memadai dalam menahan beban gempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan karakteristik berbagai macam dinding rumah tembokan. Untuk mengetahui karakteristik model kerusakan dinding yaitu meliputi hubungan beban-simpangan, pola retak, kekakuan dan daktilitas, maka dalam penelitian ini digunakan dinding dengan ukuran 3000x3000x140 mm yang meliputi dinding tanpa bukaan (Wall Without Opening, WTO) dan dinding dengan bukaan (Wall With Opening, WWO) yang terbuat dari bahan bataton. Metode pembebanan dilakukan dengan beban bolak-balik untuk memodelkan beban gempa yang mengacu pada standar ACI 374.1-05 (American Concrete Institute). Dari hasil penelitian, didapatkan Ppeak yang terjadi pada benda uji WTO sebesar 71,08 kN lebih besar 34,93 % dari benda uji WWO yaitu 46,25 kN. Simpangan yang terjadi pada saat Ppeak benda uji WTO sebesar 3,93 mm lebih kecil 30,69 % dari benda uji WWO yang memiliki simpangan sebesar 5,67 mm.
PEMANFAATAN SERBUK KAYU LOKAL KALIMANTAN DAN PASIR MAHAKAM SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BATAKO KOMPOSIT MORTAR SEMEN Yudi Pranoto; Cisyulia Octavia
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 2 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serbuk kayu adalah limbah organik yang merupakan bahan sisa hasil penggergajian yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagai daerah penghasil kayu tentunya kalimantan memiliki limbah kayu yang cukup besar. Apabila hal ini tidak dicarikan solusi penanganannya tentunya akan menyebabkan masalah lingkungan, karena limbah gergaji membutuhkan ruang untuk pembuangan. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai bahan bangunan dengan memanfaatkan serbuk kayu yang memberikan hasil semakin besarnya penggunaan serbuk kayu pada campuran menjadikan bahan bangunan semakin lebih ringan, akan tetapi kekuatannya semakin rendah. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kekuatan batako yaitu dengan memberikan komposit pada lapisan luar keliling batako. Proses pembuatan batako terdiri dari dua tahapan, tahapan pertama dengan meletakan campuran beton ringan serbuk kayu, kemudian dilanjutkan dengan tahapan yang kedua yaitu dengan memberikan lapisan mortar semen dengan variasi ketebalan 2 cm, 3 cm dan 4 cm. Hasil penelitian didapat kenaikan kuat tekan batako komposit mortar semen pada keliling batako dengan ketebalan mortar semen masing masing 2 cm, 3 cm dan 4 cm dihasilkan berturut-turut adalah 1,25 MPa, 1,56 MPa dan 1,94 MPa untuk batako serbuk kayu ulin, 0.91 Mpa, 1,26 Mpa dan 1,1 Mpa untuk batako serbuk kayu galam sedangkan untuk batako serbuk kayu kapur masing masing 0,42 Mpa, 0,78 Mpa, dan 0,93 Mpa. Berat jenis untuk untuk kayu ulin rata-rata adalah 362,6 kg, bataton kayu galam adalah 328,3 kg sedangkan untuk kayu kapur 308,7 kg.
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH TANAH GARDU INDUK 150 KV KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Sopyan Wahyudi; Kukuh Prihatin; Yudi Pranoto
JURNAL INERSIA Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan dinding penahan tanah (DPT) di Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Kondisi memiliki lereng yang terindikasi terjadi longsor.Perhitungan ini bertujuan untuk menentukan tipe DPT yang sesuai,menentukan dimensinya,menghitung stabilitas geser, stabilitas guling, stabilitas daya dukung tanah, stabilitas kelongsoran,tiang bor serta menghitung penulangannya.Perhitungan stabilitas lereng menggunakan metode irisan Fellinius (1927), koefesien tekanan tanah menggunakan teori Coulomb, daya dukung tanah menggunakan teori Terzaghi (1943), perhitungan tiang bor menggunakan metode Meyerhof (1976;1983) dan penulangan menggunakan SNI 03-2847-2002.Ketinggian lereng mencapai 9,4 meter, maka DPT tipe kantilever dengan model trap dengan dimensi trap 1, H = 6,0 m, B = 4,2 m dan D = 0,6 m dan dimensi trap 2, H = 6,0 m, B = 4,2 m dan d = 0,6 m. Didapatkan nilai trap 1 yaitu FKgeser = 1,512 ; FKguling = 1,838; FKDDT = 2,778 dan Didapatkan nilai trap 2 yaitu FKgeser = 1,507 ; FKguling = 1,899 ; FKDDT =2,844.Digunakan pondasi tiang bor untuk memperkuat daya dukung tanahnya dengan diameter trap 1 = 0.4 m dengan panjang = 8 m dan diameter trap 2 = 0.4 m, dengan panjang = 4 m. Bahan material yang digunakan adalah beton bertulang untuk kedua trap dengan tulangan momen D22 mm dan tulangan bagi D13.