Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Study of the formation of amorphous carbon and rGO-like phases from palmyra sugar by variation of calcination temperature Fahmi Astuti; Novita Sari; Vera Laviara Maghfirohtuzzoimah; Retno Asih; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24604682.v16i2.6706

Abstract

We have processed biomass from palmyra sugar to produce allotrope carbon by heating process with the variation of calcination temperature. The formation of amorphous carbon (a-C) was confirmed from the XRD result heated at 400°C with the observation of the peak at the position of ~24o. By increasing the temperature at 700°C, the presence of two peaks at 24o and 43o were observed, indicating the formation of rGO-like phase. The functional groups detected by FTIR spectra consist of C=C, C-O, C=O, C-H and O-H. The result of conductivity measurement exhibits that the material can be classified as semiconducting materials.
Physical Properties Comparison of rGO-like phase prepared from Coconut Shell and the Commercial Product Retno Asih; Maya Mahirotul Septya; Erik Bhekti Yutomo; Fahmi Astuti; Malik Anjelh Baqiya; Darminto Darminto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24604682.v16i2.6712

Abstract

Physical properties of reduced graphene oxide (rGO) prepared from two different raw materials, namely coconut shell (rGO-s) and graphite mineral (rGO-c, produced by Graphenea Inc.), have been investigated. While both samples have the same density of about 1.9 g/cm3, rGO-c has more porous of about 1.3 cc/g with diameter of 10.8 nm compared to rGO-s which has 0.2 cc/g porous with diameter of 2.4 nm. Specific surface area in rGO-c was also obtained much larger than that of rGO-s. rGO-c and rGO-s have specific surface area of ~298 m2/g and ~475 m2/g, respectively. Examinations on particle size and surface morphology show that rGO-c has homogenous particles which consist of transparent thin sheets, while rGO-s has rather heterogenous particles that look like dens stacked sheets. The presence of C and O was confirmed at the observed morphology. The difference in physical features were then found to influence the obtained electrical conductivity of the samples. rGO-c has higher conductivity than rGO-s. Estimation on gap energy (Eg) indicates that rGO-c and rGO-s have Eg in the range of semiconducting materials. The study provides a better understanding on physical properties of coconut shell-derived rGO to further revise synthesis method to improve quality of the obtained rGO.
Light trap Lampu LED Sebagai Penjebak Hama Padi Berbasis Sel Surya Bagi Petani di Desa Lembeyan Kulon Kabupaten Magetan Sudarsono Sudarsono; Retno Asih; Iim Fatimah; Diky Anggoro; Linda Silvia; Lila Yuwana; Nurrisma Puspitasari
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i1.4361

Abstract

Lembeyan Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan Jawa Timur, dengan penduduknya sebagian besar sebagai petani. Lahan pertanian sebagian besar ditanami padi dengan masa tanam rata rata dua kali dalam setahun. Para petani sering menggunakan pestisida untuk membasmi hama seperti wereng coklat, walang sangit, kepik hijau, penggerek batang padi dan penggulung atau pelipat daun. Penggunaan pestisida dalam membasmi hama padi merupakan cara yang praktis dan mudah. Namun dibalik penggunanan pestisida tentu memberikan dampak negatif diantaranya banyak makhluk hidup lain di sawah yang tidak menggangu tanaman padi ikut mati. Penggunaan pestisida yang berlebihan selain mempunyai dampak negatif bagi makhluk hidup lainnya juga memerlukan biaya yang tidak murah dan dapat membahayakan kesehatan manusia. Dari permasalahan tersebut perlu dilakukan alternatif cara pengendalian hama padi yang ramah lingkungan. Pada makalah ini dilakukan rancang bangun light trap penjebak hama padi lampu LED sebagai penjebak hama padi berbasis sel surya bagi petani di Desa Lembeyan Kulon, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan. Prinsip kerja alat ini adalah menarik hama padi dengan cahaya lampu di malam hari sehingga terperangkap dalam sebuah wadah.  Sistem light trap ini bekerja secara otomatis yaitu menyala otomatis di malam hari dan mati di siang hari untuk melakukan pengisian baterai dengan sinar matahari melalui panel surya
Analisis Pemahaman Materi Getaran dan Viskositas dari Siswa SMA Trensains Tebuireng Jombang pada Pelatihan Praktikum Penentuan Viskositas Zat Cair Menggunakan Konsep Getaran Teredam Retno Asih; Sudarsono; Suminar Pratapa; Suasmoro; Zaenal Arifin; Muhammad Zainul Asrori; Haniffudin Nurdiansah
Sewagati Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.421 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i2.223

Abstract

Kemampuan siswa dalam analisis dan pemecahan masalah merupakan aspek-aspek penting dalam pembelajaran fisika. Akan tetapi keterbatasan alat praktikum untuk mendemonstrasikan konsep fisika serta ketidaktepatan metode pembelajaran sering kali membuat siswa merasa kesulitan dalam menguasai aspek tersebut. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan praktikum penentuan viskostas zat cair menggunakan konsep getaran teredam ini dilakukan guna mendukung peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep fisika. Kegiatan pelatihan ini dilakukan di SMA Trensains Tebuireng Jombang. Alat praktikum dirancang agar dapat digunakan untuk mengeksplorasi beberapa konsep fisika, tidak hanya untuk praktikum penentuan viskositas cairan, tetapi juga dapat digunakan dalam praktikum penentuan konstanta pegas, sebagai peraga osilasi harmonik sederhana dan osilasi teredam. Analisis terhadap nilai tes dari siswa sebelum dan sesudah pelatihan menunjukan adanya peningkatan nilai yang signifikan melalui pelatihan. Peningkatan ini teramati pada semua aspek penilaian: pemahaman teori dasar dan konsep dasar praktikum, serta pada kesemua topik pembelajaran: konsep osilasi, osilasi teredam dan viskositas. Selain itu, berdasarkan distribusi nilai, jumlah siswa yang mendapatkan nilai pada rentang diatas 66 (per 100) mengalami kenaikan signifikan setelah pelatihan.
Sintesis dan Karakterisasi Minyak Cashew Nut Shell Liquid (CNSL) dari Limbah Kulit Biji Mete Desa Blaru, Badas, Kediri dengan Metode Press Panas Haniffudin Nurdiansah; Diah Susanti; Anni Rahmat; Fakhreza Abdul; Amaliya Rasyida; Hariyati Purwaningsih; Azzah Dyah Pramata; Retno Asih
Sewagati Vol 6 No 6 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1306.394 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i6.275

Abstract

Desa Blaru, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, terkenal sebagai sentra produksi kacang mete. Kacang mete yang diproduksi memiliki kualitas yang bagus, renyah, gurih, serta tahan lama. Pangsa pasarnya bahkan sampai keluar Jawa Timur, termasuk Kalimantan.Selama ini, masyarakat hanya mengolah bijinya saja sebagai makanan ringan, sementara kulit bijinya dibuang sebagai limbah atau sebagai kayu bakar. Padahal, di dalam kulit biji jambu mete terdapat minyak yang apabila di ekstrak bisa dijual dengan harga yang mahal. Minyak hasil ektraksi dari kulit biji jambu mete biasanya disebut sebagai Cashew Nut Shell Liquid (CNSL), yang sering digunakan sebagai campuran bensin, cat genteng, hingga untuk industri minyak rem. Proses pembuatan minyak CNSL dilakukan dengan menggunakan metode pengepresan panas. Sebanyak 2 kg limbah biji mete dimasukkan ke dalam alat pengepresan, ditutup, kemudian kulit mete dipress dengan menggunakan poros ulir. Kemudian selanjutnya adalah pemanasan. Kulit mete dipanaskan dalam kondisi di press sampai temperatur 900C, dan di holding selama 30 menit. Minyak yang keluar (± 200 ml), yang berwarna hitam pekat, kemudian ditampung dan di karakterisasi dengan menggunakan pengujian FTIR, Densitas, Kinematic Viscosity, Bilangan Asam, Bilangan Iodine, dan Bilangan Penyabunan. Dari hasil pengujian FTIR didapatkan bahwa senyawa yang terkandung didalam CNSL adalah asam anakardat. Densitas yang diperoleh dari pengujian adalah adalah 0.9734 gr/cm3. Nilai kinematic viscosity pada 300C adalah 355,64 centipoises. Pengujian bilangan asam menghasilkan nilai sebesar 103.92 mg KOH/gr, Bilangan Iodine sebesar 236.84 gr Iodine/100 gr, dan Bilangan Penyabunan sebesar 42,79 mg KOH/gr. Hasil ini sesuai dengan Indian Standar institute untuk syarat CNSL komersial.
Pemantauan Kesiapan Produk UMKM Jawa Timur dalam Sertifikasi Halal Self-declare Nasori Nasori; Retno Asih; Malik Anjelh Baqiya; Agus Rubiyanto
Sewagati Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2280.841 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v7i2.475

Abstract

Sertifikasi halal self-declare merupakan wujud komitmen pemerintah yang dijabarkan oleh BPJH untuk memfasilitasi sertifikasi halal non-risk menjelang tahun 2024. Produk UMKM memiliki relatif sederhana terhadap bahan dan proses produksi, namun demikian pengolahan dan proses pembuatannya tetap rentan terhadap titik kritis yang tetap harus diberi penjelasan. Dari 20 pelaku UMKM peserta pendampingan dilakukan dengan cara tatap muka, wawancara secara langsung dan tidak langsung untuk mengetahui tentang pelaksanaan 1) kebijakan halal; 2) bahan dan melaksanakan prosedur terhadap bahan yang digunakan untuk produksi; 3) melaksanakan prosedur proses produk halal; 4) serta melaksanakan audit internal secara berkala. Tujuan pemantauan dan edukasi kepada UMKM ini adalah menguatkan dan memberikan penyuluhan terhadap 4 kriteria dokumen SJH yang diperlukan dalam mengurus sertifikasi halal tipe self-declare. Target dari kegiatan ini adalah agar jenis produk-produk UMKM ini dapat melakukan kesiapan secara berkelanjutan pre-sertifikasi sampai pasca-sertifikasi dalam melaksanakan tatacara melaksanakan prosedur halal untuk produk ini. Dari ananlisa faktual 3 UMKM telah mendapatkan sertifikasi halal, 6 UMKM telah kadaluarsa sertifikasi halalnya dengan masa sertifikat 2 tahun dan akan/sedang mengajukan sertifikasi halal self-declare, sedangkan 11 UMKM belum pernah mengajukan sertifikasi halal.
Determining the Deposition Rate of Semiconducting Intrinsic Layer Prepared by Nanospray Method Aulia Anisa Firdaus; Endhah Purwandari; Retno Asih; Ahmad Sholih; Darminto Darminto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24604682.v19i2.16559

Abstract

Amorphous carbon (a-C) film provides potential ability as an i-type layer in semiconductor material for photovoltaic purposes due to its tunable properties. Here, we investigate how to get the deposition rate estimation of the thickness and homogenous surface of a-C film as an i-type in solar cell applications. The a-C was prepared from palmyra liquid sugar using nebulizer as a nanospray method. The thick palmyra liquid sugar was carbonized at 250◦C for 2.5 hours then continued at 300◦C for 2 hours to obtain high-carbon charcoal. The thickness was examined using a SEM cross section, and the amorphous phase was measured using XRD. The amorphous characteristic of a-C is confirmed by broad peaks in XRD patterns. The thickness of a-C films was found to be thinner than in a previous study that used a similar materials and methods but different equipment in the deposition process. The average thickness of a-C films is in the range of 200 to 450 nm, followed by an increase in the deposition time of 5 to 25 s. By these value, the deposition rate estimation was obtained using extrapolation linier method from the SEM result around 11.62 nm/s. This result can be used as a reference to make various thicknesses for the i-layer in order to find the maximum thickness that gives high efficiency to amorphous carbon film.