Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

LEGAL PROTECTION OF INTERIOR DESIGN IN INDUSTRIAL DESIGN INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS Ida Ayu Sadnyini; I Gede Putu Agus Wistama Putra; A.A.A.Ngurah Sri Rahayu Gorda; A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda
NOTARIIL Jurnal Kenotariatan Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Warmadewa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/jn.6.1.3614.27-37

Abstract

Intellectual property is creativity that results from human thought in order to meet the needs and welfare of human life. Currently, IPR issues are widely discussed in the context of international issues. IPR includes two parts, namely Copyrights and Industrial Property Rights. Industrial property rights include patents, industrial designs, integrated circuits layout designs, trade secrets, geographic indications, trademarks and plant variety protection (PVP). Interior design is part of industrial design. Interior design has experienced significant developments in recent years, including in Indonesia. Problems that arises is plagiarisms done by imitating or using the "similarity" of an interior design that already has an industrial design certificate without any permission from the design owner. This study aims to find out the legal protection of interior design in the intellectual property rights of industrial design and the legal basis used by judges in deciding industrial design rights disputes. The result of this study showed that the legal protection of interior design in the intellectual property rights of industrial design involved two legal protections; they are preventive legal protections and repressive legal protections. Furthermore, Gustav Radbruch's theory of legal ideals is used as a legal basis in deciding cases of disputes over industrial design rights based on justice, benefits, and legal certainty in the case of industrial design disputes Ecosfera Room.
SOSIALIASI HAK CIPTA DAN HAK MEREK PADA KELOMPOK USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEBAGAI ASET BISNIS DI ERA INDUSTRI KREATIF (Sosialisasi Hak Merek dan Hak Paten Pada Masyarakat Desa Celuk Kabupaten Gianyar) AAA. Ngr. Sri Rahayu Gorda
Parta: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.594 KB)

Abstract

Keberadaan UKM di Kabupaten Gianyar sangat beragam tidak saja dalam bentuk makanan-makanan tradisional khas Gianyar tapi juga tersebar dalam berbagai usaha kreatif. Bahwa Kebijakan Pemerintah jelas, per 31 Desember 2015 telah dibuka MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean, sehingga berdampak pada peredaran lalulintas perdagangan yang akan melibatkan berbagai Negara dan melintasi batas-batas Negara, termasuk mungkin akan datang ke Bali khususnya Gianyar, akan masuk para pengusaha asing untuk ikut berkompetisi dengan para UKM yang telah ada. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana meningkatkan kesadaran hukum para pelaku usaha kecil terhadap hak merek dan hak cipta, serta upaya apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam memeberikan perlindungan hukum kepada kelompok usaha kecil dan menengah. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan sosialisasi, penyuluhan hukum dan pendampingan pendafaptaran hak merek dan hak cipta. Hasil penyuluhan mengemukakan bahwa kesadaran hukum masyarakat terhadap hak cipta dan hak merek masih rendah oleh karena itu perlu ada upaya perlindungan hukum bagi para UKM yang ada di Kabupaten Gianyar.
Economic Empowerment of Gelgel Indigenous Village Communities Due to the Impact of Covid-19 Through Village Credit Institutions AAA. Ngr. Sri Rahayu Gorda; Ketut Elly Sutrisni; Ida Ayu Oka Martini
Law Doctoral Community Service Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Law Doctoral Community Service Journal
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.879 KB) | DOI: 10.55637/ldcsj.1.2.5716.65-70

Abstract

Since then, the government has taken a number of steps to mitigate the impact of the Covid-19 epidemic in a number of industries. Restrictions on community activities affect business activities which in turn have an impact on the economy in the employment sector. To overcome the impact of the Covid-19 pandemic, assistance was held for the Gelgel Indigenous Village community in order to help the community's economy in order to meet the needs of their family life. The assistance provided in this activity is to obtain cheap credit bailouts from the Gelgel Village Traditional Village Financial Institution (LPD) in the Klungkung Regency and District by providing loan capital for workers who have been dismissed due to the closure of the company where they work. work. This activity aims to help the Gelgel Traditional Village community in their economic sustainability. The method used is the method of analyzing the community situation. The results show that of the three indicators, namely interpersonal roles, information-related roles, decision-making roles, it can run well.
Strategic Effort for Tourism Guide Tourism Development in Besakih Village Area Post-Covid-19 Pandemic AAA. Ngr. Sri Rahayu Gorda; Ketut Elly Sutrisnis; Ida Ayu Oka Martini
Law Doctoral Community Service Journal Vol. 1 No. 2 (2022): Law Doctoral Community Service Journal
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.103 KB) | DOI: 10.55637/ldcsj.1.2.5717.102-106

