Yusticia Katar
Departemen Farmakologi Dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang 25163, Indonesia

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Identifikasi Bakteri Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Non Tuberkulosis (Non TB) dan Pola Resistensinya pada Penderita Diabetes Melitus di RSUP M. Djamil Virgi Anggia Lubis; Yusticia Katar; Elizabeth Bahar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.603

Abstract

AbstrakKadar gula darah yang tinggi pada pasien diabetes mellitus (DM) menyebabkan pasien ini rentan akan terjadinya infeksi, salah satunya infeksi saluran pernafasan bawah non tuberkulosis (Non TB) yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan Gram positif, maka terapi pilihannya antibiotik spektrum luas. Survei awal di Bagian Penyakit Dalam RSUP M. Djamil didapatkan bahwa terapi yang dilakukan adalah terapi empiris yang  mengakibatkan meningkatnya resistensi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi pernafasan bawah non tuberkulosis dan pola resistensinya pada penderita DM di  RSUP M. Djamil. Penelitian deskriptif ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK Unand Padang dan Bagian Penyakit Dalam RSUP M. Djamil terhadap 16 pasien dengan diagnosis DM disertai infeksi saluran pernafasan bawah dari Januari sampai Februari 2014. Hasil penelitian menunjukkan Klebsiella pneumonia (56,25%) sebagai penyebab terbanyak, diikuti Staphylococcus aureus (18,25%), Pseudomonas aeruginosa (12,50%), dan Streptococcus pneumonia (12.50%). Uji resistensi menunjukkan Klebsiella pneumonia mengalami resistensi yang besar terhadap Ceftriaxone (66,63%), Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap Ceftriaxone dan Amoxicilin Clavulanat Acid (50%), Staphylococcus aureus resisten terhadap Ciprofloxacin (33,33), sedangkan Streptococcus pneumonia  sensitif terhadap Azitromicin (100%). Dapat disimpulkan bakteri yang ditemukan mengalami resistensi yang cukup besar terhadap beberapa antibiotik yang digunakan.Kata kunci: diabetes melitus, infeksi saluran pernafasan bawah no TB, bakteri, resistensi AbstractHigh concentration of blood glucose in patients with diabetes mellitus cause susceptible to be infected, including lower respiratory infections non tuberculosis caused by Gram negatif and Gram positif. Treatment of these infections are broad spectrum antibiotics. The objective of this study was to indentify the causal bacteria of lower respiratory infection non tuberculous infection and the  bacterial resistance patterns in patients with diabetes mellitus in RSUP M. Djamil. From the primary survey in RSUP M. Djamil Internal Medicine Department, the treatment that usually used is empirical therapy that could increase risk of bacterial resistance. This descriptive study was conducted in Microbiology laboratory Medical Faculty of Andalas University and Inpatient Care of Internal Medicine Department of RSUP M. Djamil to 16 patients with Diabetes Mellitus and lower respiratory infection from January until February 2014. Culture result showed that Klebsiella pneumonia (56,25%)  was the main cause, followed by Staphylococcus aureus (18,25%), Pseudomonas aeruginosa (12,50%), and Streptococcus pneumonia(12,50%). Sensitivity test result shows that Klebsiella pneumonia has great resistance to Ceftriaxone (66,63%), Pseudomonas aeruginosa is resistant to Ceftriaxone and Amoxicilin Clavulanat Acid (50%), Staphylococcus aureus is resistant to Ciprofloxacin (33,33), while Streptococcus pneumonia is sensitive to Azitromicin (100%). It can be concluded that the bacteria found had a appreciable resistance to some antibiotics used.Keywords: diabetes mellitus, lower respiratory infection non TB, bacteria, resistance
Efektivitas Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Val) dan Madu Terhadap Ulkus Lambung Mencit BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis Sarianti Br Simbolon; Yusticia Katar; Selfi Renita Rusjdi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i1.776

