Sebayang, Husni Thamrin
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 43 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH HERBISIDA AMETRIN DAN PENYIANGAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) Brilliantika, Ayuma Aprily; Widaryanto, Eko; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 8 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/248

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah tanaman semusim yang termasuk famili Graminae atau rumput-rumputan. Suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan herbisida ametrin dan penyiangan gulma terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tebu telah dilaksanakan di lahan perkebunan PG Kremboong, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo pada bulan Maret sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 11 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu : (H0) Bebas gulma (Penyiangan gulma setiap 2 minggu setelah tanam), (H1) Tanpa pengendalian gulma, (H2) Penyiangan 4 dan 8 minggu setelah tanam, (H3) Herbisida ametrin dengan dosis 1 liter ha-1, (H4) Herbisida ametrin dengan dosis 1,5 liter ha-1, (H5) Herbisida ametrin 1 liter ha-1 dan penyiangan 4 minggu setelah tanam, (H6) Herbisida ametrin 1,5 liter ha-1 dan penyiangan 4 minggu setelah tanam, (H7) Herbisida ametrin 1 liter ha-1 dan penyiangan 8 minggu setelah tanam, (H8) Herbisida ametrin 1,5 liter ha-1 dan penyiangan 8 minggu setelah tanam, (H9) Herbisida ametrin 1 liter ha-1 dan penyiangan 4 dan 8 minggu setelah tanam dan (H10) Herbisida ametrin 1,5 liter ha-1 dan penyiangan 4 dan 8 minggu setelah tanam. Hasil dari penelitian ini pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida ametrin dengan kombinasi penyiangan 8 minggu setelah tanam mampu menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman tebu dibandingkan dengan perlakuan tanpa pengendalian gulma. Kata kunci: Tebu, Gulma, Herbisida, Penyiangan, Ametrin.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK AZOLLA DAN PUPUK N PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13 Soedharmo, Gita Gowinda; Tyasmoro, Setyono Yudo; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/272

Abstract

Suatu usaha yang dapat dilakukan agar memperoleh hasil tanaman padi yang optimal ialah dengan kombinasi aplikasi dosis pemupukan organik dan anorganik. Penelitian bertujuan untuk mengatahui pengaruh pemberian pupuk azolla dan pupuk N pada tanaman padi (Oryza sativa L.) varietas inpari 13 telah dilaksanakan di desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto pada bulan Mei – Agustus 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan diulang 3 kali sehingga total petak percobaan adalah 21 petak. Perlakuan tersebut ialah : P1 : 100% pupuk N (225,63 kg ha-1 urea) ; P2 : 75% pupuk N (169,22 kg ha-1 urea) + 25% azolla segar (1,73 ton ha-1) ; P3 : 75% pupuk N (169,22 kg ha-1 urea) + 25% kompos azolla (2,13 ton ha-1) ; P4 : 50% pupuk N (112,82 kg ha-1) + 50% azolla segar (3,45 ton ha-1) ; P5 : 50% pupuk N (112,82 kg ha-1 urea) + 50% kompos azolla (4,25 ton ha-1) ; P6 : 25% pupuk N (56,41 kg ha-1 urea) + 75% azolla segar (5,18 ton ha-1) ; P7 : 25% pupuk N (56,41 kg ha-1) + 75% kompos azolla (6,38 ton ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan aplikasi 50% pupuk N + 50% azolla segar dan perlakuan aplikasi 25% pupuk N + 75% azolla segar menunjukkan hasil yang lebih baik pada panjang tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman dan hasil padi sawah t ha-1 jika dibandingkan dengan perlakuan aplikasi 100% pupuk N. Kata kunci : Padi, Azolla Segar, Kompos Azolla, Pupuk N
PENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) Abadi, Iwan Jumrotul; Sebayang, Husni Thamrin; Widaryanto, Eko
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.324 KB) | DOI: 10.21776/13

