Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Laju Dekomposisi Serasah Daun Trembesi (Samanea saman) dengan Penambahan Inokulum Kapang Aisyah Maulida Hanum; Nengah Dwianita Kuswytasari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.753 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i1.5529

Abstract

Serasah dedaunan merupakan hasil dari aktifitas alami tumbuhan. Serasah daun dapat terurai secara alami, namun membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju dekomposisi serasah daun Trembesi, serta mendapatkan variasi kapang yang paling efektif untuk proses dekomposisi serasah daun. Isolat kapang yang digunakan adalah Trichoderma sp.1,  Pennicilium sp.3 dan Gliomastix sp.2, serta variasi konsorsium diantara kapang-kapang tersebut. Kemudian dihitung nilai laju dekomposisinya menggunakan persamaan Olson [1], lalu dianalisa dengan ANOVA Two Ways. Variasi inokulum kapang paling efektif untuk proses dekomposisi serasah pada daun Trembesi (Samanea saman), adalah perlakuan C4 (variasi isolat kapang Pennicilium sp.3 dan Gliomastix sp.2), dengan nilai 0,01382.
Pengaruh 1 ppm Ion Fe2+ dan Variasi pH terhadap Aktivitas Alkana hidroksilase Jamur Aspergillus terreus Nurul Syamsi; Nengah Dwianita Kuswytasari; Maya Shovitri
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.203 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v8i2.48753

Abstract

Polietilen sulit didegradasi karena tersusun atas monomer alkana yang memiliki ikatan C-C dan C-R yang bersifat stabil. Jamur Aspergillus terreus diketahui menghasilkan Alkana hidroksilas (AH), salah satu enzim yang terlibat dalam degradasi polietilen. Enzim AH membutuhkan kofaktor berupa ion Fe2+. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh 1 ppm ion Fe2+ dan variasi pH terhadap aktivitas enzim AH jamur A. terreus dalam mendegradasi plastik. Penelitian ini menggunakan medium MSM dengan 1 ppm ion Fe2+ dan variasi pH. Parameter yang diamati adalah aktivitas enzim AH dengan menggunakan metode spektrofotometri. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan 1 ppm ion Fe2+ dan variasi pH berpengaruh terhadap aktivitas AH. Hasil tertinggi aktivitas AH dicapai pada konsentrasi ion Fe2+ 1 ppm dan pH 7, yaitu sebesar 10,6909 U/mL.
Antibacterial Activity Test of Wet and Dried Extracts of Calabash Tree (Crescentia cujete L.) against Aeromonas hydrophilla: Natural drug use extracts of calabash tree to control the growth of Aeromonas hydrophilla by In vitro Noorkomala Sari; Nengah Dwianita Kuswytasari; Awik Puji Dyah Nurhayati
Biota Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Biota 2020
Publisher : Faculty of Science and Technology Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/Biota.v6i1.3954

Abstract

Study to determine the antibacterial activity of wet and dry extract of the leaf, fruit, and bark of Calabash tree (Crescentia cujete L.) against the growth of Aeromonas hydrophila. The solvent extraction process was done by using 96% ethanol in the maceration method. Antibacterial test results using diffusion agar to decide clear zone and tube series of dilution test to provide MIC and MBC. Fresh leaf extract produces the highest clear zone diameter (20.06 mm), after which fresh bark extract (12.81 mm), and the last is fresh fruit extract (3.22 mm). In contrast to fresh extracts, the dried extracts are have not clear zone. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) of Calabash Tree fresh leaf extract against Aeromonas hydrophila is 80%, and MBC (Minimum Bactericidal Concentration) is 100%.
Ligninolytic Enzymes Produced by Gliomastix sp. in an Organic Waste Medium Nengah Dwianita Kuswytasari; Maya Shovitri; Enny Zulaika
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 26, No 1 (2015)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v26i1.577

Abstract

Ligninolytic enzymes are extracelluler enzymes that have many benefit on multiple industrial department. Its can result from Gliomastix sp. This study was aimed to determine the effect of temperature and pH on the activity of Ligninolytic enzymes by Gliomastix sp. T3.7 that grow on multiple organic waste . Ligninolytic enzymes was measured with spectrofotometer UV-Vis Boeco S22. The result showed that Gliomastix sp. T3.7 potentially produce the ligninolytic enzymes like as laccase, LiP and MnP. The optimum laccase activity ( 1,765 U/ml) detected on sugarcane baggase waste, pH 6 and temperature of 350C . The optimum LiP activity (8,088U/ml) detected on corn cobs, pH 5 and 350C, whereas the optimum MnP activity (0,964 U/ml) detected on sugarcane baggase too. Its optimum on pH 4 and 250C. Gliomastix sp. T3.7 on sugarcane bagasse, pH 6 and 350C, agensia potentially used as remediation on a variety of industry pollution.
Greenhouse Potential based on Ecotourism and Education for Sustainable Village Economic Resilience Lilik Nurindah Sari; Tutik Nurhidayati; Maya Shovitri; Enny Zulaika; Nengah Dwianita Kuswytasari; Arif Luqman; Nur Hidayatul Alami; Kristanti Indah Purwani; Nurul Jadid; Dini Ermavitalini; Imam Wahyudi Farid; Ciptian Weried Priananda
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2023): The 1st International Conference on Community Services and Public Policy (ICCSP) 2022
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2023i1.16378

Abstract

Indonesia has many rural areas with diversity and uniqueness in each region that have developed into eco-tourism. The village that is being developed as an eco-tourism destination is expected to improve the welfare of the surrounding community. Developed eco-tourism can provide jobs for residents in the village. Eco-tourism is also one of the developments to preserve ecosystems in rural areas. This eco- tourism sector can support community welfare and sustainable rural development. One approach to the development of rural areas is through village ecotourism. Village Ecotourism is a rural area with several special characteristics that can be used as a tourist destination. One way to improve the development of village ecotourism is by adding new facilities that lead to educational tourism, i.e., greenhouse facilities. The existence of this greenhouse can be used as a means of science education about a more advanced agricultural system with a controlled environmental system. Greenhouse technology can improve the quality and quantity of plant productivity, thereby increasing people's income, and producing healthier organic plant products. Greenhouses can also be used as educational tourism facilities for various science education activities and simple agricultural training. Training for residents can also be carried out, for community empowerment, such as training in planting, fertilizing, nurseries, processing plant products, and the process of packaging plant products. This review summarizes the various potentials of Greenhouse development for the development of education-based village ecotourism and provides references for further research that focuses on community service, which is increasing sustainable village economic resilience.
Konversi Limbah Baglog Sebagai Kompos pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Triana Qomaria Zahrotunnisa; Maya Shovitri; Nengah Dwianita Kuswytasari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 11, No 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v11i5.103135

Abstract

Meningkatnya budidaya jamur tiram menyebabkan limbah yang dihasilkan juga meningkat. Limbah baglog terdiri dari serbuk gergaji, kapur, dan dedak, sehingga limbah baglog berpotensi sebagai media tumbuh tanaman. Namun perlu dilakukan fermentasi dengan mikroorganisme untuk menurunkan rasio C/N. Selain itu, unsur N, P, dan K juga perlu ditingkatkan dengan menambahkan limbah lumpur pabrik bioethanol, limbah cair pabrik penyedap masakan, dan kotoran ayam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompos limbah baglog dan media tanam terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (B. juncea L.) dan nilai N,P,K dalam media tanam baglog. Langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembuatan MOL dari tempe dengan sumber karbohidrat gula merah, pengomposan baglog, pematangan dalam media tanam, penanaman, pemeliharaan dan panen tanaman sawi (B. juncea), dan analisis NPK. Kemudian, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan. Analisis data yang digunakan adalah Analisis of Varians (Anova) satu arah. Hasil dari penelitian ini adalah kombinasi media tanam baglog yang memberikan hasil pertumbuhan terbaik adalah M3 yaitu baglog yang difermentasi dengan MOL tempe, gula merah, limbah lumpur dan kotoran ayam dengan rasio 2:1. Nilai tinggi tanaman pada M3 setelah 30 HST adalah 19,33 cm. Kandungan NPK kompos baglog M3 adalah N 0,86%; P 0,06%; dan K 0,34%. Menurut SNI 19-7030-2004, kandungan N, P, K dalam pupuk kompos yaitu 0,4% N; 0,1% P; dan K 0,2 %.
Konversi Limbah Baglog Menjadi Media Tanam dengan Menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) Nanda Ria Wanti; Maya Shovitri; Nengah Dwianita Kuswytasari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 11, No 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v11i5.104699

Abstract

Limbah baglog merupakan limbah media budidaya jamur tiram yang terbuat dari serbuk kayu, bekatul, kapur, dan gips yang dikemas seperti kayu gelondongan. Limbah baglog dapat digunakan sebagai pupuk organik setelah dikompostingkan dengan mikroorganisme lokal (MOL). Pada penelitian ini, komposting baglog ditambahkan dengan limbah lumpur dan limbah cair. MOL yang digunakan, berasal dari limbah nabati, kotoran ayam, dan kotoran kambing. Limbah lumpur dihasilkan dari industri bioetanol, sedangkan limbah cair dihasilkan dari industri penyedap masakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio perbandingan media tanam yang terbaik berdasarkan parameter pertumbuhan sawi (Brassica juncea L.), serta mengetahui pengaruh MOL terhadap kualitas kompos baglog berdasarkan nilai NPK. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan dan dianalisa menggunakan one-way ANOVA. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah Ns 2:1 (2 bagian tanah kohe (tanah dan kotoran kambing) dan 1 bagian kompos baglog yang dikomposting dengan MOL nabati dan limbah lumpur) dengan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman mencapai 23,24 cm. Kandungan NPK dari perlakuan Ns (kompos baglog yang dikomposting dengan MOL nabati dan limbah lumpur) adalah sebesar 0,70% N, 0,11% P, dan 0,04% K, sedangkan menurut SNI 19-7030-2004, standar minimal kualitas kompos harus mengandung setidaknya 0,4% N, 0,1% P, dan 0,2% K. Kandungan N dan P telah sesuai standar SNI, sedangkan K tidak sesuai.
Pemanfaatan Greenhouse sebagai Wahana Edukasi di Desa Kebontunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto Tutik Nurhidayati; Maya Shovitri; Nengah Dwianita Kuswytasari; Enny Zulaika; Nur Hidayatul Alami; Arif Luqman; Dini Ermavitalini; Kristanti Indah Purwani; Wirdatul Muslihatin; Imam Wahyudi Farid; Ciptian Weried Priananda; Sri Fatmawati
Sewagati Vol 7 No 6 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v7i6.515

Abstract

Salah satu desa yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata adalah desa Kebontunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Desa tersebut memiliki banyak potensi desa wisata yang strategis. Disisi lain ada keinginan untuk melakukan kegiatan pertanian berbasis teknologi dalam skala greenhouse untuk mendukung usaha wisata di Desa Kebontunggul. Adanya potensi dan keingginan untuk maju tersebut maka langkah pertama yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat adalah pembuatan greenhouse sebagai sarana untuk pengembangan teknologi IoT. Selain itu adanya greenhouse di desa menjadi salah satu pengembangan desa dengan ikon terbaru berupa wisata edukasi. Hasil survei kebermanfaatan greenhouse menunjukkan bahwa greenhouse bermanfaat bagi masyarakat Kebontunggul untuk wahana wisata yang menarik banyak wisatawan.