Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat

Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Pernapasan Dengan Gangguan Pernapasan Pada Pekerja Konstruksi Di Proyek Apartemen Kota Bekasi Pulungan, Rafiah Maharani; Kartikaningsih, Dian
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 3 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 3, Agustus 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.058 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i3.1

Abstract

AbstrakLatar belakang: Gangguan pernapasan pada sektor konstruksi salah satunya disebabkan oleh penggunaan alat pelindung pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan alat pelindung pernapasan dengan gangguan pernapasan pada pekerja konstruksi.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, variabel independen yaitu penggunaan alat pelindung pernapasan dan variabel dependen yaitu gangguan pernapasan. Populasi penelitian adalah 160 pekerja dengan sampel sebanyak 75 pekerja di Proyek Apartemen Grand Dhika City. Instrumen penelitian yaitu berupa kuesioner. Analisis stastistik univariat dan bivariat dengan uji chi square (α = 0,05).Hasil: Penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara frekuensi penggunaan alat pelindung pernapasan dengan p value 0,000 (OR=21,64, 95% CI = 5,460-85,77) dan cara penggunaan alat pelindung pernapasan p value 0,000 (OR=30,00, 95% CI = 3,755-239,69) dengan gangguan pernapasan.Kesimpulan: Disarankan memberikan penyuluhan dan melakukan Training of Trainer (TOT) bagi pihak proyek kepada pekerja tentang alat pelindung pernapasan, meningkatkan pengetahuan dan intensitas pemakaian alat pelindung pernapasan bagi pekerja konstruksi. Relationship Use of Respiratory Protective Equipment And Respiratory Disorders In Bekasi City Apartment Construction Project Workers AbstractBackground: Respiratory disorders in construction workers are caused by the use of respiratory protective equipment. This research aims to analyze the use of respiratory equipment relationship with respiratory disorders in construction workers.Methods: This research uses cross sectional approach. The independent variable is the use of respiratory protective equipment and the dependent variable is respiratory disorders. The population of the research was 160 workers with samples as many as 75 workers at Grand Dhika City Apartment Project. The research instrument is a questionnaire. Univariate and bivariate stastistic analysis with chi square test (α = 0.05).Result: The results showed that there is a relationship between the frequency of use of respiratory protective with p value 0.000 (OR = 21,64, 95% CI = 5,460-85,77) and how the use of respiratory protective with p value 0.000 (OR = 30.00, 95% CI = 3,755-239,69) with respiratory disorders.Conclusion: Recommended to provide counseling and conduct Training of Trainers (TOT) for project parties to workers on respiratory protective equipment, increase knowledge and intensity of use of respiratory protective equipment for construction workers.
Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Pekerja Konstruksi di Proyek Pembangunan Tol Tahun 2018 Heryanti, Ajeng Ade; Pulungan, Rafiah Maharani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 1 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 1, Februari 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.585 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i1.19

Abstract

Latar belakang : WHO memperkirakan akan terdapat 1,56 miliyar dewasa yang menderita hipertensi pada tahun 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, riwayat keluarga, kebiasaan olahraga, kebiasaan konsumsi kopi dan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada pekerja konstruksi zona 3 di proyek pembangunan tol Depok-Antasari PT. Girder Indonesia Tahun 2018.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang menggunakan teknik simple random sampling dari seluruh pekerja konstruksi zona 3 yaitu dimulai dari jalan Andara-jalan Brigif. Pengumpulan data hipertensi menggunakan tensimeter dan stetoskop dan instrumen pengumpulan data riwayat keluarga, kebiasaan olahraga, kebiasaan konsumsi kopi dan kebiasaan merokok. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan CI= 95% dan α=0,05.Hasil : Penelitianini menunjukan ada hubungan antara kebiasaan konsumsi kopi (p=0,000) dan kebiasaan merokok (p=0,000). Tidak ada hubungan pada umur (0,336), riwayat keluarga (0,688), kebiasaan olahraga (0,538).Kesimpulan : Saran bagi pekerja sebaiknya lebih memperhatikan pola hidup sehingga dapat terhindar dari risiko hipertensi. Saran bagi PT. Girder Indonesia dapat memfasilitasi pelayanan kesehatan agar para pekerja dapat melakukan pengecekan kesehatan secara berkala. Background : WHO estimates there will be 1.56 billion adults with hypertension in 2025.This study aims to investigate the correlation between age, family history, exercise habits, coffee consumption habits and smoking habits with hypertension in three zones of construction workers in the construction project of the Depok-Antasari toll road PT. Girder Indonesia 2018.Methods :This research method is quantitative research with cross-sectional desain study with a sample size of 80 people using simple random sampling technique of all construction workers zone 3 which starts from the Andara-road brigade. Collected of hypertension data used a sphygmomanometer and stethoscope and family history data collection instrument, exercise habits, coffee consumption habits and smoking habits.Results : Analyze statically used chi-square test to see the correlation between variables with CI = 95% and α = 0.05.0.336),family history (0.688), regular exercise (0.538). research suggestion for workers should pay more attention to their lifestyle to avoid the risk of hypertension.Conclusion : Suggestions for the company PT. Girder Indonesia can facilitate health services for their workers so that workers can perform health checks on a regular basis
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pembayaran Iuran JKN pada Peserta Mandiri di Kota Depok Tahun 2019 Adani, Jihan; Permatasari, Putri; Pulungan, Rafiah Maharani; Setiawati, Marina Ery
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 4 (2019): JIKM Vol. 11, Edisi 4, November 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.268 KB) | DOI: 10.52022/jikm.v11i4.41