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi berbagai jarak tanam dan metode pengendalian gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2012 di Dusun Bulakunci, Desa Nogosari, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 kombinasi perla-kuan yaitu Jarak Tanam (J) dan teknik pengendalian gulma (G) yang diulang 3 kali. Pada jarak tanam ada Jarak tanam 75 x 20 cm (J1) dan Jarak tanam 75 x 30 cm (J2), dan pada metode pengendalian gulma ada Tanpa pengendalian gulma (G0), Bebas gulma (G1), Penyiangan 40 hst (G2), Aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 l ha-1 (G3) dan Aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 l ha-1 dan penyiangan 40 hst (G4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman ubi jalar dengan jarak tanam 70 x 20 cm dengan metode pengendalian gulma kombinasi antara penyemprotan herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 liter ha-1 dan penyiangan 40 hst sangat efektif dalam mengendalikan gulma serta mampu me-ningkatkan pertumbuhan ubi jalar jika dibandingkan tanpa pengendalian gulma, penyiangan 40 hst maupun penyemprotan herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 l ha-1. Penggunaan jarak tanam ubi jalar 70 x 30 cm menghasilkan jumlah hasil dan bobot segar tanaman yang lebih tinggi dari jarak tanam 70 x 20 cm.
PENGARUH APLIKASI HERBISIDA AMETRIN DAN 2,4-D DALAM MENGENDALIKAN GULMA TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) Puspitasari, Kiki; Sebayang, Husni Thamrin; Guritno, Bambang
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.644 KB) | DOI: 10.21776/21

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan herbisida ametrin dan 2,4-D pada aplikasi yang berbeda dalam mengendalikan gulma pada tanaman tebu dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan herbisida tunggal dalam pengendalian gulma. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2012 di perkebunan PG Kebon Agung, Desa Sempal Wadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Hasil dari penelitian ini Penggunaan herbisida tunggal Ametrin (dosis 3 l ha-1), 2,4-D (dosis 3 l ha-1) serta herbisida campuran 2,4-D + Ametrin (dosis 2 l ha-1 + 3 l ha-1) apabila diaplikasikan 1 kali maupun 2 kali lebih efektif mengendalikan gulma dan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman tebu vegetatif tanaman tebu jika dibandingkan tanpa pengendalian gulma. Pengendalian gulma menggunakan herbisida tunggal Ametrin (dosis 3 l ha-1) memiliki efektifitas yang sama dengan pengendalian gulma menggunakan herbisida campuran  2,4-D + Ametrin (dosis 2 l ha-1 + 3 l ha-1). Penggunaan herbisida tunggal Ametrin (dosis 3 l ha-1) 1 minggu sebelum olah tanah dan 1 bulan setelah tanam menghasilkan pertumbuhan vegetatif tanaman tebu yang lebih baik dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang maupun jumlah anakannya.
PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) Putri, Fiolita Prameswari; Sebayang, Husni Thamrin; Sumarni, Titin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.707 KB) | DOI: 10.21776/26

Abstract

Tujuan penelitian ialah: 1) Mempelajari pengaruh pemberian pupuk hijau azolla (Azolla pinnata) dan kayu apu (Pistia stratiotes) pada pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa). 2) Mempelajari pengaruh pupuk hijau azolla dan kayu apu  untuk mengurangi pemberian pupuk anorganik. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Juli 2012 di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 3 kali ulangan. Kesimpulan dari hasil penelitian ialah: 1) Perlakuan pupuk anorganik 100%, azolla 1,5 ton ha-1, kayu apu 1,5 ton ha-1 memberikan hasil sebesar 6,70 ton ha-1 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk anorganik 100% yang memberikan hasil sebesar 6,37 ton ha-1. 2) Perlakuan pupuk anorganik 75%, azolla 1,5 ton ha-1, kayu apu 1,5 ton ha-1 memberikan hasil sebesar 6,33 ton ha-1 dan pupuk anorganik 75%, azolla 1 ton ha-1, kayu apu 1 ton ha-1 memberikan hasil sebesar 6,23 ton ha-1. Kedua perlakuan tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk anorganik 100% yang memberikan hasil sebesar 6,37 ton ha-1 sehingga perlakuan pupuk anorganik 75%, azolla 1,5 ton ha-1, kayu apu 1,5 ton ha-1 dan pupuk anorganik 75%, azolla 1 ton ha-1, kayu apu 1 ton ha-1 dapat mengurangi kebutuhan pupuk anorganik.
KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG Sektiwi, Ariya Tri; Aini, Nurul; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.728 KB) | DOI: 10.21776/31

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh model tanam tanaman jagung dengan waktu tanam kacang tanah sebagai tanaman sela terhadap pertumbuhan dan produksi benih jagung pada sistem tumpangsari. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2012 di kebun percobaan Jatikerto, Malang. Metode percobaan yang digunakan ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan model tanam tanaman jagung (Petak utama): P1: Model tanam barisan tunggal (75 x 25 cm), P2: Model tanam barisan ganda (190 x 40/25 cm) dan waktu tanam kacang tanah (Anak petak): W1: ditanam 10 hari sebelum jagung, W2: ditanam bersamaan jagung, W3: ditanam 10 hari setelah jagung serta perlakuan kontrol P0: monokultur jagung dan W0: monokultur kacang tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi yang tidak nyata antara perlakuan model tanam tanaman jagung dan waktu tanam tanaman kacang tanah dalam sistem tumpangsari. Pada perlakuan model tanam dan waktu tanam tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap semua variabel pertumbuhan dan hasil pada tanaman jagung dan tanaman kacang tanah. Pada perlakuan waktu tanam kacang tanah 10 hari sebelum tanam jagung dengan model tanam barisan tunggal memiliki nilai LER 1,94 yang artinya semakin cepat penanaman kacang tanah maka akan semakin efisien dalam penggunaan lahan.
PENGARUH LAMA PENGGUNAAN MULSA DAN PUPUK KANDANG PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS POTRE KONENG Utama, Hermawan Nugraha; Sebayang, Husni Thamrin; Sumarni, Titin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.323 KB) | DOI: 10.21776/36

Abstract

Jagung varietas Potre Koneng memilki potensi hasil yang lebih tinggi dibandingkan varietas lokal lainnya. Keadaan iklim madura yang kering dan tingkat evarporasi yang tinggi maka di perlukan mulsa dan pupuk organik (kandang) agar tanah dapat menjaga kelembaban tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama peng-gunaan mulsa plastik hitam perak dan pupuk kandang dengan beberapa taraf dosis terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Sep-tember sampai bulan Desember 2012 di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kota Malang. Penelitian menggunakan Ranca-ngan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu penggunaan mulsa (M) dan dosis pupuk kandang (P) yang diulang 3 kali. Pada penggunaan mulsa, tanpa mulsa (M0), penggunaan mulsa sampai 21 hst (M1), dan penggunaan mulsa sampai 35 hst (M2). Pada dosis pupuk kandang, tanpa pupuk kandang (P0), dosis 2,5 ton ha-1 (P1), dosis 5 ton ha-1 (P2), dan dosis 7,5 ton ha-1 (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa sampai 35 hst meng-hasilkan hasil yang lebih tinggi diban-dingkan dengan perlakuan tanpa mulsa pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tana-man, indeks luas daun dan panjang tongkol, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil jagung. Perlakuan pupuk kandang dengan dosis 7,5 ton ha-1 menghasilkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pu-puk kandang pada pengamatan tinggi tanaman, bobot kering total tanaman dan panjang tongkol, tetapi tidak berpe-ngaruh terhadap hasil jagung. Kata kunci: Jagung, mulsa, pupuk kan-dang, kelembaban tanah
PENGARUH LAMA PENGGUNAAN MULSA DAN PUPUK KANDANG PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS POTRE KONENG Utama, Hermawan Nugraha; Sebayang, Husni Thamrin; Sumarni, Titin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.323 KB) | DOI: 10.21776/37

Abstract

Jagung varietas Potre Koneng memilki potensi hasil yang lebih tinggi dibandingkan varietas lokal lainnya. Keadaan iklim madura yang kering dan tingkat evarporasi yang tinggi maka di perlukan mulsa dan pupuk organik (kandang) agar tanah dapat menjaga kelembaban tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama peng-gunaan mulsa plastik hitam perak dan pupuk kandang dengan beberapa taraf dosis terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Sep-tember sampai bulan Desember 2012 di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kota Malang. Penelitian menggunakan Ranca-ngan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu penggunaan mulsa (M) dan dosis pupuk kandang (P) yang diulang 3 kali. Pada penggunaan mulsa, tanpa mulsa (M0), penggunaan mulsa sampai 21 hst (M1), dan penggunaan mulsa sampai 35 hst (M2). Pada dosis pupuk kandang, tanpa pupuk kandang (P0), dosis 2,5 ton ha-1 (P1), dosis 5 ton ha-1 (P2), dan dosis 7,5 ton ha-1 (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa sampai 35 hst meng-hasilkan hasil yang lebih tinggi diban-dingkan dengan perlakuan tanpa mulsa pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tana-man, indeks luas daun dan panjang tongkol, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil jagung. Perlakuan pupuk kandang dengan dosis 7,5 ton ha-1 menghasilkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pu-puk kandang pada pengamatan tinggi tanaman, bobot kering total tanaman dan panjang tongkol, tetapi tidak berpe-ngaruh terhadap hasil jagung. Kata kunci: Jagung, mulsa, pupuk kan-dang, kelembaban tanah
PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK DAN PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) VARIETAS PS. 881 Nasution, Kharisma Hapsarini; Islami, Titiek; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.499 KB) | DOI: 10.21776/38