Abstract

Efforts are made to the development of sectors of the economy, business, and tourism in promoting the needed strategy which aims to determine the effectiveness of the campaign that carried the Department of Tourism Village Besakih in improving return the number of visits wisatawannya to the village of Besakih post pandemic Covid 19 In this method of community service activities, namely using the method of observation, interviews, and documentation. Based on the results of the study the data in the above can be concluded that the strategy of promotion of the Office of Tourism and the village of Besakih in increasing the number of travelers per week experienced peningkatan.hal it can be seen from the data visit travel Desa Besakih on the chart above.
Implementasi Perjanjian Lisensi Hak Cipta Terhadap Hak Ekonomi Pencipta Motif Perak Bali Luh Mas Putri Pricillia Mahadewi Mantra; AAA Ngurah Sri Rahayu Gord
Jurnal Pro Hukum : Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik Vol 11 No 4 (2022): Jurnal Pro Hukum : Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Hak Cipta 2014 menjelaskan Hak Cipta merupakan suatu hak ekslusif pencipta atau penerima hak dalam hal mengumumkan atau pun memperbanyak atau mengizinkan menggunakan ciptaan tersebut. Motif Perak Bali tergolong ke dalam Ciptaan yang dilindungi oleh Hak Cipta sebagaimana diatur secara jelas di dalam UUHC 2014 Pasal 40 ayat (1) huruf j. Sekitar ratusan motif perak Bali baik tradisional, modern atau pun kontemporer digunakan sebagai suatu objek perdagangan dengan memanfaatkan hak ekonomi dan hak moralnya. Permasalahan dalam hal tersebut, motif-motif tradisional Bali ditiru oleh pihak luar/asing dan dimanfaatkan oleh pihak tak berwenang guna kepentingan komersialnya seperti penjiplakan yang merugikan hak ekonomi dan hak moral pencipta. Pihak-pihak tersebut dengan leluasa dapat memanfaatkan motif-motif khas Bali sekaligus mengklaim sebagai milik pribadi yang dapat menyebabkan kerugian atas hak ekonomi dan hak moral Pencipta. Penelitian ini menggunakan penelitian hukum empiris berupa observasi atau pengamatan yang terletak pada kenyataan ataupun fakta-fakta sosial yang ada pada masyarakat. Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Konsep Perjanjian dan Teori Perlindungan Kekayaan Intelektual. Untuk mendapatkan royalti adalah melakukan pencatatan hak cipta dilanjutkan dengan perjanjian lisensi antar pihak pemegang hak cipta dan penerima hak cipta. Adapun jumlah royalti yang harus dibayarkan kepada pemegang Cipta oleh pemegang lisensi berdasarkan kesepakatan dua belah pihak yang berpedoman pada pasal-pasal hukum perjanjian dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Balinese Social Investment in Death: Social Construction Perspective on Grave Conflict in Bali I Nyoman Subanda; AAA Ngurah Sri Rahayu Gorda; I.G.A.AG Dewi Sucitawathi P
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v11i3.46488

Abstract

This study aims to raise the phenomenon of traditional village conflicts based on conflicts over graves. Graves become meaningful for the Balinese people. Balinese people have to be buried in the traditional village of the community because it is recorded as the village manner where they are and wherever they migrate. This study uses a qualitative method that took place in Gianyar Regency. This research produces several significant results. First, the social investment model of the Balinese community in its existence as an indigenous community consists of two forms: the investment model for village institutions, in this case, the  Pakraman or traditional village, and the investment model. Second, death has a profound meaning for the Balinese people, not only seen as the loss of one of the families in this world but also interpreted as the emergence of a new obligation in the form of an ancestral obligation that must be paid when someone dies. The person concerned is considered an ancestor, and when someone dies, he/she is considered an ancestor. Thus the obligation of the ancestors (Pitra Rna) shall be carried out by the relatives left behind. Third, in the context of Balinese society, graves are not only seen as a place to bury corpses but are also interpreted as a religious cosmic related to a series of ceremonies at one of the temples, which in the context of Balinese society is called Kayangan Tiga. This research finds new investment concepts and conflict-based social constructions that differ from the concepts of investment and social construction issued by Peter Berger.
Pertanggungjawaban terhadap Tindak Pidana Pelaku Insider Trading Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Agus Ryan Pravanta; A.A.A.N Sri Rahayu Gorda
Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) Vol 11 No 4 (2022)
Publisher : University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JMHU.2022.v11.i04.p13

