Malik Anjelh Baqiya
Departemen Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Sintesis Multiferoik BiFeO3 Berbasis Pasir Besi dengan Metode Sol Gel Mariya Arifani; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.876 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.285

Abstract

Multiferoik BiFeO3 telah berhasil disintesis dengan metode Sol Gel yang berbasis pasir besi (Pantai Jolosutro, Blitar. Pada penelitian ini digunakan metode Sol Gel dengan variasi suhu kalsinasi antara 250°C - 500°C dengan waktu penahanan selama 1 jam pada tungku tabung yang dialiri gas nitrogen. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan uji XRD (X-ray Difraction). Multiferoik BiFeO3 yang disintesis menggunakan metode sol gel memiliki kemurnian  93,13%. Ukuran kristal yang dihasilkan pada rentang suhu kalsinasi tersebut antara 7,2 nm – 62,4 nm. Nilai susebtibilitas bahan semakin meningkat yang mengidentifikasikan bahan bersifat feromagnetik.
Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO3 Didoping Pb Tahta Amrillah; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.984 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1004

Abstract

Sintesis multiferoik BiFeO3 didoping Pb telah dilakukan dengan metode Pencampuran basah (liquid mixing), menggunakan Fe murni dan Fe2O3 hasil sintesis dari pasir besi. Dalam penelitian ini digunakan variasi konsentrasi doping Pb x=0,25; x=0,5; variasi suhu kalsinasi dan variasi holding time. Sample dikarakterisasi dengan XRD (X-ray Difraction) dan magnetic susceptibility balance. Sampel variasi konsentrasi doping Pb x=0,25 ditemukan fasa pengotor BFO sekunder sedangkan sampel x=0,5 ditemukan fasa pengotor BFO sekunder dan fasa bahan penyusun. Dekomposisi fasa BiFeO3 menjadi fasa sekunder BFO meningkat dengan meningkatnya suhu kalsinasi dan holding time. Doping Pb memperbesar kemungkinan terbentuknya fasa BiFeO3. Konsentrasi doping Pb x=0,5 dapat meningkatkan prosentase fraksi volume BiFeO3 sebesar ~7% dan dapat menurunkan prosentase fraksi volume fasa BFO sekunder sebesar ~15%, namun dekomposisi fasa menjadi fasa bahan penyusun meningkat ~43%. Ukuran kristal BiFeO3 sebesar ~29 nm sampai ~112 nm. Sampel memiliki nilai χ berkisar 1,69x10-7.
Pengaruh Temperatur dan Laju Aliran Gas CO2 pada Sintesis Kalsium Karbonat Presipitat dengan Metode Bubbling Qudsiyyatul Lailiyah; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.225 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.287

Abstract

Kalsium karbonat presipitat mempunyai tiga jenis bentuk kristal yaitu kalsit, vaterit, dan aragonit. Pengaruh temperatur dan laju aliran gas CO2 terhadap pembentukan fase dan morfologi PCC telah dipelajari. Penelitian ini menggunakan batu kapur alam dan metode bubbling. Pada proses karbonasi variasi temperatur reaksi yang digunakan adalah 300C, 500C, dan 700C sedangkan pada masing-masing variasi temperatur dilakukan variasi laju aliran gas CO2 yaitu 2, 5, dan 7 SCFH. Selama proses karbonasi temperatur dan kecepatan pengadukan dijaga konstan. Endapan yang terbentuk disaring kemudian dikeringkan. Karakterisasi yang dilakukan mengggunakan XRD dan SEM. Dari hasil sintesis dapat disimpulkan bahwa vaterit terbentuk pada temperatur rendah dengan laju aliran gas CO2 tinggi, aragonit terbentuk pada temperatur tinggi dengan laju aliran gas CO2 rendah, sedangkan kalsit tebentuk pada setiap variasi perlakuan yang dilakukan karena kalsit merupakan fase yang paling stabil.
Pengaruh Penambahan Larutan MgCl2 pada Sintesis Kalsium Karbonat Presipitat Berbahan Dasar Batu Kapur dengan Metode Karbonasi Nurul Fitria Apriliani; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.794 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.343