Abstract

Aspirin adalah golongan OAINS dengan efek samping yang paling sering adalah ulkus lambung. Kunyit (Curcuma Domestica val) dan madu memilki aktivitas dalam mencegah ulkus lambung. Tujuan penelitian ini adalah menentukan apakah kombinasi ekstrak kunyit dan madu mempunyai efektivitas yang lebih baik dalam mengurangiulkus lambung akibat pemberian aspirin dibandingkan ekstrak kunyit atau madu saja pada mencit BALB/c secara mikroskopis. Penelitian eksperimental post test only control group design telah dilakukan dari Januari 2016 sampai Januari 2017 menggunakan 30 ekor mencit yang semua diberikan aspirin 5.2 mg/gBB untuk menyebabkan ulkus pada lambung, kemudian dibagi menjadi kelompok kontrol (K) hanya diberi aspirin, perlakuan 1 (P1) diberikan larutan ekstrak kunyit dosis 10 mg/gBB, (P2) madu 0.04 ml/gBB, (P3) kunyit 10 mg/gBB + madu 0.04 ml/gBB, (P4) Kunyit 30 mg/gBB + madu 0.12 ml/gBB, diberikan selama 3 hari per oral. Hari ke-4 mencit di eutanasia menggunakan eter, kemudian diperiksa secara mikroskopis. Hasil pada kelompok P1, P2, P3 dan P4 dibandingkan dengan K dan begitu juga P4 dibandingkan dengan P3, P2, P1 menunjukkan hasil yang signifikan (p<0.05), sedangkan P3 dibandingkan dengan P2 dan P1 menunjukkan hasil tidak signifikan (p>0.05). Simpulan studi ini adalah kelompok P4 memilikiefektivitas lebih baik dalam mengurangi ulkus lambung mencit dibandingkan dengan P3, P2 dan P1.
Uji Potensi Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn) yang Tumbuh di Padang sebagai Larvasida Nabati terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti Vannisa Al Khalish; Nora Harminarti; Yusticia Katar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 2 (2020): Online June 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i2.1250

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue melalui vektor penular utama yaitu nyamuk betina Aedes aegypti. Salah satu upaya pemberantasan vektor penular tersebut adalah larvasida sintetik, namun dapat menyebabkan resistensi vektor dan pencemaran lingkungan. Ekstrak daun putri malu dapat dijadikan alternatif sebagai larvasida nabati. Tujuan: Menentukan pengaruh pemberian ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang tumbuh di Padang terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari delapan perlakuan dan satu kontrol dengan 4x pengulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Parasitologi Universitas Andalas. Sampel terdiri dari 720 ekor larva Aedes aegypti instar III/IV. Setiap kelompok uji berisi 20 ekor larva dalam 200 ml larutan (ekstrak + akuades) dengan serial konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, 5, 10, 12,5, dan 15 mg/ml. Jumlah kematian larva dicatat setelah 24 jam pemaparan ekstrak. Hasil: Ekstrak daun putri malu yang dengan konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/ml tidak efektif sebagai larvasida, sedangkan konsentrasi 10, 12,5 dan 15 mg/ml efektif sebagai larvasida dengan persentase kematian masing-masing adalah 12,5, 30, dan 60%. Nilai LC50 ekstrak daun putri malu adalah 14,568 mg/ml. Simpulan: Ekstrak daun putri malu yang tumbuh di Padang berpotensi sebagai larvasida Aedes aegypti.Kata kunci: Aedes aegypti, larvasida nabati, Mimosa pudica Linn
Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Melinjo (Gnetum gnemon) Terhadap Kadar Kolesterol LDL Pada Tikus Galur Wistar (Rattus norvegicus) Model Hiperkolesterolemia Dita Viviant Sagith; Cimi Ilmiawati; Yusticia Katar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i4.906

