Claim Missing Document
Check
Articles

Food Commodity Competitiveness and Accessibility in Barlingmascakeb Destiningsih, Rian; Sugiharti, Rr Retno; Achsa, Andhatu
JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Vol 12, No 1 (2019): March 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jejak.v12i1.18783

Abstract

Barlingmascakeb is an institution formed from 5 regions that seeks to improve regional cooperation in exploiting the economic potential between regions. The five members are included in the 11 regions with the highest poverty in 2017 in Central Java. To find out the potential of each region, Klassen Typology, LQ, MRP, overlay, shiftshare E-M, CQ are used. The results of the Klassen Typology show that Cilacap Regency, Banyumas, Purbalingga, Kebumen are included in high growth and high income. LQ shows Banjarnegara Regency has one superior food commodity, one commodity in Purbalingga Regency, one commodity in Banyumas Regency, four in Cilacap Regency and ten commodities in Kebumen Regency. MRP shows that the commodity of paddy rice is growing rapidly in four Regencys, soybean commodities in four Regencys, green bean commodities in two Regencys, egg-broiler commodities in three Regencys, broiler commodities in four Regencys, duck commodities in four Regencys. Overlay shows dominant food commodities growth in Banjarnegara Regency 2 commodities, Purbalingga 4 commodity Regency, Banyumas Regency 5 commodities, Cilacap Regency 4 commodities, Kebumen 6 commodity Regency. Shiftshare EM shows a competitive and specialized sector in Banjarnegara Regency there are 9, Banyumas Regency there are 12, Cilacap Regency there is 1, Purbalingga Regency there are 4, Kebumen Regency there are 5. CQ shows that Purbalingga Regency has a favorable position in interacting with the Regency members of Barlingmascakeb regional institutions.
Pemetaan keunggulan kompetitif dan komparatif komoditas subsektor tanaman pangan provinsi-provinsi pulau jawa serta posisinya di negara tujuan ekspor indonesia menuju kemandirian pangan Destiningsih, Rian; Achsa, Andhatu; Hutajulu, Dinar Melani
INOVASI Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.815 KB) | DOI: 10.29264/jinv.v17i1.8165

Abstract

Kemandirian pangan terjadi ketika dari sisi produksi pangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan sudah mencukupi atau dengan kata lain swasembada pangan. Pencapaian swasembada pangan dalam pelaksanaannya ternyata tidak mudah. Pangan erat kaitannya dengan pertanian dilihat dari sisi penyedia, bahan baku dan sebagainya. Pertanian khususnya subsektor tanaman pangan yang difokuskan dalam penelitian ini yaitu komoditas beras, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Langkah pertama dalam mengukur kemandirian pangan dapat melalui identifikasi ketersediaan pangan melalui competitive advantage dan comparative advantage. Alat analisis yang digunakan antara lain klassen typology, shift share esteban marquiles, Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), serta Revealed Comparative Advantage (RCA). Hasil menunjukkan bahwa (a) Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi cepat maju dan cepat tumbuh khususnya pada subsektor tanaman pangan di Pulau Jawa tahun 2015-2019; (b) komoditas yang mempunyai keunggulan kompetitif dan terspesialisasi antara lain Provinsi Jawa Barat yaitu komoditas beras, Provinsi Jawa Tengah yaitu komoditas ubi jalar dan komoditas kacang hijau, Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu komoditas kedelai, komoditas ubi jalar, dan komoditas kacang hijau; (c) komoditas ubi memiliki daya saing yang kuat atau memiliki kecenderungan sebagai eksportir di Indonesia tahun 2015-2019; (d) daya saing komoditas subsektor tanaman pangan pada beberapa pasar internasional pada tahun 2015-2019 antara lain komoditas beras di Amerika, ASEAN, Eropa dan Hongkong, komoditas jagung di Jepang dan Hongkong, komoditas kedelai di Amerika, ASEAN, Malaysia dan Eropa, komoditas kacang tanah di Hongkong, Amerika, ASEAN, Malaysia dan Eropa, komoditas kacang hijau di China/Tiongkok, komoditas ubi kayu di Jepang, China/Tiongkok dan Eropa, sedangkan komoditas ubi jalar di Malaysia, Jepang, ASEAN.
Analisis Stress Kerja Dan Displin Kerja Terhadap Efektivitas Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Balai Pemuda dan Olahraga DIY) Tri Isnandar, Irvan; Destiningsih, Rian
Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Bisnisman : Riset Bisnis dan Manajemen
Publisher : Universitas Nusa Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balai Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (BPO DIY) wants its employees to be able to work productively, with professional human resource management. A factor that is able to increase employee productivity, namely the effectiveness of human resources This research aims to be able to know the existence of stress and work discipline because if there is minimal stress and great discipline, it can increase the effectiveness of human resources in a job, especially in BPO DIY . The study was conducted by using descriptive analysis to be able to know the existence of work stress and work discipline on employees at BPO DIY. For processing the questionnaire data in this study using a validity and reliability test model. The conclusion of this study is that there is a relationship between work stress and work discipline with the effectiveness of human resources related to each other to improve the quality of work in (BPO DIY).
PENGARUH SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PENINGKATAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAGELANG Rian Destiningsih; Safira Ayu Murti
Jurnal Humaniora : Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi dan Hukum Vol 4, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/humaniora.v4i2.1070

