Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisis Konten Budaya dalam Buku Pantun Suku Mbojo yang Ditulis oleh Lamone Magenda sukarismanti, sukarismanti; Najamudin, Najamudin; Samsudin, Samsudin
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 6, No 3 (2021): Edisi Juli-September 2021
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v6i3.18279

Abstract

ABSTRAK Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konten budaya yang terkadung dalam pantun yang hampir terkikis pada pemahaman masyarakat suku Mbojo sebagai pelaku budaya.Desain / metodologi / pendekatan -Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kulaitatif deskriptif. Sementara teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan menggunakan teori yang dikemukankan oleh Koetjaraningrat. Temuan/ Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa pantun suku mbojo mengandung norma-norma dan aktivitas yang terpola yang biasa dilakukan oleh leluruh pada jaman dahulu. Namun, kebisaan tersebut sudah sulit di temukan ditengah masyarakat bahkan telah punah. Hal itu disebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan yang telah mempengaruhi pola pikir generasi penerus serta melemahnya pemahaman masyarakat terhadap kebiasaan yang telah dilakukan pada jaman dahulu.Kata Kunci: Konten Budaya, Pantun, Suku Mbojo
Sapaan dalam bahasa Mbojo: Ke Arah Sikap Kesantunan Berbahasa dalam Perspektif Budaya Nusantara sukarismanti risma is
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.607 KB) | DOI: 10.30738/sosio.v5i2.4389

Abstract

Sistem sapaan yang sudah mulai memudar dalam masyarakat Mbojo, dipengaruhi oleh arus globalisasi dan tidak adanya rasa kecintaan masyarakat Mbojo itu sendiri terhadap budayanya. Sehingga, permasalahan utama dalam kajian ini adalah bagaimana penggunaan sistem sapaan penamaan dalam bahasa Mbojo sebagai wujud rasa penghormatan dan keakraban terhadap identitas etnik Mbojo dalam menghadapi kemajemukan peradaban.  Sebagaimana diketahui, di tengah gempuran zaman masyarakat Mbojo tidak mampu mempertahankan budaya sistem sapaan penamaan ini dalam kelangsungannya. Adapun teori yang digunakan untuk membedah fenomena ini adalah linguistik kebudayaan yakni sebuah teori budaya tentang makna linguistik. Temuan yang dimaksudkan dalam kajian ini seperti penamaan bentuk penghormatan dan keakraban pada nama Abubakar disapa Baka menjadi Beko, Aminah disapa Mina menjadi Mene, Abidin disapa Bidi menjadi Bedo. Kata Kunci:Sapaan,Bahasa mbojo, dan nama
en Samsudin Samsudin; Sukarismanti Sukarismanti
e-Journal of Linguistics Vol 14 No 2 (2020): e-jl July
Publisher : Doctoral Studies Program of Linguistics of Udayana University Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/e-jl.2020.v14.i02.p14

Abstract

The study deals with the types of maxim violation in Indonesian Lawak Klub (ILK) done by the main speakers. The objectives of study were to describe the violation of maxim, to describe the dominant type of maxim violating and the reason of violating maxim. The data were the dialogue of main speakers in Indonesian Lawak Club (ILK). This research was conducted using descriptive qualitative and focused on one episode of cara cepat menjadi kaya. The findings showed that there are 70 violating of maxim of quantity, 71 violating of maxim of quality, 144 vioalating of maxim of relevance, and 27 violating of maxim of manner. The reasons of the dominant violating of maxim of relevance are to widen discussion related to the topic and make interactive and atractive discussion.
Analisis Kemampuan”Menulis Surat” Lamaran Pekerjaan”Pada Siswa Kelas XII Madrasah Aliya Imam Ufairah Diha, Kecematan Belo Kabipaten Bima Tahun Pelajaran 2020/2021 Najamudin Najamudin; Sukarismanti Sukarismanti
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 4, No 4 (2020): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jisip.v4i4.1528

Abstract

Kemampuan siswa menulis surat merupakan salah satu bagian keberhasilan pembelajaran berbahasa dan sastra Indonesia. oleh karena itu, meningkatnya pemahaman peserta didik dalam menulis surat dapat mencerminkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. tujuan penelitian ini adalah menganalisis kemampuan”menulis surat” lamaran pekerjaan”pada siswa kelas XII Madrasah Aliya Imam Ufairah Diha, Kecematan Belo Kaupaten Bima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara mempresentasikan option untuk mengambil kesimpulan setiap variabel penelitian. Selain itu peneliti menentukan kelas yang akan diteliti dengan memberikan tugas, pemberian evaluasi yang diakhiri dengan penyajian materi dalam bentuk soal. Data yang diperoleh digunakan sebagai data mentah yang akan dianalisis lebih lanjut. Metode Pengumpulan Data dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu Metode observasi, Metode tugas, dan Metode dokumentasi. Untuk menganalisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan sistem penilaian acuan patokan (PAP) yaitu dengan mengubah skor mentah ke skor standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik kelas XII Madrasah Aliya Imam Ufairah Diha dalam menulis surat lamaran pekerjaan 2020/2021 dikategorikan cukup baik. adapun prosentasenya adalah yang memiliki kempuan tinggi sebanyak 23 peserta didik (79.31%), kemudian yang memiliki kemampuan dengan standar cukup (sedang) sebanyak 6 peserta didik (20.69%), sedangkan yang rendah tidak ada (0%)
Development of Assignment-Based Teaching Materials And Local Wisdom For English Learning of Iisbud Sarea Students During the Pandemic Samsudin Samsudin; Sukarismanti Sukarismanti
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 6 (2021): December Pages 3500-5500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.374 KB) | DOI: 10.31004/edukatif.v3i6.1107

Abstract

The purpose of this research is to develop assignment-based teaching materials and local wisdom for the English language learning of Iisbud Sarea students during the pandemic. Then, this research method uses the ADDIE namely development, analysis, design, development, implementation, and evaluation. The results showed that the validation test results of material expert, language expert, and media expert against the modules developed were in the "high" and "very high" categories. Then, the results of the practicality test both in terms of students and English lecturer that the module is in the category of "practical" and "very practical". While the effectiveness test showed that the assignment-based English module and local wisdom are in the practical category where the test results in the law study program are 16 people who get a score of ≥ 70 or 76.2%. While the test results in the sociology study program are 15 people who get a score of ≥ 70 or 77%. Thus, overall the assigment-based English language module and local wisdom are in the effective category and have met the standard of the effectiveness of pre-determined teaching materials, namely 75% of students get a grade of ≥ 70 or grade B.
Integrasi Kearifan Lokal dalam Bahan Ajar Antropolinguistik sebagai Upaya Penguatan Pemahaman dan Karakter Mahasiswa Sukarismanti Sukarismanti; Samsudin Samsudin
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 5 (2021): October Pages 1880-3500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v3i5.1253

Abstract

Keterbatasan referensi matakuliah antropolinguistik yang menyajikan nilai-nilai kearfian lokal menyebabkan lemahnya pemahaman mahasiswa akan nilai-nilai budaya daerah. . Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengintergasikan kearifan lokal dalam materi ajar antropilinguistik sebagai upaya penguatan pemahaman dan karakter mahasiswa program studi sastra IISBUD SAREA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banyak kearifan lokal yang dapat diintergrasikan dalam bahan ajar antropolinguistik seperti 1) tradisi kesusastraan lisan seperti lawas, cerita rakyat, dan nyanyian rakyat; 2) tradisi permainan rakyat seperti permainan tradisional rakyat, tarian, pesta rakyat (festival kuliner, pentas seni budaya); 3) tradisi ritual adat seperti upacara pernikahan (barodak, nyorong), upacara sebelum melahirkan (bisutian), dan upacara memanen (ponan); 4) tradisi musik rakyat seperti tradisi memainkan sakeco dan gendang. Dari semua kearifan lokal tersebut merupakan kearfian lokal daeah Sumbawa yang dapat di integrasikan ke dalam bahan ajar antropolinguistik untuk menguatkan pemahaman dan karakter mahasiswa.
Semiotik Flora Tradisi Kapanca Suku Mbojo; Sebuah Kajian Ekolinguistik Sukarismanti Sukarismanti; Samsudin Samsudin
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.922 KB) | DOI: 10.37729/btr.v7i1.6350

Abstract

 Abstrak: Ekolinguistik merupakan ilmu yang mengkaji hubungan antara bahasa dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna simbolik yang terdapat pada tradisi Kapanca yang biasa dilakukan oleh masyarakat suku Mbojo dengan menggunakan pendekatan ekolinguistik. Tradisi Kapanca (Inai) merupakan suatu upacara yang dilakukan oleh masyarakat suku Mbojo pada malam pernikahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskrtiptif kualitatif sebagai metode untuk menganilisis hasil dari penelitian. Kemudian instumen yang digunakan adalah melalui dokumentasi seperti arsip-arsip dan dokumen-dokumen lainya dan wawancara tak terstuktur. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat semiotika flora dalam tradisi Kapanca, menjadi tanda budaya bagi masyarakat suku Mbojo. Namun seiring perkembangan zaman tradisi Kapanca mulai ditinggalkan. Sebagian masyaraakat beranggapan bahwa upacara ini hanya pelengkap prosesi pernikahan semata. Oleh karena itu tradisi Kapanca yang menjadi ciri khas masyarakat Mbojo perlu diwariskan dari generasi ke generasi dengan tetap melaksanakan.Kata Kunci: Semiotik Flora, Tradi Kapanca,  Suku Mbojo, Ekolinguistik 
A NEED ANALYSIS IN LEARNING ENGLISH FOR LAW FACULTY STUDENTS AT IISBUD SAMAWA REA Samsudin Samsudin; Sukarismanti Sukarismanti
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.62 KB) | DOI: 10.37729/btr.v7i1.6351

Abstract

Abstract: Needs analysis is necessary for the institutions to design or develop the English curriculum to find out a set of competencies needed by the students. Need analysis is to find specific needs for the students in the institution may direct the institution to an English program called English for Specific Purposes (ESP). This study was aimed to find out (1) difficul skills are faced by students of law faculty in mastering English Language, and (2) the basic skills and materials that are considered necessary and unnecessary to be taught to law faculty students in mastering English relating to law subject. Analysis of English language needs is done by giving questionnaires to students to answer, those questions concerning which field of English they are very proficient (speaking, listening, reading and writing) and which areas of English they find it difficult to learn, and choose what lessons they think are necessary which have not been provided in the current syllabus. The result showed that most of students regard to speaking, listening are the most difficult skill of English than other. Then the skill should be taught in English subject is speaking. Speaking skill is the most urgent to teach than other. Addition to, the English materials which related to law are considered necessary to taught is law vocabulary, meeting people, custom law in Indonesia, general election practice using English, and games relating to English law. From this research, it is expected that students can improve their English language skills in Law.   Keywords: Need Analysis, English, Law Faculty, ESP
SAPAAN DALAM BAHASA MBOJO: KE ARAH SIKAP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA NUSANTARA Sukarismanti Syam
Humanitatis : Journal of Language and Literature Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Bumigora Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.894 KB) | DOI: 10.30812/humanitatis.v5i2.458

Abstract

Semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi sedikit banyak berimbas pada perubahan sistem sapaan yang sudah mulai memudar dalam masyarakat Mbojo, hal ini dipengaruhi oleh arus globalisasi danjuga tidak adanya rasa kecintaan masyarakat Mbojo itu sendiri terhadap budayanya. Sehingga, permasalahan utama dalam kajian ini adalah bagaimana penggunaan sistem sapaan penamaan dalam bahasa Mbojo sebagai wujud rasa penghormatan dan keakraban terhadap identitas etnik Mbojo dalam menghadapi kemajemukan peradaban. Sebagaimana diketahui, di tengah gempuran zaman masyarakat Mbojo tidak mampu lagi mempertahankan eksistensi budaya sistem sapaan penamaan ini dalam keberlangsungannya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.Sumber data dalam penelitian ini adalah bunyi bahasa yang difokuskan pada penamaan masyarakat Mbojo. Data diperoleh melalui pengamatan dan pencatatan lapangan secara langsung. Adapun teori yang digunakan untuk membedah fenomena ini adalah linguistik kebudayaan, yakni sebuah teori budaya tentang makna linguistik. Temuan yang dimaksudkan dalam kajian ini seperti penamaan bentuk penghormatan dan keakraban pada nama Abubakar disapa Baka menjadi Beko, Aminah disapa Mina menjadi Mene, Abidin disapa Bidi menjadi Bedo.
Tradisi Upacara Cafi Sari Masyarakat Suku Mbojo: Kajian Folklore Sukarismanti Sukarismanti
KOLONI Vol. 1 No. 2 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.222 KB) | DOI: 10.31004/koloni.v1i2.83

Abstract

Humans are creators of cultural products to be passed on to the next generation. One of the cultural products created by humans is the Cafi Sari tradition. This tradition is carried out from generation to generation. However, nowadays, many people do not know the meaning and function of the Cafi Sari ceremony tradition, which they still preserve. Therefore, this study aims to explore the meaning and function of the cafi sari tradition to provide understanding to the millennial community as heirs of the tradition. This study uses a phenomenological approach to understand the meaning of an event and human interaction in certain situations. Then, the theory used in this research is folklore theory. Data collection techniques use the methods of observation, interviews, and documentation. The results showed that the Cafi sari ceremony was performed when a new mother gave birth. It starts with the ritual of Cafi sari, or cleaning the sari or floor after 7 days of giving birth. The meaning contained in this ritual is a clean and healthy life behaviour starting from food, drink, environment, body hygiene, and the right goal in living the life of the world to the hereafter. In contrast, the Cafi Sari ceremony tradition functions as a ritual function, social function, religious function, and educational function. Keywords :  Tradition of Ceremony, Folklore, Cafi Sari