Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

VALIDITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP SCIENCE LEARNING; PEMBELAJARAN INOVATIF DI INDONESIA Prahani, Binar Kurnia; Nur, Mohammad; Yuanita, Leny; Limatahu, Iqbal
Vidya Karya Vol 31, No 1 (2016)
Publisher : Vidya Karya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Result of a preliminary study showed that in general the collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence of students of SMA Negeri 19 Surabaya, SMAN 1 Tegaldlimo, MA Roudlotun Nasyin Mojokerto are still low. Therefore, researchers developed a model instructional group science learning to enhance collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence. The purpose of this research is to get validity of Group Science Learning (GSL) developed to improve collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence. Methods of data collection validation using Focus Group Discussion (FGD). Group science learning model developed needs to be validated by experts through Focus Group Discussion (FGD). Group science learning model assessed the validity of the learning model based on content validity and construct validity. Results of the validation by experts through focus group discussions indicate that group science learning model to improve the collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence in this study are included in the category of very valid. This group science learning model can be implemented in learning to improve the collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence. Keywords:  content validity, construct validity,  and group science learning model  Abstrak: Hasil studi awal menunjukkan bahwa secara umum keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri siswa SMA Negeri 19 Surabaya, SMA Negeri 1 Tegaldlimo, MA Roudlotun Nasyin Mojokerto masih rendah. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengembangkan model group science learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan validitas model Group Science Learning  yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri. Metode pengumpulan data validasi menggunakan Focus Group Discussion (FGD). Validitas model pembelajaran Group Science Learning dinilai berdasarkan validitas isi dan validitas konstruk. Hasil validasi oleh pakar melalui FGD menunjukkan bahwa model Group Science Learning untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri dalam penelitian ini termasuk dalam kategori sangat valid. Model Group Science Learning dapat diimplementasikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri.Kata Kunci: Validitas isi, validitas konstruk,  dan group science learning model
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 8 KOTA TERNARTE MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CCDSR (CONDITION, CONSTRUCTION, DEVELOPMENT, SIMULATION, REFLECTION) Rahman, Rosida Abd.; Limatahu, Iqbal
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v9n2.p1783-1789