Abstract

This study aims to examine the regulation regarding insider trading (Insider trading) in Indonesia which has several statutory provisions such as the Criminal Code and Law No. 8 of 1995 concerning capital markets. This study also analyzes criminal liability for corporations that carry out insider trading based on the laws and regulations in force in Indonesia. This study uses a normative juridical research method with a statutory approach and a conceptual approach. The results of the study show that arrangements regarding insider trading in Indonesia are regulated in Law No. 8 of 1995 concerning Capital Markets. The thing that makes it a capital market crime is that when buying and selling shares, insiders base their actions on information about material facts about the company that has not been informed to the public, for example about the company's plan to merge or plan to acquire other companies that will make the company's value will increase. This kind of behavior is categorized as insider trading. As for criminal liability for corporations that carry out insider trading contained in Article 104 UUPM, liability is limited to the imposition of a maximum fine of IDR 15,000,000,000.00 (fifteen billion rupiah). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaturan mengenai perdagangan orang dalam (Insider trading) di Indonesia memiliki beberapa ketentuan undang-undang seperti KUHP dan Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Penelitian ini juga menganalisa pertanggung jawaban pidana bagi korporasi yang melakukan insider trading berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan (statutory approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach). Hasil studi menunjukkan bahwa pengaturan mengenai perdagangan orang dalam (Insider trading) di Indonesia diatur dalam Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Adapun hal yang membuatnya menjadi tindak pidana pasar modal adalah apabila dalam melakukan pembelian dan penjualan saham, insiders saham, insiders itu mendasarkan perbuatannya kepada adanya informasi mengenai fakta materil perusahaan yang belum diinformasikan kepada publik, misalnya tentang rencana perusahaan untuk melakukan merger, atau rencana akan mengakuisisi perusahaan lain yang akan membuat nilai perusahaan itu akan menjadi naik. Perbuatan yang demikian inilah yang dikategorikan sebagai insider trading. Adapun pertanggungjawaban pidana bagi korporasi yang melakukan insider trading terdapat pada Pasal 104 UUPM maka pertanggungjawaban hanya terbatas pada penjatuhan pidana denda maksimal Rp 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
Legalisasi Standar Tarif Hotel Dalam Ekosistem "New Normal" Terintegrasi Bagi Pariwisata Bali Dampak Covid-19 Anak Agung Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda; Kadek Januarsa Adi Sudharma
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023
Publisher : PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jphi.v5i1.172-185

Abstract

Standarisasi tarif hotel menjadi perhatian yang sangat penting di mana kurangnya aturan tertulis yang jelas bekerja seperti perang tarif antar hotel di Bali. Putu Satyawira Marhaendra (Ketua Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Bali), mengharapkan jangan terjadi berebut tarif kamar hotel saat pariwisata dibuka di era “new normal”. Tentunya di tengah pandemi Covid-19. Adapun artikel penelitian ini bertujuan untuk membangun argumentasi hukum dalam mengkonstruksikan aturan-aturan hukum dalam pengaturan standarisasi harga hotel dalam ekosistem “new normal” yang terintegrasi bagi pariwisata Bali sebagai dampak pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah studi yuridis normatif tentang entitas hukum normatif, menyelidiki bahan pustaka yang terdiri dari bahan kode hukum primer dan sekunder, dan mencari kebenaran dari aspek normatif berdasarkan logika ilmiah. Berdasarkan temuan tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah di masa pandemi Covid-19, khususnya penanggulangan dan penanganan pandemi Covid-19, pemerintah telah membentuk Gugus Tugas Covid-19 di tingkat nasional dan daerah yang bertujuan untuk mengurangi perang harga yang sering terjadi antara hotel dan penyedia akomodasi, di mana pengusaha pariwisata, khususnya villa, hotel dan SPA, wajib melakukan standarisasi harga.
THE ANALYSIS OF TENDENCY ON CHOICE OF FORUM IN THE SETTLEMENT OF DISPUTE OF INTERNATIONAL TRADE AMONG ASEAN COUNTRIES A.A.A. Ngr Sri Rahayu Gorda; Kadek Januarsa Adi Sudharma; Pipin Carolina BR Barus
Arena Hukum Vol. 13 No. 1 (2020)
Publisher : Arena Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.arenahukum.2020.01301.2