Abstract

Kalsium karbonat presipitat telah berhasil disintesis dengan metode karbonasi dengan bahan dasar batu kapur. Pada penelitian ini digunakan metode karbonasi dengan variasi massa Mg yang ditambahkan pada larutan MgCl2 yaitu 1, 2, dan 3 gram. Sintesis dilakukan menggunakan larutan CaCl2 dengan temperatur ruang dan kecepatan karbonasi sebesar 3 SCFH atau 1.41 ltr/mnt. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan uji XRD (X-ray Difraction), mikroskop optik dan SEM(Scanning electron Microscopy). Penambahan larutan MgCl2 berpengaruh pada fasa yang terbentuk, morfologi, dan ukuran kristal produk kalsium karbonat presipitat. Sintesis tanpa penambahan MgCl2 menghasilkan fasa tunggal yaitu kalsit dengan ukuran kristal 0.19µm. Sintesis dengan penambahan MgCl2 akan menghasilkan fase kalsit, kalsit magnesian, dan magnesium karbonat. Banyaknya massa Mg yang ditambahkan, pembentukan fase akan semakin mengarah ke kalsit magnesian.
Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur Mastuki Mastuki; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.1 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.998

Abstract

Sintesis Kalsium Ferit telah dilakukan dengan metode  pencampuran basah menggunakan Fe2O3 hasil sintesis dari pasir besi dan CaCO3 dari batu kapur alam. Dalam penelitian ini digunakan variasi suhu sinter, variasi waktu sinter dan variasi perbandingan mol Fe3+/Ca2+. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan DTA/GTA, XRD  dan SEM-EDX. Sampel dengan perbandingan mol Fe3+/Ca2+ 6 pada pemansan 8000C selama 3 jam menghasilkan 100% Ca-Fe-O dengan 28,81% CaFe4O7, 24,57% Ca2Fe9O13, dan 46,62% Ca4Fe14O25. Pada sampel variasi suhu sinter dan variasi waktu sinter sampel dengan perbandingan mol Fe3+/Ca2+ 12 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Namun, hasil perbandingan dari ketiga variasi menunjukkan terbentuknya Fe2O3 tertinggi pada suhu sinter 9000C.
Efek Doping Ni dalam Sintesis Material Multiferroik BiFeO3 Berbasis Pasir Besi Dengan Metode Kopresipitasi Hariyanto Hariyanto; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.169 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1819

Abstract

Penelitian ini mempelajari efek dari pemanbahan doping Ni dalam material multiferoik BiFeO3. Sintesis multiferoik BiFeO3 didoping Ni telah dilakukan dengan metode kopresipitasi, berbasis pasir besi Blitar yang dikopresipitasi menjadi Fe3O4. Dalam penelitian ini digunakan variasi konsentrasi doping Ni 25% dan 50%; suhu kalsinasi dan holding time. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD (X-ray Difraction) dan magnetic susceptibility balance. Fase sekunder seperti Bi2Fe4O9, Bi25FeO40 dan Bi46Fe2O72 sering muncul sabagai impuritas. Dengan Range fraksi volum fase primer yang diperoleh 15,87% - 70.34%, dimana fraksi tertinggi diperoleh pada perlakuan sampel 0% Ni, suhu 500oC dan holding time 1 jam. Ukuran Kristal yang diperoleh berkisar 29 – 54 nm.
PHASE TRANSITION IN Fe3O4 /Fe2O3 NANOCOMPOSITES BY SINTERING PROCESS Muhammad Ghufron; Malik Anjelh Baqiya; Mashuri Mashuri; Triwikantoro Triwikantoro; Darminto Darminto
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.134 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2011.12.2.4600

Abstract

PHASE TRANSITION IN Fe3O4/Fe2O3 NANOCOMPOSITES BY SINTERING PROCESS. Fe3O4 powders have been successfully produced by using coprecipitation method. The characterization using X-Ray Diffraction method resulted in the size of Fe3O4 powders of 9.1 ± 0.3 nm. Samples were then formed into pellete and powders. Heat treatment at temperature 600 oC of powder samples for 1 hour and 2 hours give maghemite and hematite phases, but heat treatment at temperature 700-800 oC for 1 hour, 2 hours and 3 hours give only one phase namely hematite. Heat treatment at temperature 600 oC, 700 oC and 800 oC of pelletes for 1 hour, 2 hours and 3 hours give also only one phase which is hematite. Quantitative analysis using MAUD program resulted in Fe3O4/Fe2O3 composites with changing crystal size at increasing temperature.
PREPARASI NANOPARTIKEL Fe3O4 DARI PASIR BESI DAN PELAPISANNYA PADA LOGAM NON MAGNETIK Malik A. Baqiya; M. Anwar; Dimos Kurniawan; Tommy Hariyanto; Darminto Darminto
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.311 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.0.0.5115

Abstract

PREPARASI NANOPARTIKEL Fe3O4 DARI PASIR BESI DAN PELAPISANNYA PADA LOGAM NON MAGNETIK. Telah berhasil disintesis partikel Fe3O4 dengan metode ko-presipitasi dengan dan tanpa penggunakan poli-etilen-glikon (PEG)-400 sebagai template dalam pelarut HCl dan pengendap NH4OH. Hasil sintesis tanpa templatemenunjukkan ukuran kristal dari partikel Fe3O4 < 10 nm yang berbentuk sferis, sedangkan penggunaan PEG-400 meningkatkan ukuran kristal hingga > 10 nm. Proses pelapisan partikel dilakukan dengan cara spin-coating pada permukaan aluminium setelah sebelumnya partikel dilarutkan di dalam surfaktan tetra-metil-amonium-hidroksida (TMAH). Dipelajari hasil pelapisan dengan menggunakan foto SEM dan AFM/MFM, yang mencakup aspek-aspek homogenitas penyebaran partikel dan morfologinya serta faktor korosi oleh surfaktan TMAH.
Efek Staebler-Wronski dan Pengaruh Waktu Anil pada Lapisan Instrinsik Silikon Amorf Terhidrogenasi (a-Si:H) Yoyok Cahyono; Fuad D. Muttaqin; Umi Maslakah; Malik A. Baqiya; Mochamad Zainuri; Eddy Yahya; Suminar Pratapa; Darminto Darminto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.452 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v13i2.2299

Abstract

Silikon amorf terhidrogenasi (a-Si:H) adalah salah satu material sel surya yang sangat menjanjikan, karena jika dibandingkan dengan kristal silikon (c-Si) material ini mempunyai absorpsivitas yang lebih besar dengan kebutuhan material yang lebih sedikit (tipis). Sehingga diharapkan dapat mereduksi biaya produksi dan hargasel surya. Tetapi sampai saat ini masih banyak persoalan yang belum terselesaikan, terutama yang berkaitan dengan efisiensi yang masih rendah, dan efek Staebler-Wronski. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek Staebler-Wronski, yaitu pengaruh lama waktu paparan panas pada lapisan material sel surya dengan menggunakan cara perlakuan anil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu anil, ada kecenderungan untuk menurunkan transmitansi, yang diperkirakan disebabkan oleh perubahan kristalinitas, celah pita energi, energi Urbach dan ukuran partikel. Kenaikan waktu anil dapat mengakibatkan terlepasnya ikatan hidrogen yangmenyebabkan terjadinya peningkatan keadaan terlokalisasi, karena aktivasi ikatan lepas, dan ikatan lepas inilah penyebab utama terjadinya efek Staebler-Wronski.ABSTRACTHydrogenated amorphous silicon (a-Si:H) is one of the most promising solar cell materials, as compared to the crystalline silicon (c-Si). This material has a greater absorption with less material requirement (thin). So it is expected to reduce the cost of production and price of solar cells. But until now there are still many unresolvedissues, especially with regard to low efficiency, and the Staebler-Wronski effect. This study aims to describe the effect of Staebler-Wronski, which is the effect of long-time exposure to heat on the layer of solar cell material by means of annealing treatment. The results show that the longer annealing time, there is a tendency to decreasetransmittance, which is thought to be caused by changes in crystallinity, energy band gap, Urbach energy and particle size. The increasing annealing time can lead to the release of hydrogen bonds that cause an increase in localized state, due to the activation of the dangling bond which is the main cause of the Staebler-Wronskieffect.
Sifat Magnet Multiferoik BiFeO3 Berbahan Dasar Pasir Besi dan FeCl3.6H2O Komersial Hasil Sintesis dengan Metode Kopresipitasi dan Pencampuran Basah Dwi Yuli Retnowati; Nurul Fitriyah; Mohammad Ghufron; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.031 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v9i1.836

Abstract

Multiferoik adalah bahan yang secara bersamaan menunjukkan sifat magnet dan listrik. Bahan multiferoik BiFeO3 telah dibuat dengan bahan baku pasir besi dan FeCl3.6H2O komersial dengan dua metode yang berbeda dengan tujuan untuk membandingkan sifat magnet yang dihasilkan dari setiap bahan dan metode. Metode yang digunakan untuk membuat serbuk BiFeO3 yaitu pencampuran basah dan kopresipitasi. Sampel yang didapatkan dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X dan VSM. Pengukuran sifat magnet semua sampel pada suhu kamar menunjukkan sifat feromagnetik lemah. Kurva histerisis terbaik dihasilkan oleh sampel yang terbuat dari pasir besi dengan metode pencampuran basah meskipun masih banyak fase pengotor.