Abstract

Penerapan model pembelajaran CCDSR (condition, construction, development, simulation, reflection) dapat melatihkan keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA Negeri 8 Kota Ternate. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang diterapkan pada 36 orang siswa dengan dua kali siklus penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Penerapan CCDSR menunjukkan bahwa KPS siswa menggunakan model pembelajaran CCDSR pada siklus I yaitu skor perolehan tertinggi 2,03 dan sejumlah 47,2% siswa memiliki KPS  tergolong dalam kriteria rendah, dan 52,8% pada kategori sedang, dan tidak seorangpun KPS siswa  pada kategori tinggi. Penerapan model pembelajaran CCDSR pada siklus II memberikan dampak peningkatan pada KPS siswa dengan skor perolehan tertinggi 2,94 dan 13,8% berada pada kriteria sedang, 86,2% berada pada kriteria tinggi, 13,8% pada kategori sedang, dan tidak ada KPS siswa yang berada pada kategori rendah. Implikasi penelitian ini adalah model pembelajaran CCDSR dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMA.
MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERCIRI PROBLEM SOLVING MELALUI TOT PADA GURU PRESERVIS DAN PENGARUH IMPLEMENTASINYA TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH SISWA SMA KELAS X Limatahu, Iqbal
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian model pengembangan perangkat pembelajaran fisika berciri problem solving melalui TOT pada guru preservis dan pengaruh implementasinya terhadap kemampuan menyelesaikan masalah siswa SMA Kelas X. Kelibihan model pembelajaran berbasis masalah (MPBM) yaitu lebih memberdayakan potensi mahasiswa (guru preservis) untuk terlibat secara aktif memberdayakan dan memahami konsep (materi) sebelum merek terjun langsung ke sekolah menjadi guru sebenarnya. Untuk menguatkan pemahaman konsep siswa di sekolah, maka siswa harus mempersiapkan diri atau belajar lebih baik agar dapat menyelesaikan masalah Fisika baik berupa konsep maupun pemecahan masalah lain yang berhungan dengan Fisika. Materi (matapelajaran) Fisika pokok bahasan: a) Optika Geometrik; b) Suhu dan Temperatur; c) Listrik Statik; d) Induksi Elektro-magnetik merupakan landasan yang harus dipahami siswa dalam belajar pada matapelajaran Fisika di kelas XII pokok bahasan: a) Cahaya sebagai Gelombang; b) Listrik dan Magnet; c) Pengantar Teori Kuantum; d) Teori Atom; e) Teori Relativitas; dan e) Fisika Inti. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengungkapkan ketrampilan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2012-2013 siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Ternate baik pada kelas Akselerasi dan seluruh kelas Kelas X1 sampai pada kelas X8). Berdasarkan hasil survai yang dilakukan pada Pebruari 2013 di SMA Negeri 4 Kota Ternate, nilai rerata pretes kemampuan pemecahan masalah fisika siswa kelas X semester genap diperoleh hasil: a) Konsep Optik adalah 0.07; b) Suhu dan Temperatur adalah 0.01; c) Listrik Statik adalah 0.00; d) Induksi Ektromagnetik adalah 0.02. Nilai rerata untuk keseluruhan konsep diperoleh 0.02. Berdasarkan rubrik problem solving (Docktor, 2009) yang dimodifikasi diketahui bahwa nilai rerata siswa diperoleh hasil sebagai berikut: a) tidak menjawab pertanyaan (NA) sebanyak 79.98%; b) solusi tidak termasuk keterangan dan tidak diperlukan untuk pemecahan masalah (skala 0) sebanyak 10.22%; c) seluruh diskripsi tidak berguna dan/atau mengandung kesalahan (skala 1) sebanyak 8.03%; d) sebagian besar deskripsi tidak diperlukan, hilang, dan/atau mengandung kesalahan (skala 2) sebanyak 0.42%; e) sebagian deskripsi tidak diperlukan, hilang, dan/atau mengandung kesalahan (skala 3) sebanyak 0.12%; f) deskripsi diperlukan tetapi mengalami kesalahan atau kesalahan kecil (skala 4) sebanyak 1.21%; g) deskripsi diperlukan, tepat, dan lengkap (skala 5) sebanyak 0.02%.Kata-kata kunci: problem solving, tot, guru preservis, kemampuan menyelesaikan masalah.Abstract: This research is conducted on model of development in physics learning device with problem solving characteristic through tot on preservice teacher and the effect of its implementation on 10th grade students ability in resolving problems. The advantage of problem-based learning is more in the empowerment side of potential students (preservice teacher) so that they can actively empower and comprehend a concept (material) before they go directly to the school as actual teachers. In order to strengthen the students understanding at school, students must get prepared or study hard to accomplish Physics problems either concept or other problems related to Physics. Physics Learning material (subject): a) geometric optics; b) heat and temperature; c) static electricity; d) electromagnetic induction are basic concepts that have to be understood by XII grade students in these subjects: a) light as wave; b) electricity and magnetism; c) introduction to quantum theory; d) atomic theory; e) theory of relativity; and f) nuclear physics. This is a descriptive research to reveal the analytical thinking of students in Senior High School. This research was conducted on X grade acceleration students and all students in X1 up to X8 SMA Negeri 4 Kota Ternate in even semester year 2012-2013. The research results which conducted on February 2013 in SMA Negeri 4 Kota Ternate for X grade students on even semester are as follows: a)Optical Concept is 0.07; b) heat and temperature is 0.01; c) static electricity is 0.00; d) electromagnetic induction is 0.02. the average for overall concept is 0.02. Based on problem solving rubric (Docktor, 2009) which is modificated, it is known that students average values are obtained as follows: a) not answering questions (NA) is 79.98%; b) solution excludes information and not required to solve problem (scale 0) is 10.22%; c) all description is not needed and/or containing mistakes (scale 1) is 8.03%; d) almost all description is not needed, disappear, and/or containing mistakes (scale 2) is 0.42%; e) partial description is not needed, disappear, and/or containing mistakes (scale 3) is 0.12%; f) description is needed but containing small mistakes (scale 4) is 1.21%; g) description is needed, precise, and complete (scale 5) is 0.02%.Keywords: problem solving, tot, preservice teacher, ability in solving problems
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 8 KOTA TERNARTE MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CCDSR (CONDITION, CONSTRUCTION, DEVELOPMENT, SIMULATION, REFLECTION) Rahman, Rosida Abd.; Limatahu, Iqbal
JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpps.v9n2.p1783-1789

Abstract

Penerapan model pembelajaran CCDSR (condition, construction, development, simulation, reflection) dapat melatihkan keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA Negeri 8 Kota Ternate. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang diterapkan pada 36 orang siswa dengan dua kali siklus penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Penerapan CCDSR menunjukkan bahwa KPS siswa menggunakan model pembelajaran CCDSR pada siklus I yaitu skor perolehan tertinggi 2,03 dan sejumlah 47,2% siswa memiliki KPS  tergolong dalam kriteria rendah, dan 52,8% pada kategori sedang, dan tidak seorangpun KPS siswa  pada kategori tinggi. Penerapan model pembelajaran CCDSR pada siklus II memberikan dampak peningkatan pada KPS siswa dengan skor perolehan tertinggi 2,94 dan 13,8% berada pada kriteria sedang, 86,2% berada pada kriteria tinggi, 13,8% pada kategori sedang, dan tidak ada KPS siswa yang berada pada kategori rendah. Implikasi penelitian ini adalah model pembelajaran CCDSR dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMA.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CCDRS (CONDITION, CONSTRUCTION, DIVILOPMENT, SIMULATION, REFFLECTION) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PADA KONSEP LIKUIFAKSI La Darman; Iqbal Limatahu; Rahim Achmad
SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA Vol 6, No 1 (2021): SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA EDISI MARET 2021
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.954 KB) | DOI: 10.33387/saintifik.v6i1.3652

Abstract

Penerapan model pembelajaran CCDSR (condition, construction, development, simulation, reflection) untuk meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) mahasiswa pada konsep likuifaksi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian eksperimen semu (quasy eksperiment). One grup pretest-posttest (tes awal-tes akhir pada kelompok tunggal) yang diterapkan pada 30 orang mahasiswa semester I tahun ajaran 2020/2021 Program Studi Pendidikan fisika FKIP Universitas Khairun yang tersebar di dua kelas A dan kelas B. Masing-masing kelas diberikan perlakuan yang sama. Penerapan model pembelajaran CCDSR menunjukkan bahwa KPS mahasiswa pada kelas A dengan skor perolehan tertinggi  3,00 dengan nilai 77,14% berada pada kriteria tinggi, dan memiliki skor terendah 2,11 dengan nilai 61,29% berada pada kategori sedang, dengan nilai rata-rata N-Gain 0,53 dengan kriteria sedang. Penerapan model pembelajaran CCDSR pada kelas B memberikan dampak peningkatan pada KPS siswa dengan skor perolehan tertinggi 3,22 dengan nilai 74,36% berada pada kriteria tinggi, dan memiliki skor terendah 2,11 dengan nilai 65,52% berada pada kategori sedang, dengan nilai rata-rata N-Gain 0,54 dengan kriteria sedang. Mahasiswa memberikan respon positif terhadap model pembelajaran CCDSR dengan nilai rata-rata 80,1% dengan kategori sangat kuat dan 81,7% untuk kelas B dengan kategori sangat kuat Implikasi penelitian ini adalah model pembelajaran CCDSR dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada mahasiswa strata satu. Kata Kunci: model pembelajaran CCDSR, keterampilan proses sains
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CCDSR (CONDITION, CONTRUCTION, DEVELOPMENT, SIMULATION, REFLECTION) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI-IPA SMA NEGERI 13 HALMAHERA SELATAN PADA KONSEP HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Sunarjo Saiful; Iqbal Limatahu; Rahim Achmad
SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA Vol 6, No 2 (2021): SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA EDISI OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.011 KB) | DOI: 10.33387/saintifik.v6i2.3889

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui efektivitas model pembelajaran CCDSR (Condition, Contruction, Development, Simulation, Reflection) untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 13 Halmahera Selatan pada konsep hukum Newton tentang gerak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan metode eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan desain penelitian yang digunakan adalah one grup pretest-posttest design, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 13 Halmahera Selatan yang terdiri dari 20 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik pemberian tes yang meliputi tes awal dan tes akhir (pretest-posttest) pada kelas eksperimen, angket untuk memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap model pembelajaran CCDSR dan dokumentasi sebagai teknik pengambilan gambar, sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik infersial. Dari hasil analisis dengan bantuan SPSS uji normalitas untuk pretest dengan nilai signifikansi yang diperoleh 0,225 0,05, sedangkan posttest 0,228 0,05, uji homogenitas dengan nilai signifikansi 0,995 0,05, dan uji t pada pretest 32,59 dan posttest  67, 41, serta besaran efektivitasnya 51% sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CCDSR pada kelas eksperimen cukup efektif untuk meningkatkan KPS siswa.
VALIDITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP SCIENCE LEARNING; PEMBELAJARAN INOVATIF DI INDONESIA Binar Kurnia Prahani; Mohammad Nur; Leny Yuanita; Iqbal Limatahu
Vidya Karya Vol 31, No 1 (2016): April 2016
Publisher : FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.677 KB) | DOI: 10.20527/jvk.v31i1.3976

Abstract

Abstract: Result of a preliminary study showed that in general the collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence of students of SMA Negeri 19 Surabaya, SMAN 1 Tegaldlimo, MA Roudlotun Nasyin Mojokerto are still low. Therefore, researchers developed a model instructional group science learning to enhance collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence. The purpose of this research is to get validity of Group Science Learning (GSL) developed to improve collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence. Methods of data collection validation using Focus Group Discussion (FGD). Group science learning model developed needs to be validated by experts through Focus Group Discussion (FGD). Group science learning model assessed the validity of the learning model based on content validity and construct validity. Results of the validation by experts through focus group discussions indicate that group science learning model to improve the collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence in this study are included in the category of very valid. This group science learning model can be implemented in learning to improve the collaborative problem solving skills, science process skills, and confidence. Keywords:  content validity, construct validity,  and group science learning model  Abstrak: Hasil studi awal menunjukkan bahwa secara umum keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri siswa SMA Negeri 19 Surabaya, SMA Negeri 1 Tegaldlimo, MA Roudlotun Nasyin Mojokerto masih rendah. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengembangkan model group science learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan validitas model Group Science Learning  yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri. Metode pengumpulan data validasi menggunakan Focus Group Discussion (FGD). Validitas model pembelajaran Group Science Learning dinilai berdasarkan validitas isi dan validitas konstruk. Hasil validasi oleh pakar melalui FGD menunjukkan bahwa model Group Science Learning untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri dalam penelitian ini termasuk dalam kategori sangat valid. Model Group Science Learning dapat diimplementasikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah kolaboratif, keterampilan proses sains, dan kepercayaan diri.Kata Kunci: Validitas isi, validitas konstruk,  dan group science learning model
MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERCIRI PROBLEM SOLVING MELALUI TOT PADA GURU PRESERVIS DAN PENGARUH IMPLEMENTASINYA TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH SISWA SMA KELAS X Iqbal Limatahu
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian model pengembangan perangkat pembelajaran fisika berciri problem solving melalui TOT pada guru preservis dan pengaruh implementasinya terhadap kemampuan menyelesaikan masalah siswa SMA Kelas X. Kelibihan model pembelajaran berbasis masalah (MPBM) yaitu lebih memberdayakan potensi mahasiswa (guru preservis) untuk terlibat secara aktif memberdayakan dan memahami konsep (materi) sebelum merek terjun langsung ke sekolah menjadi guru sebenarnya. Untuk menguatkan pemahaman konsep siswa di sekolah, maka siswa harus mempersiapkan diri atau belajar lebih baik agar dapat menyelesaikan masalah Fisika baik berupa konsep maupun pemecahan masalah lain yang berhungan dengan Fisika. Materi (matapelajaran) Fisika pokok bahasan: a) Optika Geometrik; b) Suhu dan Temperatur; c) Listrik Statik; d) Induksi Elektro-magnetik merupakan landasan yang harus dipahami siswa dalam belajar pada matapelajaran Fisika di kelas XII pokok bahasan: a) Cahaya sebagai Gelombang; b) Listrik dan Magnet; c) Pengantar Teori Kuantum; d) Teori Atom; e) Teori Relativitas; dan e) Fisika Inti. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengungkapkan ketrampilan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2012-2013 siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Ternate baik pada kelas Akselerasi dan seluruh kelas Kelas X1 sampai pada kelas X8). Berdasarkan hasil survai yang dilakukan pada Pebruari 2013 di SMA Negeri 4 Kota Ternate, nilai rerata pretes kemampuan pemecahan masalah fisika siswa kelas X semester genap diperoleh hasil: a) Konsep Optik adalah 0.07; b) Suhu dan Temperatur adalah 0.01; c) Listrik Statik adalah 0.00; d) Induksi Ektromagnetik adalah 0.02. Nilai rerata untuk keseluruhan konsep diperoleh 0.02. Berdasarkan rubrik problem solving (Docktor, 2009) yang dimodifikasi diketahui bahwa nilai rerata siswa diperoleh hasil sebagai berikut: a) tidak menjawab pertanyaan (NA) sebanyak 79.98%; b) solusi tidak termasuk keterangan dan tidak diperlukan untuk pemecahan masalah (skala 0) sebanyak 10.22%; c) seluruh diskripsi tidak berguna dan/atau mengandung kesalahan (skala 1) sebanyak 8.03%; d) sebagian besar deskripsi tidak diperlukan, hilang, dan/atau mengandung kesalahan (skala 2) sebanyak 0.42%; e) sebagian deskripsi tidak diperlukan, hilang, dan/atau mengandung kesalahan (skala 3) sebanyak 0.12%; f) deskripsi diperlukan tetapi mengalami kesalahan atau kesalahan kecil (skala 4) sebanyak 1.21%; g) deskripsi diperlukan, tepat, dan lengkap (skala 5) sebanyak 0.02%.Kata-kata kunci: problem solving, tot, guru preservis, kemampuan menyelesaikan masalah.Abstract: This research is conducted on model of development in physics learning device with problem solving characteristic through tot on preservice teacher and the effect of its implementation on 10th grade students ability in resolving problems. The advantage of problem-based learning is more in the empowerment side of potential students (preservice teacher) so that they can actively empower and comprehend a concept (material) before they go directly to the school as actual teachers. In order to strengthen the students understanding at school, students must get prepared or study hard to accomplish Physics problems either concept or other problems related to Physics. Physics Learning material (subject): a) geometric optics; b) heat and temperature; c) static electricity; d) electromagnetic induction are basic concepts that have to be understood by XII grade students in these subjects: a) light as wave; b) electricity and magnetism; c) introduction to quantum theory; d) atomic theory; e) theory of relativity; and f) nuclear physics. This is a descriptive research to reveal the analytical thinking of students in Senior High School. This research was conducted on X grade acceleration students and all students in X1 up to X8 SMA Negeri 4 Kota Ternate in even semester year 2012-2013. The research results which conducted on February 2013 in SMA Negeri 4 Kota Ternate for X grade students on even semester are as follows: a)Optical Concept is 0.07; b) heat and temperature is 0.01; c) static electricity is 0.00; d) electromagnetic induction is 0.02. the average for overall concept is 0.02. Based on problem solving rubric (Docktor, 2009) which is modificated, it is known that students average values are obtained as follows: a) not answering questions (NA) is 79.98%; b) solution excludes information and not required to solve problem (scale 0) is 10.22%; c) all description is not needed and/or containing mistakes (scale 1) is 8.03%; d) almost all description is not needed, disappear, and/or containing mistakes (scale 2) is 0.42%; e) partial description is not needed, disappear, and/or containing mistakes (scale 3) is 0.12%; f) description is needed but containing small mistakes (scale 4) is 1.21%; g) description is needed, precise, and complete (scale 5) is 0.02%.Keywords: problem solving, tot, preservice teacher, ability in solving problems
Structural and Morphological Studies of Lava Rock from Mount Gamalama Ternate for Possible Functional Materials Applications Malik Anjelh Baqiya; Iqbal Limatahu; Muhammad Nasrun; Darminto Darminto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.841 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v13i1.2134

