Paiman, Paiman
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH WARNA MULSA PLASTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Sabki, Subki; Paiman, Paiman
Agro-UPY Vol 7, No 2 (2016): Agro-UPY
Publisher : Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna mulsa plastik terhadap pertumbuhan dan hasil berbagai varietas bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2016 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas PGRI Yogyakarta, yang berada di dusun Soboman, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dengan percobaan lapangan faktorial 4 x 3 disusun dalam rancangan acak lengkap kelompok (RALK). Faktor pertama adalah warna mulsa yang terdiri 4 aras yaitu bebas gulma, bergulma, mulsa plastik hitam perak dan mulsa plastik transparan. Faktor yang kedua adalah varietas bawang merah yang terdiri dari 3 aras yaitu varietas Tiron Bantul, Crok Kuning dan Bima Brebes. Data dianalisis dengan analisis ragam pada taraf nyata 5% dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan menggunakan uji jarak berganda Duncan’s multiple range test taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan mulsa plastik transparan memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil pada tiga varietas tanaman bawang merah. Varietas Bima Brebes memberikan pertumbuhan lebih baik, tetapi hasil umbi tertinggi dihasilkan varietas Crok Kuning. Kata kunci: warna mulsa plastik, varietas bawang merah
Studi Kelayakan Usahatani Tembakau “Rajangan” di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah Paiman, Paiman; Ardiyanta, Ardiyanta; Kusumastuti, Tri; Kusberyunadi, Muh.
Agro-UPY Vol 7, No 2 (2016): Agro-UPY
Publisher : Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi tembakau rajangan varietas Bligon dan juga untuk mengetahui kelayakan usahataninya. Tempat penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method) di desa Wanurejo, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Pemilihan sampel petani menggunakan metode purposive sampling yaitu petani yang menanam tembakau varietas Bligon. Jumlah sampel petani yang digunakan sebanyak 25 orang. Data primer diperoleh secara langsung dengan metode wawancara menggunakan alat bantu kuesioner sesuai informasi yang dibutuhkan. Untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi tembakau rajangan dilakukan analisis regresi linier berganda, sedangkan untuk mengetahui kelayakan usahataninya dilakukan analisis B/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur petani, pendidikan petani, jumlah bibit tembakau dan penggunaan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi tembakau rajangan varietas Bligon. Usahatani tembakau rajangan varietas Bligon di desa Wanurejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah masih dikatakan layak karena penerimaan/pengeluaran > 1, meskipun keuntungannya sangat rendah. Kata kunci: Studi kelayakan usahatani, tembakau rajangan
CARA PENGENDALIAN GULMA SETELAH SOLARISASI TANAH UNTUK MENEKAN GULMA RESISTEN DAN MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL CABAI Paiman, Paiman; Yudono, Prapto; Sunarminto, Bambang Hendro; Indradewa, Didik
Agro-UPY Vol 6, No 2 (2015): Agro-UPY
Publisher : Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intisari Penelitian bertujuan untuk mengetahui cara pengendalian gulma yang efektif menekan gulma resisten setelah solarisasi tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai. Penelitian menggunakan percobaan faktor tunggal yang disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap (RAKL). Cara pengendalian gulma yaitu: bergulma, mulsa plastik perak hitam, tanpa membuka lembaran plastik transparan setelah solarisasi tanah, dan dengan membuka lembaran plastik transparan dan dilakukan satu kali penyiangan. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah individu gulma dan bobot kering gulma total. Pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, panjang akar, diameter batang, LAI dan bobot kering tanaman. Komponen hasil meliputi jumlah buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, bobot per buah, bobot buah per tanaman, bobot buah per hektar, indeks panen, dan presentase penurunan hasil akibat kehadiran gulma. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada jenjang nyata 5%. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak berganda Duncan (UJBD) pada jenjang nyata 5%. Analisis usahatani digunakan untuk mengetahui kelayakan usahatani cabai. Hasil penelitian keempat yaitu pengendalian gulma dengan mulsa plastik perak hitam merupakan metode terbaik dan menyebabkan pertumbuhan dan hasil cabai lebih tinggi, tetapi tidak beda nyata dengan tanpa membuka lembaran plastik transparan setelah solarisasi tanah. Kedua cara pengendalian layak untuk dilakukan dalam usahatani cabai. Kata kunci: pengendalian gulma, cabai merah
Tanggapan Teki terhadap Cekaman Kekeringan pada Berbagai Jenis Tanah Paiman Paiman; Ardiyanta Ardiyanta; Tri Kusumastuti; Muh Kusberyunadi; Ahmad Bahrum
Vegetalika Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.794 KB) | DOI: 10.22146/veg.45910

Abstract

Teki (Cyperus rotundus) merupakan salah satu gulma dominan yang dapat tumbuh pada berbagai lahan pertanian dan berbagai jenis tanah pada kondisi air yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan tanggapan teki terhadap cekaman kekeringan pada berbagai jenis tanah. Penelitian ini menggunakan percobaan pot yang disusun dalam rancangan tersarang dan diulang tiga kali. Faktor pertama yaitu jenis tanah yang terdiri atas 4 jenis yaitu tanah pasir pantai, alluvial, vulkanik dan grumusol. Faktor kedua yaitu cekaman kekeringan yang terdiri atas empat aras yaitu 25%, 50%, 75% dan 100% kapasitas lapang. Pengamatan meliputi tinggi gulma, panjang akar, jumlah umbi, luas daun, berat daun khas, rasio tajuk akar, kandungan prolin dan bobot kering gulma. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varian pada jenjang nyata 5%.  Perbedaan antara perlakuan dianalisis dengan uji jarak berganda Duncan pada jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan teki pada tanah grumusol memiliki tinggi lebih tinggi, akar lebih panjang, berat kering gulma lebih berat. Namun, teki yang tumbuh pada tanah pasir pantai memiliki jumlah umbi lebih banyak, daun lebih luas, rasio tajuk akar dan kandungan prolin lebih tinggi. Daun teki terluas ditemukan pada teki yang tumbuh pada tanah pasir pantai dan grumusol. Daun tertebal ditemukan pada tanah vulkanik. Teki yang tumbuh pada tanah dengan kadar air 25% kapasitas lapang mennujukkan tinggi dan panjang akar lebih pendek, daun lebih sempit, jumlah umbi lebih sedikit, bobot kering lebih rendah dan kandungan prolin lebih tinggi. Terjadi interaksi nyata antara jenis tanah dan cekaman kekeringan pada parameter kandungan prolin daun.
Pengurangan Penggunaan Pupuk Urea Melalui Pemanfaatan Tanaman Turi Mini (Sesbania rostrata) pada Budidaya Jagung Manis Iqbal Effendy; Paiman Paiman; Neni Marlina
Vegetalika Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.765 KB) | DOI: 10.22146/veg.53358

Abstract

The use of inorganic fertilizer in agriculture as well as on sweet corn cultivation is quite high. Inorganic fertilizer recommended for sweet corn is  35 kg urea ha-1, 150 kg TSP  ha-1 and 150 kg KCl ha-1. Besides high prices, its difficult to find when needed. To overcome this, an experiment was carried out by utilizing TM plants for reducing urea input. This research was carried out in Air Kuti Village, South Lubuklinggau District I, Lubuklinggau City, South Sumatera Province with an altitude of 110 meters above sea level (ASL), from April to June 2017. The experiment was arranged out in a randomized completely block design (RCBD) factorial 4 x 3 and repeated three times. The first factor was treatment combination of inorganic N fertilizer (urea) and TM plants consisted 4 kinds i.e: 75% urea and 1 TM plant, 50% urea and 2 TM plants, 25% urea and 3 TM plants, and 0% urea and 4 TM plants. The second factor was a frequency of urea application consisted of 3 levels i.e: 1-time application 15 days after planted (15 DAP), 2 times application (15 and 30 DAP), and 3 times application (15, 30 and 45 DAP). The results showed that application of urea fertilizer dosage of 25% recommended (108,75 kg urea ha-1) combinated with 3 stem of TM plants produced the best growth and yield of sweet corn. The frequency of urea application 3 times produced the best growth and yield of sweet corn.
MEMAKSIMALKAN HASIL PADI SALIBU MENGGUNAKAN PUPUK UREA DAN PUPUK NPK Paiman Paiman; Sukhemi; Nendra Mursetya Somasih Dwipa
JURNAL ILMIAH AGRINECA Vol. 22 No. 1 (2022): JURNAL ILMIAH AGRINECA
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/afp.v22i1.1633

Abstract

The salibu rice is a modification from ratoon rice system. The application of inorganic fertilizers can increase the salibu rice yield. This study aims to know the optimum dose of urea and NPK Phonska fertilizers to maximize the salibu rice yield. This experiment was a pot experiment arranged in a completely randomized design (CRD) factorial with three replications. The first factor was the dose of urea fertilizer consisted of three levels, namely: 100, 200, and 300 kg ha-1. The second factor was the dose of NPK Phonska fertilizer which consisted of three levels, namely: 100, 200, and 300 kg ha-1. In the study, added one treatment as a control (without treatment). The results showed that urea and NPK Phonska could be increased leaf greenery, tillers number, canopy dry weight, and dry weight of grain per hectare. The optimum dose of urea fertilizer was found at 317.6 kg ha-1 and yielded a maximum grain dry weight of 4.96 tons ha-1, and the optimum dose of Phonska NPK fertilizer was obtained at 231.7 kg ha-1 and gave the maximum grain dry weight of 4.71 tons ha-1. The findings of the study indicate that the interval application of urea fertilizer has not reached the optimum dose, while the NPK Phonska fertilizer is found at 231.7 kg ha-1. In future research suggest that the application of urea fertilizer can be increased with doses higher than 300 kg ha-1 in the salibu rice cultivation.