Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Adaptasi Mahasiswa Asal Papua Di Banjarmasin Lusthon Manuel Warmasen; Yuli Apriati; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 3, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamps.v3i1.8298

Abstract

Adaptasi mahasiswa Papua di Banjarmasin merupakan tahap awal yang perlu dilakukan oleh mahasiswa Papua agar mereka dapat menyesuaikan diri kedalam lingkungan masyarakat yang berbeda dengan kehidupan mereka di Papua. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua di Banjarmasi (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses adaptasi mahasiswa Papua di Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data yang dipilih secara purposive sumpling yaitu mereka (mahasiswa Papua) yang berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Politeknik Negeri Banjarmasin. Hasil Penelitian ini menunjukkan Bahwa: (1) Proses adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua ini terbagi kedalam beberapa proses yaitu; belajar bahasa lokal, berteman dengan orang lokal, mengikuti organisasi. Ketiga proses adaptasi tersebut saling terkait dan menjadi proses mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. (2) Faktor pendukung dan penghambat mahasiswa Papua di Banjarmasin terbagi kedalam beberapa poin yaitu; faktor pendukung internal dan faktor eksternal. Selain itu faktor penghambat juga terbagi kedalam beberapa proses yaitu; faktor Penghambat internal dan faktor penghambat eksternal. Selain itu terdapat juga stereotip yang diterima oleh mahsiswa Papua ini sehingga membuat mereka terkadang menutup dari masyarakat sekitar dan juga teman di kampus
Tradisi Bamandi Basunat Pada Masyarakat Melayu Kutaringin di Kelurahana Raja Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Andre Prasetyo; Yusuf Hidayat; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 3, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtamps.v3i2.10672

Abstract

Tradisi bamandi basunat pada masyarakat melayu Kutaringin di Kelurahan Raja Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat memuat suatu nilai dan makna yang sangat penting serta tersimpan bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi bamandi basunat pada masyarakat melayu Kutaringin dan menganalisis makna yang terkandung serta nilai yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dipilih secara purposive sampling dengan teknik pengumpulan data yaitu obsravasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Selanjutnya data di analisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan bahwa (1) Proses pelaksanaan tradisi bamandi basunat dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan penutup. Tahap persiapan yaitu menyiapkan air bamandi, kembang, mayang, laung kuning, tumpang gagaok, kasai, dan tampung tawar. Pelaksanaan kegiatan tradisi bamandi basunat dimulai dengan anak laki-laki dimandikan oleh bidan kampung, dilanjutkan memakai laung kuning dilanjutkan memakan tumpang gagaok dan batampung tawar. Setelah anak selesai disunat dilanjutkan mebaca doa selamat dan makan bersama sebagai tahap penutup. (2) Makna yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat yaitu sebagai membersihkan diri, sebagai menolak bala dan menghidari dari gangguan makhluk halus dan sebagai rasa syukur. (3) Nilai yang terkandung dalam tradisi bamandi basunat yaitu nilai vital, nilai estetika dan nilai religius.
Peran Petugas Teknis dalam Melaksanakan Fungsi Pekerja Sosial pada Pemberdayaan Perempuan Penyandang Disabilitas Mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru Maria Ulfah; Yuli Apriati; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.166 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v2i2.6466

Abstract

Perempuan menerima jenis pemberdayaan yang berbeda dengan laki-laki dikarenakan berbagai alasan dan kebutuhan. Namun, perempuan juga berhak mendapat jenis pemberdayaan yang setara dengan laki-laki. Salah satu lembaga yang mampu memberikan pemberdayaan kepada perempuan penyandang disabilitas mental adalah BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan sumber data yang dipilih secara Purposive Sampling dan menggunakan data primer dan sekunder, adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu Human Instrument. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu 5 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan 5 peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru yaitu pertama, sebagai Fasilitator berperan dalam mendefinisikan siapa yang akan dilibatkan, memfasilitasi pendidikan seperti membangun pengetahuan dan keterampilan serta menetapkan tujuan keterlibatan PPKS, kedua Broker yang berperan dalam menghubungkan (linking), barang-barang dan pelayanan (goods and service) dan pengontrolan kualitas (quality control), serta melakukan penilaian/asesmen kebutuhan PPKS, ketiga Mediator yang berperan sebagai penengah, keempat sebagai Pembela yang berperan membela PPKS dalam proses pemberdayaan, dan kelima sebagai Pelindung yang berperan melindungi PPKS terutama PPKS perempuan.
Peran Petugas Teknis dalam Melaksanakan Fungsi Pekerja Sosial pada Pemberdayaan Perempuan Penyandang Disabilitas Mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru Maria Ulfah; Yuli Apriati; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.166 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v2i2.6466

Abstract

Perempuan menerima jenis pemberdayaan yang berbeda dengan laki-laki dikarenakan berbagai alasan dan kebutuhan. Namun, perempuan juga berhak mendapat jenis pemberdayaan yang setara dengan laki-laki. Salah satu lembaga yang mampu memberikan pemberdayaan kepada perempuan penyandang disabilitas mental adalah BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan sumber data yang dipilih secara Purposive Sampling dan menggunakan data primer dan sekunder, adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu Human Instrument. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu 5 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan 5 peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru yaitu pertama, sebagai Fasilitator berperan dalam mendefinisikan siapa yang akan dilibatkan, memfasilitasi pendidikan seperti membangun pengetahuan dan keterampilan serta menetapkan tujuan keterlibatan PPKS, kedua Broker yang berperan dalam menghubungkan (linking), barang-barang dan pelayanan (goods and service) dan pengontrolan kualitas (quality control), serta melakukan penilaian/asesmen kebutuhan PPKS, ketiga Mediator yang berperan sebagai penengah, keempat sebagai Pembela yang berperan membela PPKS dalam proses pemberdayaan, dan kelima sebagai Pelindung yang berperan melindungi PPKS terutama PPKS perempuan.
UPAYA MEMBANGUN MINAT BELAJAR ANAK-ANAK PEMULUNG MELALUI PERMAINAN EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR NEGERI BASIRIH 4 KOTA BANJARMASIN Yuli Apriati; Cucu Widaty
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 11 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i11.4165-4173

Abstract

Sekolah Dasar adalah tempat bagi siswa untuk menuntut ilmu. Seringkali kita temukan siswa kurang bersemangat dalam menuntut ilmu dan kurang memahami terhadap apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Terutama bagi mahasiswa yang sambil bekerja sebagai pemulung, sehingga ditemukan banyak siswa yang memilih berhenti sekolah. Pengabdian ini bertujuan untuk membangun minat belajar dengan menggunakan model dan permainan edukatif yang mudah dan menyenangkan serta meningkatkan motivasi dan kesadaran akan pentingnya pendidikan, khususnya pada kelas bawah, karena materi pembelajaran pada kelas bawah harus berbentuk kongkrit atau nyata. Pelaksanaan pengabdian dengan melakukan praktik langsung mengajar di kelas dua dan kelas tiga, dengan menggunakan model dan permainan edukatif, yaitu permainan monopoli dan nilai tempat bilangan menggunakan media belajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Siswa-siswa peserta PKM sangat antusias dan dapat memahami pelajaran dengan baik. Nampak dengan mereka selalu mengacungkan tangan dan meminta tambahan jam pelajaran untuk melanjutkan permainan. Anak-anak pemulung termotivasi dan memahami pentingnya belajar dan bersekolah, serta termotivasi tidak putus sekolah dan bersemangat bersekolah serta mempunyai cita-cita di masa depan.
Historical Cultural Maritime Notes and the Integration of Its Values in Shaping the Self-Reliance of Coastal Ecotourism Syahlan Mattiro; Cucu Widaty; Yuli Apriati
Yupa: Historical Studies Journal Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/yupa.vi0.1937

Abstract

Until now, studies of Indonesian history have primarily concentrated on events that transpired on land, even though more than half of the territory of the Republic of Indonesia is composed of the sea. Such a dependency on the sea among many Indonesians indicates that a substantial portion of the past experiences and activities of the Archipelago's inhabitants has eluded the observation and research efforts of our nation's historians. This trend presents significant opportunities for the growth and development of Indonesian tourism. Indonesia, as the largest archipelagic country in the world, boasts rich biodiversity, a vast coastline of more than 81,000 km, and a total of 17,504 islands, among which 10,000 are classified as small islands, some of which remain unnamed and uninhabited. Mandar is one of the tribes in the archipelago that inhabits the coastal area of Kotabaru, South Kalimantan province, where the sea heavily influences its culture. The results of this study describe the potential for coastal tourism developed by the Mandar Community, which includes Pencak Silat, sea pandan handicrafts, and traditional sea alms ceremonies. The potential for tourism development is expected to transform these attractions into an economic catalyst for the local community in the area.