Abstract

AbstrakPraktek penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Vietnam dalam sengketa of safeguard on iron or steel products secara tidak langsung terlaksana atas dasar keambiguan norma interpretasi ASEAN Charter 2008 yang menyebabkan pilihan choice of forum ASEAN sebagian besar tertuju kepada World Trade Organization Dispute Settlement Understanding (WTO DSU) tanpa melalui penyelesaian sengketa regional yang tersedia berdasar the ASEAN Protocol on Enhanced Dispute Settlement Mechanism (EDSM) terlebih dahulu. Teori yang digunakan untuk menjawab isu hukum tersebut ialah Teori Efektivitas Hukum oleh Berl Kutchinsky. Perbedaan pengaturan statuta antara EDSM dan WTO DSU menjadi indikator penting bagi negara anggota ASEAN untuk mempertimbangkan choice of forum. Walau prosedur yang dimiliki protokol EDSM sama seperti WTO DSU, negara anggota ASEAN berpatokan pada efektivitas prosedur dalam menyelesaikan sengketa. Efektivitas tersebut dilihat dari intensitas penggunaan mekanisme tersebut, pihak-pihak yang ikut serta sebagai panel, peranan DSB dan SEOM, maupun pengaturan pendukung seperti adanya perlakuan khusus yang disediakan WTO DSU bagi negara yang kurang berkembang AbstractThe practice between Indonesia and Vietnam in disputes of safeguards on iron or steel products is indirectly implemented on the basis of ambiguity of the 2008 ASEAN Charter interpretation norms related to dispute resolution mechanisms led to the World Trade Organization Dispute Settlement Understanding (WTO DSU) without going through regional dispute resolution available based on the ASEAN Protocol on Enhanced Dispute Settlement Mechanism (EDSM). The difference in statute arrangements between the dispute resolution mechanisms by EDSM and the WTO DSU are important indicators for ASEAN member countries to consider the choice of forum. Thus, even though the procedure by EDSM is the same as the procedure by the WTO DSU, ASEAN member countries rely on the effectiveness of the procedure. The effectiveness can be seen from the intensity of the use of the mechanism, the parties participating as a panel, the role of the DSB and SEOM, as well as the special treatment provided by the WTO DSU for less developed countries.
Penyuluhan Tentang 3R (Reuse, Reduce, Dan Reycle) Di SMPN 2 Penebel, Tabanan, Bali I Made Chandra Mandira; Ni Putu Dian Puspana Dewi; Putu Sri Arta Jaya Kusuma; Gede Crisna Wijaya; I Gst Ayu Wirati Adriati; Ni Putu Nina Eka Lestari; A.A.A.Ngr Sri Rahayu Gorda; A.A.A.Ngr Tini Rusmini Gorda; Ida Bagus Teddy Prianthara
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.799 KB)

Abstract

Sampah menjadi salah satu permasalahan yang cukup sulit di tangani di Indonesia. Masih banyak ditemukan sampah organik dan anorganik yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat di lingkungan sekitar pemukiman warga Desa Penatahan yang bersumber dari aktifitas rumah tangga. Pengabdian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) memberikan pengetahuan kepada masyakat tentang pentingnya memilah sampah organik dan anorganik sebagai kunci awal penerapan konsep 3R dan (2) memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan pengolahan sampah anorganik menjadi berbagai jenis kerajinan tangan. Metode pengabdian dengan cara penyuluhan dan pemberian pelatihan pengelolaan, serta pemanfaatan sampah menggunakan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau pengurangan, penggunaan kembali dan mendaur ulang sampah. Hasil yang didapatkan dari kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengelolaan sampah menggunakan konsep 3R ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang sampah. Masyarakat juga menyadari dan mulai membiasakan diri untuk memilah sampah organik dan anorganik sebagai kunci awal penerapan konsep 3R. Penggunaan konsep 3R (reuse, reduce, recycle) dapat menginspirasi pelajar SMPN 2 Penebel sebagai generasi muda untuk menciptakan suatu kawasan dengan tingkat pengelolaan sampah mandiri yang akan membantu pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman.