Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Studi Alternatif Loss of Prestress PC I Girder Akibat Metode Single Stressing dan Double Stressing Pada Section Overpass STA 52+174 Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Sujiati Jepriani; Willy Susanto; Joko Suryono
Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2022.29.2.4

Abstract

Abstrak Salah satu pekerjaan penting yang dilakukan pada beton prategang yaitu proses pemberian tegangan (stressing). Pemberian tegangan pada beton prategang mengakibatkan kehilangan gaya prategang yang harus dipertimbangkan pada perencanaan. Metode stressing pada beton pascatarik dapat dilakukan dengan metode satu arah (single stressing) dan metode dua arah (double stressing). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kehilangan gaya prategang pada girder jembatan akibat stressing dengan metode satu arah dan metode dua arah serta mengetahui pengaruh panjang bentang girder terhadap kehilangan gaya prategang. Analisis yang dilakukan meliputi menghitung pembebanan dan gaya prategang, menghitung kehilangan prategang akibat metode stressing satu arah dan dua arah, serta kontrol tegangan dan lendutan pada girder. Jenis girder yang digunakan pada penelitian ini adalah PC I girder dengan bentang 25,80 m dan 16,80 m. Dari hasil analisis diperoleh bahwa metode penarikan satu arah menghasilkan kehilangan gaya prategang lebih besar dibandingkan dengan metode penarikan dua arah. Kehilangan gaya prategang akibat penarikan satu arah pada PC I girder bentang 25,80 m adalah sebesar 25,03 % dan sebesar 27,18% pada PC I girder bentang 16,80 m. Kehilangan gaya prategang akibat penarikan dua arah pada PC I girder bentang 25,80 m adalah sebesar 17,22 % dan sebesar 24,12% pada PC I girder bentang 16,80 m. Kehilangan gaya prategang pada PC I girder bentang 25,80 m nilainya lebih kecil dibandingkan kehilangan gaya prategang pada PC I girder bentang 16,80 m. Kata-kata Kunci: Beton prategang, kehilangan gaya prategang, metode stressing, penarikan dua arah, penarikan satu arah. Abstract One of the important work carried out on prestressed concrete is the stressing process. The application of stress to prestressed concrete results in a loss of prestressing force which must be considered in the design. Theoretically, the stressing method of post-tensioned concrete can be carried out using a single stressing method and a double stressing method. The purpose of this study was to determine the value of the loss of prestressing force on the bridge girder due to stressing with the one-way method and the two-way method and to determine the effect of the length of the girder span on the loss of the prestressing force. The analysis carried out includes calculating the load and prestressing force, calculating the prestress loss due to one-way and two-way stressing methods, and controlling stress and deflection on the girder. The type of girder used in this study is a PC I girder with a span of 25,80 m and 16,80 m. From the results of the analysis, it was found that the one-way pulling method resulted in a greater loss of prestressing force than the two-way pulling method. Loss of prestressing force due to one-way tension on a PC I girder span of 25,80 m is 25,03% and 27,18% in a PC I girder span of 16,80 m. Loss of prestressing force due to two-way tension on a PC I girder span of 25,80 m is 17,22% and 24,12% at a PC I girder span of 16,80 m. The loss of prestressing force on the PC I girder span of 25,80 m is smaller than the loss of prestressing force on the PC I girder span of 16,80 m. Keywords: Bouble stressing, loss of prestressing force, prestressed concrete, single stressing, stressing method
Evaluasi Gedung Workshop Teknik Konstruksi dan Perumahan di SMKN 2 Samarinda Yudi Pranoto; Sujiati Jepriani
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i3.389