Abstract

Melinjo (Gnetum gnemon) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang mudah diperoleh dan ekstrak biji melinjo mengandung berbagai macam stilbenoid yang tergolong senyawa resveratrol beserta turunannya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa resveratrol dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum melalui penghambatan HMG-KoA reduktase. Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh pemberian ekstrak biji melinjo terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada tikus yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan rancangan randomized pre-post test control group design yang terdiri dari lima kelompok (n=5). Diet tinggi lemak diberikan berupa pakan otak sapi selama 29 hari (2 ml/hari). Kelompok perlakuan diberi ekstrak biji melinjo dosis 250, 500, dan 2000 mg/kgbb/hari. Ekstrak biji melinjo mulai diberikan hari ke-16 sampai hari ke-29. Kadar kolesterol LDL serum diperiksa dengan spektrofotometer. Data dianalisis dengan paired sample t-test dan One-Way ANOVA. Hasil paired sample t-test menunjukkan terdapat penurunan bermakna kadar kolesterol LDL serum setelah pemberian ekstrak biji melinjo pada kelompok yang mendapat dosis 2000 mg/kgbb/hari (p=0,003), sedangkan pada dosis lain tidak terdapat penurunan LDL serum yang bermakna. Uji One-Way ANOVA antar kelompok perlakuan menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL serum yang bermakna (p=0,531). Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak biji melinjo dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak pada dosis 2000 mg/kgbb/hari.
Pola Sensitifitas Bakteri dan Penggunaan Antibiotik Sri Sulastri Katarnida; Mulya Rahma Karyanti; Dewi Murniati Oman; Yusticia Katar
Sari Pediatri Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp15.2.2013.122-6

Abstract

Latar belakang.Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa mengakibatkan resistensi obat, meningkatkan morbiditas, mortalitas dan biaya pengobatan. Faktor utama menentukan tepatnya penggunaan antibiotik adalah pemilihan antibiotik yang tepat, berdasarkan bakteri penyebab dan sensitifitasnya terhadap antibiotik. Sampai saat ini penelitian penggunaan antibiotik dan pola sensitifitas bakteri pada pasien anak di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso belum pernah dilakukan.Tujuan. Mengetahui pola bakteri dan sensitifitasnya terhadap antibiotik pada pasien anak yang dirawat di RSPI SS.Metode. Penelitian dilakukan secara deskriptif, retrospektif dari rekam medis pasien rawat inap anak nonbedah, umur 1 bulan-15 tahun, dan hasil kultur tumbuh bakteri, periode tahun 2010 dan 2011. Pasien PICU dan pasien yang dalam perawatannya didiagnosis sebagai pasien bedah dikeluarkan dari penelitian.Hasil. Kultur dilakukan pada 286/1256 (22,8%) sampel, tumbuh bakteri pada 96/286(33,6%). Kelompok bayi 1bulan-<1tahun 14 (26,9%) paling banyak dilakukan kultur. Hasil kultur terbanyak S. typhi11/54 (20,4%), E. coli9/54 (16,7%) dan S epidermidis 7 (13%). S. typhisensitif 100% terhadap sefotaksim, seftriakson, kloramfenikol, dan kotrimoksazol. SensitifitasE. coli62,5% terhadap kloramfenikol, tetapi kurang sensitif terhadap antibiotik lainnya.Kesimpulan. Bakteri terbanyak ditemukan S typhi (20.4%)danE coli (16.7%). Sensitifitas S typhi 100% terhadap semua antibiotik yang digunakan (kotrimoksazol, tiamfenikol, kloramfenikol, sefotaksim dan seftriakson). Penggunaan antibiotik untuk S typhimasih bisa dengan lini pertama antibiotik sejauh tidak ada kontra indikasinya.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Secara Kualitatif di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Sri Sulastri Katarnida; Dewi Murniati; Yusticia Katar
Sari Pediatri Vol 15, No 6 (2014)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp15.6.2014.369-76

Abstract

Latar belakang. Penggunaan antibiotik untuk populasi anak perlu memperoleh perhatian khusus karena kecenderungan berlebihan. Peningkatan penggunaan antibiotik telah menimbulkan peningkatan resistensi bakteri, meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta biaya pengobatan, akhirnya menurunkan kualitas pelayanan kesehatan. Salah satu cara mengatasinya dengan melakukan evaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif.Tujuan. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik di ruang perawatan anak RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso secara kualitatif menggunakan alur Gyssens.Metoda. Telah dilakukan penelitian deskriptif, retrospektif dari status rekam medis pasien anak non-bedah, yang mendapat antibiotik dan dirawat di ruang Melati RSPIi Sulianti Saroso pada periode tahun 2010. Evaluasi dilakukan menggunakan alur Gyssens dan penghitungan diolah dengan program SPSS versi 19.0.Hasil penelitian. Di antara 619 (41,7%) subjek penelitian yang mendapat antibiotik, terbanyak kelompok bayi umur 1 bulan-1 tahun 234 (37, 8%). Penggunaan antibiotik secara tepat 338 (40,9%), tidak tepat 362 (43,8%) dan tidak berdasarkan indikasi 119 (14,4%). Penggunaan antibiotik secara empirik 821 (99,4%), terapi definitif 4 (0,5%) dan terapi profilaksis 1 (0,1%). Antibiotik yang paling banyak digunakan sefotaksim 308 (37,3%), seftriakson 189 (22,9%) dan kloramfenikol 131 (15,9%). Sefotaksim digunakan secara tepat 106 (34,4%), tidak tepat 144 (46,8%) dan tanpa indikasi 55 (17,9%).Kesimpulan. Dari semua pasien anak yang dirawat dan mendapat antibiotik, penggunaan antibiotik secara tepat 40,9%, pemberian tidak tepat 43,8%, dan pemberian tanpa indikasi 14,4%. Sebagian besar terapi secara empirik 99,4%, terapi definitif hanya 0,4%. Sefotaksim paling banyak digunakan, sebagian besar digunakan tidak tepat 46,8%.
Potensi kopi sebagai zat gizi fungsional untuk kesehatan kardiovaskuler Asa Mutra Ma’isya; Farina Angelia; Geo Ghazali Gusman; Lihayati Lihayati; Mhd. Al Zaref; Nadiah Mardhatillah Defani; Suci Rahmawati Annabawi; Suhanda Saputra; Syihabuddin Hasan Kholili; Pretty Shinta Amalia; Yusticia Katar; Cimi Ilmiawati
Majalah Kedokteran Andalas Vol 43, No 1 (2020): Published in January 2020
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.641 KB) | DOI: 10.25077/mka.v43.i1.p47-56.2020

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui efek konsumsi kopi sebagai zat gizi fungsional bagi kesehatan kardiovaskuler dengan memperhatikan kandungan zat aktif, jumlah konsumsi kopi dan cara pengolahan yang dianjurkan. Metode: Dilakukan penelusuran artikel yang relevan pada basis data PubMed dan Google Scholar selama 10 tahun terakhir. Hasil: Kopi memiliki banyak kandungan zat aktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan dalam biji kopi dapat mencegah kejadian penyakit kardiovaskuler melalui beberapa mekanisme, seperti meningkatkan vasodilatasi, mencegah kerusakan endotel, dan mempengaruhi nitrit oksida pada dinding pembuluh darah. Efek positif ini didapatkan dengan cara pengolahan dan  dosis yang sesuai. Pengolahan dengan teknik filter dan dosis konsumsi dalam jumlah sedang dapat memberikan efek yang baik terhadap kesehatan kardiovaskuler. Beberapa keadaan harus diperhatikan dalam mengonsumsi kopi; pada wanita hamil dan lansia konsumsi kopi harus dibatasi atau dihentikan. Simpulan: Kopi merupakan zat gizi fungsional yang memberikan efek positif terhadap kesehatan kardiovaskuler.
Perbedaan Proliferasi Sel Punca Jenis Bone Marrow dan Jenis Wharton’s Jelly Muhammad Arif; Hirowati Ali; Yusticia Katar
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.938 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v2i2.319

Abstract

Latar Belakang. Sel punca adalah jenis sel yang dapat berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi jenis sel lain yang terdapat pada tubuh manusia. Berkat kemampuannya ini sel punca diharapkan menjadi pilihan terapi regeneratif dalam pelayanan kesehatan. Berbagai macam sumber sel punca di dalam tubuh manusia telah banyak ditemukan, salah satunya sel punca mesenkimal yang berasal dari bone marrow dan Wharton’s jelly. Metode. Penelitian yang dilakukan menggunakan desain true experimental dengan studi in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Sampel penelitian. adalah sel punca mesenkimal jenis bone marrow dan sel punca mesenkimal jenis Wharton’s jelly. Hasil. Hasil dari penelitian didapatkan perbedaan gambaran serta hasil hitung proliferasi antara bone marrow dan Wharton’s jelly. Data akhir dari hasil hitung proliferasi didapatkan Wharton’s jelly lebih banyak dari pada bone marrow. Kesimpulan. Sumber sel yang berbeda serta umur jaringan tersebut ketika diisolasi memberikan pengaruh terhadap hasil proliferasi sel punca. Kata kunci. Sel punca mesenkimal, bone marrow, Wharton’s jelly
Sensitivitas dan Spesifisitas GeneXpert pada Sputum Pasien Suspek Tuberkulosis Paru Yasmin Nasywa; Netti Suharti; Yusticia Katar
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 3 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v3i2.839

Abstract

Latar Belakang: Indonesia menempati urutan kedua setelah India sebagai negara dengan penderita TB terbanyak. Waktu pemeriksaan yang lama menjadi faktor yang menghambat upaya penanggulangan TB. Objektif: Penelitian bertujuan untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas GeneXpert pada pasien suspek TB paru. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih sebagai sampel sebanyak 98 sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Pengolahan dan analisis data dengan uji diagnostik yang akan disajikan dalam bentuk tabel 2x2. Hasil: Pada penelitian didapatkan sebagian besar pasien suspek tuberkulosis paru berada di kelompok usia 21-30 tahun (26,5%) dengan kasus terbanyak pada laki-laki yaitu 61 orang (62,2%). Dari hasil kultur dengan Lowenstein Jensen ditemukan 51 orang (52%) kultur positif dan 47 orang (48%) kultur negatif. GeneXpert memiliki sensitivitas 96%, spesifisitas 98%, nilai duga positif 98%, dan nilai duga negatif 96%. Kesimpulan: Berdasrakan penelitian ini, GeneXpert memiliki sensitivitas, spesifisitas, nilai duga negatif, dan nilai duga positif yang tinggi dan waktu pemeriksaan yang lebih cepat.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Bahaya Paparan Mikroplastik dan Dampaknya bagi Kesehatan Ilmiawati Ilmiawati; Liganda Endo Mahata; Gestina Aliska; Erlina Rustam; Yusticia Katar; Rahmatini Rahmatini; Julizar Julizar; Elly Usman
Warta Pengabdian Andalas Vol 29 No 3 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.29.3.305-311.2022

Abstract

Plastic is a global problem; plastic pollution production reaches 350 million tons annually. This plastic pollution will be degraded into microplastic. This microplastic will pollute the environment and negatively impacted health if exposed too much. Recent research has found microplastics in clothes, toys, and even food. The Department of Pharmacology and Therapeutics, Faculty of Medicine, Universitas Andalas conducts outreach to the public to enhance the general public's understanding of microplastics and their impact on health. The outreach activity began with filling out a pre-test to assess the public's understanding of microplastics. Followed by education about microplastic exposure, the dangers of microplastics, and education about a healthy lifestyle to reduce sources of microplastic exposure. The event ended with filling out a post-test by participants. Paired t-test analysis on pre-test and post-test data showed an increase in public understanding regarding microplastics, sources of exposure, health impacts and ways to reduce microplastic exposure. Based on these results, it can be concluded that the provision of public service can increase public understanding regarding the sources of microplastics and their impact on health and encourage people to live a healthy lifestyle that minimizes exposure to microplastics.