Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Pendidikan Agama Kristen Sebagai Upaya Menjawab Tantangan Krisis Lingkungan Hidup Christina Metallica Samosir; Fredik Melkias Boiliu
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 1 (2022): February Pages 1-1600
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i1.1761

Abstract

Dewasa ini terjadi kerusakan lingkungan seperti degradasi lahan/tanah, deforestasi atau penggundulan hutan, kepunahan jenis binatang dan tumbuhan, degradasi air, peracunan alam di tingkat global, perubahan atmosfer serta degradasi masyarakat dan budaya. Kerusakan ini disebab oleh manusia itu sendiri dan akibat dari kerusakan ini akan membawa musiba kepada manusia. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya (Imago Dei) Kejadian 1:27-28 dan memberikan mandat untuk berkuasa atas alam semesta. Saat ini manusia merasa berkuasa sepenuhnya atas alam sehingga semena-mena menguras isi alam tanpa memikirkan kelestarian dan keselamatan alam. Keruskan-kerusakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Oleh sebab itu, pembahasan ini bertujuan untuk memberikan edukasi melalui pendidikan agama Kristen di lingkungan keluarga, gereja, dan sekolah untuk memberikan kesadaran akan betapa pentingnya menjaga, melindungi dan melestarikan alam atau lingkungan merupakan tugas dan tanggung jawab manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literaur dan riset pustaka. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman dan kesadaran kepada orangtua, guru, pendeta dan guru sekolah minggu untuk memberikan pengajaran terkait dengan menjaga, melindungi dan melestarikan alam atau lingkungan. Dengan demikian, pengajaran yang dilakukan di keluarga, sekolah dan gereja akan menghasilkan generasi-generasi yang sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Penerapan Metode Problem Based Learning dalam Pendidikan Agama Kristen Yoel Betakore; Fredik Melkias Boiliu
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 3 (2022): June Pages 3201-5000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i3.2819

Abstract

Metode Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang dimulai dengan pemberian ‘masalah’, biasanya ‘masalah’ memiliki konteks dengan dunia nyata, peserta didik secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan ‘masalah’, dan melaporkan solusi dari ‘masalah’. Artikel ini bertujuan untuk membahas penerapan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen. Pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen sebagai uapaya untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar agar memiliki kemampuan hardskill dan kemampuan softskills. Metode Problem Based Learning merupakan salah satu metode pembelajaran berbasis pembelajaran aktif yang sangat efektif meningkatkan berbagai keterampilan sekaligus dalam diri peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif bertujuan untuk mendapat gambaran secara detail mengenai hal-hal yang akan diteliti. Hasil dari penelitian ini akan mendeskripsikan metode Problem Based Learning, pembelajaran pendidikan agama Kristen dan penerapan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen
Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Dalam Menangani Peserta Didik Yang Bermasalah Di Sekolah Niwalmars CS; Fredik Melkias Boiliu
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 3 (2021): June Pages 631-1091
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v3i3.462

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran pendidikan agama Kristen dalam menangani peserta didik yang bermasalah di SMP Negeri 65 Jakarta. Permasalahan peserta didik di sekolah merupakan hal serius yang harus ditangani secara efektif oleh guru pendidikan agama Kristen melalui pembelajaran pendidikan agama Kristen. Efektivitas pembelajaran pendidikan agama Kristen dalam proses belajar mengajar dirancang oleh guru untuk memperhatikan permasalahan yang dihadapi peserta didik. Sebab, banyak permasalahan yang terjadi dan guru pendidikan agama Kristen harus mengatasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data dalam deskriptif yang umumnya berbentuk kata-kata, gambar-gambar atau rekaman, dengan kriteria data yang pasti. Informan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang yakni 9 orang peserta didik dan 1 orang guru pendidikan agama Kristen. Berdasarkan hasil penelitian di dapati bahwa, belum efektif pembelajaran pendidikan agama Kristen dalam menangani bermasalahan peserta didik di SMP Negeri 65 Jakarta. Hal ini dikarenakan guru pendidikan agama Kristen, belum mampu mengelola kelas dengan baik, belum sepenuhnya memahami dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru, belum maksimal dalam mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik, belum melaksanakan peran sebagai mediator, sebagai konselor, dan kompleksitas kompetensi pedagogis psikologis dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Peran Pendidikan Agama Kristen dalam Penggunaan Teknologi pada Anak Priscillia Diane Joy Joseph; Fredik Melkias Boiliu
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 4 (2021): August Pages 1101-2382
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.268 KB) | DOI: 10.31004/edukatif.v3i4.1115

Abstract

Perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 sebagai peluang dan tantangan bagi pendidikan agama Kristen. Penyalahgunaan teknologi di era ini pada anak akan berdampak buruk pada kehidupan mereka. Pendidikan agama Kristen berperan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran pada anak dalam penggunaan teknologi dan bahaya penggunaan teknologi. Peran ini dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dam gereja dengan tujuan untuk mengantisipasi penggunaan teknologi pada anak di era ini. Artikel ini bertujuan untuk mengulas tentang perkembangan teknologi dan tanggung jawab keluarga gereja dan sekolah dalam pada anak dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kepustakaan, dilakukan dengan mengumpulkan data yang relevan dengan topik atau permasalahan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen di keluarga, gereja dan sekolah memiliki peran penting untuk mengajar, mendidik, membinan, mendampingi dan mendisiplin anak dalam penggunaan teknologi serta menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral sehingga mereka tidak terjerumus dalam arus perkembangan
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG ANTISIPATIF DI ERA REVOLUSI INDUSRI 4.0 Djoys Anneke Rantung; Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Shanan Vol. 4 No. 1 (2020): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.088 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v4i1.1770

Abstract

AbstrakArtikel ini bertujuan untuk membahas tentang bagaimana manusia menciptakan, menggunakan dan mengembangkan teknologi sesuai iman Kristen.Teknologi sudah ada sejak saat manusia diciptakan. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei) Kejadian 1:27-28. Allah memerintahkan manusia untuk menciptakan bahtera dan Allah turut campur tangan menentukan dimensi ruang bahtera bahkan bahannya pun Allah yang menentukan. Keterlibatan Allah dalam menciptakan teknologi menunjukan bahwa teknologi diciptakan tujuannya digunakan untuk keselamatan manusia dan untuk kemuliaan Tuhan. Allah memperlengkapi manusia dengan akal budi sehingga lewat akal budi inilah manusia mengembangkan teknologi dengan cepat, sesuai perkembangan zaman dan peradaban. Manusia yang menciptakan teknologi seharusnya manusia pula yang mengusai teknologi namun faktanya teknologi yang menguasai manusia, manusia menjadi budak teknologi dan mentuhankan teknologi. Dalam penulisan ini, memasukan pendidikan agama Kristen sebagai upaya untuk mengantisipasi penggunaan teknologi menurut iman Kristen di era revolusi industri 4.0 melalui pengajaran pendidikan agama Kristen di lingkungan keluarga, gereja dan sekolah. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian literaurdan riset pustaka.Kata kunci: Teknologi, Iman, Pendidikan Agama Kristen
Orangtua dan Guru Sebagai Pengembang Misi Melalui Pendidikan Agama Kristen Fredik Melkias Boiliu; Yunardi Kristian Zega
Jurnal Shanan Vol. 6 No. 1 (2022): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.546 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v6i1.3702