Abstract

The high increase in labor is due to the high rate of population growth. This will certainly result in increased unemployment if not followed by increased employment. In Magelang Regency, one sector that has a big influence on employment is industrial sector activities, especially in 2014 - 2018. In this study, the aim is to describe how the industrial sector influences employment absorption in Magelang Regency in 2014 - 2018. With using industrial and labor samples of 21 sub-districts in Magelang Regency with a quantitative descriptive approach and using multiple linear regression. The variable used is labor as the dependent variable, while the independent variable is the number of medium and large industries. The results of the study explain that the industry is having a significant influence on employment in Magelang District in 2014 - 2018. Likewise, large industries which have a significant influence on employment in the Magelang Regency. It can be concluded that the two independent variables have a significant influence on employment in Magelang District in 2014 - 2018.
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS Rian Destiningsih
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 1, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v1i1.51

Abstract

Stabilitas ketahanan pangan dapat terwujud salah satunya ketika ketersediaan pangan terjamin dengan berlandaskan kemampuan sumber daya lokal (wilayah). Kemampuan sumber daya lokal dapat terlihat ketika suatu wilayah mampu menghasilkan komoditas pangan untuk memenuhi konsumsi wilayah sendiri dan menjualnya ke wilayah lain disekitarnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Lokasi penelitian di  Kabupaten Banyumas yang meliputi 27 wilayah kecamatan. Penelitian ini guna mengidentifikasi komoditas pangan unggulan dan berpotensi pada masa yang akan datang di tiap kecamatan dengan menggunakan perbandingan Static Location Quotient (SLQ) serta Dynamic Location Quotient (DLQ). Komoditas pangan yang akan diuraikan yaitu komoditas pangan untuk sumber karbohidrat dan sumber protein. Berdasarkan hasil perbandingan nilai SLQ dan DLQ kurun waktu 2008-2014 untuk sumber karbohidrat diketahui terdapat 17 kecamatan yang berpotensi unggul pada masa yang akan datang pada komoditas padi sawah, 7 kecamatan kecamatan yang berpotensi unggul pada masa yang akan datang pada komoditas padi ladang. Untuk komoditas jagung berpotensi unggul pada masa yang akan datang terdapat 5 kecamatan, ketela pohon ada 8 kecamatan, komoditas ubi jalar ada 3 kecamatan. Untuk sumber protein nabati komoditas kedelai berpotensi unggul pada masa yang akan datang terdapat 8 kecamatan, komoditas kacang hijau ada 2 kecamatan, komoditas kacang tanah ada 8 kecamatan.
Determinan Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman Indonesia Andhatu Achsa; Rian Destiningsih
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 5, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v5i1.2170