Abstract

Bangunan Gedung/Bengkel Teknik Konstruksi dan Perumahan (TKP/BKP) di SMKN 2 Samarinda merupakan salah satu bangunan sekolah yang cukup tua, yaitu usia ± 38 tahun. Gedung workshop ini digunakan sebagai ruang kelas, ruang praktek dan ruang administrasi, dengan ± 75 orang melakukan kegiatan setiap harinya. Di dalam gedung bengkel terdapat beberapa mesin mekanik praktis, yaitu bar bander dan jeruji pemotong besi-beton, serta tempat menyimpan beton dan bahan-bahan praktis lainnya. Pada waktu-waktu tertentu bengkel juga digunakan sebagai tempat kegiatan yang cukup besar, seperti pertemuan orang tua dan komite sekolah yang melibatkan lebih dari 200 orang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi Kepala Sekolah dan Instruktur tentang keselamatan pengguna bangunan karena kondisi bangunan sudah banyak mengalami kerusakan pada elemen strukturnya.Dengan latar belakang tersebut, kami ingin membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra dengan melakukan evaluasi terhadap TKP/ gedung bengkel BKP. Dengan tim yang memiliki keahlian struktur dan manajemen akan berusaha memberikan rekomendasi dan solusi penguatan struktur yang dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan penanganan permasalahan di gedung bengkel TKP/BKP. Dari hasil kajian diketahui bahwa gedung bengkel TKP SMK 2 Samarinda dikategorikan rusak berat. Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa, perlu dilakukan perkuatan bangunan baik pada kolom, balok maupun dindingnya. The construction and housing engineering workshop building/construction and housing business (TKP/BKP) at SMKN 2 Samarinda is one of the school buildings that is quite old, aged ± 38 years. This workshop building is used as a classroom, practice room and administration room, with ± 75 people doing activities every day. Inside the workshop building, there are several practical mechanical machines, namely bar banders and iron-concrete cutter bars, as well as a place to store concrete and other practical materials. At certain times the workshop is also used as a place for quite large activities, such as a meeting of parents and school committees involving more than 200 people. This raises concerns for the Principal and Instructors about the safety of building users because the condition of the building has suffered a lot of damage to its structural elements.With this background, we want to help solve the problems faced by partners by evaluating the TKP / BKP workshop buildings. With a team that has structural and management expertise, they will try to provide recommendations and solutions for strengthening structures that can be a reference for stakeholders in making policies on handling problems in the TKP/BKP workshop building. From the results of the study, it was found that the TKP SMK 2 Samarinda workshop building was categorized as heavily damaged. To prevent casualties, it is necessary to strengthen the building both on the columns, beams and walls.
Modifikasi Perencanaan Jembatan Mahakam 4 Di Kota Samarinda Menggunakan Model Cable Stayed Budi Nugroho; Sujiati Jepriani; Salim Juniardi
JURNAL INERSIA Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v14i1.373

Abstract

Jembatan Kembar Mahakam IV adalah jembatan tipe Arch atau pelengkung baja yang berada tepat bersebelahan dengan Jembatan Mahakam I. Jembatan Kembar Mahakam IV dibangun untuk mengurai kemacetan yang terjadi setiap harinya di Jembatan Mahakam I. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan bentuk struktur jembatan Mahakam IV dengan model konstruksi cable-stayed, menghitung pembebanan pada jembatan cable-stayed, dan merencanakan perhitungan struktur atas jembatan yang meliputi Pylon dan Cable. Metode penelitian dimulai dengan tahapan perencanaan, teori dan standar rujukan yang digunakan berdasarkan SNI 1725:2016 Pembebanan untuk jembatan dan SNI 2833:2016 tentang perencanaan jembatan terhadap beban gempa. Setelah itu pemodelan struktur jembatan, penginputan data beban dan material serta analisis pembebanan dihitung menggunakan program SAP2000 V.20. Hasil penelitian ini adalah dari perencanaan struktur atas jembatan di dapat gaya pada rasio tegangan kabel maksimun sebesar 13054.185 kN yang terjadi di segmen 5, kombinasi Kuat 1 dengan tegangan izin ≤ 0,45 fpu dinyatakan memenuhi persyaratan penarikan kabel, perencanaan pilon yang menggunakan rumus Troitsky didapat tinggi pilon yaitu 70 meter dan gaya lendutan terbesar pada puncak pilon full segmen sebesar 0.085957 m < 0.088 pada Kombinasi Kuat 1 di sumbu X dengan lendutan izin H/800 dinyatakan memenuhi persyaratan.
PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS PADA PERKERASAN JALAN KAKU Salma Alwi; Sujiati Jepriani
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 1 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pemanfaatan bottom ash sebagai agregat halus dalam campuran beton. Lebih khusus, penelitian ini difokuskan untuk menentukan jumlah optimum bottom ash yang perlu ditambahkan kedalam campuran beton untuk mendapatkan nilai kuat tekan maksimum. Enam puluh empat benda uji beton berbentuk kubus (panjang 15 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm) disiapkan dengan berbagai variasi campuran bottom ash. Jumlah bottom ash yang ditambahkan dalam campuran adalah 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; 12,5% dan 15% dari berat agregat halus. Agregat kasar dan agregat halus berasal dari Palu. Ditemukan bahwa jumlah optimal bottom ash adalah 10% dari berat agregat halus. Kuat tekan beton tertinggi sebesar 301,73 kg/cm2, Penelitian ini juga menunjukkan bahwa workability beton akan meningkat dengan penambahan jumlah bottom ash dalam campuran beton.
ANALISA PERBANDINGAN KEHILANGAN PRATEGANG GIRDER PCI DAN PCU PADA JEMBATAN MAHAKAM IV SISI SAMARINDA KOTA Sujiati Jepriani; Garini Widosari; Wahyu Fitriyani
JURNAL INERSIA Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis girder yang berbeda akan mempengaruhi kehilangan prategang yang terjadi. Dimana girder yang ditinjau pada analisa perbandingan kehilangan prategang ialah PCI dan PCU girder dengan panjang bentang 31,8 m. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kehilangan prategang yang terjadi pada PCI dan PCU girder. Kehilangan prategang yang terjadi pada PCI dan PCU girder salah satunya dikarenakan proses pemberian gaya prategang. Proses pemberian gaya prategang pada penelitian ini menggunakan metode pascatarik yaitu pemberian gaya prategang dilakukan setelah beton selesai dicor. Pemberian gaya prategang pada girder dengan menggunakan metode pascatarik ini menyebabkan terjadinya beberapa kehilangan prategang pada girder yaitu Immediate Elastic Losses dan Time Dependent Losses. Untuk mengetahui besarnya kehilangan prategang yang terjadi pada girder PCI dan PCU maka dilakukan perhitungan pada masing-masing girder yang kemudian dibandingkan besarnya nilai kehilangan prategang yang didapat. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya kehilangan prategang yang terjadi pada girder PCI ialah 20,441 % sedangkan pada girder PCU ialah 17,935 %. Sehingga dengan mempertimbangkan antara nilai total kehilangan prategang, jumlah girder, tinggi girder, dan gaya guling yang terjadi pada girder PCI dan PCU, maka penggunaan PCU girder dinilai jauh lebih aman, ekonomis dan efisien.
Perancangan Ulang Struktur Bawah Dan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jembatan Betapus, Bayur, Sempaja Selatan Kota Samarinda Daru Purbaningtyas; Sujiati Jepriani; Gatot Subagio
JURNAL INERSIA Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan Betapus dirancang sebagai jembatan rangka baja kelas A dengan bentang 50 meter yang memiliki lebar total 9 meter terdiri dari jalan 7 meter dan trotoar masing- masing 1 meter. Jembatan ini memiliki muka air banjir ± 4 meter dan memiliki kedalaman tanah keras 58 meter. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendesain abutment jembatan dan menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) jembatan. Perhitungan pembebanan sesuai dengan RSNI T-02-2005 dan struktur atas menggunakan jembatan rangka baja fabrikasi Bakrie Metal kelas A. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung menggunakan standar Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3 dan HSPK tahun 2016 untuk daerah Samarinda. Abutment jembatan menggunakan tipe kantilever dengan panjang 11 meter, lebar 4 meter dan tinggi 4,2 meter, dengan safety factor terhadap guling > 2,2 dan terhadap geser > 1,1. Pondasi tiang pancang pipa baja dengan diameter 50 cm dan tebal 1,2 cm.Jumlah tiang pancang 21 buah dengan daya dukung tiang pancang kelompok Qultimit = 6171,87 kN. Sedangkan rencana anggaran biaya yang dihitung berdasarkan HSPK 2016 diperoleh nilai sebesar Rp. 27.033.715.000,-
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN PENJADWALAN PADA STRUKTUR GEDUNG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR Andi Nurul Amalia; Pramono; Sujiati Jepriani
JURNAL INERSIA Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah salah satu komponen utama dalam pembangunan struktur gedung Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur untuk mengetahui banyaknya biaya yang dibutuhkan.Untuk mendapatkan besaran biaya yang dibutuhkan, maka dengan menghitung volume pada item pekerjaan, dilanjutkan dengan menganalisa pekerjaan dengan mengacu pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan bidang cipta karya (2013), dilanjutkan dengan menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan didapatkan harga masing-masing item pekerjaan yang akan di rekapitulasikan. Untuk hasil rekapitulasi pada proyek ini didapat hasil sebesar Rp. 13.651.588.000,- (Thirteen Billion Six Hundred and Fifty One Million Five Hundred EigthyEight Thousand Rupiah) untuk pekerjaan strukturnya saja.Time Schedule yang berfungsi untuk mengatur waktu pelaksanaan pada proyek dan sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja proyek didapat selama119 hari kerja atau 17 minggu.
Pemanfaatan Material Lokal Kutai Barat Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton Normal Resha Utami Parasuda; Sujiati Jepriani; M. Hidayat
JURNAL INERSIA Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v15i1.877