Abstract

Pemberian mandat dan tanggungjawab dari Allah kepada orang yang dipilih-Nya merupakan tugas misi Allah untuk umat manusia. Keluarga merupakan tempat misi Allah di dunia yang pertama dan utama dalam kehidupan orang percaya. Selain itu, guru juga mempunyai peran sebagai pengembang misi. Artinya bahwa, orang tua dan guru memiliki peran penting untuk mewariskan iman kepada generasi berikutnya. Dalam hal ini tidaklah mudah untuk mewariskan iman kepada generasi yang berbeda lokus dan abad. Oleh sebab itu dalam artikel ini, peneliti berusaha untuk menemukan cara yang tepat dalam menyampaikan misi Ilahi yang sesuai untuk generasi Kristen di era revolusi industri 4.0. Metode dalam penelitian ini adalah studi pustaka yang berisi teori-teori relevan terkait dengan masalah yang dibahas. Kajian pustaka merujuk pada kajian tentang konsep dan teori yang digunakan sesuai literatur yang ada, seperti artikel-artikel yang diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah. Adapun hasil dari penelitian ini adalah orang tua dan guru di era revolusi industri 4.0 saat ini, harus dapat terbuka dengan perkembangan teknologi sehingga dapat mendidik anak/peserta didik secara relevan sesuai dengan zaman dan peradapan di mana mereka dilahirkan, contohnya seperti orang tua dan guru dapat memanfaatkan teknologi sebagai sarana dalam penyampaian misi Allah kepada anak-anak zaman sekarang.
MENJADI GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG INKLUSIF (Korelasi Panggilan, Kompetensi dan Mengajar) Jacob Messakh; Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Education and Development Vol 9 No 1 (2021): Vol.9.No.1.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.925 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i1.2268

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis guru pendidikan agama Kristen yang menjadi pendidik yang iklusif dalam mengajar di 50 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner mengenai menjadi guru pendidikan agama Kristen yang inklusif dan jumlah populasi sebanyak 200, sebagai sampel berjumlah 50 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian pengaruhnya sebesar 58,5 persen dan selebihnya sebesar 41,5 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk penelitian ini. Persamaan regresi linear ganda variabel Self-Identity selaku hamba Tuhan (Y) atas variabel panggilan selaku guru pendidikan agama Kristen (X1), variabel kemampuan mengajar selaku guru pendidikan agama Kristen (X2), dan variabel Kompetensi selaku guru pendidikan agama Kristen (X3), yaitu Ŷ = 7,667 + 0,272X1 + 0,062X2 + 0,470X3 signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, hasil analisis menunjukkan guru pendidikan agama Kristen yang inklusif ditentukan oleh variable bebas seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Sikap ekslusifisme penduga ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian yang sejenis karena masih menyisakan 41,5 % variable lain yang tidak dibahas dalam kajian ini.
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BERBASIS STUDENT CENTERED LEARNING DI SEKOLAH Fredik Melkias Boiliu; Solmeriana Sinaga
Jurnal Education and Development Vol 9 No 2 (2021): Vol.9.No.2.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.205 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i2.2490

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas pembelajaran pendidikan agama Kristen berbasis student centered learning di sekolah. Salah satu bentuk perubahan dalam pembelajaran PAK yang harus diterapkan di sekolah adalah perubahan dari Teacher Centered Learning (TCL) menjadi Student Centered Learning (SCL).”Pendekatan SCL dalam pembelajaran PAK di sekolah akan memberdayakan peserta didik sebagai center (pusat) selama proses pembelajaran.”Pembelajaran PAK dengan pendekatan SCL, peserta didik dilatih untuk membentuk konsep diri yang positif, terbuka, sabar dan kreatif serta berproses dalam pengalaman.”Dengan demikian, pendekatan SCL dalam pembelajaran PAK, peserta didik memiliki keinginan yang kuat dengan lingkungan sekitar dan juga sebagai pembina, penemu dan transformasi pengetahuan.” Aktor utama dalam pengajaran dan perencanaan SCL adalah peserta didik dan bukan guru.”Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yakni berisi teori-teori relevan terkait dengan masalah.”
EDUKASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN ANTIKORUPSI PADA ANAK SEJAK DINI Martha Megawati Pasaribu; Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.814 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i3.2870

Abstract

Pemberantasan korupsi di Indonesia bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja.Pendidikan agama Kristen juga memeliki tantangan dan tanggungjawab untuk mengatasi masalah korupsi yang sedang berkembang secara masif dan sistematis di Indonesia.Edukasi pendidikan agama Kristen sejak dini pada anak sangat penting untuk memberikan pemahaman dan menanamkan nilai-nilai Kristen yang dapat membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang jujur, bertanggung jawab, disiplin dan tidak serakah.Artikel ini bertujuan untuk mengukuhkan bagaimana edukasi pendidikan agama Kristen antikorupsi diterapkan pada anak sejak dini di lingkungan keluarga gereja dan sekolah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kepustakaan, dilakukan dengan mengumpulkan data yang relevan dengan topik atau permasalahan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini akan mengulas tentang korupsi problematika korupsi, korupsi dalam perspektif Alkitab, korupsi dalam perspektif pendidikan agama Kristen, edukasi antikorupsi di lingkungan keluarga, gereja dan sekolah.
Menuju Evolusi Ibadah Kristen di Masa Pandemi Covid-19 Fransiskus Irwan Widjaja; Fredik Melkias Boiliu; Didimus SB Prasetya; Haposan Simanjuntak; Vicky BGD Paat
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.87

Abstract

The rapid spread of COVID-19 throughout the world is changing the way everyone lives in socializing; the environment most used for a living has rapidly shrunk into homes. Business, schools, and religious services all move quickly online. No one knows precisely how long these physical and social restrictions will last -or what are the short and long-term impacts on religious life? In standard times, the presence of religious adherents in houses of worship is used by sociologists as a condition of religiosity for every religious devotee. But how can religiosity be measured in a time when people are alone? And in a time when people are not allowed to meet in large groups or even leave their homes.  What will the Religiosity of Religion look like in the future? And how will the coronavirus affect the religious practices of the Nusantara religions? This paper aims to provide a way forward for studying post-pandemic evolutionary religions that are significant in Indonesia. This study uses an evaluation method in a qualitative approach. The exploration into the evolution of human religiosity is often distorted by assumptions made about religion's nature. This review explores developments in the evolution of religion and provides critical evaluations of different theoretical positions. In general, scholars believe that religion is adaptive. In this set of ideas, theologians' evolutionary insight is not a threat but rather an essential clarification of cross-cultural religion's evolution.Penyebaran COVID-19 yang cepat ke seluruh dunia mengubah cara hidup setiap orang dalam bersosialisasi; lingkungan yang paling banyak digunakan untuk hidup telah dengan cepat menyusut menjadi rumah. Bisnis, sekolah, dan layanan keagamaan semuanya bergerak cepat secara online. Tidak ada yang tahu persis berapa lama pembatasan fisik dan sosial ini akan bertahan atau apa dampak jangka pendek dan jangka panjangnya terhadap kehidupan beragama. Pada zaman standar, kehadiran pemeluk agama di rumah ibadah dimanfaatkan para sosiolog sebagai syarat religiusitas setiap pemeluk agama. Tapi bagaimana religiusitas bisa diukur di saat orang sendirian? Dan di saat orang tidak diperbolehkan bertemu dalam kelompok besar atau bahkan meninggalkan rumah. Seperti apa Religiusitas Agama di masa depan? Dan bagaimana virus corona akan mempengaruhi praktik keagamaan agama-agama Nusantara? Makalah ini bertujuan untuk memberikan jalan ke depan untuk mempelajari agama-agama evolusioner pasca-pandemi yang signifikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan studi literature. Penjelajahan ke dalam evolusi religiusitas manusia sering kali terdistorsi oleh asumsi-asumsi yang dibuat tentang hakikat agama. Ulasan ini mengeksplorasi perkembangan dalam evolusi agama dan memberikan evaluasi kritis tentang posisi teoritis yang berbeda. Secara umum, para sarjana percaya bahwa agama itu adaptif. Dalam kumpulan gagasan ini, wawasan evolusioner para teolog bukanlah ancaman, melainkan klarifikasi esensial dari evolusi agama lintas budaya.