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu sumber pembiayan untuk keberlangsungan suatu program JKN. Salah satu peserta program JKN adalah Peserta Mandiri. Peserta mandiri atau peserta pekerja informal memiliki potensi yang lebih besar untuk tidak patuh untuk membayar iuran JKN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan pembayaran iuran JKN pada peserta mandiri di Kota Depok. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta Mandiri di Kota Depok dengan sampel 110 responden. Penarikan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan α = 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan pengetahuan (p value=0,019), mutu pelayanan kesehatan (p value= 0,033), tarif iuran (p value=0,040), cara pembayaran (p value=0,022), dan dukungan keluarga (p value=0,035) dengan kepatuhan pembayaran iuran JKN. Sedangkan tidak ada hubungan umur (p value=0,348), jenis kelamin (p value=0,708), pendidikan (p value=0,733), dan kemudahan informasi (p value=0,1489) dengan kepatuhan pembayaran iuran JKN. Kesimpulan: Untuk meningkatkan kepatuhan pembayaran iuran JKN maka dibutuhkan peningkatan sosialisasi terkait program JKN oleh BPJS Kesehatan. Kata Kunci: Kepatuhan, Iuran JKN, Peserta Mandiri Factors Related to Compliance with NHI Contribution Payments to Independent Participants in Depok City in 2019 Abstract Background: National Health Insurance (NHI) contributions are a source of funding for the continuation of a National Health Insurance program. One of its participants is an Independent Participant. Independent participants or informal worker participants have a greater potential not to comply to pay National Health Insurance contributions. The purpose of this study is to find out what factors are related to National Health Insurance contribution payments to independent participants in Depok City. Methods: The method that was used on this study was quantitative with cross sectional research. The population in this study was independent participant in Depok City with a sample of 110 respondents. Sampling is done by accidental sampling. The instrument used was a questionnaire. Data analysis using chi-square test with α = 0.05. Result: The results showed a correlation between knowledge (p value = 0.019), health service quality (p value = 0.033), contribution rate (p value = 0.040), method of payment (p value = 0.022), and family support (p value = 0.035) with the approval of National Health Insurance contribution payments. Whereas there is no age relationship (p value = 0.348), gender (p value = 0.708), education (p value = 0.733), and ease of information (p value = 0.1489) with the benefits of National Health Insurance contribution payments. Conclusion: To increase the payment of National Health Insurance contribution payments, an increase in the National Health Insurance program is needed by "BPJS Kesehatan". Keyword : Compliance, NHI Contributions, Independent Participants
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Sick Building Syndrome (SBS) Karlina, Putri Maysi; Maharani, Rafiah; Utari, Dyah
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 1 (2021): JIKM Vol. 13, Edisi 1, Februari 2021
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v13i1.126