Abstract

A large eruption of Mount Gamalama happened nearly 350 years ago has left the frozen lava rocks that are now spread in the form of black stone located in the North-East coast of the island of Ternate, called batu angus (Angus stone). This paper reports the basic analysis including the phase content, crystal structure and particle morphology of the frozen lava rock, Angus stone, briefly. Based on the XRD pattern, Angus stone contains up to 20% of magnetic phases. The analysis of XRF and XRD data reveals that there are dominantly non-magnetic phases (silicate phases) in the Angus stone with the combination of Si-Al-K-Ca-O elements. Elemental distribution map from SEM/EDX image shows that there is a clear separation between non-magnetic and magnetic phases in the crushed powders indicating the easiness to obtain both phases separately. This study proves that Angus stone has potential application as a base material for the preparation of magnetic and non-magnetic functional materials.
CCDSR Learning Model: Innovation in Physics Learning Iqbal Limatahu; Husni Mubarok
IJORER : International Journal of Recent Educational Research Vol. 1 No. 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education Muhammadiyah University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46245/ijorer.v1i1.13

Abstract

The purpose of this research is to analyze the validity of the CCDSR learning model. The CCDSR learning model that was developed was validated by 3 experts in a discussion forum commonly called Focus Group Discussion (FGD). The results of the validator assessment indicate that the content and construct validity of the CCDSR learning model are very valid criteria. The valid CCDSR learning model means having several characteristics, namely meeting the need (need), state (the state of the art), having a strong theoretical and empirical foundation, and there is consistency between the components of the model. The CCDSR learning model is included in the criteria of validity, both content and construct so that it can be used as a guide in preparing plans to improve science process skills (SPS) and SPS learning for students of prospective physics teachers.