Abstract

The aim of the paper is analysed equation, liability, sales, and labour on profitability of food and beverage industry in Indonesia from 2016 to 2018. Data analysis techniques used, namely multiple linear regression with panel data. In this paper, panel data is a combination of time series and cross sections on food and beverage industries in Indonesia totaling twenty industries are listed on Indonesia Stock Exchange. The result of Chow and Hausman test, the paper using Fix Effect Model (FEM). This paper concludes that equity and liability variables not significant on profitability of food and beverage industry in Indonesia from 2016 to 2018, sales variable has a negative significant on profitability of food and beverage industry in Indonesia from 2016 to 2018, and labour variable has positive significant on profitability of food and beverage industry in Indonesia from 2016 to 2018.
ANALISIS POTENSI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS : TAHUN 2010-2016) Rian Destiningsih; Andhatu Achsa; Yustirania Septiani
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 4, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v4i1.1343

Abstract

Potensi wilayah dalam rangka otonomi daerah semakin digali dari sisi keilmuan dan lapangan. Otonomi daerah yang digaungkan sejak tahun 2001 menuntut daerah secara nyata dan bertanggung jawab dalam hal mengelola sumber pendapatan yang ada supaya meningkatkan perekonomian daerah. Potensi daerah dalam penelitian ini digali menggunakan alat analisis shiftshare E-M, connectivity quotient (CQ), dan Klassen Tipologi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Sektor yang kompetitif dan terspesialisasi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2016 yaitu sektor industri pengolahan karena memiliki daya saing tinggi karena nilai Differential Shift (Cj) lebih besar daripada Jawa Tengah Share (Nj). (2) CQ Provinsi Jawa Tengah dibandingkan provinsi di Pulau Jawa dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Tengah termasuk ke dalam memiliki posisi kurang menguntungkan dalam berinteraksi dengan provinsi- provinsi lainnya. Sedangkan CQ setiap kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah dibandingkan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat bahwa ada 19  kabupaten/kota tergolong ke dalam wilayah yang memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi yakni Kabupaten Banjarnegara, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Grobogan, Kudus, Demak, Semarang, Temanggung,  Kendal, Batang, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, dan Kota Pekalongan. (3) Provinsi Jawa Tengah berada pada kuadran empat dimana Jateng termasuk dalam wilayah dikategorikan pada daerah yang relatif tertinggal, hal ini bisa terjadi karena wilayah referensi dalam penelitian ini ialah seluruh provinsi di Pulau Jawa yang mana terjadi ketidakmerataan tingkat PDRB antar enam provinsi yang ada
STRATEGI PENGUATAN KINERJA PEMASARAN PENGRAJIN BATIK MELALUI PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL PADA KAMPUNG BATIK KOTA SEMARANG Shintya Novita Rahmawati; Andhatu Achsa; Rian Destiningsih
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 3, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v3i2.1044

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena penurunan yang signifikan pada penjualan batik para pengrajin batik. Diduga karena akses informasi pasar, jangkauan pasar, jejaring kerja, dan akses lokasi yang kurang mendukung perkembangan usaha pengrajin batik. Fenomena lain yang lebih serius adalah warga Kota Semarang yang masih belum banyak yang mengenal produksi batik di Kampung Batik Kota Semarang. Metode yang digunakan yaitu Internal-External (IE) Matrik, Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrik, dan Quantitative Strategic Planning Matrik(QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang berada pada kuadran V (hold and maintain atau pertahankan dan pelihara) dengan nilai koordinat (2,480, 2,735) yang berarti pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang memiliki kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang sedang. Adapun tiga prioritas strategi tertinggi nilainya antara lain memberdayakan paguyuban untuk mensinergikan seluruh elemen yang ada di kampung batik maupun kampung jadul, meningkatkan branding dengan dilandasi adanya rasa memiliki, memberdayakan keberadaan organisasi serta dukungan pemerintah untuk mengorganisir semua pengrajin  untuk bergabung dan aktif secara bersama memajukan kampung batik yang dilandasi rasa percaya dan rasa memiliki.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DAMPAK EKONOMI PARIWISATA DI DESA WISATA KUTAWARU KABUPATEN CILACAP Gentur Jalunggono; Rian Destiningsih
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 3, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v3i2.1039

