Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PENGARUH CASE-BASED LEARNING TERHADAP PENGETAHUAN HIV/AIDS, STIGMA DAN PENERIMAAN MAHASISWA KEPERAWATAN PADA ODHA Wilandika, Angga
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7474

Abstract

ABSTRAKStigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), terutama pada kalangan perawat merupakan permasalahan yang dapat memengaruhi perawatan dan kualitas hidup ODHA. Ketidaktahuan mengenai penyakit HIV/AIDS sejak perawat masih dalam masa pendidikan merupakan permasalahan yang dapat mengarahkan kepada stigma dan diskriminasi dalam perawatan ODHA. Upaya untuk mereduksi stigma negatif terhadap ODHA yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan dapat dilakukan melalui pemberian pengetahuan dengan metode case-based learning. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya pengaruh metode case-based learning terhadap pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang HIV/AIDS, stigma dan penerimaan pada ODHA. Metode penelitian ini menggunakan quasi-experimental dengan rancangan penelitian single group pretest-posttest. Sebanyak 49 mahasiswa yang mengikuti pembelajaran pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dilibatkan secara total sampling. Analisis deskriptif menggunakan mean, standar deviasi, persentase dan distribusi frekuensi. Sementara, analisis inferensial menggunakan Uji T. Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan dari pengetahuan mahasiswa tentang HIV/AIDS, stigma terhadap ODHA dan penerimaan mahasiswa pada ODHA sebelum dan sesudah case-based learning. Analisis lebih lanjut menemukan pengaruh signifikan (p 0,005) dari metode case-based learning terhadap pengetahuan, stigma dan penerimaan mahasiswa keperawatan.Hasil temuan ini dapat digunakan oleh kalangan akademisi dan praktisi kesehatan dalam pengembangan program pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan, mereduksi stigma negatif terhadap ODHA dan meningkatkan kemauan untuk menerima ODHA dilingkungan mereka. Lebih lanjut dapat dikembangkan penelitian mengenai pengembangan strategi metode case-based learning dalam intervensi untuk menurunkan stigma yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada kalangan mahasiswa, melainkan pada petugas kesehatan yang langsung berhubungan dengan pasien terinfeksi HIV/AIDS ABSTRACTStigma and discrimination against people living with HIV/AIDS (PLWHA), especially came from nurses was a problem that can affect the quality of care and quality of life of PLWHA. Ignorance about HIV/AIDS since the nurses are still in education is a problem that can lead to stigma and discrimination in treatment for PLWHA. The efforts to reduce the negative stigma against PLWHA performed by nursing students can be done through the provision of knowledge with case-based learning methods. The purpose of this study is the identification of the influence of methods of case-based learning to the knowledge of nursing students about HIV/AIDS, stigma and acceptance of people living with HIV. The study employed a quasi-experimental study with single group pretest-posttest. The sample size comprised 94 nursing college students who was attended Medical-Surgical Nursing Course with total sampling. Descriptive analysis using mean, standard deviation, percentage and frequency distribution. Meanwhile, inferential analysis using T-test. The result was found the differences in nursing college student knowledge about HIV/AIDS, stigma against PLWHA and the acceptance to PLWHA, before and after case-based learning. Further analysis revealed a significant effect (p 0.005) of methods of case-based learning toward a knowledge of HIV/AIDS, stigma and acceptance of nursing students for PLWHA in neighborhood. These findings can be used by academic and health professionals, to develop education program strategic to increase the knowlegde of nursing college student about HIV/AIDS, to reduction thenegative stigma againts PLWHA, and to raise the acceptance toward PLWHA in neighborhood. The further research can be focus on the development strategry of case-based learning methode in interventions to reduce stigma broader, not limited to the nursing student, meanwhile for health care workers that directly work with HIV/AIDS infected patient. 
ANALISIS FAKTOR INSTRUMEN EFIKASI DIRI PENCEGAHAN PERILAKU BERISIKO HIV Wilandika, Angga
Journal Of Holistic Nursing Science Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.924 KB)

Abstract

The young people will perform better in prevention of the HIV-risk behavior if they have a good self-efficacy. Self-efficacy in the prevention of HIV-risk behavior is the belief in the ability to successfully prevent in engagement of HIV-risk behavior. The study involved 404 young people from 16 faculties at one of the universities in West Java. Self-efficacy in the prevention of the HIV-risk behavior measured by 21 items divided into six aspects of the HIV-risk behaviors. Self-efficacy in the prevention of the HIV-risk behavior scale used to reflect six aspects, namely pre-marital sexual intercourse, watching porn videos, drug use, using a tattoo needle, talking about sexual relationship, and ignores the partners HIV status. Based on the result of principal component analysis, the obtained result indicate that items measuring variables was spread into six constructs. While the confirmatory factor analysis declared fit with empirical data because it has met the criteria on the overall goodness of fit parameters. Self-efficacy in the prevention of HIV-risk behavior instrument declared can measure self-efficacy in the prevention of HIV-risk behavior scale especially among the young generation.
Penggunaan Highly Active Antiretroviral Theraphy (HAART) Terhadap Health Related Quality of Life (HRQOL) pada Orang Dengan HIV/AIDS Wilandika, Angga
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.14093

Abstract

ABSTRAKHIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyakit ini mengganggu kualitas hidup penderitanya. Terlebih lagi sampai saat ini penyakit HIV/AIDS belum ada obatnya. Meskipun demikian, penyakit HIV/AIDS dapat dikendalikan dengan penggunaan terapi antiretroviral. Saat ini terapi antiretroviral sudah banyak dikembangkan dan golongan terbaru yang dianggap cukup efektif mengendalikan gelaja HIV/AIDS yaitu Highly Active Anti-Retroviral Therapy (HAART). Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan HAART terhdap health related quality of life (HRQOL) atau kualitas hidup kesehatan dari orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelusuran literatur dilakukan melalui database PubMed dan ProQuest Nursing and Allied Health Source (Januari 2005 – Oktober 2017), menggunakan kata kunci penelusuran “quality of life”, “helath related quality of life”, “HAART”, dan HIV/AIDS. Selain itu, artikel yang dipilih dibatasi hanya pada penelitian original. Hasil kajian mengungkapkan bahwa penggunaan HAART pada ODHA dapat menekan jumlah virus HIV yang berdampak meningkatkan kadar CD4 dalam tubuh. Penggunaan HAART dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ODHA, sehingga usia penderita HIV/AIDS cenderung memanjang dan kualitas hidup pun menjadi lebih baik. Namun di sisi lain, penggunaan HAART yang dikonsumsi ODHA seumur hidup juga memiliki efek samping terkait toksisitas obat tersebut. Ada kalanya beberapa ODHA mengalami komplikasi dari penggunaan obat HAART tersebut. Oleh karena itu penggunaan obat HAART sebaiknya dilakukan secara teratur dengan pengawasan tim medis atau perawat yang kompeten dalam pemberian terapi antiretroviral.ABSTRACTHIV/AIDS is one disease that cause death. This disease can reduce the quality of life of peple living with HIV/AIDS (PLWHA). There is no cure for HIV/AIDS, until now. However, HIV/AIDS is a deadly disease and incureable, but this disease can be controlled with the use of antiretroviral therapy. Currently, antiretroviral therapy has been widely developed and the latest class was considered quite effective in controlling the HIV/AIDS is Highly Active Anti-Retroviral Therapy (HAART). This article aims to identify the use of HAART on health related quality of life (HRQOL) or the quality of life of PLWHA. The methode used was the literature review. The literature search was conducted through the PubMed and ProQuest Nursing and Allied Health Source (January 2005 – October 2017) databases, were searched using keyword  term "quality of life", "health related quality of life", "HAART" and “HIV/AIDS”. In addition, the selected article is limited only to original research. The study results revealed that the use of HAART in people living with HIV/AIDS could reduce the viral load, so that can increase the levels of CD4 in the body. HAART could improve the immune system of PLWHA, so the age of PLWHA tend to elongate and the quality of life can be better. However, the use of HAART also has side effects related to the toxicity of the drug. Some PLWHA experience complications from the use of HAART drugs. Therefore, the use of HAART drugs should be carried out regularly with the supervision of a medical team or nurse who is competent in the administration of antiretroviral drugs.
ANALISIS FAKTOR INSTRUMEN EFIKASI DIRI PENCEGAHAN PERILAKU BERISIKO HIV Wilandika, Angga
Journal of Holistic Nursing Science Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.924 KB)