Abstract

Kebutuhan gula semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk dan beraneka ragamnya jenis makanan (Fatimah, 2010). Hal ini belum bisa dipenuhi oleh beberapa industri gula dalam negeri. Ini disebabkan oleh produktivitas tebu yang rendah. Penyebabnya adalah keberadaan gulma. Selain itu, pupuk juga berpengaruh terhadap pertumbuhan gulma di sekitarnya. Penggunaan dosis pupuk anorganik yang tepat dibutuhkan pula agar dapat mengurangi gulma. Penelitian yang bertujuan untuk menentukan dosis pupuk dan pengendalian gulma yang tepat pada pertumbuhan tanaman tebu telah dilaksanakan di lahan milik PG Kebon Agung, Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Juni-September 2012. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial di-rancang secara acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu dosis pupuk (A) dan pengendalian gulma (G) yang diulang 3 kali. Pada dosis pupuk ada pupuk majemuk NPK 200 kg ha-1 dan pupuk ZA 600 kg ha-1 (A1), pupuk majemuk NPK 400 kg ha-1 dan pupuk ZA 800 kg ha-1 (A2); dan pupuk majemuk NPK 600 kg ha-1 dan pupuk ZA 1000 kg ha-1 (A3) dan pada pengendalian gulma ada penyiangan pada 30 hst (G1), aplikasi herbisida 2,4-D (G2), aplikasi herbisida Ametrin dosis (G3), dan aplikasi herbisida 2,4-D dosis dan herbisida Ametrin dosis (G4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pem-berian pupuk majemuk NPK dosis 400 kg ha-1 dan pupuk ZA 800 kg ha-1 menghasilkan diameter batang yang lebih besar. Kombinasi perlakuan pupuk majemuk NPK dosis 200 kg ha-1 dan pupuk ZA 600 kg ha-1 yang diikuti oleh aplikasi herbisida Ametrin (A1G3) menghasilkan bobot kering gulma yang lebih rendah. Kata kunci: tebu, pupuk anorganik, pengendalian gulma, herbisida 2, 4-D, herbisida Ametrin.
PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.) Widyanto, Arief; Sebayang, Husni Thamrin; Soekartomo, Sardjono
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.179 KB) | DOI: 10.21776/47

Abstract

Nitrogen ialah salah satu untur penting yang berpengaruh terhadap hasil jagung manis. Zeolit untuk meningkatkan serapan nitrogen pada tanaman jagung. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh tanaman jagung manis terhadap aplikasi zeolit dan pupuk urea, telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Brawijaya, Desa Jatikerto pada bulan Mei 2009 sampai Juli 2009. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) diulang 3 kali. Perlakuan dosis pupuk urea (N) ditempatkan pada petak utama yang terdiri dari 3 tingkat, ialah : N1 = 75 kg ha-1, (2). N1 = 150 kg ha-1 dan (3). N2 = 300 kg ha-1. Aplikasi dosis zeolit ditempatkan sebagai anak petak (Z) yang terdiri dari 4 tingkat , ialah : (1). Z0 = 0 kg ha-1, (2). Z1 = 250 kg ha-1, (3). Z2 = 500 kg ha-1 dan (4). Z3 = 750 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara aplikasi zeolite dengan pupuk urea terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, luas daun dan hasil jagung manis. Kombinasi dosis zolit 750 kg ha-1 dengan dosis urea 50 kg ha-1 menunjukan hasil terbaik terhadap luas daun, tinggi tanaman dan bobot kering total/tanaman dibandingkan dengan perlakuan dosis urea 300 kg ha-1 tanpa pemberian zeolit. Pupuk urea meningkatkan pertumbuhan tanaman jangung manis. Sedangkan aplikasi zeolit berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pemberian zeolit dosis 500 kg ha-1 dapat meningkatkan hasil tongkol tanpa klobot dibandingkan tanaman tanpa pemberian zeolit. Kata kunci: jagung manis, aplikasi zeolit dan urea