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang lebih menekankan pada masalah pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Wisata Kutawaru, serta pengaruh ekonomi dari kegiatan wisata pengunjung terhadap masyarakat yang berprofesi pedagang dan pemilik penginapan (homestay) di sekitar Desa Wisata Kutawaru. Periode waktu penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan bulan Oktober 2017. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain (1) menjelaskan dan mengetahui segala bentuk potensi Desa Wisata Kutawaru, Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap; (2) menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Kutawaru; (3) mengetahui dan menganalisis kondisi pengembangannya. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pihak pengelola desa wisata beserta hasil dari pemberdayaan tersebut dan dampak kegiatan ekonomi pariwisata di desa wisata ini. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan tersebut berupa informasi dalam bentuk deskripsi, sehingga penelitian ini sangat sesuai jika menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagai konsekuensi data yang bersifat deskriptif maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hal ini berdasarkan pada suatu pertimbangan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa (1) potensi wisata Desa Kutawaru sangat baik ditinjau dari beberapa aspek misalnya aspek lingkungan, sosial dan ekonomi, aspek teknis, aspek pasar dan pemasaran; (2) bentuk kegiatan pemberdayaan di Desa Kutawaru antara lain industri pengolahan minyak kayu putih, industri batik Kutawaru atau sentra industri batik, dan referensi pilihan wisata bahari bagi wisatawan yang berkunjung melalui beberapa alternatif paket wisata; (3) kondisi pengembangan melalui analisis SWOT dapat diambil kesimpulkan bahwa pada aspek pasar dan pemasaran usaha pengembangan wisata di Desa Kutawaru layak untuk dijalankan. Hal ini karena kondisi pasar menguntungkan bagi wisata di Kutawaru yang dilihat berdasarkan data kunjungan wisata Nasional dan Jawa Tengah menunjukkan bahwa kunjungan wisata terus meningkat sehingga potensi pasar bagi pengembangan wisata bahari Kabupaten Cilacap dan Desa Kutawaru. Selain itu Pulau Nusakambangan sudah terkenal di mana-mana sehingga diharapkan akan menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke wilayah ini.
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah Keuangan Dalam Pengelolaan Data Keuangan Pada Organisasi Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada BPBD Kabupaten Magelang) Herlina Damayanti; Rian Destiningsih
JPEK: Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan Vol 4, No 2 (2020): JPEK (Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/jpek.v4i2.2291

Abstract

Technological developments encourage the government to advance computer-based information systems to make it easier for the government to manage finances. A Regional Management System application called SIMDA was developed. SIMDA Finance is a technology that has been used by almost all regional governments in Indonesia when carrying out the related regional financial arrangements themselves. The purpose of this study is to see how the effect of the implementation of SIMDA Finance on the quality of financial reports in BPBD Magelang Regency. This study analyzes the application of SIMDA Finance in one of the SKPDs of Magelang Regency, namely BPBD of Magelang Regency. This research was conducted with a quantitative approach. The data in the current research are primary data types. The data collection system by distributing questionnaires / questionnaires to some employees in BPBD Kab. Magelang which was held in January-February 2020. The results showed that the variable of SIMDA Financial Implementation influenced the Quality of Financial Statements positively and significantly in the Regional Disaster Management Agency SKPD of Magelang Regency in 2020. With a statistical t value of 2.813843 1.895 (t table ), which means that the SIMDA Financial variable (X) affects the Quality of Financial Statements (Y).