Abstract

The young people will perform better in prevention of the HIV-risk behavior if they have a good self-efficacy. Self-efficacy in the prevention of HIV-risk behavior is the belief in the ability to successfully prevent in engagement of HIV-risk behavior. The study involved 404 young people from 16 faculties at one of the universities in West Java. Self-efficacy in the prevention of the HIV-risk behavior measured by 21 items divided into six aspects of the HIV-risk behaviors. Self-efficacy in the prevention of the HIV-risk behavior scale used to reflect six aspects, namely pre-marital sexual intercourse, watching porn videos, drug use, using a tattoo needle, talking about sexual relationship, and ignores the partner's HIV status. Based on the result of principal component analysis, the obtained result indicate that items measuring variables was spread into six constructs. While the confirmatory factor analysis declared fit with empirical data because it has met the criteria on the overall goodness of fit parameters. Self-efficacy in the prevention of HIV-risk behavior instrument declared can measure self-efficacy in the prevention of HIV-risk behavior scale especially among the young generation.
HEALTH CARE PROVIDER STIGMA ON PEOPLE LIVING WITH HIV/AIDS (PLWHA) IN BANDUNG Wilandika, Angga
Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2019): JANUARI
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.516 KB) | DOI: 10.22219/jk.v10i1.6321

Abstract

Healthcare providers? stigma to people lived with HIV and AIDS (PLWHA) may cause a decreasing both in quality care and quality of life. Assessment on health care provider?s stigma needs to be measured in order to determine the stigma management strategy. This study aimed to identify psychometric scale and health care providers? stigma of PLWHA. The design of this study was a quantitative analytic with cross-sectional approach. A total of 30 health care providers of Puskesmas were involved in this study. Psychometric analyses were performed to assess the reliability of the instruments. The data were analyzed using a descriptive analysis. The results of the stigma scale of health care providers were found that most (60%) of health care providers consisting of nurses, doctors, midwives, nutritionists have a high stigma against PLWHA. The high stigma against PLWHA may bring negative impact on health care services to PLWHA. Therefore, measurements of HIV-related stigma among health care providers need to be done, so that the policy-makers can formulate strategies to prevent the stigma of health care providers.Keyword: Discrimination, Health Care Providers, PLWHA, Stigma
TRANSADAPTASI DAN ANALISIS PSIKOMETRIK SKALA RELIGIUSITAS MUSLIM BERDASARKAN THE MUSLIM PIETY QUESTIONNAIRE Wilandika, Angga
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.549 KB)

Abstract

Kadar religiusitas seseorang menentukan berbagai perilaku yang ditunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. Religiusitas yang tinggi bahkan dapat mencegah seseorang untuk melakukan berbagai perilaku yang akan menimbulkan efek negatif baik pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Penelitian ini bertujuan melihat keandalan dan kesesuaian dari skala religiusitas muslim yang dikembangkan dari The Muslim Piety Questionnaire melalui transadaptasi alih bahasa instrumen dan analisis psikometrik. Penelitian psikometrik ini melibatkan 404 orang mahasiswa muslim pada salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat yang berasal dari berbagai bidang keilmuan. Skala religiusitas muslim diukur melalui 19 item yang dikategorikan ke dalam lima dimensi yaitu keyakinan religius, praktik keagamaan, pengalaman penghayatan, konsekuensial, dan ketaatan ibadah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen yang telah dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia dengan metode back-translationmemiliki tingkat kesepadanan bahasa yang tinggi antara 87,50% - 98,94%. Analisis validitas menggunakan teknik konsistensi internal menunjukkan 19 item valid. Analisis reliabilitas seluruh item menunjukkan keandalan yang cukup tinggi dengan koefisien kuesioner 0,732. Dengan demikian, instrumen ini memiliki keandalan dan validitas yang baik dalam mengukur skala religiusitas muslim seseorang dari berbagai latar belakang pendidikan keilmuan yang berbeda-beda dalam lingkungan budaya Indonesia.
STUDI KORELASI JURUSAN SEKOLAH DAN PRESTASI AKADEMIK (IPK) DENGAN SKOR UJI KOMPETENSI PERAWAT Wilandika, Angga; Indah Sari, Diah Nur
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.104 KB)