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala yang dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam gedung. Manusia menghabiskan 70-80% waktunya di dalam ruangan, hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan dan berdampak pada efektifitas pada pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendingin ruangan atau AC, ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, bising, umur, jenis kelamin, psikososial dan masa kerja dengan SBS. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan Studi Literature Review. Penelitian dilakukan dengan cara penelusuran data dengan topik faktor-faktor yang berhubungan dengan sick building syndrome seperti pencahayaan dan suhu. Penelusuran dilakukan melalui Google Scholar tahun 2013 – 2020. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa AC, ventilasi, psikososial, pencahayaan, suhu, kelembaban dan kebisingan, umur dan jenis kelamin, serta masa kerja merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan Sick building syndrome. Kesimpula: hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara SBS dengan pendingin ruangan atau AC, ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, bising, umur, jenis kelamin, psikososial dan masa kerja. Saran pekerja melakukan olahraga secara teratur dan tidak melakukan pekerjaan yang berlebihan. Instansi terkait melakukan pemeriksaan dan perawatan secara rutin peralatan dan perlengkapan kerja. Factors Related to Sick Building Syndrome (SBS) Abstract Background: Sick Building Syndrome (SBS) is a collection of symptoms felt by people living in a building. Indoors, people spend 70-80 per cent of their time, this can cause health issues like fatigue and affect productivity in the workplace. The purpose is determine whether a relationship exists between air conditioners, ventilation, lighting, temperature, humidity, noise, age, gender, psychosocial and work period with sick building syndrome. Methods: This Study is a literature review study. The study that tracks data of factors related to sick building syndrome like lighting and temperature. The data tracking with Google Scholar published in 2013-2020. Result: The results showed that air conditioning, ventilation, psychosocial conditions, lighting, temperature, humidity and noise, age and sex, and years of service were all factors that were significantly associated with Sick Building Syndrome. Conclusion: The study showed a relationship between air conditioners, ventilation, lighting, temperature, humidity, noise, age, sex, psycho-social and work period with sick building syndrome. Reccomended to workers do daily exercise and do not unnecessary work. Routine inspection and repair of equipment and materials for work is carried out by the company.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Proyek Pembangunan PLTGU Muara Tawar (Persero) Azizah, Dhesti Nisrina; Pulungan, Rafiah Maharani; Utari, Dyah; Amrullah, Afif Amir
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 3 (2021): JIKM Vol. 13, Edisi 3, Agustus 2021
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v13i3.177

Abstract

Abstrak Latar belakang: Faktor perilaku merupakan salah satu permasalahan dalam kepatuhan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Teori Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku terdiri atas faktor predisposisi, pendukung, dan pendorong. Alat Pelindung Diri (APD) sudah menjadi sebuah pakaian wajib bagi pekerja, terutama bagi pekerja yang bekerja pada wilayah dengan risiko yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja Proyek pembangunan PLTGU Muara Tawar PT. Hutama Karya (Persero). Metode: Penelitian ini merupakan analitik kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ini pekerja Proyek PLTGU Muara Tawar PT Hutama Karya yang berada di area STG dan HRSG sebanyak 349 pekerja. Hasil: Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 9 pekerja tidak patuh dalam menggunakan APD. Hasil analisis statistik menyimpulkan hubungan pada faktor predisposisi pengetahuan (P=0,005), faktor pemungkin ketersediaan APD (p=0,003), faktor pendorong pengawasan (p=0,11), sementara itu tidak ditemukan adanya hubungan antara variabel usia (p=0,474), sikap (p=0,157), pendidikan (p=1,000) dengan kepatuhan penggunaan APD Kesimpulan: Disarankan agar perusahaan dapat konsisten memberikan pemahaman mengenai APD dan tegas dalam kepatuhan penggunaan APD Kata kunci: kepatuhan APD, Pekerja, APD pada pekerja Abstract Background: Behavioral factor is one of the problems in compliance with Personal Protective Equipment (PPE) usage which can prevent work accidents. Lawrence Green's theory explains that behavior consists of 3 factors such as predisposing, supporting and driving factors. Personal protective equipment (PPE) has become a mandatory attire for workers, especially for workers who work in high risk areas. Methods: The purpose of this study was to determine the factors that related to the compliance to wear PPE on the workers of the Muara Tawar PT. Hutama Karya (Persero) project. This research type was quantitative analytic with cross sectional design. The population of this study were 349 workers of the Muara Tawar PLTGU PT Hutama Karya project in the STG and HRSG areas. Result: The results showed that 9 workers (questionnaire) and 32 workers (observation sheets) did not comply to wear PPE. The results of statistical analysis showed a connection to the predisposing factors of knowledge (P = 0.005), the enabling factors for the availability of PPE (p = 0.003), and the driving factors for supervision (p = 0.11) and there was no connection between the variables of age (p = 0.474), attitude (p = 0.157), education (p = 1,000) with compliance to wear PPE. Conclusion: suggested that companies can consistently provide an understanding PPE and be firm in compliance to wear PPE. Key Words: compliance PPE, Workers, PPE on Workers