Abstract

Pekerjaan konstruksi khususnya perkerasan jalan di Provinsi Kalimantan Timur banyak menggunakan material penyusun seperti agregat kasar dan agregat halus yang didatangkan dari luar pulau Kalimantan. Sedangkan Kabupaten Kutai Barat memiliki banyak ketersediaan material lokal berupa agregat kasar dan agregat halus yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pembuat beton. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pemanfaatan material lokal tersebut, yaitu agregat Muara Asa dan Keay. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik material lokal Kutai Barat terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton normal. Harapannya, penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan dalam pemanfaatan material lokal di Kalimantan Timur. Benda uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton adalah silinder beton dengan ukuran 15 cm ´ 30 cm dan benda uji untuk pengujian kuat lentur beton adalah balok beton dengan ukuran 15 cm ´ 15 cm ´ 60 cm. Pembuatan mix design menggunakan metode SNI 03-2834-2000 dengan umur beton 28 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan variasi batu pecah Muara Asa dan pasir Muara Asa sebesar 11,87 MPa pada umur beton 28 hari serta kuat lentur sebesar 2,838 MPa pada beton umur 28 hari, pada variasi batu pecah Muara Asa dan pasir Keay didapatkan hasil 12,03 MPa dan kuat lentur beton sebesar 3,568 MPa pada beton umur 28 hari.
Abu Daun Bambu Sebagai Bahan Subtitusi Semen Terhadap Kinerja Beton Normal Arkham Iskandar; M. Hidayat; Sujiati Jepriani
JURNAL INERSIA Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v15i1.880

Abstract

Hasil pembakaran daun bambu akan menghasilkan abu yang mengandung silika (SiO2) yaitu suatu bahan yang juga ada pada semen. Silika berfungsi sebagai pengikat material penyusun beton. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik beton yang optimal dengan variasi penambahan abu daun bambu. Beton dirancang dengan mutu beton fc’20 MPa dengan variasi penambahan abu daun bambu 0%, 8%, 12%, dan 16% dari campuran semen. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 7 dan 28 hari berbentuk silinder ukuran 10 cm x 20 cm dan pengujian kuat lentur beton dilakukan pada umur 28 hari berbentuk balok ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa beton yang optimal terdapat pada variasi penambahan abu daun bambu 8% dengan kuat tekan dan kuat lentur beton sebesar 11,51 MPa dan 2,12 MPa
POHON ULIN SEBAGAI KONSTRUKSI STABILITAS LERENG DI DESA PAMPANG SAMARINDA Hendro Wardono; Sujiati Jepriani
JURNAL INERSIA Vol. 6 No. 2 (2014): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pohon Ulin(eusideroxylon zwageri) adalah salah satu jenis pohon yang termasuk jenis kelas kuat satu, keras, warna gelap, tahan terhadap air laut dengan ketinggian dapat mencapai 50 m dengan diameter 120 cm. Kayu ulin biasa digunakan sebagai bahan konstruksi maupun furniture.Karena semakin langka dan sulit didapatkan baik di hutan maupun di perkebunan/pertanian, maka perlu dibudidayakan untuk pelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk budidaya kayu ulin agar dapat memanfaatkannya sebagai konstruksi yang dapat mengamankan jalan yang berada di lereng dari longsor. Penelitian ini dilakukan di Desa Pampang Kecamatan Samarinda Utara sepanjang 3220 m, dengan penanaman bibit pohon ulin dibagian sisi kanan berm jalan Pampang Muara yang sebagian besar berada padatebing yang mungkinlongsor. Bibit pohon ulin yang ditanam berumur 1 tahun, memiliki ketinggian antara 70- 90 cm dan ditanam sebanyak 65 pohon dengan interval 50 m. Hasil penelitian setelah masa tanam 4 bulan sejak bulan Juni sampai dengan Oktober 2014 diperoleh bahwa tanaman pohon ulin yang masih hidup sebanyak 53 pohon (81,54 %).Dari 53 pohon yang hidup, 27 pohon ulin (50,94%) tumbuh di lereng yang menurun sehingga berpotensi menjadi salah satu bangunan pelengkap jalan yaitu sebagai tembok penahan tanah yang yang dapat menstabilkan lereng sehingga mengamankan jalan menuju Desa Pampang dari bahaya longsor.