Abstract

Perbedaan kemampuan dan kualitas input mahasiswa menentukan prestasi akademik dan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu proses pembelajaran di perguruan tinggi. Nilai prestasi akademik atau IPK sebagai hasil dari proses pembelajaran seharusnya berbanding lurus dengan hasil uji kompetensi perawat. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya hubungan antara asal jurusan dan prestasi akademik dengan skor uji kompetensi perawat. Penelitian ini merupakan deskriptif korelatif yang dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 50 orang lulusan diploma III keperawatan yang mengikuti Ujian Kompetensi Nasional Perawat pada bulan Oktober 2017 dilibatkan secara total sampling. Analisis deskriptif menggunakan distribusi frekuensi. Sementara, analisis korelasi menggunakan Uji Kruskal Wallis dan Uji Spearman Rank Rho. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan positif yang kuat (rs = 0,536) dan bermakna secara statistik (p-value = 0,000) antara prestasi akademik (IPK) dengan skor uji kompetensi perawat. Dengan demikian, semakin tinggi prestasi akademik maka akan diikuti semakin tingginya nilai uji kompetensi perawat. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan (p-value = 0,214) antara asal jurusan dengan skor uji kompetensi perawat. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi para praktik dalam menentukan strategi dan tolok ukur keberhasilan mahasiswa untuk meraih kelulusan uji kompetensi perawat nasional.
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SELF CARE MANAGEMENT PENDERITA HIPERTENSIDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJAGRA LAMA BANDUNG Salami, Salami; Wilandika, Angga
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.805 KB)

Abstract

 Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular (PTM) yang harus diwaspadai dan mendapat penanganan serius. Di Indonesia menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, jumlah penderita hipertensi  sebesar 25,8%.. Di Kota Bandung berdasarkan data dari Dinas Kesehatan  tahun 2014, dilaporkan bahwa hipertensi  merupakan penyakit dengan jumlah penderita terbanyak ketiga. Di Puskesmas Cijagra Lama  Kota Bandung  dari bulan Januari sampai Desember 2016, rata ?rata dalam sebulan angka kunjungan pasien hipertensi sebesar 150-160 orang. Perubahan perilaku merupakan kunci penting dalam pengelolaan penyakit hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan self care penderita hipertensi. Rancangan penelitian menggunakan metode survey analitik cross sectional dengan pendekatan korelasional. Jumlah sampel sebanyak 115 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran efikasi diri diukur dengan instrumen Medical Adherence Self-Efficacy Scale (MASES) dan untuk dukungan sosial  digunakan instrumen dari Social Support dari Sarason. Sedangkan self care  diukur dengan menggunakan HSCALE dari Warren Findlow & Seymour (2011). Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa sebanyak 50,4% penderita hipertensi  memiliki self care yang baik dengan   skor mean 41,63  dan standard deviasi 11,19 %., berdasarkan efikasi diri sebanyak 66,1% penderita memiliki efikasi diri tinggi dengan  skor  mean 69,47 dan standard  deviasi 7,4. Sedangkanberdasarkan dukungan sosial,  sebanyak  54,8% penderita  memiliki dukungan sosial rendah dengan skor mean 39,96 ± 2,99. Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan chi square menunjukan ada  hubungan  antara efikasi diri dengan self care management pada penderita hipertensi, (p-value = 0,0001 < 0,05)dengan arah hubungan positif. Tidak ada hubungan secara statistik (p-value = 0,109 > 0,05) antara dukungan sosial dengan self care management pada penderita hipertensi. Variabel yang paling dominan berkontribusi pada  self care management  penderita hipertensi adalah variabel efikasi diri dengan nilai Sig. variabel efikasi diri (0,000 < 0,05) lebih kecil dari nilai Sig. variabel dukungan sosial (0,027 < 0,05)   Kata Kunci : efikasi diri, dukungan sosial,  Self care management
PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP SELF CARE PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PERSADIA CABANG RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG Wilandika, Angga; Ilmi Dinyati, Aghnia; Dede Supriyatna, Iyep
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.576 KB)

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang serius, dimana setiap tahun penderitanya bertambah. Dalam meningkatkan aktivitas self care pada pasien DM sebagai bentuk pengelolaan mencegah komplikasi, maka perlu dilakukan strategi penanggulangan. Intervensi yang dapat dilakukan dengan melibatkan aktivitas kelompok adalah self help group. Self help group melibatkan pasien DM untuk melaksanakan pengelolaan penyakit, memberikan dukungan antar anggota dan meningkatkan pengetahuan terhadap self care. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan self care pada pasien diabetes melitus dengan aktivitas self help group. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan rancangan pre post test tanpa kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di PERSADIA cabang Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Sampel penelitian adalah 10 responden dan pelaksanaannya selama empat kali pertemuan dalam empat minggu. Alat pengumpulan data berupa kuesioner summary of diabetes self care activities (SDSCA). Analisa data menggunakan uji ststistik paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh self help group terhadap self care dengan nilai signifikasi p-value 0,0001 (? = 0,05). Skor self care mengalami perubahan, dimana skor pre-test sebesar 50,20 ± 8,829 sedangkan skor post-test sebesar 72,10 ± 6,707. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk program kelompok DM lainnya dan diaplikasikan sebagai rencana asuhan keperawatan berbasis komunitas.
PENGARUH SUPPORTIVE EDUCATIVE TERHADAP SELF CARE PASIEN HIPERTENSI PADA SALAH SATU PUSKESMAS DI BANDUNG Lukmawati, Endang; Wilandika, Angga; Widianti, Anggriyana Tri
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.636 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.124

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang mengalami peningkatan kejadian penyakit. Hipertensi salah satu penyakit kronis yang membutuhkan self care (perawatan diri) hal ini karena pasien hipertensi sering mengkonsumsi makanan yang berlemak dan garam berlebihan dengan adanya self care pasien mampu untuk mendeteksi, mengelola gejala dan perubahan gaya hidup yang terkait dengan hipertensi apabila penderita hipertensi tidak melakukan self care maka akan memperparah hipertensi dan menimbulkan komplikasi. Supportive educative (dukungan pendidikan) sangat dibutuhkan karena untuk meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supportive educative terhadap self care pada pasien hipertensi di RW 10 Kelurahan Malabar Wilayah Kerja Puskesmas Talagabodas. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain pre eksperimental (one group pretest-posttest). Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu lansia yang menderita hipertensi sebanyak 10 orang.  Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner Self Care Management. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis inferensial dengan menggunakan uji paired t-test.  Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self care sebelum dan sesudah diberikan intervensi supportive educative (p-value 0,001; ? = 0,005) dengan skor mean 42,90 lebih rendah dibandingkan dengan sesudah diberikan intervensi sebesar 56,70. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi petugas kesehatan untuk melakukan intervensi keperawatan dalam meningkatkan self care melalui intervensi supportive educative. Dimana dengan supportive educative ini bisa meningkatkan self care pada pasien hipertensi dalam aspek manajemen berat badan, makan rendah garam, aktivitas fisik, manajemen stres, membatasi alkohol, membatasi merokok, dan penggunaan terapi.